sinar matahari memasuki jendela kamar ku , ku lihat bang Arda sudah tidak ada di samping ku , mengapa bang Arda tak membangunkan ku pagi ini, aku tak biasanya bangun pagi seperti ini kepala ku sedikit pusing , kemungkinan bang Arda sudah ke kantor tak seperti biasanya pagi ini aku tak menyiapkan sarapan untuk suami ku.
badan terasa panas sepertinya aku kurang enak badan. Aku berjalan menuju kamar mandi melangkah secara perlahan.
Beberapa jam kemudian kepala ku terasa pusing sekali , aku tak pernah merasa sakit seperti ini , sepertinya hari ini aku juga tak bisa memasak untuk makan siang suami ku , seharian aku tertidur di kamar . tak lama kemudian bang Arda pulang dari kantor ia melihat keadaan ku dan membawa ku ke rumah sakit , ibu dan ayah serta mertua ku segera ke rumah sakit karna mendengar keadaan ku dari bang arda .
aku di periksa dokter dengan hasil pemeriksaan bahwa aku positif hamil , betapa bahagianya ibu dan ayah serta mertua ku mendengar kabar baik itu , mereka memeluk ku erat tanda kebahagian yang luar biasa , tetapi berbeda dengan suami ku ia sepertinya kurang menyukai kalau aku hamil, aku melihat senyum terpaksa di raut wajahnya.
Sudahlah tak perlu ku hiraukan bagai manapun ini hadiah terindah yang Tuhan titipkan untuk ku.
kini aku menjadi wanita sempurna seutuhnya.
Melihat keadaan ku yang mulai membaik aku segera pulang ke rumah , sudah risih rasanya di rumah sakit , Aku di bantu ibu dan ayah berjalan mereka sangat perhatian kepada ku, ibu dan ayah yang tak tergantikan kebaikkannya kepada ku.
sesampainya di rumah aku beristirahat sedangkan suami ku sibuk dengan pekerjaannya .
ibu melihat ku mengerjakan pekerjaan rumah sendiri ia tak tega melihat ku dan memutuskan untuk menginap beberapa hari di rumah ku , tentu saja aku sangat senang sebab ada yang membantu ku di rumah , Orang hamil memang aneh ya Bu makan saja suka milih-milih mau ini mau itu tanya ku kepada ibu ! ya seperti itu namanya juga ngidam jawab ibu sambil tersenyum.
Aku baru pertama kali merasakan hal seperti ini, aku sering bertanya kepada ibu apa lagi dalam memilih jenis makanan mana yang boleh ku makan dan mana yang tak boleh ku makan .
Sudah seminggu ibu menginap di rumah ku , ibu memutuskan untuk pulang ke rumah ibu khawatir ayah di rumah tidak yang mengurusnya .
Apa boleh buat aku harus mengizinkan ibu pulang dan Aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi ku sekarang , meski masih sedikit pusing aku masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa .
Ku hampiri suami ku yang asik memandai handphone yang di pegang nya , aku duduk di sampingnya namun suami ku tak menghiraukan kehadiran ku .
bang Arda aku memanggilnya beberapa hari ini mengapa tak mau berbicara kepada ku ? aku memberanikan diri untuk bertanya apa kesalahan ku..tidak ada apa-apa jawabnya singkat , sakit sekali mendengar jawaban yang tak jelas itu.
Bang sepertinya aku mengidam aku mau makan bakso bang jenal yang di pinggir jalan itu aku meminta bang Arda untuk mengantar ku ,... aku banyak kerjaan kamu bisa sendiri ke sana lagi pula sudah ku kasi uang belanja untuk mu kalau perlu apa -apa tak perlu meminta dengan ku , kamu bisa membelinya sendiri ,bang Arda berdiri dan melangkah meninggalkan ku.
sakit sekali rasanya tak di hiraukan oleh suami padahal ini adalah ke inginan anak nya , tega sekali berkata seperti itu , bukankah semua orang tua menyayangi anak nya , berbeda dengan suami ku entah apa yang merasuki fikiran nya .
Aku berjalan keluar rumah sebab ke inginan ku tak bisa ku kendalikan apapun akan ku lakukan untuk anak ku . ingin aku bercerita kepada ibu dan ayah namun aku tak mau membuat mereka khawatir .
biar semua cerita pahit ini ku telan sendiri , betapa malang nasib mu nak , aku berdoa kepada Tuhan untuk membuka pintu hati suami ku supaya bisa menerima kehadiran anaknya kelak.
setelah sampai di tempat bang jenal aku segera memesan bakso , sudah tak sabar rasanya .
setelah selesai makan aku pulang ke rumah hati ku ,sedikit lega dan rasa jengkel ku malai berkurang.
Sementara suami ku tak ku hiraukan lagi , sudah malas rasanya aku melihat wajahnya itu.
Aku harus tetap kuat untuk menjaga kandungan ku tak akan ku biarkan siapapun yang menyakiti calon anak ku ini termasuk suami ku.
meski suami ku tak menghiraukan kehadiran anak nya namun aku tak berputus asa merawat dan menjaganya , suatu saat nanti ketika anak ku lahir suka tidak suka suami ku , aku akan tetap bersama anak ku.
Anak ku sangat berharga dalam hidup ku aku menyayanginya seperti ayah dan ibu menyayangi ku .
Dua bulan berlalu perut ku mulai membesar namun sikap suami ku tak juga berubah , sikap yang dulu sangat manis namun sekarang pahit seperti empedu , tak pernah ia hiraukan keadaan ku mau ku apa perlu ku apa ,sebenarnya dalam keadaan seperti ini aku membutuhkan kasih sayang seorang suami , namun bukan kasih sayang yang aku dapatkan melainkan sakit hati di buatnya.
ingin sekali aku pergi menjauh darinya namun ku tak ingin anak ku lahir tanpa seorang ayah.
kasihan sekali nasib mu nak mempunyai ayah yang berhati batu sambil mengelus perut ku dan air mata ku mengalir deras .
ingin ku curahkan rasa hati ku yang teramat sakit ini namun kepada siapa akan ku ceritakan , sakit sekali rasanya .
aku melihat di sekeliling rumah ku terdapat bunga-bunga bermekaran indah di situlah tempat ku bercerita kepada bunga-bunga yang indah itu, anak ku segalanya untuk ku , meski nasib mu kurang beruntung namun ibu tetap ada di samping mu . Aku sebagai ibu mu akan terus menjaga dan membesar mu , aku tak bisa berbuat apa-apa bingung sekali apa yang harus aku lakukan agar suami mau merima kehadiran anak kami nanti , biasanya semua orang yang hidup berumah tangga menginginkan kehadiran anak dalam hidupnya , sedangkan suami ku tidak membutuhkan kehadiran seorang anak sungguh tidak masuk akal , pantas kah ia di sebut seorang ayah , ayah yang berhati batu , bukan ini yang ku harapkan hidup berumah tangga bukan juga kemewahan , melainkan kasih sayang seorang suami terhadap istri dan anaknya , sedikit saja rasa kepedulian itu untuk ku dan anak ku itu sudah membuat aku bahagia , banyak orang yang hidupnya pas-pasan bisa memenuhi kebutuhan anak dan istrinya ,sedangkan suami ku yang hidup berkecukupan tak menginginkan kehadiran seorang anak aneh sekali bukan? Apa ia takut menambah beban hidupnya nanti mengusahakannya di hari tua , itu mustahil bagi ku bukankah anak adalah penerus hidup kita nantinya , kelak kita menjadi orang tua seutuhnya.
Aku meratapi nasib ku dan anak ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments