Keseruan dirumah Alisa

Mereka semua terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan Lana. Gilang semakin takjub dengan bocah berusia 8 tahun itu ia tak menyangka bahwa anak sekecil Lana bisa berfikir dewasa.

Sedangkan Alisa matanya berkaca-kaca memandang Lana yang juga memandang dirinya. Alisa terharu dengan putranya itu, tak disangka didikan yang selama ini ia ajarkan diserap dengan baik oleh putranya. Ia menangis haru, setitik air mata jatuh dipipi nya yang sudah tirus.

''Mak... Abang minta maaf ya jika perkataan Abang menyinggung Mak.. Abang nggak bermaksud begitu.. Abang hanya.. hanya...''

''Maaf kan Abang Mak.. Abang nggak mau jadi anak durhaka maaf Mak.. maaf...'' Lana bangkit dari duduknya dan bersimpuh didepan Alisa yang sedang menangis terharu.

''Maaf kan Abang Mak.. maaf..''

''Maaf kan kakak juga Mak yang nggak bisa menegur adek saat ia berbuat salah, kakak sudah gagal mendidiknya, maafkan kakak Mak... kami bersalah.. jangan hukum kami Mak... kami bukan anak durhaka... hanya salah saja dalam berbicaraaaaa...''

Gilang dan Pak supir yang melihat pun ikut menangis. Sungguh.. jauh didalam hati Gilang ia juga ingin seperti itu kepada ibunya tapi apa hendak dikata jika rasa kecewa yang sudah bercokol lama dihatinya belumlah hilang.

Ia juga merindukan bisa berkumpul seperti ini tapi itu tak mungkin sampai sekarang pun ia belum berdamai dengan hatinya.

Sebagai orang tua pastilah ia menginginkan anaknya berbakti terutama kepada ibunya seperti pak Kosim ini.

Dia adalah supir orang tua Gilang dari dulu saat mereka masih di Jakarta sampai ke Medan, beliau tinggal di Bogor dan keluarga nya pun disana.

Pak Kosim datang ke Jakarta untuk mencari sesuap nasi demi menghidupi keluarganya. Anak anak pak Kosim masih membutuhkan biaya untuk sekolah maka dari itu beliau terpaksa merantau ke Jakarta lalu sekarang ke Medan dan disinilah dia berada, pak Kosim sedang menyaksikan seorang anak yang berbakti kepada ibunya ia menjadi terharu dan teringat akan putranya disana.

Sungguh hati siapa yang tak akan tersentuh jika melihat seorang anak kecil begitu menyayangi ibunya.

Ia rela meminta maaf padahal apa yang dikatakan olehnya itu benar tidak salah, tapi karena takut akan murka Nya ia menangis meminta maaf.

Alisa yang sedari tadi sudah tidak menangis lagi dengan perlahan ia mengusap kepala kedua anaknya. Ia sangat bersyukur memiliki anak anak yang pengertian seperti mereka.

''Bangun Nak, Mak .. tidak marah sama Abang dan juga kakak.. hanya saja.. Mak terharu.. bagaimana mungkin putraku yang masih kecil ini dan bahkan belum disunat sudah pintar berbicara dengan bijaksananya, hem?''

''Untuk kakak.. kakak nggak salah kok Nak, kakak sudah berhasil mendidik adek dengan baik buktinya ia bisa menegur orang yang salah ya... walaupun dengan gaya dan caranya sendiri...kalian anak anak yang baik Mak beruntung memiliki kalian berdua.'' Alisa tersenyum lembut menatap kedua buah hatinya.

Sedang seseorang di sudut sana mematung mendengar ucapan Alisa. Ia terdiam tanpa kata saat mendengar ucapan Alisa untuk anaknya belum lagi senyum manis semanis gula membuat jantungnya dag dig dig tak karuan.

Ia memandang Alisa tak berkedip, Pak Kosim yang melihatnya terkekeh kecil ia geli melihat kelakuan Gilang seperti itu. Seperti remaja yang sedang jatuh cinta saja pikirnya.

Mata pak Kosim membola. ''Apakah Gilang menyukai Alisa?? Karena itulah ia sering mampir kesini?? Hingga ketika sakitpun anak anak Alisa yang mengantarkan makanan ?'' Bisik hati Pak Kosim.

