potensi

Askar yang kini berdiri di sebuah samsak tinju menatap tinggi ke atas, dimana papan nilai tercantum 10 nama dari para murid sekolah Elementor, sebagian besar dihuni oleh Kelas Elite tingkat 3 yang menduduki top rangking, tapi ada satu nama tertulis kelas Reguler.

Itu adalah Sin Hou, kelas regular tingkat 3 yang pada dasarnya dia mantan kelas Elite, sehingga tidak aneh dari hasil di papan penilaian tercantum namanya. Dan satu nama lagi, Senior Silka, ternyata dia memang memiliki nilai tinggi dalam kekuatan fisik.

"Apa yang kau lihat Askar." Ucap seseorang dari belakang.

Askar pun menoleh dan lelaki yang menjadi teman pertama di awal masuk sekolah cukup perduli untuk bertanya...."Oh kau Ze, aku hanya melihat nama-nama di atas sana."

"Apa kau ingin mencoba mengukur kekuatan fisikmu." Tanya Ze.

"Tidak juga, ini bukan hal penting untuk aku lakukan."

Sepintas pandangan Askar dan Ze tertuju kepada seseorang yang keluar dari ruangan khusus portal penghubung dimensi Astral, Erdu telah selesai melakukan percobaan untuk melakukan kontrak. Tapi Askar bisa melihat ekspresi wajah Erdu lemas, dimana itu artinya dia telah gagal.

"Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa Erdu yang menjadi keturunan klan Mataram tidak mampu membangkitkan kekuatan Elemenstator. Dan juga untuk kesekian kali gagal melakukan kontrak dengan makhluk astral."

"Kau salah Ze, dia tidaklah gagal, hanya saja Erdu belum menemukan metode yang tepat untuk melakukannya."

"Apa maksudmu itu Askar."

"Ya kau tahu, tidak semua orang memiliki fisik yang sama, sehingga salah jika Erdu mengikuti cara sekolah ini lakukan."

Ze tidaklah paham atas perkataan Askar, itu bukan hal aneh, karena sekolah Elementor hanya menggunakan sistem yang diberlakukan oleh para ilmuwan dunia dalam membangkitkan kekuatan setiap orang.

Sedangkan bagi Askar, dia tidak pernah mengikuti sistem itu, segala sesuatu tentang kekuatan tenaga dalam atau pun kemampuan mengendalikan makhluk astral dia lakukan atas caranya sendiri.

"Memang apa yang kau tahu Askar, sekolah sudah mengatur sedemikian rupa agar menjadi cara terbaik bagi kita memaksimalkan potensi kekuatan manusia, sedangkan untuk Erdu, bisa dianggap itu adalah kemalangan takdir di hidupnya."

"Takdir kah ?, Aku tidak benar-benar yakin bahwa manusia hanya bisa pasrah untuk menerima takdir." Sejak awal, Askar tahu bahwa Erdu akan gagal dan ada alasan untuk itu.

Setiap orang di kelasnya seakan tidak perduli tentang kegagalan Erdu, mereka sibuk untuk memikirkan dirinya sendiri. Dimana hubungan antara teman-temannya menunjukkan sikap Individualisme.

Saling bersaing demi mendapat nilai, prestasi, dan kehormatan, terpikir untuk bisa menjadi murid kelas Elite dan tidak perduli tentang masalah yang sedang dihadapi orang lain. Walaupun itu ada benarnya, mencoba mencampuri urusan orang lain, sama saja menambah masalah dalam hidup mereka, sedangkan untuk masalah pribadi belum diselesaikan.

"Jadi katakan Askar, bagaimana kau melihat kegagalan Erdu."

"Aku pikir memang ada yang aneh di dalam tubuh Erdu, tapi itu tidaklah menjadi kegagalan, hanya perlu sedikit perubahan untuk menyesuaikan kondisinya."

"Jika kau bisa melakukannya, aku yakin kau akan menjadi ilmuan yang luar biasa." Balas Ze yang jelas sekali tidak percaya dengan ucapan Askar.

"Terimakasih." Tapi dibalas oleh Askar dengan senyum bangga.

"Aku tidak sedang memberi pujian."

Kegagalan Erdu tidaklah disebabkan oleh kesalahan dalam tubuhnya, tapi ada hal lain yang menghambat keberhasilan Erdu untuk menyerap energi dari makhluk Astral.

"Apa kau akan membantunya."

