Suit

Askar berdiri di atas arena yang di gunakan untuk bertarung, dimana saat ini Silka menunjukan aura kebencian seperti ingin membunuh dan menelan bulat-bulat dirinya.

Satu tegukan air ludah ditelan oleh Askar, dia tentu bisa membayangkan bertarung melawan seorang wanita yang jelas-jelas sulit untuk di kalahkan. Sulit di sini bukan tengang Askar kalah dalam bertarung, tapi sulit meluruskan masalah dari seorang wanita keras kepala.

"Nona aku sungguh tidak ingin melukaimu, sebaiknya kita lakukan secara sederhana saja ." Askar mengajukan pendapat tentang tes pertarungannya melawan Silka.

"Sederhana seperti apa yang kau maksudkan ."

"Suit dan semua selesai tanpa ada yang terluka." kata Askar yang memberikan pendapatnya dengan ekspresi datar.

"jangan bercanda."

"Aku bahkan tidak sedang melawak."

Silka bergerak maju dengan kecepatan tinggi, dalam sekejap mata, satu gerakan kaki melakukan tendangan berputar mengarah tepat samping kepala Askar .

Hanya perlu sedikit mundur setengah langkah untuk menghindari ayunan kaki tidak sopan dari Silka sebelum mencapai kepalanya. Tapi tidak berhenti sampai disitu, Silka kembali bergerak dan mengarahkan pukulan lurus ke depan, tapi dengan mudah Askar memegang pergelangan tangannya dan menarik tubuh Silka.

Sebuah kesempatan ketika mata Askar saling bertatapan dengan Silka, Askar tersenyum dan berkata . "Nona, aku tahu kau kuat dan aku tidak membenci gadis yang agresif sepertimu, tapi aku tidak ingin melukai wajahmu yang cantik ini nona."

"Jika kau bisa membual, seharusnya kau bisa menggunakan mulutmu untuk hal yang berguna."

Setelah Silka membalas perkataan Askar, dia memberontak keras, melompat kebelakang, dan bersiap dalam satu niat lain. Seketika itu juga kekuatan di dalam tubuh Silka meningkat secara signifikan.

Dia mulai mengaktifkan Elemenstator miliknya, kekuatan yang dihasilkan alat itu, membuat setiap serangan Silka menjadi lima kali lebih berat, tentu di dalam latih tanding mereka masih membatasi jumlah kekuatan agar tidak sampai berakibat fatal.

Dimana secara penuh kekuatan Silka jauh lebih mengerikan, dia mampu mengangkat lima ratus kilogram hanya dengan satu tangan, dan memperkuat tubuh itu agar kebal dari senjata tajam.

Meski pun dalam pembatasan, lantai arena yang menjadi tempat kaki Silka berpijak, kini retak oleh tekanan energi Elemenstator. Askar sadar kalau silka bukan sosok anggun dan lemah lembut yang akan tersipu malu saat bersentuhan dengan lelaki.

Dan saat serangan tangan kosong saling beradu, gelombang yang dihasilkan membuat seluruh penonton bisa merasakan adanya dorongan dari kekuatan mereka berdua.

Setiap penonton pun terkejut akan kekuatan Askar yang menahan pukulan Silka.

"Siapa dia sebenarnya, lelaki itu seimbang dengan senior Silka."

"Ini kejutan, hanya sembilan top ranking saja yang bisa mengalahkan Senior Silka, tapi dia masih bisa tersenyum lebar bahkan setelah tiga serangan beruntun."

"Apa ini artinya Silka menahan diri, atau dia semakin lemah."

Mendengar komentar penonton yang berkomentar, Sea tersenyum puas, karena dirinya sendiri tahu kalau Askar tidak serius dalam hal apa pun kecuali ketika nyawa menjadi taruhannya.

Secara pribadi, dia sendiri tidak pernah melihat Askar bertarung dengan serius, hanya sekedar tahu kalau Askar sudah menjadi pasukan militer Elementor khusus sejak kecil.

Begitu banyak cerita mengenai Askar dari ayahnya, semua adalah tentang peperangan dan pertumpahan darah. Terbayang jelas bahwa kehidupan yang Askar jalani selama ini bukanlah kisah bahagia untuk di ceritakan.

Sea tahu itu, dia pula tidak berharap untuk Askar bertarung, karena perjuangan selama hidupnya di militer sudah cukup menguras kebahagiaannya dan sekarang biarkan Askar sedikit bersantai.

kembali ke pertarungan Askar dan Silka. Askar tidak memberikan kesempatan untuk setiap serangan Silka mengarah tepat ditubuhnya.

Total ada lima puluh delapan pukulan beruntun dari segala arah, dan dua puluh tujuh ayunkan kaki berlalu lalang di depan wajah, tapi tidak ada satu kesempatan bagi Silka melepas serangan telak.

Silka yang sudah lelah dan melihat Askar masih tersenyum seperti orang bodoh, semakin membuatnya kesal, terlebih lagi... "Bagaimana mungkin kau tidak terluka dengan semua serangan ku."

"Nona bukankah ini hanya tes pertarungan, aku tidak tahu kalau boleh untuk saling melukai." Jawab Askar merasa keberatan dengan tujuan Silka.

"Memang benar ini hanya tes, tapi aku ingin sekali membunuhmu." Balas Silka yang memang berniat membunuh Askar.

"Maaf jika anda meminta itu tidak bisa aku kabulkan, dan jika anda membunuhku, itu sama saja dengan tindakan kriminal."

"Oh, tapi aku serius ingin melakukannya." Tidak ada keraguan dari sorot matanya.

Melihat ekspresi Silka yang semakin serius, Askar mengangkat tangan memberikan isyarat...."Wasit, aku menyerah."

Mendengar perkataan Askar, semua orang tampak terkejut, bahkan sea yang dari awal menyombongkan kekuatan Askar, tersenyum masam dan menepuk kepala karena keputusan Askar yang seenaknya sendiri.

Askar melambai tangan ke arah wasit, tapi seakan tidak perduli, bahkan tidak memperhatikan Askar yang terus berteriak di atas arena, wasit itu bersiul-siul karena melihat ancaman dari Gustav agar tidak menghentikan pertarungan.

Kepala sekolah gustav yang sudah mengatur siasat agar Askar bisa menunjukkan diri kepada Semua siswa, hanya menggeleng kepala dan berkata...."Kau itu seenaknya sendiri, cepat lanjutkan pertarungan, jika kau sengaja mengalah, aku tidak akan memberikan beasiswa apa pun untukmu."

Bentak Gustav yang tidak lagi menjaga imagenya di hadapan para murid. kepala sekolah gustav pula dengan nada suara tinggi menolak Askar untuk sengaja menyerah.

"Eeeehhhh, tapi ini terlalu berlebihan ." Lemas Askar tidak punya pilihan.

Askar kembali menghadap ke arah silka, menunjukan tatapan serius dan mempersiapkan kuda-kudanya...."Baiklah kali ini aku akan serius nona."

"Sejak awal itu yang aku harapkan." silka pun menanggapi perkataan Askar dengan senyuman tegas.

Askar memusatkan seluruh kekuatan energi dan menyebarkannya secara bersamaan, gelombang energi meletus di tubuh, Silka yang merasakan sensasi luar biasa, tapi tidak dengan rasa takut.

"Pembuka segel aktifkan." Silka memberikan perintah untuk melepaskan segel yang menahan kekuatan maksimal miliknya.

Dia semakin bersemangat karena tahu, lawan yang dia hadapi menunjukkan diri dengan kekuatan tidak biasa. Ledakan energi antara Askar dan Silka saling berbenturan, lantai arena di bawah kaki mereka pun terbelah menjadi beberapa bagian.

Peraduan dua kekuatan ini membuat penonton menahan nafas, karena sangat jarang para murid dari kelas elite menggunakan kekuatan penuh saat berlatih tanding.

Terlebih dari apa yang mereka semua lihat adalah keseriusan Silka yang benar-benar ingin membunuh lawan, Silka bergerak maju dengan kecepatan lebih tinggi, bersiap mengarahkan satu seranhan lurus ke tubuh Askar.

Teknik beladiri lengan besi : gerakan pertama.

Silka melepaskan satu gerakan siku yang kokoh dan berat, Askar pun bersiap menerima, tapi ketika serangan Silka datang, siku dari Teknik beladiri lengan besi menghantam dada Askar tanpa perlawanan dan membuatnya terpental jauh hingga keluar arena.

Terpopuler

Comments

John Waitingdeads

John Waitingdeads

huh

2022-04-30

1

Du Kun Wong

Du Kun Wong

lagi 💪🏿💪🏾💪🏽💪🏼💪🏻💪

2022-04-13

0

𝓣𝓜

𝓣𝓜

Mantap

2022-03-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!