Ia memandang Gilang dengan seksama dan ternyata terlihat jelas kalau memang benar Gilang menyukai Alisa.

Pak Kosim tersenyum, ''Semoga kamu mendapatkan pendamping hidup seperti Alisa ya Nak, Bapak harap kamu bahagia selamanya..'' bisik hati Pak Kosim.

''Neng Alisa boleh bapak bertanya??'' Alisa menoleh.

''Iya Pak, boleh! apa yang ingin Bapak tanyakan?''

''Maaf Neng.. Bapak hanya ingin tau apakah Neng Alisa seorang janda? Karena dari yang Bapak perhatikan, suami Neng Alisa kok nggak pulang? Sedangkan kita sudah lama disini.. maaf Neng, bukan maksud Bapak mengorek hal pribadimu Bapak hanya penasaran saja.''

Alisa tersenyum tenang bagai air, tapi tak tau apa yang terjadi didalam nya. Dalamnya air dapat diukur tapi dalamnya hati manusia siapa yang tau?

''Bapak benar! Saya seorang janda yang baru saja berpisah dengan suaminya dan anak anak ini anak kami berdua. Hidup belasan tahun tidak menjamin rumah tangga itu utuh untuk selamanya kan Pak? Ada saatnya kita harus berpisah dan berjuang sendiri, saya seorang single parent karena itu saya sangat berhati-hati dalam bersikap jika tidak ingin menimbulkan fitnah.''

''Ya, itu memang benar Neng! kehidupan sebagai seorang janda itu memang menjadi sorotan dalam masyarakat kita, entah apa salah dan kurangnya seorang janda selalu saja dianggap buruk. Mereka hanya melihat dari luarnya saja tapi tak tau apa yang terjadi dengan orang itu sebenarnya.''

''Maka dari itu Pak, saya selalu berhati-hati dalam menerima tamu. Apalagi jika tamu itu seorang laki laki. Pasti akan menimbulkan prasangka buruk bagi yang melihat nya ya.. walaupun tamu itu berniat baik sama kita, tapi tetap saja dipandangan orang seorang janda itu buruk.'' ucapnya sambil melirik Gilang yang juga sedang menatapnya. Gilang termenung mendengar ucapan Alisa.

''Iya Neng, Bapak juga tau itu. Tapi jika nanti terjadi sesuatu dengan Neng Alisa atau apapun itu, jangan diam saja. Neng harus bisa melawan mereka yang selalu menindas, yang selalu memandang rendah seorang janda. Buktikan jika menjadi seorang janda itu bukan keinginan mereka tapi memang sudah menjadi takdirnya. Buktikan kepada mereka bahwa seorang janda itu juga manusia sama seperti mereka. Jangan selalu dipandang hina.. jika mereka buruk kita harus melawannya dengan kebaikan! Ingat itu Neng..'' jelas Pak Kosim panjang lebar.

Alisa yang mendengar nya tersenyum.

''Terimakasih banyak Pak untuk nasihatnya, saya akan mengingatnya.''

''Sama sama Neng, kita sesama manusia memang harus saling mengingatkan. Terutama Neng Alisa, karena Bapak juga memiliki seorang putri yang sudah janda..'' lirih nya dengan wajah sendu.

Gilang yang mendengar nya terkejut. Ia berpaling melihat Pak Kosim yang tertunduk. Sedangkan Alisa terdiam, tak tau harus bicara apa apa karena Pak Kosim sudah lebih dulu mengalami nya.

''Eh, Om Gilang! Terimakasih ya untuk hari ini? Abang sangaaaattt senang bisa makan ayam KFC lagi. Dari dulu Abang sudah menginginkan nya tapi tak bisa...''

''Iya sama sama pangeran... lain kali jika butuh sesuatu, bilang aja ya ke Om? Kalau bisa akan Om berikan tapi jika tidak, kita akan berusaha bersama sama untuk mendapatkan nya oke boy?''

''Ashiaaaap bos! Dengan senang hati Abang akan mengatakan nya sama om Gilang! Aseekk..'' sahut lana.

Gilang tersenyum, melihat tingkah Lana. Baginya kebahagiaan Lana adalah kebahagiaan juga untuknya.

Mereka melanjutkan makannya kembali. Gilang membuka plastik buah-buahan untuk mereka makan bersama.

''Abang mau yang mana buahnya?''

''Abang mau buah pir aja! itu buah kesukaan Abang. Dulu ketika masih sama Ayah, Ayah sering banget membelinya tiap kali gajian hari Sabtu. Malam minggunya pasti beli buah!'' ceplosnya tanpa sadar membuat Alisa dan Gilang saling pandang satu sama lain hingga beberapa saat.

Lana yang merasa sunyi akan jawabannya tak dijawab oleh Gilang mendongak, terlihat Alisa dan Gilang yang saling pandang.

''Om sama Mak kenapa kok saling pandang? Ada yang aneh kah dari jawaban Abang tadi?'' tanya nya kebingungan.

Alisa dan Gilang yang mendengar ucapan Lana memutuskan kontak mata. Kedua orang beda usia itu salah tingkah karena ketahuan Lana.

Ira tersenyum tipis sedang Pak Kosim pura pura nggak tau. Ia sibuk dengan makanan nya yang belum habis. Tapi didalam hatinya, ia ikut senang melihat Gilang bahagia.

''Ah iya, apa tadi? Abang mau yang mana buahnya??'' tanya Gilang.

''Ck!! Om payah ni.. dari tadi nggak denger ya apa yang Abang bilang??'' imbih Lana cemberut.

"Hehehe.. Om denger kok. Ya kan Pak kosim?" Gilang mengedip kan matanya ke Pak Kosim. Pak Kosim yang melihat pun jadi bingung.

"Hah? memang denger kok denger ini lagi denger juga apa yang Aden bilang ke Lana."

Gilang melotot melihat Pak Kosim. Bisa bisanya Pak Kosim nggak nyambung disaat kayak begitu.

Pak Kosim yang dipandang Gilang hanya tersenyum kaku, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Hahaha berarti Om sama Pak Kosim nggak dengerin kan apa yang Abang bilang tadi? Makanya Om sama Pak Kosim nggak bisa jawab kan?? Hihi..." Lana terkikik geli melihat Gilang dan Pak Kosim saling pandang.

Mereka pun terkekeh setelah menyadari nya. Lana sangat antusias menceritakan tentang rumah Gilang kepada Alisa yang disambut Alisa dengan senyum hangat nya membuat Gilang lagi dan lagi terpana akan senyuman manisnya.

Lain pula dengan Ira, ia menceritakan bagaimana tingkah Lana saat berada dirumah Gilang dari mulai mereka masuk sampai keluar ada saja tingkah Lana.

Ira menceritakan bahwa Lana terpeleset dikamar mandi hingga berujung dipijat oleh Bik Inah.

"Untunglah ada Bik Inah Mak.. kalau nggak gimana Abang jalannya ya? maulah mereng sebelah jalannya?''

Mereka semua tertawa sedangkan Lana nyengir kuda.

Mereka asik bercerita hingga waktu menunjukkan pukul sepuluh malam dan waktunya untuk Gilang pulang.

"Om pamit pulang ya Bang? kalau sempat besok Om kesini lagi.''

"Woke Om !! Makasih ya Om hadiahnya masih tersisa satu hadiah lagi yang belum Om kasi buat Abang.. tapi besok aja deh Abang beritahu ya?''

"Oke! Mbak saya pamit pulang. Ingat! jika besok ada yang datang mengatas namakan saya, ambil aja ya jangan ditolak!''

"Emang apaan sih Om?'' tanya lana.

"Udah.. Besok Abang akan tau kok apa hadiahnya? karena itu menurut Om yang memang kalian butuhkan saat ini. Ya sudah Om pulang ya? jaga diri dan jangan nakal!" Gilang mengacak rambut Lana disambut tawa oleh Lana.

"Assalamualaikum Mbak..." ucapnya sambil tersenyum lebar

"Wa'alaikum salam.." sahut Alisa

"Terimakasih Neng, Bapak pamit ya Assalamualaikum.."

"Iya Pak sama sama wa'alaikum salam..'' sahutnya.

Gilang dan Pak Kosim pun pergi meninggalkan rumah Alisa dengan wajah gembira.

Setelah kepergian mereka Alisa bertanya kepada Lana tentang barang kiriman Gilang ia jadi penasaran.

"Abang tau nggak kira kira apa yang dikirimkan Om Gilang besok?" tanya Alisa

"Nggak tau Mak... Om Gilang cuma bilang rahasiaaaa...gitu katanya.''

"Hoo.. YA sudah, mari istirahat. Malam sudah larut, besok kan Abang sama Kakak sekolah. Jangan lupa sholat dulu sebelum tidur ya? Ah iya! barang ini diletakkan dimana ya? setelah sholat jangan tidur dulu ya, kita beresin ini dulu biar nggak berantakan hampir saja Mak lupa!'' ucap Alisa.

"Siap Mak!''

Mereka pun bergegas berwudhu dan sholat berjamaah. Setelah sholat Mereka bertiga membereskan semua barang yang dibawa Gilang hingga tidur hampir larut malam.

Keesokan harinya.

Tepat jam sepuluh pagi sebuah mobil pick up berhenti didepan rumah Alisa. Alisa yang melihat ada sebuah mobil pickup ia merasa heran tapi ia tak peduli, Alisa tetap meneruskan menjemur pakaian diluar.

Saat sedang menjemur pakaian Alisa dikejutkan dengan orang yang baru saja dilihatnya di mobil pick up. Ia berpikir ada apa orang ini mendatanginya.

"Permisi.. dengan Mbak Alisa?" tanya nya

"Iya dengan saya sendiri, ada apa ya Pak?" Alisa menjadi bingung ketika melihat sebuah benda diturunkan didepan rumahnya.

"Saya ditugaskan untuk mengirimkan barang ini atas nama.. Gilang Bhaskara!'' sahutnya sambil melihat catatan kecil ditangan nya.

"Oh... baik! silahkan dibawa masuk dan letakkan disudut itu.." tunjuk Alisa

"Sudah Mbak, kalau begitu kami permisi dulu.." ucapnya setelah meletakkan benda itu disudut ruangan.

Alisa yang penasaran membuka kadonya dengan pelan agar tidak mengganggu Annisa yang sedang tidur.

Saat setelah kadonya terbuka Alisa kaget bukan main karena ternyata isinya kulkas dua pintu model terbaru.

Mulut Alisa menganga lebar ia sampai tak berkedip melihatnya ia jadi berfikir kok bisa sama sih padahal kan Gilang dan dirinya berbeda mengapa mereka seperti pasangan yang satu hati satu jiwa yang satu baru melihat dan ingin membelinya nanti, tapi ternyata yang satu sudah mewujudkan nya.

Kok bisa sama sih?

