Awal mula

''Setiap orang pasti ada yang merasakan namanya cinta pertama.. baik itu pria maupun wanita, baik itu anak baru gede dan juga yang dewasa, setiap kisah pasti punya jalannya sendiri.. Ada yang menjadi pelabuhan terakhir dan ada juga hanya sebatas cinta pertama. Itu saja. Akan tetapi berbeda dengan seorang lelaki yang masih dibilang bau kencur, Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita dewasa yang sudah memiliki keluarga, hanya saja keluarga mereka tidak utuh.''

🌺🌺🌺🌺

Seorang Ibu muda sedang berjalan perlahan sambil menggendong bayi nya, dia terus berjalan seperti orang linglung tak tentu arah dan tujuan.

Dia terus saja berjalan ditepi jalan, putranya mengikuti saja kemana pun dia pergi. Demikian juga dengan si sulung, pun ikut berjalan mengikuti ibunya sambil sesekali melihat kebelakang barang kali ada yang mengejar mereka.

Bayi dalam gendongan wanita ini menangis karena kepanasan, wanita muda ini berjalan tanpa menggunakan payung hanya kain gendongan saja yang ada, itupun sudah lusuh.

Begitu perih yang dirasa kan oleh wanita muda ini, teringat akan rumah serta suaminya.

Ia menahan air matanya demi menjaga kenyamanan anak anaknya. Sekarang dia sendiri, dialah tulang punggung bagi anak anaknya.

Bagaimana tidak, dia membawa ketiga anaknya saat berpisah dari suaminya.

Hatinya perih dan sakit bila mengenang masa lalu.Tapi ya sudahlah, masa lalu tetap akan jadi masa lalu tidak akan merubah masa depan dengan terus mengingatnya, yang ada hanya rasa pilu.

Dalam diamnya dia menangis, sakit rasanya berpisah dengan orang yang selama ini bersama dengannya selama 12 tahun. Tapi dengan mudahnya, suaminya itu menjatuhkan talak 3 terhadapnya.

Sungguh miris nasibnya. Baru selesai melahirkan habis nifas sudah ditalak!

Matanya sembab karena menangis, semalaman memikirkan kemana harus pergi.

Hatinya sedang terluka dirundung pilu, bagai disayat sembilu.

Belum kering luka yang lama, sudah ditambah lagi dengan luka baru. Bagai tersiram air garam.

Perih!

Sakit!

Hancur!

Itulah yang dirasakan olehnya.

Si sulung berjalan dibelakang sambil membawa tas serta koper baju mereka bertiga.

Sedangkan putranya berjalan di samping Ibu nya. Ia menggenggam tangan ibunya, sedang yang kecil dalam gendongan.

Saat sedang berjalan, ia mendongak menatap wajah ibunya yang datar tanpa ekspresi namun sendu, ada air mata yang tersisa di pelupuk mata. Begitu juga dengan nya.

Ingin ia bertanya tapi tak berani. Ia menoleh kebelakang melihat kakaknya, mereka saling tatap dengan wajah sendu, dan saat ingin berbicara, kakaknya menggelengkan kepala pertanda melarang nya untuk berbicara.

Gadis manis nan lugu itu hanya bisa menangis mengingat perjalanan hidup yang akan dia jalani kedepannya seperti apa.

Ia tak tau tau sekolah dimana ? Sedang tempat tinggal aja mereka tak tau dimana. Tak tau arah tujuan.

Dia tak bisa melawan karena ibunya melarang dirinya untuk ikut campur urusan orang tua, jadi dia hanya bisa diam saja menyaksikan ibunya yang tersakiti.

Dia hanya bisa pasrah, berharap akan ada keajaiban yang datang kepada mereka berempat, itulah yang dipanjatkan olehnya didalam hati.

''Mak.. capek.. berhenti sebentar ya? Abang pegel nih kakinya! apa Mak nggak capek?? Tuh, kakak aja udah merah mukanya dari tadi kena panas, Mak nggak kasihan?? Belum lagi adek tuh udah merengek dari tadi, boleh ya Mak??'' pinta nya dengan wajah memelas untuk berhenti barang sejenak.

