''Setiap orang pasti ada yang merasakan namanya cinta pertama.. baik itu pria maupun wanita, baik itu anak baru gede dan juga yang dewasa, setiap kisah pasti punya jalannya sendiri.. Ada yang menjadi pelabuhan terakhir dan ada juga hanya sebatas cinta pertama. Itu saja. Akan tetapi berbeda dengan seorang lelaki yang masih dibilang bau kencur, Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita dewasa yang sudah memiliki keluarga, hanya saja keluarga mereka tidak utuh.''
🌺🌺🌺🌺
Seorang Ibu muda sedang berjalan perlahan sambil menggendong bayi nya, dia terus berjalan seperti orang linglung tak tentu arah dan tujuan.
Dia terus saja berjalan ditepi jalan, putranya mengikuti saja kemana pun dia pergi. Demikian juga dengan si sulung, pun ikut berjalan mengikuti ibunya sambil sesekali melihat kebelakang barang kali ada yang mengejar mereka.
Bayi dalam gendongan wanita ini menangis karena kepanasan, wanita muda ini berjalan tanpa menggunakan payung hanya kain gendongan saja yang ada, itupun sudah lusuh.
Begitu perih yang dirasa kan oleh wanita muda ini, teringat akan rumah serta suaminya.
Ia menahan air matanya demi menjaga kenyamanan anak anaknya. Sekarang dia sendiri, dialah tulang punggung bagi anak anaknya.
Bagaimana tidak, dia membawa ketiga anaknya saat berpisah dari suaminya.
Hatinya perih dan sakit bila mengenang masa lalu.Tapi ya sudahlah, masa lalu tetap akan jadi masa lalu tidak akan merubah masa depan dengan terus mengingatnya, yang ada hanya rasa pilu.
Dalam diamnya dia menangis, sakit rasanya berpisah dengan orang yang selama ini bersama dengannya selama 12 tahun. Tapi dengan mudahnya, suaminya itu menjatuhkan talak 3 terhadapnya.
Sungguh miris nasibnya. Baru selesai melahirkan habis nifas sudah ditalak!
Matanya sembab karena menangis, semalaman memikirkan kemana harus pergi.
Hatinya sedang terluka dirundung pilu, bagai disayat sembilu.
Belum kering luka yang lama, sudah ditambah lagi dengan luka baru. Bagai tersiram air garam.
Perih!
Sakit!
Hancur!
Itulah yang dirasakan olehnya.
Si sulung berjalan dibelakang sambil membawa tas serta koper baju mereka bertiga.
Sedangkan putranya berjalan di samping Ibu nya. Ia menggenggam tangan ibunya, sedang yang kecil dalam gendongan.
Saat sedang berjalan, ia mendongak menatap wajah ibunya yang datar tanpa ekspresi namun sendu, ada air mata yang tersisa di pelupuk mata. Begitu juga dengan nya.
Ingin ia bertanya tapi tak berani. Ia menoleh kebelakang melihat kakaknya, mereka saling tatap dengan wajah sendu, dan saat ingin berbicara, kakaknya menggelengkan kepala pertanda melarang nya untuk berbicara.
Gadis manis nan lugu itu hanya bisa menangis mengingat perjalanan hidup yang akan dia jalani kedepannya seperti apa.
Ia tak tau tau sekolah dimana ? Sedang tempat tinggal aja mereka tak tau dimana. Tak tau arah tujuan.
Dia tak bisa melawan karena ibunya melarang dirinya untuk ikut campur urusan orang tua, jadi dia hanya bisa diam saja menyaksikan ibunya yang tersakiti.
Dia hanya bisa pasrah, berharap akan ada keajaiban yang datang kepada mereka berempat, itulah yang dipanjatkan olehnya didalam hati.
''Mak.. capek.. berhenti sebentar ya? Abang pegel nih kakinya! apa Mak nggak capek?? Tuh, kakak aja udah merah mukanya dari tadi kena panas, Mak nggak kasihan?? Belum lagi adek tuh udah merengek dari tadi, boleh ya Mak??'' pinta nya dengan wajah memelas untuk berhenti barang sejenak.
Ia memandang putranya dengan diam, dalam diam dia menganggukkan kepalanya.
''Iya kita duduk dulu sebentar, tuh disana ada halte bus bisa kita duduk disitu ayo...'' ajaknya
''Iya Mak..'' sahut mereka berdua.
Sesaat kemudian sampailah mereka di halte bus, mereka duduk sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan mereka lagi.
''Mak, Abang haus...''
