BAB 14. Mengantar Surat Gugatan

Dibalik setiap cobaan selalu ada keringanan, Jangan pernah merasa jatuh, karena Allah tidak pernah menguji maksimal kesabaran melebihi batas kemampuan.

Allah tahu apa yang baik untukmu dan bisa jadi kau anggap buruk tapi sangatlah berharga dikemudian hari.

Skenario Allah itu diluar dari segala ekspestasimu.

"Dikta? Kamu mau sholat subuh yah?" Aurel merenggangkan badannya saat melihat Dikta tengah memakai mukenanya.

Dikta melirik sahabatnya itu, semenjak obrolannya semalam dengan Adam, selepas pulang dari rumah sakit, Dikta memang menumpang untuk sementara waktu di rumah Aurel, sahabatnya, itupun atas paksaan Aurel karena sejujurnya Dikta tidak enak merepotkan Aurel.

"Eh? Kamu kebangun yah? Maaf yah," Dikta berusaha meminta maaf kepada Aurel.

Aurel memang tidak memiliki kewajiban yang sama dengan Dikta karena mereka berasal dari atap tempat ibadah yang berbeda, tetapi walaupun begitu hubungan pertemanan mereka masih sama tanpa membedakan kuadrat dan kepercayaan dalam sikap toleransi.

"Gapapa kali, santai aja, betewe pagi ini kamu mau ke pengadilan agama buat ngurus surat gugatan perceraian kamu dengan Robby?" Aurel berdiri dan meraih gelas air dinakas kemudian meminumnya. "Eh Maaf Ta, aku lupa kalau kamu udah masuk puasa."

"Gapapa Rel, iya pagi ini aku mau ke pengadilan agama, emang kamu nemenin?" tanya Dikta yang sudah selesai memakai mukenanya.

"Mau dong, yaudah kamu sholat aja, aku ke depan dulu yah," Aurel menyetujui permintaan Aurel sebelum keluar dari kamar.

Setelah kepergian Aurel, Dikta langsung menjalankan kewajibannya sebagai umar muslim yaitu sholat lima waktu.

Bagi Dikta, sholat itu adalah tiang agama karena memang pada dasarnya begitu, jadi ketika kita merasa jatuh dan rubuh, bisa jadi sholatmu masih belum sempurna sehingga tiang penegak itu tidak kuat menopangnya.

Kebanyakan manusia sekarang selalu lalai dalam sholatnya sehingga Allah cemburu kepadanya karena hambanya lebih mementingkan dunia dan pada akhirnya Allah mencabut nikmat yang ia berikan.

Dikta menggelar sajadah ditengah kamar, membaca niat dan masuk kedalam keadaan berbicara lewat hati ke hati dengan Allah.

"Sudah selesai Ta?"

Dikta mengangguk saat dirinya masuk kedalam mobil milik Aurel, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, Aurel dan Dikta baru saja mengambil surat gugatan perpisahan yang akan mereka antar kepada Robby.

Dikta memilih mengurus ini secara sepihak walaupun Robby yang menalak dirinya, karena menurut Dikta lebih baik pergi ketika kita sudah tidak diinginkan.

Dikta memasukkan map berisi surat gugatan perceraian tersebut ke dalam tas-nya, sedangkan Aurel langsung menjalankan mobilnya meninggalkan area pengadilan agama dengan tujuan rumah Robby.

"Dikta? Kalau kamu bercerai dengan Robby, anak kamu nanti bagaimana?" tanya Aurel fokus menyetir.

"Aku gak akan nyembunyiin siapa anak ini, bahkan walaupun belum lahir dia sudah tidak diakui, mengenai kedepannya aku sudah yakin, Allah sudah menyiapkan hal yang baik untukku," jawab Dikta.

"Inilah yang aku suka dengan kamu Ta, kamu selalu berprasangka baik sama Tuhan, harusnya kamu nikah sama Adam aja dulu,"

Dikta terkekeh, ia hanya menganggap ucapan sahabatnya itu sebatas bercanda Padahal Aurel sangat menginginkan Dikta menikah dengan Adam suatu saat nanti.

Setelah perjalanan yang cukup menyita waktu, kini mobil Aurel sudah sampai di depan kediaman Robby, Aurel dan Dikta segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke area rumah Robby.

Tok!

Tok!

Tok!

Dikta mengetuk pintu rumah Robby sedangkan Aurel menunggu dibelakang Dikta, sampai tak lama kemudian Robby membuka pintu dengan Glenca mengelayut mesra di lengannya.

"Astagfirullah," Seketika Dikta mengucap istigfar. "Kalian tidur berdua semalam? Tapi kalian kan belum mahrom."

Robby membuang muka. "Mau apa kamu kesini? Mau meminta untuk aku mencabut talak dan rujuk sama kamu? Atas permintaan Mama Reni? Gak akan Dikta lebih baik kamu pergi darisini."

Dikta tersenyum kecut. "Inilah gunanya pendidikan agama sejak dini Bang, sehingga melatih kita untuk berprasangka baik, aku datang kesini bukan untuk mengemis, melainkan melepas Abang secara seutuhnya."

Robby mengangkat alisnya, sedangkan Aurel yang sudah tidak sabaran langsung merebut surat gugatan dari tangan Dikta dan melemparnya kepada Robby.

"Tanda tangani itu dan menjauh dari hidup sahabatku!" ujar Aurel menunjuk Robby.

TBC

Terpopuler

Comments

Dita Suriani

Dita Suriani

laki laki tak berguna

2024-03-18

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

ge'er banget 🤪🤪🤪

2023-10-30

0

Yanipanjaitan

Yanipanjaitan

walaupun jaringan ku tidak stabil ,tapi rasa penasaran ku memaksa untuk membaca terus 😥

