Obat untuk Gilang

''Assalamualaikum Om Gilang!!''

Deg!

Gilang mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya terkejut.

''Aa-abang...'' Gilang mematung ketika pintu dibuka dari luar dengan Ira dan Lana sudah tersenyum manis padanya.

''Kok diam sih Om? Kenapa salamnya Abang nggak dijawab?? Kaget ya? Kenapa Abang bisa disini.?''

Mereka bertiga memasuki kamar Gilang dengan melihat sana sini, maklum mereka tak pernah melihat rumah yang begitu megahnya bak istana.

Gilang yang mendengarnya tersenyum.

''Waalaikum salam Abaaaang...'' Gilang memandang Lana dan Ira yang juga ikut.

Mata Gilang tertuju pada sesuatu yang ada ditangan Ira. Ira yang tau arah mata Gilang mendekat.

Gilang yang melihat nya jadi berbinar, dari jarak satu meter saja baunya sangat enak. Gilang tidak sabar ingin mengambil rantang ditangan Ira, tapi dicegah oleh Lana.

''Om, kok bisa demam sih? Padahal kan kemarin baik baik saja saat dirumah Abang?''

Gilang tak mendengar apa yang dikatakan lana matanya tetap tertuju pada rantang yang dibawa oleh Ira.

''Om? Ooommm.. Om Gilang!! ck!! payah ah! Abang dicuekin!'' Lana cemberut, Bibik terkekeh melihatnya.

Ia jadi tak tega karna tau jika Gilang sudah menginginkan sesuatu ia harus mendapatkan nya.

"Aden.. Nak Lana dan Ira sangat ingin datang kesini menjenguk Aden. Sekarang Aden harus makan ya biar cepat sembuh. Tuh Lana udah cemberut kayak buah jeruk purut mukanya!'' Lana yang mendengar pun jadi kesal.

"Ck!! nenek!!" Bik Inah tertawa.

"Ayo Nak, sinikan rantangnya biar Om Gilang makan dulu dari pagi tadi belum makan bahkan obatnya pun belum diminum.'' katanya sambil menunjuk nakas.

Ira memberikan rantangnya kepada Bik Inah. Bik Inah dengan segera membukanya didepan Gilang, Gilang yang melihat nya pun tambah berbinar-binar seakan ia baru saja mendapat jackpot.

Bik Inah menuangkan bubur ke mangkuk serta telur balado, juga ayam semur nya. Kemudian memberikan mangkuk itu kepada Gilang, tapi Gilang hanya diam saja ia memandang Lana yang sedang cemberut karena diabaikan.

Gilang tersenyum melihat Lana.

"Abang... sini duduk didekat Om! Om mau makan kalau disuapi Abang! Abang maukan?" pinta Gilang dengan wajah memelas.

Lana yang melihat pun tidak bisa menolak walaupun tadi ia kesal tapi tetap menuruti maunya Gilang.

"Ck! tadi Abang dicuekin! sekarang dibaikin!dasar Om Om tingkahnya melebihi anak kecil.." cibir Lana

.

Ira yang mendengar perkataan Lana melototkan matanya.

Gilang yang melihat Ira, tertawa.

"Maaf Om.. Abang kalau udah marah emang gitu apalagi dicuekin pasti bibirnya manyun kayak gitu.." Ira terkekeh

"Kakak apaan sih?!"

"Sini Abang, Om mau di suapi sama Abang.''

Gilang menepuk sisi tempat tidurnya agar Lana mau mendekati nya.

Lana menurut dan duduk disisi Gilang dengan mangkuk ditangannya. Lana menyuapi Gilang dengan wajah cemberut membuat Gilang terkekeh ditengah kunyahan nya.

"Enak ya bang telur balado nya?''

"Iya doooong... masakan Mak Abang paling top margotop! nggak ada tandingannya!''

Gilang tersenyum melihat Lana yang sudah mau berbicara padanya.

"Oo kalau begitu Om harus sering-sering sakit nih agar Abang mau kesini mengantarkan makanan untuk Om!''

"Ih enak aja! Om nggak boleh sakit! Om harus sehat! Om harus sembuh! kalau Om sakit, nanti siapa yang akan bawa Abang jalan jalan ? Om kan udah janji? Belum lagi katanya Om mau datang ngasih hadiah buat Abang! tapi mana??" ucap Lana dengan mata yang memerah hendak menangis.