Ia memandang putranya dengan diam, dalam diam dia menganggukkan kepalanya.

''Iya kita duduk dulu sebentar, tuh disana ada halte bus bisa kita duduk disitu ayo...'' ajaknya

''Iya Mak..'' sahut mereka berdua.

Sesaat kemudian sampailah mereka di halte bus, mereka duduk sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan mereka lagi.

''Mak, Abang haus...''

''Abang haus?? Kakak juga??'' Ia memandang anaknya bergantian.

Mereka berdua mengangguk, ''Iya Mak tadi kita pergi kan nggak bawa minum sama sekali ??''

Dia termenung sesaat.

''Ya sudah beli dulu gih! tapi dimana warungnya ya??''

''Itu Mak, diseberang jalan itu ada warung biar Abang aja kesana, Mak sama kakak tunggu disini aja ya..''

''Hati hati loh bang, itu jalanan ramai orang! motor juga banyak yang lewat, kakak aja ya yang beli??''

''Udah Mak tenang aja, Abang bisa kok.''

''Ya sudah pergilah! belikan juga roti ya untuk mengganjal perut kita sementara sebelum makan malam nanti.''

''Oke!!'' ia tersenyum melihat tingkah putranya itu.

Setelah putranya pergi, dia menyusui putrinya yang terus merengek sedari tadi. Nggak mudah mengurus tiga anak sekaligus, tetapi dia tetap berpikir optimis bahwa dirinya bisa dan mampu.

Beberapa menit kemudian putranya belum juga kembali, ia menjadi khawatir kalau anaknya kenapa-kenapa. Dia jadi panik.

Putrinya yang melihat ibunya mondar mandir jadi pusing.

''Mak tunggu aja dulu.. mungkin adek takut nyebrang? Tuh lihat banyak anak sekolahan yang sedang lewat. Mungkin adek takut terserempet motor.'' tunjuknya.

''Tapi...'' belum selesai dia berbicara terdengar suara keributan dari arah berlawanan, disana banyak sekali pelajar mengendarai sepeda motor.

Dia mematung, matanya tertuju kearah seorang pemuda yang sedang turun dari motornya.

Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, hidung mancung serta rambutnya ada belahan ditengah, matanya sipit seperti orang cina.

Sesaat dia terdiam memandang pemuda itu, pemuda itu mengingatkan nya akan seseorang yang baru saja menghancurkan pernikahan mereka.

Pemuda ini sangat mirip dengannya, hanya bedanya kulitnya itu putih bersih. Sedang dirinya berkulit agak kecoklatan.

Ia melamun, dan tiba tiba saja mereka menjerit-jerit karena mereka sudah mulai tawuran.

Ia terkejut, saat itu pula ia teringat akan putranya yang sedang membeli minuman belum kembali juga.

Ia jadi panik lagi.

''Jangan Mak, bahaya..'' cegah nya, seraya menahan tangan ibunya.

''Tapi adikmu disana kak..'' sahutnya.

''Iya kakak tau, tapi jika Mak kesana juga akan lebih panik lagi nanti adek lihat Mak yang menyusul dirinya, pastilah dia akan berlari walaupun didepannya padat dia nggak peduli.''

''Tapi kak...''

''Udah, Mak yang sabar ya?'' bujuknya.

Dia duduk lagi tapi tetap gelisah, matanya awas memandang kearah depan. Tiba-tiba saja dia melihat putranya dipegangi oleh seorang pelajar dan menariknya ke tepi hingga terjatuh.

Matanya melotot kearah sana, ia berlari untuk mencapai putra nya itu. Saking paniknya, panggilan putrinya pun tak digubris lagi.

Yang ia pikirkan sekarang adalah putra yang terjatuh diseberang jalan sana.

Ia berlari dengan cepat tak perduli suara jeritan orang orang disana, ia berlari dan terus berlari sampai ditempat tawuran dia melihat putranya yang sedang menangis.

Emosi memuncak. Wajahnya merah padam menahan amarah, saat putranya akan dipukuli oleh seorang pelajar yang ikut tawuran.