"Tidak juga, aku tidak memiliki alasan kenapa harus membantu Erdu, kecuali dia memintanya sendiri... Karena aku bukan seorang pahlawan yang menyelamatkan siapa pun tanpa pamrih." Itulah yang Askar pikiran.

Dia telah melihat banyak kejadian selama hidup menjadi anggota militer, bertarung dalam peperangan, saling membunuh sesama manusia dan tidak ada belas kasih. Kesengsaraan yang Erdu hadapi sekarang adalah bagian dari perjalanan hidup, sampai Askar menilai seberapa kuat tekad Erdu, dia hanya akan melihat dan menyaksikan perjuangannya.

Selagi Askar dan Ze sedikit berbincang untuk membicarakan Erdu, orang-orang dari kelas Elite berjalan datang mendekat ke arah mereka berdua. Tapi satu sosok dengan tubuh kekar dan besar seakan menjadi pemimpin mereka, cara dia menatap seakan memberi tanda permusuhan.

"Hei kau menghalangi jalanku." Ucapnya ketika berdiri di hadapan Askar.

Hanya saja Askar tidak menunjukkan niat untuk menyingkir...."Kenapa aku harus pergi, apa kau hanya bisa berjalan lurus ?, Bukankah sedikit menggeser tubuhmu itu, jalan sudah terbuka lebar."

"Kelas reguler tidak tahu diri, kau harusnya menghormati kelas Elite dan memberi jalan untuk kami."

"Tidak ada aturan bagi kelas Reguler menghormati kelas Elite yang satu angkatan."

Askar membalas perkataan lelaki itu tanpa ada sedikit pun rasa takut, sedangkan Ze yang berdiri di sebelahnya sudah mundur satu langkah ketika melihat tatapan mata tajam penuh ancaman.

"Sebaiknya kita pergi Askar, dia Doom dari kelas Elite." Bisik Ze selagi menarik lengan Askar.

Askar tersenyum mengejek dan membalas perkataan Ze...."Untuk apa ?, Bahkan jika aku mau tiduran di sini, itu bukan hal yang salah."

Lelaki bernama Doom tidak menyukai cara Askar menanggapi dirinya... "Oh, kau berani menantang kami, jangan salahkan aku kalau kau masuk ke ruang perawatan."

"Coba perhatikan wajahku, apa aku terlihat perduli dengan ancaman mu." Askar jelas menunjukkan wajah ke depan Doom.

Memang benar perasaan tidak nyaman dari Ze, cepat tangan Doom berniat mencengkeram leher Askar. Ze terkejut hingga jatuh ke lantai, karena itu bukan sesuatu yang bisa dilihat oleh mata biasa dan takut terkena dampak serangan Doom.

Tapi tepat sebelum menyentuh kulit, gerangan Doom terhenti oleh Asksr yang menangkap pergelangan tangannya, dan beberapa detik kemudian Doom terlempar jauh.

Suara keras hantaman tubuh Doom itu mengejutkan banyak orang, sedangkan mereka-mereka yang ada di sekitarnya tidak melihat alasan kenapa Doom terbang menuju samsak tinju.

Nilai ukur kekuatan terhitung, nama Doom naik dan hinggap di peringkat ke 3 top skor, mengalahkan banyak kelas 3, termasuk nama Silka pun jatuh ke peringkat 7.

"Ayo kita pergi." Panggil Askar kepada Ze yang melongo melihat nilai di papan nama itu.

"Tapi itu..." Tunjuk Ze yang menatap tidak percaya ke tempat Doom tergeletak.

Tanpa menjawab kebingungan Ze, Askar melangkah pergi meninggalkannya dengan para kelas Elite lain yang masih terheran-heran.

Askar mendekat kepada Sea, mungkin dari sekian banyak murid selain guru, hanya dialah satu-satunya yang bisa mengikuti kecepatan gerak tangan Askar ketika melempar tubuh Doom.

Sea menggelengkan kepala perlahan...."Apa yang sebenarnya kau lakukan Askar."

"Bukan hal penting, hanya menyingkirkan sampah karena membuatku kesal." Jawab Askar dengan santai.

"Jika kau melakukan itu, kau akan banyak mendapatkan masalah."

"Benarkah ?." Askar terkejut karena perbuatan yang dia lakukan sendiri.

Terpopuler

Comments

🗝️~>{β¤¢iW@}💨

🗝️~>{β¤¢iW@}💨

hahahah

2022-05-10

1

Du Kun Wong

Du Kun Wong

mangtaf🤣🤣🤣😅😅🤣🤣🤣

2022-04-13

0

Ndi Lolz

Ndi Lolz

josh

2022-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!