Gilang yang melihat pun jadi ikut sedih ia mengusap kepala Lana dengan sayang. "Baiklah.. Om nggak akan sakit lagi! Tapi Abang jangan cemberut gitu dong mukanya! Om jadi berasa gimana.... gitu... nggak enak aja lihat wajah Abang yang biasa ceria jadi cemberut!''

Bik Inah yang melihat pun merasa seperti anak dan ayah yang sedang membujuk putra nya.

Ia tersenyum melihat Gilang yang berbeda ketika dengan anak Alisa. Gilang jadi lebih dewasa dibanding usianya. Bik Inah tersenyum haru.

"Woke!! tidak masalah! tapi Om harus tepati janji Om yang mau belikan ayam KFC ! Gimana ??" sahut Lana, dengan menggerakkan alisnya.

"Iya pangeran ku.. baiklah paduka! hamba akan mengikuti apapun yang pangeran inginkan!" ucap Gilang seraya menundukkan badannya didepan Lana.

"Hahaha.. Om lucu! Mana ada Abang yang jadi pangeran nya! Yang ada, malah Om yang pangeran nya disini! tuh lihat kamar Om aja kayak kamar raja! besar dan luas euuuyyy.." Gilang yang mendengar pun jadi tertawa ia mengacak rambut Lana dengan gemas

"Hahaha.. iya deh iya.. Om masih lapar nih lagi aaaa..." Gilang melebarkan mulutnya untuk menerima suapan dari Lana.

"Ihh.. dasar Om manja!''

Gilang tak memperdulikan ucapan Lana. Baginya kedatangan Lana adalah obat untuk dirinya yang sedang sakit. Bukan fisik tapi hatinya yang sedang sakit.

Setelah selesai makan bubur yang disuapi Lana, Gilang minum obat yang sudah disediakan Bibik. Iya tambah semangat seperti tidak merasakan sakit lagi.

"Ayo, Om akan ajak kalian keliling untuk melihat rumah Om. Kalian pasti penasaran kan??"

"Asiiiik keliling istana euuuyyy..."

Gilang tertawa mendengar nya.

"Haha ... ayo ayo ... Bik buatkan jus untuk tuan putri dan pangeran ku ini! jus yang paling enak!!"

"Wuihhh ada jus ya Om! boleh request nggak Om?'' Lana nyengir kuda.

"Oh tentu! apa sih yang nggak buat pangeran ku ini?? Ayo, Abang mau jus apa bilang aja! nanti Bik Inah yang akan buatkan.''

"Jus vokad Om! itu kesukaan Abang! Kakak juga sama, iyakan kak??"

"Iya.. tapi kayaknya nggak usah deh Om, kami harus cepat pulang nanti kelamaan disini membuat Mak khawatir dirumah.''

Gilang berfikir sejenak, kemudian dia mendapatkan ide.

''Gini aja, sekarang kan Om baru baikan nih.. jadi nggak mungkin bisa ngantar kalian berdua. Tunggu sampai Om sembuh dulu gimana??''

Ira yang mendengar menjadi cemas, ia tak mau menginap dirumah Gilang gimana dengan Alisa dan juga sekolahnya?

''Kami nggak bisa nungguin Om sampai sembuh. Kasian Mak sama adek belum lagi besok ada ulangan disekolah. Abang juga kan ya? Nggak usah ya, Om jika kami terlalu lama disini, tadi Mak udah ongkos kok untuk bayar taksi.'' jelas Ira seraya menunjukkan uang pemberian Alisa.

''Yaah.. jadi nggak seru deh.. kirain Kakak sama Abang mau nginap disini.''

''Lain kali aja ya Om, kami pasti akan nginap disini. Untuk sekarang kami nggak bisa Om jangan sedih ya? kalau udah sembuh Om boleh kok mampir lagi kerumah kami. Iya kan Bang ??'' Lana yang ditanya hanya diam saja, ia sibuk memandang setiap sudut kamar Gilang.

Kamar Gilang bernuansa putih keabu-abuan dengan tempat tidur yang luas. Kursi belajar dan juga sebuah lemari berisikan banyak buku buku.

Lana memandang tak berkedip, ia jadi ingin merasakan memiliki kamar seperti kamar Gilang.