Matanya memerah dengan tangan mengepal saat menyaksikan putranya ditampar oleh pemuda itu.

Ia berjalan tergesa-gesa. Tiba disana...

Plaakk!

Suara tamparan yang begitu nyaring hingga mengejutkan para pelajar yang sedang tawuran.

Seperti tersihir oleh tamparan itu. Semua terdiam. Sunyi sepi dalam sekejap.

Yang terdengar hanya suara tangisan pilu seorang anak yang baru saja dipukul.

''Hu huhu hiks.. hiks.. emmmaaakkk.. sa..kiiittt....'' rintihnya sambil menunduk.

Sontak semua mereka terkejut dan berdiri kaku. Dari mana pula ada anak kecil dalam tawuran itu.

Padahal mereka kan semuanya pelajar?? Mereka semua bingung. Dalam kebingungan itu...

''Kenapa ibu menampar saya hah??'' bentaknya

Ia diam tidak menyahuti perkataan pemuda itu, hatinya begitu sakit melihat putranya dipukul didepan matanya.

''Ayoo bangun Nak..'' anaknya mendongak

''Emmmaaakkk... huhu huhu sa-sakit Mak.. pipi Abang...'' adu nya, membuat ia memeluk putranya dengan sayang.

Tiba-tiba pandanganya tertuju kebawah, dia melihat roti dan air mineral sudah hancur dan pecah. Ia mengepalkan tangannya.

''Hooo jadi anak ini anakmu?? heh!'' tanyanya dengan sinis

Plaakk

Plaakk

Suara tamparan bergema, semua pelajar tercengang melihatnya.

Pemuda itu bertambah marah dan ingin menampar balik, tapi kalah cepat dengan tangan perempuan yang tadi menampar nya.

Plaaakk

''Itu untuk anakku yang kamu sentuh pipinya!''

Plaaakk

''Itu untuk minuman dan roti anak saya yang sudah kamu hancurkan!''

Plaaaakkk

''Itu untuk mulut kamu yang tak pernah diajarkan sopan santun!!'' serunya marah.

'Waduuhh ngiluuu euuuyyy... seumur umur baru kali ini melihat tamparan yang begitu dahsyat' mereka menelan ludahnya getir.

Pemuda itu terdiam, tangan nya mengepal. Ia dipermalukan di depan khalayak ramai.

''Siapa kamu berani beraninya menampar anak saya?? sedang saya saja tak pernah menamparnya!!''

''Siapa kamu membuat onar dijalan ini?!''

''Siapa kamu yang sudah berani menghancurkan makan siang anak saya?!''

''Taukah kamu pemuda berandal ?? sebotol air dan 3 bungkus roti itu makan siang Kami?? Tega-teganya kamu merusaknya! Air mineral yang kamu buang itu, taukah kamu kalau itu pelepas dahaga untuk kami?? Hahhh?!? Saya tau kamu anak orang kaya! bisa membeli apa saja, jika sudah rusak ganti dengan yang baru! tapi kami orang susah! untuk sesuap nasi pun kami sangat sulit! Apakah kamu tau itu?? Dan sekarang kamu sok-sokan jadi preman dijalan, tawuran disana sini jadi perusuh dimana-mana! Apakah itu yang diajarkan disekolah kalian, haahh?!? Hargai keringat kedua orang tuamu yang sudah susah payah mencari uang untuk menyekolahkan mu!!'' tukasnya

''Siapa kau sebenarnya?? Berani beraninya berbicara sok pahlawan! jika ingin jadi pahlawan jangan disini noh.. ada tempat pemakaman umum para pahlawan bergabunglah disana bersama mereka!'' ejeknya.

''Kamu belum tau siapa saya?? Kamu ingin tau siapa saya ?? Saya bisa menjadi ibu! dan saya juga bisa menjadi maut untuk mu!!'' tunjuknya pada pemuda itu.

''Saya akan menghancurkan siapa saja yang berani mengusik kehidupan saya! tak perduli jika kamu anak orang kaya! saya tidak takut!! Saya hanya takut pada Tuhan yang maha kuasa!!''