💕💕

Hoo! kok bisa sama ya? Othor pun heran.. 🤔🤔🤣🤣🤣

TBC

Episodes
1 pengumuman
2 Awal mula
3 Pertemuan pertama
4 Alisa
5 Gilang Bhaskara
6 Penasaran
7 Kita berjumpa lagi
8 Dirumah Alisa
9 Makan bersama
10 Gilang demam
11 Dirumah Gilang
12 Abang kerumah gilang
13 Obat untuk Gilang
14 Hadiah dari Gilang
15 Kedatangan Tamu
16 Keseruan dirumah Alisa
17 Cibiran Tetangga
18 Ungkapan hati Gilang
19 Gilang belajar sholat
20 Ustad Dhanu
21 Abang
22 Menginap
23 Keceplosan
24 Mimpi
25 Masih dengan Mimpi
26 Masih dengan mimpi 2
27 Al Gi Na Ra
28 Al Gi Na Ra 2
29 Al Gi Na Ra 3
30 Andi Prajaditya
31 Hanyut dalam rasa
32 Malu
33 POV Ira
34 Mama Dewi
35 Vita Rosmala Setiawan
36 Masa lalu Gilang
37 Masa lalu Gilang 2
38 Masa lalu Gilang 3
39 Masa lalu Gilang 4
40 Masa lalu Gilang 5
41 Masa lalu Gilang 6
42 Masa lalu Gilang 7
43 Masa lalu Gilang 8
44 MLG Terluka
45 MLG Vita dan Kevin
46 MLG Bunuh diri
47 Makan malam bersama
48 Menolak
49 Malu dan kecewa
50 Menenangkan diri
51 Keturunan Aceh
52 Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53 Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54 Mami
55 Salah paham
56 Permintaan Ira
57 Kamu kenapa??
58 Cemburu
59 Tetap dilanjutkan
60 Menjemput Abang
61 Papi ku
62 Alisa store
63 Chef baru
64 Ketahuan
65 Hadiah buat Abang
66 Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67 Email dan sandi
68 Pajero Sport
69 Sarapan atau tatapan??
70 Di perjalanan
71 Aku kangen Papa!
72 Jantung Hatiku
73 Mimpi yang jadi kenyataan
74 Cinta sampai mati
75 Luka sekerat rasa
76 Sabar sayang..
77 Pulang
78 Sibuk
79 Kebakaran
80 Kamu selamat Nak!
81 Di kantin
82 Pengaruh buruk?
83 Dia, wanita ku!
84 Kesepakatan
85 Berbohong demi kebaikan
86 Di rumah ustad Dhanu
87 Malam terakhir bersama mu
88 Malam terakhir bersama mu 2
89 Berpisah sementara
90 Ayah
91 Amplop
92 Di temani Ummi.
93 Belanja tanpa Mak
94 Hal mengejutkan!
95 Pertemuan dua sahabat
96 Besan ku oh Besan ku!
97 Annisa menangis tanpa henti
98 Sepucuk surat untuk Gilang
99 Latihan marawis
100 Tamu yang membuat shock
101 Terkejut
102 Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103 Single
104 Rumah baru
105 Aku Rindu kamu, sayang!
106 Istri sah secara hukum
107 Pindah
108 Gelisah
109 Masalah besar??
110 Senandung terakhir Lana
111 Pernikahan membawa petaka
112 Tragedi berdarah
113 Rumah sakit
114 Pingsan
115 Wanita pembawa Sial
116 Jangan pergi sayang
117 Terluka dan kecewa
118 Hidup masing-masing
119 Kerapuhan Lana
120 Pulang dari rumah sakit
121 Perhiasan Alisa
122 Alisa Bakery
123 Susu
124 Marah sama siapa?
125 Mengantar Rani
126 Pesan rindu
127 Berbagi cerita bersama Reza
128 Mengantar Gilang
129 Kelahiran anggota Baru
130 Rayyan Putra Bhaskara
131 Ibu susu Baby Ray
132 Ibu sambung Baby Ray
133 Welcome in the palace Mami Alisa!