Lana tersentak saat Gilang menyentuh pundaknya membuat ia tersenyum malu ketika Gilang tersenyum padanya.

''Eh Om! Abang hanya melihat saja kok Om, bukan meminta beneran ya kamar Om kayak yang di film film! kamar yang luas.. tempat tidur besar.. dan juga ada lemari bukunya! apa kamar mandinya juga ada didalam Om??" Gilang yang ditanya tersenyum, ia mengajak Lana menuju kamar mandinya.

Gilang membuka kamar mandinya, Lana yang melihatnya takjub. Bagaimana tidak, didalam kamar mandi tersedia shower dan juga bathup serta kloset duduk yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Gilang yang melihat Lana sangat ingin merasa kan bagaimana rasanya pakai shower dan bathup mengajaknya mandi bersama.

"Abang mau mandi sama Om nggak??" Lana yang mendengar nya menjadi antusias banget mumpung lagi disini, pikirnya.

"Mau Om! mau! tapi..."

"Tapi kenapa bang??'' tanya Gilang

"Om kan lagi demam nggak boleh mandi dan juga... Abang nggak bawa baju ganti Om.." Lana nyengir kuda.

Gilang terkekeh. "Abang tenang aja ya, nanti Om pesankan melalui aplikasi dan sekarang kita mandi dulu ya... Om gerah nih bantuin Om ya ??"

"Asiaaap Om.. ayo kita mulai!''

Mereka membuka baju satu persatu hanya tersisa celana kolor saja. Gilang mengatur shower menjadi air hangat untuk dirinya sedang Lana dibathup.

Saat sedang mandi Lana keluar dari bathup, ia jadi kepikiran Ira yang sedang menunggunya dan Gilang.

Ia keluar dari bathup dan berlari karena buru-buru kakinya terpeleset hingga jatuh terjengkang kebelakang membuat suara gaduh didalam kamar mandi.

Gedebuukk.

Gilang yang mendengar pun kaget. Ia melihat kebelakang, ternyata Lana sudah terkapar dilantai dengan wajah penuh sabun dengan mata Lana yang berkedip-kedip lucu, Gilang tertawa terbahak.

"Buahahaha... Abang kenapa kok bisa jatuh?? hahaha.."

Lana yang mendengar hanya diam saja ia sedang menahan sakit ditubuhnya karena terjatuh. Gilang pun mendekat, ia masih saja tertawa.

"Haha Abang kenapa kok bisa begini sih?'' Gilang mengangkat tubuh Lana menjadi duduk, Gilang masih saja tertawa.

Selama ini ia jarang sekali tertawa, tapi hari ini tertawanya pecah ketika melihat Lana terjatuh dilantai kamar mandi.

"Om... kok sakit ya p***** Abang?? Tadi nggak tuh.. ini kok payah ya digerakin?'' Lana menunjang kakinya dilantai yang banyak sabun nya.

Gilang yang melihat nya tertawa terus hingga air matanya keluar.

"Gimana mau bangunnya ini Om.. Abang mau keluar.. nanti kakak khawatir Om.." ucap Lana masih saja berbaring dilantai dengan wajah penuh buih sabun.

"Oke, oke, mari Om bantu kamu berdiri setelah nya mandi dengan air hangat nanti Om belikan obat pereda nyeri biar nggak tambah sakit. Pelan pelan.."

Gilang membantu Lana untuk berdiri dan membawanya ke bawah shower guna menyiram badannya yang masih ada buih sabunnya.

Lana berjalan tertatih menahan rasa sakit pada p****tnya sesekali ia meringis. Gilang yang melihatnya terkekeh geli.

Suara Gilang yang menggema didalam kamar mandi hingga terdengar sampai keluar membuat dua orang yang sedang menunggu jadi heran. Mereka saling pandang mengira ngira apa yang terjadi didalam sana.

Ditengah lamunan mereka tentang Gilang yang tertawa terbahak suara pintu kamar mandi terbuka membuat mereka menoleh.

Ira yang pada saat itu melihat Lana meringis jadi khawatir. Ia berjalan cepat mendekati Gilang dan Lana.

"Abang kenapa kok meringis begini? Apa tadi Abang jatuh dikamar mandi??" Gilang yang mendengar pun terkejut.

