Diujung jalan sana seorang pemuda sedang berkelahi dengan lawan nya. Pukul sana sini, sepak menyepak hingga tunjangan pun tak terelakkan.
Ia masih saja sibuk dengan kegiatan nya. Tapi pemuda ini heran, ada apa gerangan para lawan nya ini.
Kenapa para lawan taruhan nya Inai malah berhenti dan lebih memilih memandang ke depan.
''Ada apa disana? Kenapa semau pada berhenti??'' gumam nya dengan terus melangkah perlahan mengikuti arah pandang lawan nya ini.
Sambil berjalan ia tetap waspada, takut-takut Jiak lawan mau berbalik menyerang nya dalam keadaan lengah.
Dari kejauhan samar-samar terdengar suara seseorang.
''Seperti seorang wanita? Siapa? Dan kenapa ada dalam tawuran ini?'' gumam nya lagi sambil terus berjalan dengan perlahan melewati seluruh lawan tawuran nya.
Tiba disana, kaki nya berhenti melangkah. Ia mematung melihat seorang wanita dewasa sedang memarahi lawan tawuran. nya.
Wanita itu memakai hijab hitam dengan gamis merah maron. Wajah nan ayu manis ketika dipandang.
Bicaranya lembut namun tegas, tubuhnya tinggi semampai menambah daya tarik tersendiri bagi yang memandangnya.
Siapa dia sebenarnya??
Pemuda ini terus saja memandang wanita itu tanpa berkedip, perhatian nya terus tertuju pada sosok di kejauhan sana yang terus berbicara.
Hingga ujung bibirnya tertarik sedikit membentuk sebuah senyum samar.
Kemudian wanita itu pergi setelah selesai dengan tugasnya mengobrak Abrik jiwa para pelajar tawuran.
Pemuda itu mengikuti wanita ini dari belakang sambil mengedipkan mata kepada anggota nya untuk bubar.
Mereka mengangguk setuju. Dengan perlahan anggota tawuran yang di pimpin pemuda itu sedikit demi sedikit bubar.
Ia terus berjalan perlahan mengikuti wanita itu. Hingga saat ia berjalan tak sengaja kakinya menginjak sesuatu.
Ia menunduk dan melihat ke bawah. ''Roti?? Air mineral?? Apakah roti ini milik anak kecil tadi? Mungkin saja kan karena samar samar tadi aku mendengar makan siang,'' gumam nya.
Iaa terus berjalan sampai ke pembatas jalan. Ia wanita tadi sedang menenangkan putra nya yang masih menangis.
''Siapa dia? Apakah itu anaknya juga??'' gumamnya lagi, masih dengan mengikuti wanita itu.
''Abang lapar Mak... hiks.. haus..''
''Bentar ya.. kita cari ditempat lain aja jangan disini..''
''Ayo kak kita jalan lagi, mungkin didepan sana ada warung makan kita bisa singgah untuk makan.''
Pemuda itu terus saja mengikuti mengikuti nya. Ia sangat penasaran kemana tujuan wanita ini.
Karena terlihat dari barang bawaan mereka. Ada koper dan juga ransel. Dari kejauhan terlihat sebuah warung makan, membuat anak kecil itu begitu senang.
''Mak.. kita makan Mak.. Abang laperrr..!''
''Iya Nak, kita cari tempat yang agak luas ya agar kakak bisa makan juga kasihan dari tadi terus memangku adek.''
''Yeeee makan... laperrr!!'' sambil mengusap perut rata nya ia tak berhenti untuk tersenyum.
''Ya sudah pesan sana Kak. Sekalian minumnya jus ya kak.''
Putrinya mengangguk dan berlalu untuk memesan makanan mereka. Setelah selesai, ia kembali lagi di mana ibu nya berada.
Makanan pesanan mereka datang, pemuda itu bangkit dan menuju kasir. Ia membayar seluruh pesanan wanita itu.
Ia beranjak mendekati wanita itu. ''Boleh saya duduk disini??''
Deg!
Ayah! Gumam gadis kecil itu. Ia terdiam memandangi pemuda itu. Gadis itu menatapnya tanpa berkedip.
Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya. ''Boleh saya duduk disini??'' tanya nya lagi.