''Abang haus?? Kakak juga??'' Ia memandang anaknya bergantian.
Mereka berdua mengangguk, ''Iya Mak tadi kita pergi kan nggak bawa minum sama sekali ??''
Dia termenung sesaat.
''Ya sudah beli dulu gih! tapi dimana warungnya ya??''
''Itu Mak, diseberang jalan itu ada warung biar Abang aja kesana, Mak sama kakak tunggu disini aja ya..''
''Hati hati loh bang, itu jalanan ramai orang! motor juga banyak yang lewat, kakak aja ya yang beli??''
''Udah Mak tenang aja, Abang bisa kok.''
''Ya sudah pergilah! belikan juga roti ya untuk mengganjal perut kita sementara sebelum makan malam nanti.''
''Oke!!'' ia tersenyum melihat tingkah putranya itu.
Setelah putranya pergi, dia menyusui putrinya yang terus merengek sedari tadi. Nggak mudah mengurus tiga anak sekaligus, tetapi dia tetap berpikir optimis bahwa dirinya bisa dan mampu.
Beberapa menit kemudian putranya belum juga kembali, ia menjadi khawatir kalau anaknya kenapa-kenapa. Dia jadi panik.
Putrinya yang melihat ibunya mondar mandir jadi pusing.
''Mak tunggu aja dulu.. mungkin adek takut nyebrang? Tuh lihat banyak anak sekolahan yang sedang lewat. Mungkin adek takut terserempet motor.'' tunjuknya.
''Tapi...'' belum selesai dia berbicara terdengar suara keributan dari arah berlawanan, disana banyak sekali pelajar mengendarai sepeda motor.
Dia mematung, matanya tertuju kearah seorang pemuda yang sedang turun dari motornya.
Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, hidung mancung serta rambutnya ada belahan ditengah, matanya sipit seperti orang cina.
Sesaat dia terdiam memandang pemuda itu, pemuda itu mengingatkan nya akan seseorang yang baru saja menghancurkan pernikahan mereka.
Pemuda ini sangat mirip dengannya, hanya bedanya kulitnya itu putih bersih. Sedang dirinya berkulit agak kecoklatan.
Ia melamun, dan tiba tiba saja mereka menjerit-jerit karena mereka sudah mulai tawuran.
Ia terkejut, saat itu pula ia teringat akan putranya yang sedang membeli minuman belum kembali juga.
Ia jadi panik lagi.
''Jangan Mak, bahaya..'' cegah nya, seraya menahan tangan ibunya.
''Tapi adikmu disana kak..'' sahutnya.
''Iya kakak tau, tapi jika Mak kesana juga akan lebih panik lagi nanti adek lihat Mak yang menyusul dirinya, pastilah dia akan berlari walaupun didepannya padat dia nggak peduli.''
''Tapi kak...''
''Udah, Mak yang sabar ya?'' bujuknya.
Dia duduk lagi tapi tetap gelisah, matanya awas memandang kearah depan. Tiba-tiba saja dia melihat putranya dipegangi oleh seorang pelajar dan menariknya ke tepi hingga terjatuh.
Matanya melotot kearah sana, ia berlari untuk mencapai putra nya itu. Saking paniknya, panggilan putrinya pun tak digubris lagi.
Yang ia pikirkan sekarang adalah putra yang terjatuh diseberang jalan sana.
Ia berlari dengan cepat tak perduli suara jeritan orang orang disana, ia berlari dan terus berlari sampai ditempat tawuran dia melihat putranya yang sedang menangis.
Emosi memuncak. Wajahnya merah padam menahan amarah, saat putranya akan dipukuli oleh seorang pelajar yang ikut tawuran.
Matanya memerah dengan tangan mengepal saat menyaksikan putranya ditampar oleh pemuda itu.
Ia berjalan tergesa-gesa. Tiba disana...
Plaakk!
Suara tamparan yang begitu nyaring hingga mengejutkan para pelajar yang sedang tawuran.
Seperti tersihir oleh tamparan itu. Semua terdiam. Sunyi sepi dalam sekejap.
Yang terdengar hanya suara tangisan pilu seorang anak yang baru saja dipukul.
''Hu huhu hiks.. hiks.. emmmaaakkk.. sa..kiiittt....'' rintihnya sambil menunduk.
Sontak semua mereka terkejut dan berdiri kaku. Dari mana pula ada anak kecil dalam tawuran itu.
Padahal mereka kan semuanya pelajar?? Mereka semua bingung. Dalam kebingungan itu...