''Saya ingatkan sekali lagi! jangan berani berani mengusik kehidupan saya karena kamu belum kenal siapa saya!''

Banyak Mak Mak yang menonton mereka, bahkan ada yang sampai merekam kejadiannya. Ia berbalik menghadap Mak Mak yang sedang merekam aksi heroik nya itu.

''Jika sampai ada yang memposting kejadian hari ini kesosial media.. saya akan mencari Anda!! saya akan datang sebagai maut untuk anda!''

Semua orang terdiam merasa takut, masing masing dari mereka menurunkan handphone android nya, mereka tidak berani untuk merekam lagi.

''Ayo Nak kita pergi!'' putranya mengangguk.

''Dan ya! satu lagi! jika nanti saya melihat kalian masih tawuran disini, saya akan pastikan kalau kalian semua akan tinggal nama!!''

Ancamnya penuh penekanan.

Di kejauhan sana ada seorang pemuda berdiri terpaku menatap nya yang sedang berbicara.

Siapa dia sebenarnya?

💕

Ada yang tau siapa perempuan ini galak bak singa betina jika sudah tersentuh??

Tunggu kelanjutannya.

TBC

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

mampir thor

2022-11-27

2

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih

hohohoho....pkg suka perempuan tegas dan berani..

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 pengumuman
2 Awal mula
3 Pertemuan pertama
4 Alisa
5 Gilang Bhaskara
6 Penasaran
7 Kita berjumpa lagi
8 Dirumah Alisa
9 Makan bersama
10 Gilang demam
11 Dirumah Gilang
12 Abang kerumah gilang
13 Obat untuk Gilang
14 Hadiah dari Gilang
15 Kedatangan Tamu
16 Keseruan dirumah Alisa
17 Cibiran Tetangga
18 Ungkapan hati Gilang
19 Gilang belajar sholat
20 Ustad Dhanu
21 Abang
22 Menginap
23 Keceplosan
24 Mimpi
25 Masih dengan Mimpi
26 Masih dengan mimpi 2
27 Al Gi Na Ra
28 Al Gi Na Ra 2
29 Al Gi Na Ra 3
30 Andi Prajaditya
31 Hanyut dalam rasa
32 Malu
33 POV Ira
34 Mama Dewi
35 Vita Rosmala Setiawan
36 Masa lalu Gilang
37 Masa lalu Gilang 2
38 Masa lalu Gilang 3
39 Masa lalu Gilang 4
40 Masa lalu Gilang 5
41 Masa lalu Gilang 6
42 Masa lalu Gilang 7
43 Masa lalu Gilang 8
44 MLG Terluka
45 MLG Vita dan Kevin
46 MLG Bunuh diri
47 Makan malam bersama
48 Menolak
49 Malu dan kecewa
50 Menenangkan diri
51 Keturunan Aceh
52 Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53 Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54 Mami
55 Salah paham
56 Permintaan Ira
57 Kamu kenapa??
58 Cemburu
59 Tetap dilanjutkan
60 Menjemput Abang
61 Papi ku
62 Alisa store
63 Chef baru
64 Ketahuan
65 Hadiah buat Abang
66 Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67 Email dan sandi
68 Pajero Sport
69 Sarapan atau tatapan??
70 Di perjalanan
71 Aku kangen Papa!
72 Jantung Hatiku
73 Mimpi yang jadi kenyataan
74 Cinta sampai mati
75 Luka sekerat rasa
76 Sabar sayang..
77 Pulang
78 Sibuk
79 Kebakaran
80 Kamu selamat Nak!
81 Di kantin
82 Pengaruh buruk?
83 Dia, wanita ku!
84 Kesepakatan
85 Berbohong demi kebaikan
86 Di rumah ustad Dhanu
87 Malam terakhir bersama mu
88 Malam terakhir bersama mu 2
89 Berpisah sementara
90 Ayah
91 Amplop
92 Di temani Ummi.
93 Belanja tanpa Mak
94 Hal mengejutkan!
95 Pertemuan dua sahabat
96 Besan ku oh Besan ku!
97 Annisa menangis tanpa henti
98 Sepucuk surat untuk Gilang
99 Latihan marawis
100 Tamu yang membuat shock
101 Terkejut
102 Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103 Single
104 Rumah baru
105 Aku Rindu kamu, sayang!
106 Istri sah secara hukum
107 Pindah
108 Gelisah
109 Masalah besar??
110 Senandung terakhir Lana
111 Pernikahan membawa petaka
112 Tragedi berdarah
113 Rumah sakit
114 Pingsan
115 Wanita pembawa Sial
116 Jangan pergi sayang
117 Terluka dan kecewa
118 Hidup masing-masing
119 Kerapuhan Lana
120 Pulang dari rumah sakit
121 Perhiasan Alisa
122 Alisa Bakery
123 Susu
124 Marah sama siapa?
125 Mengantar Rani
126 Pesan rindu
127 Berbagi cerita bersama Reza
128 Mengantar Gilang
129 Kelahiran anggota Baru
130 Rayyan Putra Bhaskara
131 Ibu susu Baby Ray
132 Ibu sambung Baby Ray
133 Welcome in the palace Mami Alisa!
134 Ulang tahun Rayyan
135 Pertemuan pertama setelah sekian lama
136 Istriku, Alisa Febriyanti
137 Permintaan Rayyan
138 Permintaan di masa lalu
139 Sakit Apa?
140 Penjelasan Gilang
141 Meminta Restu
142 Luka akibat masa lalu
143 Rahasia Masa lalu
144 Cerita Lana
145 Kedatangan Tama
146 Jodoh yang sudah di tetapkan
147 Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148 Ungkapan hati Alisa
149 Impian Oma
150 Menjemput restu
151 Berangkat ke Aceh
152 Bertemu calon mertua
153 Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154 Penolakan Papa Yoga
155 Shock berat
156 Kemarahan Lana
157 Abang mau Papi!
158 Menyapa Kakek dan Nenek
159 Wanita istimewa
160 Bukan Emil!
161 Setuju
162 Nasihat Mama Alina
163 Menyusun rencana
164 Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165 Ponsel untuk Papa mertua
166 Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167 Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168 Selamat datang Besan!
169 Sambutan untuk Besan
170 Persiapan acara pernikahan
171 Cucuku!!
172 Pingsan lagi?
173 Penyakit Alisa.
174 Henna
175 Turun mandi
176 Papa? Papa kah itu?
177 Godaan untuk calon istri
178 Pernikahan Gilang & Alisa
179 Ijab Qobul
180 Kejutan untukmu, istriku
181 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182 Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183 Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184 Halal untuk ku Sentuh
185 Mewujudkan keinginan
186 Bersatu
187 Janda tapi perawan!
188 Cerita sebelum tidur
189 Jatuh dari ranjang
190 Menggoda pengantin baru
191 Kedatangan kedua orang tua
192 Cerita tentang Rayyan
193 Mama Vita bukan Mami Vita!
194 Keluarga Ayah Emil
195 Sebuah bukti dari masa lalu
196 Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197 Minta maaf
198 Kalian tau?
199 Kemarahan Alisa.
200 Suami sah vs mantan suami
201 Gilang ke toko kue Alisa
202 Ngantuk, mual, muntah?
203 Alisa ke kantor Bhaskara Group
204 Ngidam??
205 Sekretaris baru
206 Pelakor tertutup hijab?
207 Pergi tanpa Pamit
208 Salah paham
209 Sahabatku, Alisa Febriyanti
210 Menyusulnya
211 Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212 Aku membutuhkan mu, sayang!
213 Tega kamu!
214 Menyentuhmu, candu bagiku
215 Maafkan aku, By...
216 Kabar gembira
217 Positif Hamil
218 Kedatangan Ema
219 Penjelasan Ema
220 Rencana perjodohan
221 Kembar??
222 Lamaran dadakan
223 Rencana pernikahan
224 Pernikahan Andi dan Ema
225 Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226 Melahirkan
227 Welcome to world baby twins
228 Sambutan untuk Baby twins
229 Aqiqah baby twins
230 Keseruan bersama baby twins
231 Baby Sitter
232 Malu nggak ketulungan
233 Bahagia bersamamu
234 Seseorang dari masa lalu
235 Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236 Sedikit cuap-cuap
237 Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.
Episodes