Membuat anak kecil itu mendongak.
Deg!
Ia terkejut melihat pemuda itu. Mulutnya berhenti mengunyah dengan mata melotot.
Pemuda itu terkekeh.
Sedangkan tangannya menarik-narik baju ibunya. Ia meraba-raba baju ibunya, membuat sang ibu merasa jengkel.
Pemuda itu terkekeh lagi.
''Apa sih Bang?? Jangan ditarik tarik ah! Mak lagi ganti popok adikmu ini, hadeuhhh..'' gerutu nya jengkel. Ia masih juga sibuk dengan bayi kecilnya itu.
Anak kecil itu tak menghiraukan apa yang baru saja ia katakan. Anak kecil itu masih saja menarik baju wanita itu, hingga wanita itu berbalik.
''Apa sih Bang?? Dari tadi narik baju Mak melulu ih! Kakak lagi, kok malah bengong? Ayo makan! setelah ini kita harus jalan lagi mencari tempat, untuk kita tidur mungkin masih ada rumah kosong di daerah sini untuk kita tempati.''
Pemuda itu tersenyum tipis mendengar kejujuran dari wanita itu.
Hening.
Wanita ini heran mengapa terasa sunyi dan sepi. Apakah kedua anak nya itu sudah selesai? Pikirnya.
Karena tak mendapat sahutan dari kedua anaknya, ia pun mendongak. Ia melihat dimana kedua anaknya sedang menatap seseorang.
Deg!
''Inikan pemuda yang tadi kulihat ikut tawuran? Ada apa dia kesini?'' Batin nya.
Lama ia menatap pemuda itu. Setelah sadar ia bertanya. ''Ada perlu apa?''
Pemuda itu tersenyum.
''Boleh saya duduk disini Mbak? Saya lihat Mbak kerepotan mengurus si kecil, jadi saya hanya ingin membantu saja karena saya menyukai anak-anak..'' setelah mengatakan itu ia meringis, sadar akan perkataan nya yang salah.
''Nggak usah! saya bisa sendiri!'' tolaknya membuat Pemuda itu terdiam.
Lama ia terdiam, ia tersenyum saat melintas sebahbidw di benaknya. ''Boleh ya Mbak, saya duduk disini? Ditempat lain sudah penuh hanya disini yang tersisa tempat untuk duduk,'' imbuhnya membuat ibu muda itu melihat kesekeliling.
Benar! semua tempat sudah penuh. Ia menghela nafasnya. ''Baiklah, silahkan!"
''Terimakasih Mbak..'' sahutnya dengan tersenyum senang.
Hatinya berdebar saat pertama kali melihat wanita dewasa ini. Ada apa denganku? Apakah aku penyuka tante-tante? Ishh.. batinnya menggerutu. Ia menggeleng kan kepalanya sembari terkekeh kecil.
Ada rasa yang entah seperti apa terhadap keluarga kecil ini. Ia tersenyum melihat posisi duduk yang begitu menguntungkan nya.
Tanpa sadar, bibirnya sedikit tertarik keatas. Senyum samar terbit dari sana. Ia duduk diapit oleh kedua anak wanita itu dengan wanita itu berada di hadapan nya.
''Cantik!'' Celutuk nya tanpa sadar.
Membuat kedua anak itu menatap nya dengan bingung. Pemuda itu jadi kikuk. Ia berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya karena salah ngomong tadi.
''Ayo dimakan! kenapa malah bengong?'' imbuhnya pada gadis itu, membuat si empu kaget.
''Hah ? Eh? iya bang! Eh Om! hehehe...'' gadis itu tersenyum kikuk.
Pemuda itu terkekeh.
''Santai aja lagi! Teruskan aja makannya! Om cuma numpang duduk disini,'' imbuhnya santai.
Gadis itu tersenyum kikuk.
''Ayo dimakan kak! jangan malah bengong! setelah ini kita akan cari penginapan.'' imbuhnya membuat putrinya itu mengangguk.
''Iya Mak.. '' sahutnya.
''Om nggak makan??'' tanya nya.
''Sudah! sudah dari tadi,'' sahutnya.
''Ya! makan tawuran!" celutuk wanita itu kesal.
Pemuda itu malu sendiri. Wajahnya memerah karena malu. Ia memalingkan wajahnya kearah lain.
''Kalau boleh saya tau, Mbak mau kemana? biar saya antar! kasihan kan sikecil panas panasan, belum lagi Abang sama kakak mereka pasti capek jalan terus..''
Wanita itu menatap Pemuda itu dengan datar, membuat Pemuda itu salah tingkah.
''Nggak usah! urus aja sana tawuranmu! Bukankah kamu belum selesai tawuran? Kenapa kamu mengikuti saya??'' tanyanya dengan ketus.
Pemuda itu tersenyum kikuk, bingung mau jawab apa jika tentang tawuran.
''Malu euuuyyy!!'' batinnya.
Setelah mengatakan sesuatu yang pedas untuk pemuda itu, ia beranjak ke kasir ingin membayar pesanannya.
Tiba disana, wanita itu terkejut karena semua makanan itu sudah dibayar oleh pemuda yang duduk dimeja bersamanya.
Ia menoleh, memandang Pemuda itu dengan wajah tak bersahabat, Pemuda itu hanya tersenyum.
Wanita itu berjalan kembali ke mejanya. Sesampainya disana, iamengajak anaknya untuk keluar.
Ia mengambil sejumlah uang untuk di berikan kepada pemuda itu. ''Ini uangmu! Tidak perlu membayar yang bukan menjadi kewajiban mu!'' imbuhnya, seraya meletakkan uang tersebut diatas meja kemudian beranjak pergi.
Pemuda itu tertegun, ia menatap nanar mereka yang sudah beranjak pergi.
Aku ingin kalian menjadi kewajiban untukku. Batinnya.
Sesaat kemudian dia tersadar bahwa orang yang dilamunkan olehnya telah pergi meninggalkan nya seorang diri.
Ia berlari keluar dan mengejar Mereka. Belum sampai di pintu ia berbalik lagi karena melupakan sesuatu.
''Aduh! kelupaan! Uang nya!'' pekiknya tertahan.
Tiba diluar ia melihat wanita itu sudah jauh, ia berlari mengejarnya.
''Tunggu Mbak..''
Wanita itu tak menggubris nya dan terus saja berjalan. Karena wanita itu tak mendengar nya maka ia pun berlari mendekati anak kecil itu.
''Tunggu Bang!'' anak itu menoleh kebelakang.
''Ini uang Mama mu tadi! Simpan saja, Om ikhlas kok membayarnya.'' Ia tersenyum manis pada anak itu.
''Tapi Om...'' anak kecil itu ingin menolak, tapi pemuda itu memaksanya.
''Udah.. simpan aja! Kalian nanti pasti membutuhkan nya..''
''Baiklah..''
''Emm.. boleh Om tau? Siapa nama Mama kalian??'' tanyanya, membuat wanita yang sedang berjalan itu menghentikan langkahnya.
''Abang!'' seru wanita itu.
''Maaf Om! aku nggak bisa! Nanti Mak bisa marah.. maaf ya..'' lirihnya dengan menunduk.
Ia menunduk tak berani menatap pemuda itu. Pemuda itu tersenyum.
''Ya sudah tidak apa-apa. Suatu saat jika kita berjodoh, pasti berjumpa lagi. Pergilah!"
''Terimakasih Om..'' ucapnya
Anak kecil itu menoleh kebelakang dan tersenyum. Pemuda itu pun membalasnya dengan lambaian tangan.
Siapa sebenarnya kamu Mbak? Kenapa rasanya hatiku ingin sekali berada disisi kalian? Seperti sudah terikat, sulit sekali untuk dilepaskan padahal baru kali ini kita bertemu! Semoga saja kita berjumpa lagi..
💕
Nah loh pingin kenalan ya bang?? Awas si emak lagi dalam kondisi disenggol bacok!!
😄😄
Salam hangat dari author recehan!
Tinggalin jejak cinta kalian ya!
Melisa
😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Surya Hermawan
lho sy kira sambungan dari kisah pertama si ibra dan indah !!!/Smug//Smug//Smug/
2024-09-25
0
Maulana ya_Rohman
mulai kepo nih🤔
2022-11-28
2