2023-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Kisah Dikta Nadira
2 BAB 02. Dua Garis Merah
3 BAB 03. Tak Mengakui
4 BAB 04. Talak Ditengah Hamil
5 BAB 05. Denial Adam Dirgantara
6 BAB 06. Kedatangan Mama Reni
7 BAB 07. Penolakan Mama Reni
8 BAB 08. Tuduhan Robby
9 BAB 09. Menantu Impian Mama Reni
10 BAB 10. Bukan Salahku Merebut Istrimu
11 BAB 11. Lembar Baru Dikta
12 BAB 12. Tentang Adam dan Dikta
13 BAB 13. Satu Nama
14 BAB 14. Mengantar Surat Gugatan
15 BAB 15. Karma Untukmu
16 BAB 16. Mengidap Retrogade
17 BAB 17. Ibarat Menjilat Ludah Sendiri
18 BAB 18. Keputusan Mama Reni
19 BAB 19. Balas Dendam Terbaik
20 BAB 20. Pebinor Yang Dirindukan Surga
21 BAB 21. Karma Tuhan Berjalan
22 BAB 22. Lauhul Mahfudz
23 BAB 23. Vonis Dari Tuhan
24 BAB 24. Pecahnya Hubungan
25 BAB 25. Mati Rasa
26 BAB 26. Penjelasan Mama Reni
27 BAB 27. Putusan Meja Hijau
28 BAB 28. Akhir Kisah Glenca
29 BAB 29. Ayah, Bunda, Dikta Datang
30 BAB 30. Dua Tempat Ibadah Berbeda
31 BAB 31. Assalamualaikum, Robby Pamit
32 BAB 32. Apa Adanya Bukan Ada Apanya
33 BAB 33. Keikhlasan Hati Seorang Ibu
34 BAB 34. Anak Li'an
35 BAB 35. Dikta Adinata Bukan Nadira
36 BAB 36. Menghitung Masa Iddah
37 BAB 37. Haruskah Merebutmu Dari Tuhanmu?
38 BAB 38. Ajari Aku Islam
39 BAB 39. Kerudung Biru Aurel
40 BAB 40. Kedatangan Robby
41 BAB 41. Kekuatan Cinta Adam
42 BAB 42. Yang Lebih Hak?
43 BAB 43. Persiapan Aqiqah
44 BAB 44. Kedudukan Seorang Ayah Tiri
45 BAB 45. Delapan Kewajiban Ayah Tiri
46 BAB 46. Adinata Akta Dreantama
47 BAB 47. Stigma Seorang Janda
48 BAB 48. Menemui Calon Mertua
49 BAB 49. Mempersiapkan Diri
50 BAB 50. Terbual Keadaan
51 BAB 51. Jangan! Itu Zihar
52 BAB 52. Tebak-Tebakan Adam
53 BAB 53. Mengantar Undangan
54 BAB 54. Melepasmu Dengan Ikhlas
55 BAB 55. Antara Syariat dan Cinta
56 BAB 56. Akad Yang Terucap
57 BAB 57. Sebelum Kain Ditutup
58 BAB 58. Mengikhlaskan Segalanya
59 BAB 59. Sholat, Mas!
60 BAB 60. Mas, Salah Kiblat
61 BAB 61. Mengibaratkan Dua Gelas
62 BAB 62. Strata Istri Sah
63 BAB 63. Empat Pertanyaan Suami
64 BAB 64. Bilangan Takdir
65 BAB 65. Tamparan Telak
66 BAB 66. Kesetiaan Itu Ibarat Apa
67 BAB 67. Sang Konsultan Pernikahan
68 ISTRIKU HARAM DISENTUH [Novel Baru Ridz]
69 BAB 68. Wali Yang Berhak
70 BAB 69. Salah Bantal
71 BAB 70. Ibarat Dua Permen
72 BAB 71. Runutan Yang Berhak
73 BAB 72. Biar Allah Menjadi Saksinya
74 BAB 73. Sang Pemilik Kehormatan
75 BAB 74. Apakah Tertampar?
76 BAB 75. Patah Hati Paling Disengaja
77 BAB 76. Ibarat Rasul dan Khadijah
78 BAB 77. Sunnah, Mas
79 BAB 78. Istilah Pernikahan
80 BAB 79. Dalam Sepertiga Malam
81 BAB 80. Antara Akad dan Sah
82 BAB 81. Bukan Khadijah, Bukan Aisyah
83 BAB 82. Bukan Suami Impian
84 BAB 83. Kok Sama?
85 BAB 84. Garisnya Dua?
86 BAB 85. Penantian Sean
87 BAB 86. Yang Hamil Siapa?
88 BAB 87. Anaknya Babah Adam
89 BAB 88. Bapak Hamil
90 BAB 89. Babah Siaga
91 BAB 90. Papa Kesayangan
92 BAB 91. Anak Babah Bukan Anak Tiri
93 BAB 92. Penindasan Yang Elegan
94 BAB 93. Akta Yang Beruntung
95 BAB 94. Hah? Barengan
96 BAB 95. Definisi Bahagia | TAMAT
97 Extra Part 01
98 Extra Part 02
99 Extra Part 03
100 Extra Part 04 | TAMAT
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB 01. Kisah Dikta Nadira
2
BAB 02. Dua Garis Merah
3
BAB 03. Tak Mengakui
4
BAB 04. Talak Ditengah Hamil
5
BAB 05. Denial Adam Dirgantara
6
BAB 06. Kedatangan Mama Reni
7
BAB 07. Penolakan Mama Reni
8
BAB 08. Tuduhan Robby
9
BAB 09. Menantu Impian Mama Reni
10
BAB 10. Bukan Salahku Merebut Istrimu
11
BAB 11. Lembar Baru Dikta
12
BAB 12. Tentang Adam dan Dikta
13
BAB 13. Satu Nama
14
BAB 14. Mengantar Surat Gugatan
15
BAB 15. Karma Untukmu
16
BAB 16. Mengidap Retrogade
17
BAB 17. Ibarat Menjilat Ludah Sendiri
18
BAB 18. Keputusan Mama Reni
19
BAB 19. Balas Dendam Terbaik
20
BAB 20. Pebinor Yang Dirindukan Surga
21
BAB 21. Karma Tuhan Berjalan
22
BAB 22. Lauhul Mahfudz
23
BAB 23. Vonis Dari Tuhan
24
BAB 24. Pecahnya Hubungan
25
BAB 25. Mati Rasa
26
BAB 26. Penjelasan Mama Reni
27
BAB 27. Putusan Meja Hijau
28
BAB 28. Akhir Kisah Glenca
29
BAB 29. Ayah, Bunda, Dikta Datang
30
BAB 30. Dua Tempat Ibadah Berbeda
31
BAB 31. Assalamualaikum, Robby Pamit
32
BAB 32. Apa Adanya Bukan Ada Apanya
33
BAB 33. Keikhlasan Hati Seorang Ibu
34
BAB 34. Anak Li'an
35
BAB 35. Dikta Adinata Bukan Nadira
36
BAB 36. Menghitung Masa Iddah
37
BAB 37. Haruskah Merebutmu Dari Tuhanmu?
38
BAB 38. Ajari Aku Islam
39
BAB 39. Kerudung Biru Aurel
40
BAB 40. Kedatangan Robby
41
BAB 41. Kekuatan Cinta Adam
42
BAB 42. Yang Lebih Hak?
43
BAB 43. Persiapan Aqiqah
44
BAB 44. Kedudukan Seorang Ayah Tiri
45
BAB 45. Delapan Kewajiban Ayah Tiri
46
BAB 46. Adinata Akta Dreantama
47
BAB 47. Stigma Seorang Janda
48
BAB 48. Menemui Calon Mertua
49
BAB 49. Mempersiapkan Diri
50
BAB 50. Terbual Keadaan
51
BAB 51. Jangan! Itu Zihar
52
BAB 52. Tebak-Tebakan Adam
53
BAB 53. Mengantar Undangan
54
BAB 54. Melepasmu Dengan Ikhlas
55
BAB 55. Antara Syariat dan Cinta
56
BAB 56. Akad Yang Terucap
57
BAB 57. Sebelum Kain Ditutup
58
BAB 58. Mengikhlaskan Segalanya
59
BAB 59. Sholat, Mas!
60
BAB 60. Mas, Salah Kiblat
61
BAB 61. Mengibaratkan Dua Gelas
62
BAB 62. Strata Istri Sah
63
BAB 63. Empat Pertanyaan Suami
64
BAB 64. Bilangan Takdir
65
BAB 65. Tamparan Telak
66
BAB 66. Kesetiaan Itu Ibarat Apa
67
BAB 67. Sang Konsultan Pernikahan
68
ISTRIKU HARAM DISENTUH [Novel Baru Ridz]
69
BAB 68. Wali Yang Berhak
70
BAB 69. Salah Bantal
71
BAB 70. Ibarat Dua Permen
72
BAB 71. Runutan Yang Berhak
73
BAB 72. Biar Allah Menjadi Saksinya
74
BAB 73. Sang Pemilik Kehormatan
75
BAB 74. Apakah Tertampar?
76
BAB 75. Patah Hati Paling Disengaja
77
BAB 76. Ibarat Rasul dan Khadijah
78
BAB 77. Sunnah, Mas
79
BAB 78. Istilah Pernikahan
80
BAB 79. Dalam Sepertiga Malam
81
BAB 80. Antara Akad dan Sah
82
BAB 81. Bukan Khadijah, Bukan Aisyah
83
BAB 82. Bukan Suami Impian
84
BAB 83. Kok Sama?
85
BAB 84. Garisnya Dua?
86
BAB 85. Penantian Sean
87
BAB 86. Yang Hamil Siapa?
88
BAB 87. Anaknya Babah Adam
89
BAB 88. Bapak Hamil
90
BAB 89. Babah Siaga
91
BAB 90. Papa Kesayangan
92
BAB 91. Anak Babah Bukan Anak Tiri
93
BAB 92. Penindasan Yang Elegan
94
BAB 93. Akta Yang Beruntung
95
BAB 94. Hah? Barengan
96
BAB 95. Definisi Bahagia | TAMAT
97
Extra Part 01
98
Extra Part 02
99
Extra Part 03
100
Extra Part 04 | TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!