Turun dari motornya dia terus saja berjalan tanpa melihat kanan kiri. Ia hanya fokus pada langkahnya saja.
Saat sampai didepan kelasnya semua siswi terus memandang kearahnya dengan berbisik bisik.
Ipank teman sebangku menyapa nya. Ia menyahuti dengan deheman saja. Walau demikian, Ipank tidak sakit hati dengannya karena Ipank tau seperti teman sebangkunya ini.
Wajah datar dan dingin plus cuek. Bodo amat dengan keadaan sekitar. Yang penting ia sekolah itu saja.
Pemuda itu adalah Gilang Bhaskara. Putra dari pengusaha kaya Angga Bhaskara dan Dewi Anggraeni.
Dirinya terkenal sukses diusia muda dengan usahanya, mereka sekeluarga berasal dari kota Jakarta.
Mereka pindah ke kota Medan karena pusat perusahaan nya berada disana. Tempat dimana seorang wanita merantau mengais rejeki untuk sesuap nasi.
Gilang adalah pemuda yang terkenal nakal dan suka tawuran. Sudah berapa kali pemuda itu pindah sekolah, tetap saja seperti itu. Hingga terpaksa sekolah mengeluarkan nya.
Kedua orang tuanya sudah pusing dengan tingkah Gilang Tak tau harus bagaimana lagi. Hingga pada akhirnya ada satu sekolah terakhir yang menerimanya.
Sekolah tersebut memiliki syarat. Jika ingin Gilang ditempatkan disana, Gilang harus masuk sekolah tepat waktu, tidak bolos dan mengikuti semua pelajaran dari pertama hingga selesai.
Jika tidak mau, terpaksa sekolah itu menolak Gilang. Karena Gilang sudah terkenal sebagai murid berandalan.
Mau tidak mau Gilang harus mengikutinya. Walaupun setelah pulang dari sekolah, kegiatan yang dari awal ketika ia tinggal di Jakarta itu, tetap dilakukan nya.
Ketika jam sekolah, Gilang tidak akan melakukan nya. Tapi ketika jam sekolah berakhir, Ia tetap bisa mengapresiasi kan tindakannya itu.
Hingga suatu ketika semua itu berubah saat Gilang sedang tawuran. Gikang bertemu dengan ibu muda yang sedang menceramahi ketua geng lawan tawuran nya.
Gilang terpesona pada pandangan pertama kepada wanita dewasa ini, hingga dirinya penasaran dengan wanita itu.
Dari sana lah awal mula dirinya berubah drastis dari yang dulu bandel nggak ketulungan, kini berubah menjadi pemuda yang sangat penurut.
Aneh sih jika dilihat, tapi itulah kenyataannya. Semua itu karena seseorang yang telah mencuri hatinya sejak pertama kali bertemu. Cinta pada pandangan pertama itulah yang Gilang rasakan saat itu.
Semua itu berawal dari sana, sejak saat itu dia selalu berusaha mendekati Wanita itu walaupun sering mendapat penolakan, Gilang masih saja tetap berusaha agar bisa meluluhkan hati pujaannya itu.
*
*
Didalam kelas.
''Bro.. kamu kenapa kok melamun sih? Ada yang dipikirin ya? Ceritain dong.. berbagi gitu jangan dipendam sendiri!''
Gilang menoleh pada Ipank, dibalas nyengir kuda oleh Ipank.
''Nggak ada apa apa kok..'' sahutnya.
Walaupun datar masih tetap mau menjawab pertanyaan Ipank. Hanya dengan Ipank saja sedangkan dengan teman sekelasnya yang lain tidak pernah sekalipun.
''Nanti pulang dari sekolah udah ada yang nunggu bro diperempatan jalan raya blok G! Mereka semua sangat ingin kita habisi! Gimana, kamu ikut nggak?''
''Boleh juga! siapkan segalanya! kita habisi mereka semua!!'' sahutnya dengan nada dingin.
Dan benar saja, sepulang sekolah para anggota tawuran Gilang, mendatangi tempat yang disebutkan oleh Ipank tadi.
Sengaja Ipank mengatakan hal itu kepada Gilang, karena temapt yang mereka incar ini sangatlah strategis.
Disana terdapat sebuah danau yang luas dengan taman disekelilingnya. Juga ada sebuah pendopo yang berjajar di sekitar danau.
Pohon-pohon besar yang sengaja ditanam untuk menghilangkan polusi asap akibat kendaraan bermotor dan roda empat.
Suasananya begitu tenang dan sejuk. Tempat ini sering dijadikan tempat nongkrong para anak muda.
Dan juga tempat foto short untuk para Instragram marble. Tempat inilah yang mereka perebutkan hingga sampai tawuran.
Tempat dimana Gilang menemukan pujaan hatinya walau terpaut usia sangat jauh.
Banyak sekali pasangan yang terpaut usia begitu jauh. Tetapi mereka tetap bahagia.