"I-iya Kak.. terpeleset buih sabun.. Abang pikir Kakak akan lama menunggu kami jadi Abang mau keluar niatnya ingin kasi tau, tak taunya terpeleset.. Om, kira kira b***ng Abang dower nggak ya..."

"Hahaha mana ada b***ng dower Bang! yang ada tuh bibir.. ada ada saja kamu! ayo Kak dibawa duduk dulu nanti biar Bibik yang lihat apakah ada cidera atau tidak."

"Maksud Om bik Inah bisa pijat gitu.?"

"Tepat sekali! Kakak pintar deh!

ya sudah sebentar ya Om pakai baju dulu Abang disini aja, oke??"

"Iya Om.."

Tak lama setelah nya Gilang sudah berpakaian rapi dengan celana pendek selutut dan baju kaos putih dengan rambut yang masih basah.

Ira yang melihatnya terdiam, satu kata yang tepat untuk Gilang saat ini ialah Tampan!

Gilang berjalan mendekati Lana dan Ira. Bik Inah yang melihat jadi heran, kok bisa Lana kesakitan seperti itu padahal tadi setahunya Lana baik baik saja.

''Kebetulan udah disini. Coba Bik, lihat pinggang Abang tadi terjatuh saat mandi. Bik Inah kan bisa pijat mana tau ada yang cidera.''

"Hoo baiklah, ayo berbaring disini biar Nenek periksa.''

Lana pun berbaring di sofa yang tersedia di kamar Gilang. Bik Inah melihat ada memar di pinggang dan juga di b***ngnya ketika disenggol Lana kesakitan, bik Inah memijat pelan dan benar Lana terkilir, Gilang yang melihat pun merasa bersalah karena sudah mengajak Lana mandi bersama.

Setelah selesai dipijat Gilang memberikan sepasang baju untuk Lana pakai. Lana menerima saja tanpa banyak tanya ia memakainya.

"Ayo, Om antar kalian pulang. Om udah baikan kok. Tenang aja! karena obatnya sudah datang dan ada disini.." Gilang memandang Ira dan juga Lana sambil tersenyum.

"Iya Om, tapi Om jadikan beli ayam KFC untuk Abang ?? Om kan udah janji??''

"Iya pangeran ku..."

Mereka bertiga bergegas keluar dari rumah Gilang tak lupa rantangnya juga dikembalikan oleh Bibik. Ira dan Lana berpamitan kepada Bik Inah.

Saat akan keluar dari rumah Gilang seorang supir datang menghampiri.

"Mari den.. mobilnya sudah siap!''

Lana yang mendengar nya pun jadi kaget kok bisa naik mobil bukannya taksi? Saat Lana ingin bertanya Gilang malah menarik nya keluar hingga di depan pintu mobil.

Mereka berdua takjub melihat mobil Gilang.

Masya Allah...

💕

Abang sama kakak kenapa tuh ??🤔🤔

Semoga kalian nggak bosan ya!