Updated 237 Episodes

1
pengumuman
2
Awal mula
3
Pertemuan pertama
4
Alisa
5
Gilang Bhaskara
6
Penasaran
7
Kita berjumpa lagi
8
Dirumah Alisa
9
Makan bersama
10
Gilang demam
11
Dirumah Gilang
12
Abang kerumah gilang
13
Obat untuk Gilang
14
Hadiah dari Gilang
15
Kedatangan Tamu
16
Keseruan dirumah Alisa
17
Cibiran Tetangga
18
Ungkapan hati Gilang
19
Gilang belajar sholat
20
Ustad Dhanu
21
Abang
22
Menginap
23
Keceplosan
24
Mimpi
25
Masih dengan Mimpi
26
Masih dengan mimpi 2
27
Al Gi Na Ra
28
Al Gi Na Ra 2
29
Al Gi Na Ra 3
30
Andi Prajaditya
31
Hanyut dalam rasa
32
Malu
33
POV Ira
34
Mama Dewi
35
Vita Rosmala Setiawan
36
Masa lalu Gilang
37
Masa lalu Gilang 2
38
Masa lalu Gilang 3
39
Masa lalu Gilang 4
40
Masa lalu Gilang 5
41
Masa lalu Gilang 6
42
Masa lalu Gilang 7
43
Masa lalu Gilang 8
44
MLG Terluka
45
MLG Vita dan Kevin
46
MLG Bunuh diri
47
Makan malam bersama
48
Menolak
49
Malu dan kecewa
50
Menenangkan diri
51
Keturunan Aceh
52
Bolehkah aku tidur dipangkuan mu??
53
Apakah aku harus menjadi duda dulu?
54
Mami
55
Salah paham
56
Permintaan Ira
57
Kamu kenapa??
58
Cemburu
59
Tetap dilanjutkan
60
Menjemput Abang
61
Papi ku
62
Alisa store
63
Chef baru
64
Ketahuan
65
Hadiah buat Abang
66
Kenapa bukan Papi yang jadi ayah kandung Abang??
67
Email dan sandi
68
Pajero Sport
69
Sarapan atau tatapan??
70
Di perjalanan
71
Aku kangen Papa!
72
Jantung Hatiku
73
Mimpi yang jadi kenyataan
74
Cinta sampai mati
75
Luka sekerat rasa
76
Sabar sayang..
77
Pulang
78
Sibuk
79
Kebakaran
80
Kamu selamat Nak!
81
Di kantin
82
Pengaruh buruk?
83
Dia, wanita ku!
84
Kesepakatan
85
Berbohong demi kebaikan
86
Di rumah ustad Dhanu
87
Malam terakhir bersama mu
88
Malam terakhir bersama mu 2
89
Berpisah sementara
90
Ayah
91
Amplop
92
Di temani Ummi.
93
Belanja tanpa Mak
94
Hal mengejutkan!
95
Pertemuan dua sahabat
96
Besan ku oh Besan ku!
97
Annisa menangis tanpa henti
98
Sepucuk surat untuk Gilang
99
Latihan marawis
100
Tamu yang membuat shock
101
Terkejut
102
Perjodohan antara dua pasangan yang terpisah
103
Single
104
Rumah baru
105
Aku Rindu kamu, sayang!
106
Istri sah secara hukum
107
Pindah
108
Gelisah
109
Masalah besar??
110
Senandung terakhir Lana
111
Pernikahan membawa petaka
112
Tragedi berdarah
113
Rumah sakit
114
Pingsan
115
Wanita pembawa Sial
116
Jangan pergi sayang
117
Terluka dan kecewa
118
Hidup masing-masing
119
Kerapuhan Lana
120
Pulang dari rumah sakit
121
Perhiasan Alisa
122
Alisa Bakery
123
Susu
124
Marah sama siapa?
125
Mengantar Rani
126
Pesan rindu
127
Berbagi cerita bersama Reza
128
Mengantar Gilang
129
Kelahiran anggota Baru
130
Rayyan Putra Bhaskara
131
Ibu susu Baby Ray
132
Ibu sambung Baby Ray
133
Welcome in the palace Mami Alisa!
134
Ulang tahun Rayyan
135