''Kenapa ibu menampar saya hah??'' bentaknya
Ia diam tidak menyahuti perkataan pemuda itu, hatinya begitu sakit melihat putranya dipukul didepan matanya.
''Ayoo bangun Nak..'' anaknya mendongak
''Emmmaaakkk... huhu huhu sa-sakit Mak.. pipi Abang...'' adu nya, membuat ia memeluk putranya dengan sayang.
Tiba-tiba pandanganya tertuju kebawah, dia melihat roti dan air mineral sudah hancur dan pecah. Ia mengepalkan tangannya.
''Hooo jadi anak ini anakmu?? heh!'' tanyanya dengan sinis
Plaakk
Plaakk
Suara tamparan bergema, semua pelajar tercengang melihatnya.
Pemuda itu bertambah marah dan ingin menampar balik, tapi kalah cepat dengan tangan perempuan yang tadi menampar nya.
Plaaakk
''Itu untuk anakku yang kamu sentuh pipinya!''
Plaaakk
''Itu untuk minuman dan roti anak saya yang sudah kamu hancurkan!''
Plaaaakkk
''Itu untuk mulut kamu yang tak pernah diajarkan sopan santun!!'' serunya marah.
'Waduuhh ngiluuu euuuyyy... seumur umur baru kali ini melihat tamparan yang begitu dahsyat' mereka menelan ludahnya getir.
Pemuda itu terdiam, tangan nya mengepal. Ia dipermalukan di depan khalayak ramai.
''Siapa kamu berani beraninya menampar anak saya?? sedang saya saja tak pernah menamparnya!!''
''Siapa kamu membuat onar dijalan ini?!''
''Siapa kamu yang sudah berani menghancurkan makan siang anak saya?!''
''Taukah kamu pemuda berandal ?? sebotol air dan 3 bungkus roti itu makan siang Kami?? Tega-teganya kamu merusaknya! Air mineral yang kamu buang itu, taukah kamu kalau itu pelepas dahaga untuk kami?? Hahhh?!? Saya tau kamu anak orang kaya! bisa membeli apa saja, jika sudah rusak ganti dengan yang baru! tapi kami orang susah! untuk sesuap nasi pun kami sangat sulit! Apakah kamu tau itu?? Dan sekarang kamu sok-sokan jadi preman dijalan, tawuran disana sini jadi perusuh dimana-mana! Apakah itu yang diajarkan disekolah kalian, haahh?!? Hargai keringat kedua orang tuamu yang sudah susah payah mencari uang untuk menyekolahkan mu!!'' tukasnya
''Siapa kau sebenarnya?? Berani beraninya berbicara sok pahlawan! jika ingin jadi pahlawan jangan disini noh.. ada tempat pemakaman umum para pahlawan bergabunglah disana bersama mereka!'' ejeknya.
''Kamu belum tau siapa saya?? Kamu ingin tau siapa saya ?? Saya bisa menjadi ibu! dan saya juga bisa menjadi maut untuk mu!!'' tunjuknya pada pemuda itu.
''Saya akan menghancurkan siapa saja yang berani mengusik kehidupan saya! tak perduli jika kamu anak orang kaya! saya tidak takut!! Saya hanya takut pada Tuhan yang maha kuasa!!''
''Saya ingatkan sekali lagi! jangan berani berani mengusik kehidupan saya karena kamu belum kenal siapa saya!''
Banyak Mak Mak yang menonton mereka, bahkan ada yang sampai merekam kejadiannya. Ia berbalik menghadap Mak Mak yang sedang merekam aksi heroik nya itu.
''Jika sampai ada yang memposting kejadian hari ini kesosial media.. saya akan mencari Anda!! saya akan datang sebagai maut untuk anda!''
Semua orang terdiam merasa takut, masing masing dari mereka menurunkan handphone android nya, mereka tidak berani untuk merekam lagi.
''Ayo Nak kita pergi!'' putranya mengangguk.
''Dan ya! satu lagi! jika nanti saya melihat kalian masih tawuran disini, saya akan pastikan kalau kalian semua akan tinggal nama!!''
Ancamnya penuh penekanan.
Di kejauhan sana ada seorang pemuda berdiri terpaku menatap nya yang sedang berbicara.
Siapa dia sebenarnya?
💕
Ada yang tau siapa perempuan ini galak bak singa betina jika sudah tersentuh??
Tunggu kelanjutannya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
mampir thor
2022-11-27
2
Endang Werdiningsih
hohohoho....pkg suka perempuan tegas dan berani..
2022-11-25
1