134 Ulang tahun Rayyan
135 Pertemuan pertama setelah sekian lama
136 Istriku, Alisa Febriyanti
137 Permintaan Rayyan
138 Permintaan di masa lalu
139 Sakit Apa?
140 Penjelasan Gilang
141 Meminta Restu
142 Luka akibat masa lalu
143 Rahasia Masa lalu
144 Cerita Lana
145 Kedatangan Tama
146 Jodoh yang sudah di tetapkan
147 Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148 Ungkapan hati Alisa
149 Impian Oma
150 Menjemput restu
151 Berangkat ke Aceh
152 Bertemu calon mertua
153 Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154 Penolakan Papa Yoga
155 Shock berat
156 Kemarahan Lana
157 Abang mau Papi!
158 Menyapa Kakek dan Nenek
159 Wanita istimewa
160 Bukan Emil!
161 Setuju
162 Nasihat Mama Alina
163 Menyusun rencana
164 Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165 Ponsel untuk Papa mertua
166 Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167 Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168 Selamat datang Besan!
169 Sambutan untuk Besan
170 Persiapan acara pernikahan
171 Cucuku!!
172 Pingsan lagi?
173 Penyakit Alisa.
174 Henna
175 Turun mandi
176 Papa? Papa kah itu?
177 Godaan untuk calon istri
178 Pernikahan Gilang & Alisa
179 Ijab Qobul
180 Kejutan untukmu, istriku
181 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183 Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184 Halal untuk ku Sentuh
185 Mewujudkan keinginan
186 Bersatu
187 Janda tapi perawan!
188 Cerita sebelum tidur
189 Jatuh dari ranjang
190 Menggoda pengantin baru
191 Kedatangan kedua orang tua
192 Cerita tentang Rayyan
193 Mama Vita bukan Mami Vita!
194 Keluarga Ayah Emil
195 Sebuah bukti dari masa lalu
196 Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197 Minta maaf
198 Kalian tau?
199 Kemarahan Alisa.
200 Suami sah vs mantan suami
201 Gilang ke toko kue Alisa
202 Ngantuk, mual, muntah?
203 Alisa ke kantor Bhaskara Group
204 Ngidam??
205 Sekretaris baru
206 Pelakor tertutup hijab?
207 Pergi tanpa Pamit
208 Salah paham
209 Sahabatku, Alisa Febriyanti
210 Menyusulnya
211 Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212 Aku membutuhkan mu, sayang!
213 Tega kamu!
214 Menyentuhmu, candu bagiku
215 Maafkan aku, By...
216 Kabar gembira
217 Positif Hamil
218 Kedatangan Ema
219 Penjelasan Ema
220 Rencana perjodohan
221 Kembar??
222 Lamaran dadakan
223 Rencana pernikahan
224 Pernikahan Andi dan Ema
225 Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226 Melahirkan
227 Welcome to world baby twins
228 Sambutan untuk Baby twins
229 Aqiqah baby twins
230 Keseruan bersama baby twins
231 Baby Sitter
232 Malu nggak ketulungan
233 Bahagia bersamamu
234 Seseorang dari masa lalu
235 Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236 Sedikit cuap-cuap
237 Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.
Episodes