Akankah Gilang, bisa untuk melabuhkan hatinya kepada Wanita yang baru dikenalnya? Apakah cintanya akan bersambut? Atau hanya bertepuk sebelah tangan?
Entahlah! Ia tetap yakin akan hatinya, bahwa suatu saat nanti akan bisa meluluhkan hati wanita itu.
Banyak teman teman sekelas nya yang cantik-cantik. Belum lagi diluar sekolah, banyak sekali diantara mereka yang terang-terangan menyukai Gilang. Tapi Gilang tak menginginkan nya.
Hatinya hanya tertuju pada seorang wanita muda yang sudah berkeluarga, memilki 3 orang anak.
Itulah yang namanya cinta. Dari mata turun ke hati. Cinta pada pandangan pertama.
Ditengah jalan itulah, Gilang melihat seorang wanita yang begitu lembut ketika berbicara namun tegas dalam setiap ucapan nya.
Dia bisa meredam emosinya dengan sempurna. Menutupinya dengan wajah datar nan dingin, bak gunung es Himalaya tak ada yang bisa menghancurkan nya bahkan dirinyalah yang akan menghancurkan musuh-musuh nya itu.
Gilang mencoba mengikuti kemana pun wanita itu pergi, hingga nekat untuk langsung menemui nya.
Gilang tak peduli dengan penolakan wanita itu, ia akan terus berusaha mendekati nya.
Dialah Gilang.
Jika dia sudah mempunyai keinginan, apa yang dia suka dia pasti akan mendapatkan nya.
Bukan sebuah obsesi, tapi itulah karakter Gilang yang tak diketahui oleh orang lain, hal itu akan diketahui ketika dia telah menemukan sesuatu diantara ribuan sesuatu yang menurut orang lain itu tidak penting.
Bahkan Mama nya Gilang pun heran akan kelakuan anaknya. Kok bisa anak semata wayangnya bersikap seperti itu.
Gilang, jika dirumah sama halnya dengan disekolah. Dia tetap akan berwajah datar dan dingin.
Berbeda ketika dirumahnya, Mama Dewi sering melihat Gilang diam dan melamun sendirian ditepi kolam renang ketika malam tiba.
Mamanya sering melihat Gilang yang melamun sambil menengadah kan kepalanya keatas, sambil memandang rembulan yang bersinar terang.
Bahkan ketika bulan tidak muncul, hanya bintang bintang saja, dia tetap akan duduk ditepi kolam renang sambil memandang keatas.
Pernah juga Mama Dewi menemukan Gilang yang sedang terisak sendiri. Ketika ditanya Gilang hanya bilang, ia rindu akan kampung halaman mereka di Jakarta.
Tapi Mama Dewi tau, bukan itu yang membuat Gilang menangis. Ada hal lain yang disembunyikan olehnya. Tapi putranya itu tidak mau bercerita padanya.
Mama Dewi tak bisa memaksanya, hanya saja ia kasihan akan keadaan Gilang.
Hingga pada suatu hari, anaknya itu berubah drastis dari yang dingin kaku bak es balok, kini telah mencair.
Mereka terheran heran, ada apa dengan Gilang? Wajah yang dulunya sendu ketika malam tiba, siangnya datar.
Kini berubah menjadi senyuman yang sangat manis, memikat hati siapapun yang memandang nya.
Mama Dewi bertanya kepada suaminya pak Angga, tapi tak juga mendapat jawaban. Hanya hendikan bahu yang didapatkan olehnya.
Ada apa denganmu Gilang?
Adakah sesuatu yang terlewat hingga mama tak mengetahui nya?
Itulah yang ada dalam benak Mama nya.
Gilang tersenyum dan terus tersenyum eits!!
Itu berlaku hanya dirumah saja tapi disekolahnya tetap sama, dingin dan datar!
Sesuatu yang selama ini kucari cari dan tunggu telah kutemui.. rasa sakit yang dulu ketika malam kurasakan, kini berganti dengan rasa senang dihati.
Sungguh yang maha kuasa begitu kuasa dalam membolak balikkan hati seseorang, cinta yang dulu sudah lama kupendam dan kusimpan, tak ingin kuberikan lagi, sekarang muncul dengan tiba tiba tanpa disangka sangka.
Ya Tuhan, jadikan cinta ini pelabuhan Terakhirku.
Cinta yang dulu pernah ku kubur dalam- dalam, kini akan kuserahkan pada sang pemilik hati ini.
Semoga cintaku ini akan menjadi tempat terakhir ku untuk berlabuh .. semoga cinta ini bukan cinta biasa! Akan tetapi ini cinta luar biasa.
Tunggu aku.
Aku akan datang untuk memjemputmu.
Kekasih hatiku..
Gilang
💕
Semoga aja ya bang.. Cinta ini akan berlabuh pada tempat yang tepat.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments