Dikta menarik napas panjang, dia berjalan masuk kedalam pekarangan rumahnya, dia melihat ada sebuah mobil putih disana yang Dikta tahu itu adalah mobil Robby, yang berarti Robby ada dirumah saat ini.
Dikta sudah menyiapkan kalimat untuk dia katakan kepada Robby nanti tentang bahwa kini dirinya tengah mengandung anak dari Robby, apapun keadaannya.
Namun baru saja Dikta ingin meraih engsel pintu rumahnya, kegiatannya terhenti saat ia mendengar obrolan dari dalam, Dikta hapal betul itu adalah suara dari Robby suaminya dan Glenca kekasih dari suaminya itu.
"Kapan kamu ingin menceraikan istrimu itu? Kalian sudah lima tahun menikah dan ayahmu sudah meninggal sejak lama, aku tidak tahan dengan hubungan seperti ini, aku ingin segera dinikahi," suara Glenca terdengar merengek yang membuat Dikta diluar merasa terdiam.
"Tenanglah sayang, hari ini aku akan menalak Dikta dan mengurus perpisahan kami, agar kita bisa segera menikah, lagipula aku tidak pernah cinta kepada Dikta," jawab Robby yang membuat air mata Dikta diluar jatuh.
Dikta menangis perlahan dengan telapak tangan yang membekap suara rintihan tangisnya yang merasa hancur atas ucapan suaminya, merasa sudah cukup mendengar semuanya, Dikta segera masuk kedalam sana yang membuat Robby dan Glenca menatapnya.
Memang pernikahan mereka selama lima tahun selalu di bayang-bayang oleh Glenca, bahkan Dikta selalu melihat suaminya dan Glenca bercinta tanpa dosa dihadapan mata Dikta sendiri.
"Dikta? Kamu sudah pulang?" tanya Robby berdiri.
Dikta tidak menjawab, ia memilih berjalan ke kamarnya, yang membuat Robby segera menyusulnya.
"Glenca, tunggu dulu yah," ujar Robby yang membuat Glenca mengangguk.
Robby berjalan ke kamar menyusul Dikta yang kini tengah terduduk di ranjang sembari mengeluarkan semua isi tas-nya.
"Dikta? Aku ingin bicara sesuatu kepadamu, kau tahu kan selama lima tahun pernikahan tidak pernah ada yang berubah dalam hubungan kita, bahkan aku tidak mencintaimu sama sekali," ujar Robby duduk di samping Dikta.
"Oh jadi cuma segini?" batin Dikta terluka.
Mata Dikta berkaca-kaca menahan tangis saat tangan Robby menggenggam tangannya. "Maafkan aku Ta. Sepertinya hubungan pernikahan kita tidak bisa diteruskan, daripada kau harus terluka melihat hubunganku dengen Glenca, lebih baik kita bercerai saja."
Jleb!
Seketika air mata Dikta luruh jatuh menatap Robby yang baru saja memberikan keputusan terburuk kepadanya, Dikta berdiri dan menatap Robby tajam sembari memberikan testpack miliknya kepada Robby.
"Apa ini?" tanya Robby bingung. "Kamu hamil?"
"Tapi anak siapa?" tanya Robby kembali yang membuat Dikta tersenyum kecut.
"Abang masih nanya? Abang masih nanya ini anak siapa? Ini pertanyaan terbodoh yang pernah aku dengar, disaat Abang sendiri tahu bahwa Abang adalah suami adek!" teriak Dikta yang membuat Robby tersentak.
"Tidak mungkin, Abang gak akan pernah mau mengakui kalau itu anak Abang, bisa aja kan kamu main sama pria lain,"
Plak!
Sebuah tamparan kasar diberikan Dikta kepada Robby atas kalimat menusuk hati Robby padanya. "Tega yah Abang ngomong gitu? Abang pikir aku manusia seperti apa!"
Robby terdiam, dia berjalan mondar-mandir dihadapan Dikta. "Abang gak mungkin nerima anak itu, gugurkan anak itu, kehadiran anak itu cuma bikin hubungan Abang dan Glenca terancam."
"Sebusuk dan sepicik itu pikiran Abang, tenang Bang, aku yang akan menyerah, Abang gak perlu mikirin soal anak ini, Abang bilang Abang mau talak aku kan? Talak aja sekarang," jawab Dikta membuka lemari baju dan mengemasi pakaiannya.
"Aku pikir, aku bisa mempertahankan pernikahan kita dan membuat Abang jatuh cinta, tapi aku salah, Abang terlalu licik dan picik, bahkan anak dalam kandunganku bukanlah penghalang dari hubungan terlarang Abang, terima kasih, Abang gak perlu pikirin aku dan anak ini, aku gak bakal membebankan Abang, tapi jangan salahkan aku, jika sesuatu mungkin akan terjadi," lanjut Dikta dengan nada bergetar.
Hatinya patah, ia dipatahkan oleh suaminya sendiri yang memilih menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Jamayah Tambi
Apa salah jd janda Ta.Ramai janda tangguh yg berjaya mabdiri wp punya anak.Tak guna teruskan hidup dgn lelaki yg tak mencintai kita apa lagi seirang penzina./Sob//Sob//Sob//Sob//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
2025-02-16
0
Jumiah
pisah itu jln lebih baik .
dri pd hidup bersama ragax ,,
hatix bersama orang lain ap lg suami sampai berjinnah ...
2025-03-21
0
tini_raharjo
eehmm.. Semoga di dunia nyata ini ga pernah ketemu org "sebodoh" ini..🤣🤣🤣
2025-03-21
0