Bocah ingusan

Silka yang berdiri dan membungkuk penuh hormat kepada kepala sekolah, menunjukan tatapan mata tajam penuh permusuhan untuk Askar. Dimana kepala sekolah Gustav yang menjadi lambang kehormatan sekolah elementor seperti dipermainkan oleh bocah ingusan tanpa tahu aturan.

Itu memang benar adanya, diantara semua sekolah element negara ini, Gustav menjadi sosok diperhitungkan oleh kepala sekolah lain, dimana dia adalah veteran guru yang telah banyak meluluskan petarung elements berprestasi di kancah internasional.

Hanya saja, entah dari mana asal usul lelaki yang dipanggil Askar oleh Kepala sekolah Gustav itu, dia sangat santai, berbicara tanpa ada sopan santun di hadapan kepala sekolah.

"Tunggu sebentar pak kepala sekolah, aku keberatan, anda tidak mengatakan jika aku harus bertarung dengan wanita." Askar mengangkat tangan dan segera saja bangkit setelah di lemparkan oleh gustav sebelumnya.

"Apa benar begitu... tapi apa kau takut untuk melawan nona Silka ?, seharusnya hal itu tidak menjadi masalah bagimu, Askar."

"aku tidak perduli dengan siapa pun lawan yang harus aku hadapi, tapi aku tidak bisa melawan seorang wanita, ini jelas berbeda dari prinsip hidupku."

"Aku terkejut kau mengatakan tentang Prinsip, tapi dalam pertarungan kau tidak bisa memilih siapa yang harus kau lawan." Balas Gustav.

Hanya saja setelah mendengar penjelasan Askar, Silka tersulut emosi, dianggapnya bahwa Askar dengan cara pandang sebagai lelaki itu merendahkan dirinya.... "apa maksud dari ucapan mu itu, jangan bilang karena aku wanita, kau menganggap sebagai orang yang lemah."

"Aku tidak menganggap seorang wanita itu lemah, mereka kuat bahkan yang melahirkan ku adalah wanita, tapi karena hal itu, wanita tidak untuk dilukai, mereka sangat berharga, aku lebih memilih untuk melindungi dan mencintai mereka."

Gustav tercengang mendengar penjelasan dari Askar, dia tidak menyangka tentang cara berpikirnya....."Boleh juga perkataan mu Askar, sungguh aku menyesal untuk mengakui kalau untuk hal ini kau ada benarnya, tapi.... di dunia saat ini seorang wanita pun harus bertarung, jadi lakukan saja apa yang aku perintahkan." kata gustav tanpa ragu.

Sedangkan bagi Silka, ucapan Askar seperti halnya merendahkan statusnya sebagai seorang wanita. berjalan mendekat ke arah Askar, menunjukan aura yang kuat dengan hasrat membunuh begitu kental. tidak perduli apa pun, melihat sorot tatapan mata Silka yang tajam membuat Askar sedikit merinding .

"Aku tidak mau di cintai oleh orang lemah, jadi jika kau merasa lebih kuat dariku, maka tunjukan di arena, apa kau pantas melindungi seorang wanita."

Silka berkata dengan tegas, sedangkan Askar hanya tersenyum lemas, merasa dirinya telah salah dalam memilih kata untuk di ucapkan, beberapa lelaki yang hanya berdiri melihat dari samping pintu. memperhatikan Askar dengan ekspresi bahagia, karena bagi mereka, anak yang baru masuk ke sekolah ini telah salah memilih lawan .

"Lihat lelaki itu, dia bermulut besar untuk semua ucapannya."

"Berlagak seperti seorang pahlawan, padahal hanya seorang pecundang."

"Aku tidak sabar melihat, bagaimana ekspresinya ketika dihajar oleh Senior Silka."

Silka segera keluar dan membanting pintu, menunjukan betapa kesal dirinya terhadap Askar. sedangkan lelaki yang telah menyulut api emosi Silka masih berdiri dengan wajah bingung, dan berjalan ke arah gustav dan bertanya.... "Pak kepala sekolah, apa aku salah bicara ."

"Kau tidak salah bicara, hanya saja, Silka bukan wanita yang akan tersentuh hanya karena sebuah rayuan."

Askar menggaruk kepalanya dan berkata ...."Sepertinya dia tipe wanita yang keras."

"Meski begitu, Silka bukan lawan yang mudah Askar." Balas Gustav.

"Oh, apa itu sama artinya dia sekelas petarung militer." itu yang Askar bandingkan.

"Tidak juga, tapi dia bukan lawan yang akan menyerah dalam pertarungan." jawab Gustav, sedangkan Askar bisa membayangkan seberapa susah melawan seseorang seperti Silka.

"ini benar-benar merepotkan."

•••••

Di atas arena aula pelatihan, Silka berdiri dengan ekspresi wajah marah, melakukan pemanasan dan peregangan otot untuk mempersiapkan diri dalam bertarung. Sebuah pemandangan indah dimana Silka mengenakan pakaian khusus yang memperlihatkan lekukan otot perut dari latihan fisiknya.

Sedangkan di kursi penonton, sudah berkumpul ratusan murid yang menyempatkan diri untuk melihat Silka bertanding, dimana ini bukan hal aneh, karena dia adalah salah satu dari 10 top rank sebagai murid terkuat Sekolah Elementor 3.

Askar pun sudah dipersiapkan pakaian training oleh kepala sekolah, dimana tubuh Askar pun memiliki bentuk atletis dan postur yang terbilang proporsional.

"Pak kepala sekolah, apa kau tidak memiliki baju yang sedikit longgar, aku merasa malu menggunakan pakaian ketat ini."

"Tidak perlu malu, kau pasti akan terbiasa ." jawab kepala sekolah melihat Askar dengan senyum puas.

"Tapi aku tidak biasa menjadi pusat perhatian."

"Kau banyak menawar Askar." kesal Gustav untuk semua keluh kesahnya.

"Maafkan aku."

Semua murid yang datang melihat mulai berbisik ketika Askar naik ke atas arena...

"Dia hanya orang bodoh yang salah memilih lawan ."

"kau benar, dia tidak tahu seberapa menakutkannya senior Silka."

"Aku akan mempertaruhkan satu bulan uang saku ku, jika bocah itu bisa mendaratkan pukulan kepada senior Silka. "

Perbincangan para lelaki hanya bermaksud untuk menjelekkan Askar dan tanpa di sadari oleh mereka, Sea yang duduk tidak jauh, mendengar percakapan ketiga lelaki dan mulai berbicara .

"Kalau begitu, bagaimana jika kita bertaruh ." Sea secara tiba-tiba ikut bergabung dengan percakapan mereka bertiga.

"Nona Sea, tapi...." mereka cukup canggung ketika tahu bahwa seseorang dari kelas Elite merasa tidak nyaman.

"Aku akan mempertaruhkan ini, untuk kemenangan lelaki yang kalian bicarakan itu ."

Sea menunjukan sebuah lencana emas di tangannya, mereka bertiga tentu tergiur, dimana mereka hanya murid dari kelas reguler yang bisa mendapatkan lencana bintang emas untuk masuk kedalam kelas elite karena sebuah taruhan .

"Tapi jika aku yang menang, kalian bertiga harus berlarian di tengah lapangan dengan membuka celana dan berkata ' aku bodoh karena tidak pakai celana .', begitu ."

"Baiklah, nona tapi ini adalah taruhan, anda tidak boleh mengingkarinya."

"Tentu saja, bahkan jika aku kalah, itu bukan masalah."

"Kami terima." Ketiganya mengangguk setuju dengan syarat yang di ajukan Sea,

Sedangkan beberapa teman Sea yang melihat kelakuannya, segera menanyakan keputusan itu... "Apa kau bodoh, mempertaruhkan lencana kelas Elite, hanya karena tersinggung mendengar mereka mengejek lelakimu ."

"Dia bukan lelaki ku, aku hanya tidak suka karena mereka meremehkan orang lain dan juga lencana ini tidak lebih dari simbol, aku bisa mendapatkannya kapan pun aku inginkan." Jawab Sea mudah.

kedua teman Sea menggeleng tidak percaya, setelah mendengar jawaban langsung.

"kau itu.... sungguh aneh, ini pertama kalinya, aku melihatmu begitu perduli dengan seorang lelaki ."

"Ini bukan sesuatu yang spesial kalian tahu, karena dia tidak pernah dikalahkan ." Jawab sea dengan sebuah senyuman malu-malu yang tampak menawan .

Terpopuler

Comments

Du Kun Wong

Du Kun Wong

sea oh sea 🐇🐇

2022-04-13

1

Ndi Lolz

Ndi Lolz

mantaps

2022-04-04

3

𝒯ℳ

𝒯ℳ

Asikkkk

2022-03-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!