Updated 237 Episodes

1
pengumuman
2
Awal mula
3
Pertemuan pertama
4
Alisa
5
Gilang Bhaskara
6
Penasaran
7
Kita berjumpa lagi
8
Dirumah Alisa
9
Makan bersama
10
Gilang demam
11
Dirumah Gilang
12
Abang kerumah gilang
13
Obat untuk Gilang
14
Hadiah dari Gilang
15
Kedatangan Tamu
16
Keseruan dirumah Alisa
17
Cibiran Tetangga
18
Ungkapan hati Gilang
19
Gilang belajar sholat
20
Ustad Dhanu
21
Abang
22
Menginap
23
Keceplosan
24
Mimpi
25
Masih dengan Mimpi
26
Masih dengan mimpi 2
27
Al Gi Na Ra
28
Al Gi Na Ra 2
29
Al Gi Na Ra 3
30
Andi Prajaditya
31
Hanyut dalam rasa
32
Malu
33
POV Ira
34
Mama Dewi
35
Vita Rosmala Setiawan
36
Masa lalu Gilang
37
Masa lalu Gilang 2
38
Masa lalu Gilang 3
39
Masa lalu Gilang 4
40
Masa lalu Gilang 5
41
Masa lalu Gilang 6
42
Masa lalu Gilang 7
43
Masa lalu Gilang 8
44
MLG Terluka
45
MLG Vita dan Kevin
46
MLG Bunuh diri
47
Makan malam bersama
48
Menolak
49
Malu dan kecewa
50
Menenangkan diri
51
Keturunan Aceh
52
Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53
Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54
Mami
55
Salah paham
56
Permintaan Ira
57
Kamu kenapa??
58
Cemburu
59
Tetap dilanjutkan
60
Menjemput Abang
61
Papi ku
62
Alisa store
63
Chef baru
64
Ketahuan
65
Hadiah buat Abang
66
Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67
Email dan sandi
68
Pajero Sport
69
Sarapan atau tatapan??
70
Di perjalanan
71
Aku kangen Papa!
72
Jantung Hatiku
73
Mimpi yang jadi kenyataan
74
Cinta sampai mati
75
Luka sekerat rasa
76
Sabar sayang..
77
Pulang
78
Sibuk
79
Kebakaran
80
Kamu selamat Nak!
81
Di kantin
82
Pengaruh buruk?
83
Dia, wanita ku!
84
Kesepakatan
85
Berbohong demi kebaikan
86
Di rumah ustad Dhanu
87
Malam terakhir bersama mu
88
Malam terakhir bersama mu 2
89
Berpisah sementara
90
Ayah
91
Amplop
92
Di temani Ummi.
93
Belanja tanpa Mak
94
Hal mengejutkan!
95
Pertemuan dua sahabat
96
Besan ku oh Besan ku!
97
Annisa menangis tanpa henti
98
Sepucuk surat untuk Gilang
99
Latihan marawis
100
Tamu yang membuat shock
101
Terkejut
102
Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103
Single
104
Rumah baru
105
Aku Rindu kamu, sayang!
106
Istri sah secara hukum
107
Pindah
108
Gelisah
109
Masalah besar??
110
Senandung terakhir Lana
111
Pernikahan membawa petaka
112
Tragedi berdarah
113
Rumah sakit
114
Pingsan
115
Wanita pembawa Sial
116
Jangan pergi sayang
117
Terluka dan kecewa
118
Hidup masing-masing
119
Kerapuhan Lana
120
Pulang dari rumah sakit
121
Perhiasan Alisa
122
Alisa Bakery
123
Susu
124
Marah sama siapa?
125
Mengantar Rani
126
Pesan rindu
127
Berbagi cerita bersama Reza
128
Mengantar Gilang
129
Kelahiran anggota Baru
130
Rayyan Putra Bhaskara
131
Ibu susu Baby Ray
132
Ibu sambung Baby Ray
133
Welcome in the palace Mami Alisa!
134
Ulang tahun Rayyan
135
Pertemuan pertama setelah sekian lama
136
Istriku, Alisa Febriyanti
137
Permintaan Rayyan
138
Permintaan di masa lalu
139
Sakit Apa?
140
Penjelasan Gilang
141
Meminta Restu
142
Luka akibat masa lalu
143
Rahasia Masa lalu
144
Cerita Lana
145
Kedatangan Tama
146
Jodoh yang sudah di tetapkan
147
Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148
Ungkapan hati Alisa
149
Impian Oma
150
Menjemput restu
151
Berangkat ke Aceh
152
Bertemu calon mertua
153
Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154
Penolakan Papa Yoga
155
Shock berat
156
Kemarahan Lana
157
Abang mau Papi!
158
Menyapa Kakek dan Nenek
159
Wanita istimewa
160
Bukan Emil!
161
Setuju
162
Nasihat Mama Alina
163
Menyusun rencana
164
Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165
Ponsel untuk Papa mertua
166
Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167
Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168
Selamat datang Besan!
169
Sambutan untuk Besan
170
Persiapan acara pernikahan
171
Cucuku!!
172
Pingsan lagi?
173
Penyakit Alisa.
174
Henna
175
Turun mandi
176
Papa? Papa kah itu?
177
Godaan untuk calon istri
178
Pernikahan Gilang & Alisa
179
Ijab Qobul
180
Kejutan untukmu, istriku
181
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183
Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184
Halal untuk ku Sentuh
185
Mewujudkan keinginan
186
Bersatu
187
Janda tapi perawan!
188
Cerita sebelum tidur
189
Jatuh dari ranjang
190
Menggoda pengantin baru
191
Kedatangan kedua orang tua
192
Cerita tentang Rayyan
193
Mama Vita bukan Mami Vita!
194
Keluarga Ayah Emil
195
Sebuah bukti dari masa lalu
196
Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197
Minta maaf
198
Kalian tau?
199
Kemarahan Alisa.
200
Suami sah vs mantan suami
201
Gilang ke toko kue Alisa
202
Ngantuk, mual, muntah?
203
Alisa ke kantor Bhaskara Group
204
Ngidam??
205
Sekretaris baru
206
Pelakor tertutup hijab?
207
Pergi tanpa Pamit
208
Salah paham
209
Sahabatku, Alisa Febriyanti
210
Menyusulnya
211
Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212
Aku membutuhkan mu, sayang!
213
Tega kamu!
214
Menyentuhmu, candu bagiku
215
Maafkan aku, By...
216
Kabar gembira
217
Positif Hamil
218
Kedatangan Ema
219
Penjelasan Ema
220
Rencana perjodohan
221
Kembar??
222
Lamaran dadakan
223
Rencana pernikahan
224
Pernikahan Andi dan Ema
225
Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226
Melahirkan
227
Welcome to world baby twins
228
Sambutan untuk Baby twins
229
Aqiqah baby twins
230
Keseruan bersama baby twins
231
Baby Sitter
232
Malu nggak ketulungan
233
Bahagia bersamamu
234
Seseorang dari masa lalu
235
Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236
Sedikit cuap-cuap
237
Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!