TBC

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

mantap thor,,,,,,ceritax bagus

2022-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 pengumuman
2 Awal mula
3 Pertemuan pertama
4 Alisa
5 Gilang Bhaskara
6 Penasaran
7 Kita berjumpa lagi
8 Dirumah Alisa
9 Makan bersama
10 Gilang demam
11 Dirumah Gilang
12 Abang kerumah gilang
13 Obat untuk Gilang
14 Hadiah dari Gilang
15 Kedatangan Tamu
16 Keseruan dirumah Alisa
17 Cibiran Tetangga
18 Ungkapan hati Gilang
19 Gilang belajar sholat
20 Ustad Dhanu
21 Abang
22 Menginap
23 Keceplosan
24 Mimpi
25 Masih dengan Mimpi
26 Masih dengan mimpi 2
27 Al Gi Na Ra
28 Al Gi Na Ra 2
29 Al Gi Na Ra 3
30 Andi Prajaditya
31 Hanyut dalam rasa
32 Malu
33 POV Ira
34 Mama Dewi
35 Vita Rosmala Setiawan
36 Masa lalu Gilang
37 Masa lalu Gilang 2
38 Masa lalu Gilang 3
39 Masa lalu Gilang 4
40 Masa lalu Gilang 5
41 Masa lalu Gilang 6
42 Masa lalu Gilang 7
43 Masa lalu Gilang 8
44 MLG Terluka
45 MLG Vita dan Kevin
46 MLG Bunuh diri
47 Makan malam bersama
48 Menolak
49 Malu dan kecewa
50 Menenangkan diri
51 Keturunan Aceh
52 Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53 Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54 Mami
55 Salah paham
56 Permintaan Ira
57 Kamu kenapa??
58 Cemburu
59 Tetap dilanjutkan
60 Menjemput Abang
61 Papi ku
62 Alisa store
63 Chef baru
64 Ketahuan
65 Hadiah buat Abang
66 Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67 Email dan sandi
68 Pajero Sport
69 Sarapan atau tatapan??
70 Di perjalanan
71 Aku kangen Papa!
72 Jantung Hatiku
73 Mimpi yang jadi kenyataan
74 Cinta sampai mati
75 Luka sekerat rasa
76 Sabar sayang..
77 Pulang
78 Sibuk
79 Kebakaran
80 Kamu selamat Nak!
81 Di kantin
82 Pengaruh buruk?
83 Dia, wanita ku!
84 Kesepakatan
85 Berbohong demi kebaikan
86 Di rumah ustad Dhanu
87 Malam terakhir bersama mu
88 Malam terakhir bersama mu 2
89 Berpisah sementara
90 Ayah
91 Amplop
92 Di temani Ummi.
93 Belanja tanpa Mak
94 Hal mengejutkan!
95 Pertemuan dua sahabat
96 Besan ku oh Besan ku!
97 Annisa menangis tanpa henti
98 Sepucuk surat untuk Gilang
99 Latihan marawis
100 Tamu yang membuat shock
101 Terkejut
102 Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103 Single
104 Rumah baru
105 Aku Rindu kamu, sayang!
106 Istri sah secara hukum
107 Pindah
108 Gelisah
109 Masalah besar??
110 Senandung terakhir Lana
111 Pernikahan membawa petaka
112 Tragedi berdarah
113 Rumah sakit
114 Pingsan
115 Wanita pembawa Sial
116 Jangan pergi sayang
117 Terluka dan kecewa
118 Hidup masing-masing
119 Kerapuhan Lana
120 Pulang dari rumah sakit
121 Perhiasan Alisa
122 Alisa Bakery
123 Susu
124 Marah sama siapa?
125 Mengantar Rani
126 Pesan rindu
127 Berbagi cerita bersama Reza
128 Mengantar Gilang
129 Kelahiran anggota Baru
130 Rayyan Putra Bhaskara
131 Ibu susu Baby Ray
132 Ibu sambung Baby Ray
133 Welcome in the palace Mami Alisa!
134 Ulang tahun Rayyan
135 Pertemuan pertama setelah sekian lama
136 Istriku, Alisa Febriyanti
137 Permintaan Rayyan
138 Permintaan di masa lalu
139 Sakit Apa?
140 Penjelasan Gilang
141 Meminta Restu
142 Luka akibat masa lalu
143 Rahasia Masa lalu
144 Cerita Lana
145 Kedatangan Tama
146 Jodoh yang sudah di tetapkan
147 Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148 Ungkapan hati Alisa
149 Impian Oma
150 Menjemput restu
151 Berangkat ke Aceh
152 Bertemu calon mertua
153 Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154 Penolakan Papa Yoga
155 Shock berat
156 Kemarahan Lana
157 Abang mau Papi!
158 Menyapa Kakek dan Nenek
159 Wanita istimewa
160 Bukan Emil!
161 Setuju
162 Nasihat Mama Alina
163 Menyusun rencana
164 Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165 Ponsel untuk Papa mertua
166 Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167 Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168 Selamat datang Besan!
169 Sambutan untuk Besan
170 Persiapan acara pernikahan
171 Cucuku!!
172 Pingsan lagi?
173 Penyakit Alisa.
174 Henna
175 Turun mandi
176 Papa? Papa kah itu?
177 Godaan untuk calon istri
178 Pernikahan Gilang & Alisa
179 Ijab Qobul
180 Kejutan untukmu, istriku
181 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183 Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184 Halal untuk ku Sentuh
185 Mewujudkan keinginan
186 Bersatu
187 Janda tapi perawan!
188 Cerita sebelum tidur
189 Jatuh dari ranjang
190 Menggoda pengantin baru
191 Kedatangan kedua orang tua
192 Cerita tentang Rayyan
193 Mama Vita bukan Mami Vita!
194 Keluarga Ayah Emil
195 Sebuah bukti dari masa lalu
196 Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197 Minta maaf
198 Kalian tau?
199 Kemarahan Alisa.
200 Suami sah vs mantan suami
201 Gilang ke toko kue Alisa
202 Ngantuk, mual, muntah?
203 Alisa ke kantor Bhaskara Group
204 Ngidam??
205 Sekretaris baru
206 Pelakor tertutup hijab?
207 Pergi tanpa Pamit
208 Salah paham
209 Sahabatku, Alisa Febriyanti
210 Menyusulnya
211 Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212 Aku membutuhkan mu, sayang!
213 Tega kamu!
214 Menyentuhmu, candu bagiku
215 Maafkan aku, By...
216 Kabar gembira
217 Positif Hamil
218 Kedatangan Ema
219 Penjelasan Ema
220 Rencana perjodohan
221 Kembar??
222 Lamaran dadakan
223 Rencana pernikahan
224 Pernikahan Andi dan Ema
225 Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226 Melahirkan
227 Welcome to world baby twins
228 Sambutan untuk Baby twins
229 Aqiqah baby twins
230 Keseruan bersama baby twins
231 Baby Sitter
232 Malu nggak ketulungan
233 Bahagia bersamamu
234 Seseorang dari masa lalu
235 Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236 Sedikit cuap-cuap
237 Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.
Episodes