Pertemuan pertama setelah sekian lama
136
Istriku, Alisa Febriyanti
137
Permintaan Rayyan
138
Permintaan di masa lalu
139
Sakit Apa?
140
Penjelasan Gilang
141
Meminta Restu
142
Luka akibat masa lalu
143
Rahasia Masa lalu
144
Cerita Lana
145
Kedatangan Tama
146
Jodoh yang sudah di tetapkan
147
Tidak ada alasan lagi untukku menolak mu
148
Ungkapan hati Alisa
149
Impian Oma
150
Menjemput restu
151
Berangkat ke Aceh
152
Bertemu calon mertua
153
Bertemu Tante Irma dan Om Karim
154
Penolakan Papa Yoga
155
Shock berat
156
Kemarahan Lana
157
Abang mau Papi!
158
Menyapa Kakek dan Nenek
159
Wanita istimewa
160
Bukan Emil!
161
Setuju
162
Nasihat Mama Alina
163
Menyusun rencana
164
Buang yang lama, ganti dengan yang baru
165
Ponsel untuk Papa mertua
166
Pulang ke Medan bersama keluarga Alisa
167
Tiba di kota Medan untuk pertama kalinya
168
Selamat datang Besan!
169
Sambutan untuk Besan
170
Persiapan acara pernikahan
171
Cucuku!!
172
Pingsan lagi?
173
Penyakit Alisa.
174
Henna
175
Turun mandi
176
Papa? Papa kah itu?
177
Godaan untuk calon istri
178
Pernikahan Gilang & Alisa
179
Ijab Qobul
180
Kejutan untukmu, istriku
181
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa
182
Resepsi pernikahan Gilang & Alisa 2
183
Karena bagiku, engkaulah Nyawaku..
184
Halal untuk ku Sentuh
185
Mewujudkan keinginan
186
Bersatu
187
Janda tapi perawan!
188
Cerita sebelum tidur
189
Jatuh dari ranjang
190
Menggoda pengantin baru
191
Kedatangan kedua orang tua
192
Cerita tentang Rayyan
193
Mama Vita bukan Mami Vita!
194
Keluarga Ayah Emil
195
Sebuah bukti dari masa lalu
196
Mak ingin membunuhku? Silahkan!
197
Minta maaf
198
Kalian tau?
199
Kemarahan Alisa.
200
Suami sah vs mantan suami
201
Gilang ke toko kue Alisa
202
Ngantuk, mual, muntah?
203
Alisa ke kantor Bhaskara Group
204
Ngidam??
205
Sekretaris baru
206
Pelakor tertutup hijab?
207
Pergi tanpa Pamit
208
Salah paham
209
Sahabatku, Alisa Febriyanti
210
Menyusulnya
211
Alisa tiba di rumah Papa Yoga
212
Aku membutuhkan mu, sayang!
213
Tega kamu!
214
Menyentuhmu, candu bagiku
215
Maafkan aku, By...
216
Kabar gembira
217
Positif Hamil
218
Kedatangan Ema
219
Penjelasan Ema
220
Rencana perjodohan
221
Kembar??
222
Lamaran dadakan
223
Rencana pernikahan
224
Pernikahan Andi dan Ema
225
Resepsi pernikahan Andi dan Ema
226
Melahirkan
227
Welcome to world baby twins
228
Sambutan untuk Baby twins
229
Aqiqah baby twins
230
Keseruan bersama baby twins
231
Baby Sitter
232
Malu nggak ketulungan
233
Bahagia bersamamu
234
Seseorang dari masa lalu
235
Pelabuhan Terakhir ku ( Kamu bukan pembawa sial ) The End
236
Sedikit cuap-cuap
237
Pengumuman Novel baru tentang cerita Keluarga Bhaskara setelah mereka bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!