Updated 237 Episodes

1
pengumuman
2
Awal mula
3
Pertemuan pertama
4
Alisa
5
Gilang Bhaskara
6
Penasaran
7
Kita berjumpa lagi
8
Dirumah Alisa
9
Makan bersama
10
Gilang demam
11
Dirumah Gilang
12
Abang kerumah gilang
13
Obat untuk Gilang
14
Hadiah dari Gilang
15
Kedatangan Tamu
16
Keseruan dirumah Alisa
17
Cibiran Tetangga
18
Ungkapan hati Gilang
19
Gilang belajar sholat
20
Ustad Dhanu
21
Abang
22
Menginap
23
Keceplosan
24
Mimpi
25
Masih dengan Mimpi
26
Masih dengan mimpi 2
27
Al Gi Na Ra
28
Al Gi Na Ra 2
29
Al Gi Na Ra 3
30
Andi Prajaditya
31
Hanyut dalam rasa
32
Malu
33
POV Ira
34
Mama Dewi
35
Vita Rosmala Setiawan
36
Masa lalu Gilang
37
Masa lalu Gilang 2
38
Masa lalu Gilang 3
39
Masa lalu Gilang 4
40
Masa lalu Gilang 5
41
Masa lalu Gilang 6
42
Masa lalu Gilang 7
43
Masa lalu Gilang 8
44
MLG Terluka
45
MLG Vita dan Kevin
46
MLG Bunuh diri
47
Makan malam bersama
48
Menolak
49
Malu dan kecewa
50
Menenangkan diri
51
Keturunan Aceh
52
Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53
Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54
Mami
55
Salah paham
56
Permintaan Ira
57
Kamu kenapa??
58
Cemburu
59
Tetap dilanjutkan
60
Menjemput Abang
61
Papi ku
62
Alisa store
63
Chef baru
64
Ketahuan
65
Hadiah buat Abang
66
Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67
Email dan sandi
68
Pajero Sport
69
Sarapan atau tatapan??
70
Di perjalanan
71
Aku kangen Papa!
72
Jantung Hatiku
73
Mimpi yang jadi kenyataan
74
Cinta sampai mati
75
Luka sekerat rasa
76
Sabar sayang..
77
Pulang
78
Sibuk
79
Kebakaran
80
Kamu selamat Nak!
81
Di kantin
82
Pengaruh buruk?
83
Dia, wanita ku!
84
Kesepakatan
85
Berbohong demi kebaikan
86
Di rumah ustad Dhanu
87
Malam terakhir bersama mu
88
Malam terakhir bersama mu 2
89
Berpisah sementara
90
Ayah
91
Amplop
92
Di temani Ummi.
93
Belanja tanpa Mak
94
Hal mengejutkan!
95
Pertemuan dua sahabat
96
Besan ku oh Besan ku!
97
Annisa menangis tanpa henti
98
Sepucuk surat untuk Gilang
99
Latihan marawis
100
Tamu yang membuat shock
101
Terkejut
102
Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103
Single
104
Rumah baru
105
Aku Rindu kamu, sayang!
106
Istri sah secara hukum
107
Pindah
108
Gelisah
109
Masalah besar??
110
Senandung terakhir Lana
111
Pernikahan membawa petaka
112
Tragedi berdarah
113
Rumah sakit
114
Pingsan
115
Wanita pembawa Sial
116
Jangan pergi sayang
117
Terluka dan kecewa
118
Hidup masing-masing
119
Kerapuhan Lana
120
Pulang dari rumah sakit
121
Perhiasan Alisa
122
Alisa Bakery
123
Susu
124
Marah sama siapa?
125
Mengantar Rani
126
Pesan rindu
127
Berbagi cerita bersama Reza
128
Mengantar Gilang
129
Kelahiran anggota Baru
130
Rayyan Putra Bhaskara
131
Ibu susu Baby Ray
132
Ibu sambung Baby Ray
133
Welcome in the palace Mami Alisa!
134
Ulang tahun Rayyan
135
Pertemuan pertama setelah sekian lama
136
Istriku, Alisa Febriyanti
137
Permintaan Rayyan
138
Permintaan di masa lalu
139
Sakit Apa?
140
Penjelasan Gilang
141
Meminta Restu
142
Luka akibat masa lalu
143
Rahasia Masa lalu
144
Cerita Lana
145
Kedatangan Tama
146
Jodoh yang sudah di tetapkan
147
Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148
Ungkapan hati Alisa
149
Impian Oma
150
Menjemput restu
151
Berangkat ke Aceh
152
Bertemu calon mertua
153
Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154
Penolakan Papa Yoga
155
Shock berat
156
Kemarahan Lana
157
Abang mau Papi!
158
Menyapa Kakek dan Nenek
159
Wanita istimewa
160
Bukan Emil!
161
Setuju
162
Nasihat Mama Alina
163
Menyusun rencana
164
Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165
Ponsel untuk Papa mertua
166
Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167
Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168
Selamat datang Besan!
169
Sambutan untuk Besan
170
Persiapan acara pernikahan
171
Cucuku!!
172
Pingsan lagi?
173
Penyakit Alisa.
174
Henna
175
Turun mandi
176
Papa? Papa kah itu?
177
Godaan untuk calon istri
178
Pernikahan Gilang & Alisa
179
Ijab Qobul
180
Kejutan untukmu, istriku
181
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183
Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184
Halal untuk ku Sentuh
185
Mewujudkan keinginan
186
Bersatu
187
Janda tapi perawan!
188
Cerita sebelum tidur
189
Jatuh dari ranjang
190
Menggoda pengantin baru
191
Kedatangan kedua orang tua
192
Cerita tentang Rayyan
193
Mama Vita bukan Mami Vita!
194
Keluarga Ayah Emil
195
Sebuah bukti dari masa lalu
196
Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197
Minta maaf
198
Kalian tau?
199
Kemarahan Alisa.
200
Suami sah vs mantan suami
201
Gilang ke toko kue Alisa
202
Ngantuk, mual, muntah?
203
Alisa ke kantor Bhaskara Group
204
Ngidam??
205
Sekretaris baru
206
Pelakor tertutup hijab?
207
Pergi tanpa Pamit
208
Salah paham
209
Sahabatku, Alisa Febriyanti
210
Menyusulnya
211
Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212
Aku membutuhkan mu, sayang!
213
Tega kamu!
214
Menyentuhmu, candu bagiku
215
Maafkan aku, By...
216
Kabar gembira
217
Positif Hamil
218
Kedatangan Ema
219
Penjelasan Ema
220
Rencana perjodohan
221
Kembar??
222
Lamaran dadakan
223
Rencana pernikahan
224
Pernikahan Andi dan Ema
225
Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226
Melahirkan
227
Welcome to world baby twins
228
Sambutan untuk Baby twins
229
Aqiqah baby twins
230
Keseruan bersama baby twins
231
Baby Sitter
232
Malu nggak ketulungan
233
Bahagia bersamamu
234
Seseorang dari masa lalu
235
Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236
Sedikit cuap-cuap
237
Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!