Bangku

Askar memiliki beberapa pengetahuan mengenai klan kerajaan kuno, jika di katakan bahwa Negara Indonesia diatur oleh pemerintahan pusat dalam sistem demokrasi. Tapi pada kenyataanya, itu semua tidak sepenuhnya benar.

Ada kehadiran lain di luar kekuasaan pemerintah yang menjadi pilar utama kekuatan Nusantara. Itu adalah sepuluh klan kerajaan kuno. Para keturunan anggota keluarga garis darah murni dan masih bertahan dari generasi ke generasi.

Masing-masing dari klan kerajaan kuno, memiliki wilayah kekuasaan khusus, bahkan pemerintah harus menunjukkan rasa hormat ketika berada dihadapan mereka.

Bagi negara Indonesia, nama klan kerajaan kuno pula menjadi salah satu alasan kenapa negara-negara lain tidak berani melakukan serangan. Walau jika harus dibandingkan dengan kehadiran Overlord, gabungan sepuluh kekuatan klan kerajaan kuno masih belum cukup menyamai senjata rahasia militer khusus itu.

Erdu Panatagama, putra ke tiga dari klan kerajaan kuno Mataram. Askar tidak menyangka jika Bapak Ruslan selaku satpam sekolah memiliki hubungan persaudaraan dengan klan kuno.

Sang ibu, istri kepala klan Mataram adalah adik dari bapak Ruslan, sehingga Erdu menaruh hormat kepada pamannya satu ini sebagai seorang keponakan.

"Erdu, perkenalan dia ini adalah.... siapa namamu nak ?." Ruslan menunjuk kesebelah, tapi barulah sadar jika mereka belum mengetahui namanya.

Tapi Erdu menjawab....."Aku tahu paman, dia adalah Askar."

"Baguslah jika kau mengenalnya." Ruslan memberi pandangan baik terhadap Askar.

"Oh, aku yakin kita baru pertama kali bertemu, tapi kenapa kau bisa tahu namaku." Askar penasaran.

"Itu bukan hal aneh Askar, namamu cukup terkenal setelah melawan senior Silka, dan juga kita berdua berada di kelas yang sama." Erdu pun paham atas kejadian hari kemarin.

Askar tersenyum lepas dan menjabat tangan Erdu...."Benarkah begitu, sungguh sebuah keberuntungan karena kita bisa menjadi teman satu kelas."

"Sama-sama, aku pun senang bisa berteman denganmu Askar." Erdu membalas dengan tersenyum.

Berjalan bersama dan saling mengenal satu sama lain untuk mengakrabkan diri, tapi perhatian semua orang ketika melihat mereka di koridor kelas, jelas menunjukkan bahwa Erdu cukup terkenal dikalangan para murid.

Para wanita mengagumi ketampanan Erdu, para lelaki merasa iri dengan status sosial sebagai putra klan kuno, tapi ketika Askar melihat Erdu ada sesuatu yang aneh dari ekspresi wajahnya.

"Apa kau tidak menyukai perhatian mereka semua." Bertanya Askar seakan paham untuk mengartikan raut wajah Erdu.

"Jika mereka lihat adalah karena status besar sebagai anggota keluarga klan kuno, aku tidak menyukainya, karena pada akhirnya semua ini hanya membuatku terbebani."

"Hmmm aku sangat paham, kenapa kau merasa tidak nyaman. Mereka semua memberi perhatian bukan tentang dirimu, melainkan status keluarga yang kau miliki."

Secara tiba-tiba, dia menoleh ke arah Askar dengan tatapan mata sendu, sedangkan Askar sendiri kebingungan melihat wajah Erdu penuh kesedihan...."Apa aku salah bicara."

"Kau tahu Askar, apa yang dipikirkan oleh mereka semua, ketika tahu bahwa seorang putra kepala klan kuno berakhir di kelas Reguler. Jelas aku dianggap sampah bagi klan, sedangkan orang lain hanya tidak mau menyinggung status dari klan Mataram."

Sebagaimana diketahui oleh Askar, para keturunan anggota keluarga kerajaan dengan garis darah murni memiliki bakat dalam kemampuan khusus, jelas berbeda dari keturunan kalangan masyarakat umum.

Para keturunan anggota keluarga klan kerajaan kuno selalu mendominasi peringkat atas, bersaing satu sama lain dan membuktikan diri untuk membawa nama baik klan mereka.

Hanya saja Erdu adalah pengecualian, dia dilahirkan dengan kekuatan biasa saja, seakan tidak menunjukkan bakat apa pun dari garis darah klan Mataram yang ada di dalam tubuhnya.

Tentu saja ini membuat Erdu dikucilkan oleh anggota keluarga lain, seakan menjadi sampah yang dianggap mempermalukan nama besar klan kerajaan Mataram.

"Itu terdengar berat untukmu." Tepuk pundak Erdu seperti akan menangis.

"Tapi aku cukup senang karena kau bisa memahami tentang masalah yang aku alami." Balas Erdu coba tersenyum.

Memang Askar tidak tahu seperti apa kehidupan yang Erdu miliki dalam klan kerajaan kuno, tapi dari raut wajahnya menunjukkan masalah rumit untuk dihadapi perihal pengakuan keluarga.

Tepat di depan pintu kelas, kehadiran lain yang menjadi perhatian orang-orang di sekitar bertambah. Dimana satu sosok wanita cantik berdiri dengan menyilang tangan dan wajah tatapan tajam.

"Sea kenapa kau ada disini ?, Apa kau ingin bertemu denganku." Asal saja Askar bicara.

"Jangan salah sangka, aku disini karena sekarang aku adalah kelas reguler."

"Bagaimana mungkin, bukankah sebelumnya kau kelas Elite, tapi kenapa sekarang menjadi kelas reguler." Askar merasa aneh sendiri.

"Memang kau pikir ini salah siapa ?." Jawab Sea dengan menunjuk ke wajah Askar.

Askar tentu bingung jika Sea menyalahkannya untuk sesuatu yang tidak dia ketahui...."Salah ku ?, Tapi Aku tidak mengerti apa hubungannya denganku."

"Jika kau menang melawan Senior Silka, tentu aku tidak akan kehilangan lencana kelas Elite karena taruhan."

"Itu salahmu sendiri kenapa kau bertaruh, jelas-jelas taruhan bukan hal baik, jadi terima saja dan juga kau bisa dengan mudah mendapatkan kembali posisimu di kelas Elite." Askar cukup sadar dengan kekuatan Sea.

"Terserahlah, yang jelas aku adalah teman satu kelas mu mulai sekarang, jadi mohon bantuannya" Jawab Sea tampak biasa saja dan memalingkan wajah.

Askar tidak merasa jika ada penyesalan di wajah Sea, mengalihkan pandangan ke Erdu, dia pun menggeleng kepala karena sama bingungnya dengan Askar.

Berjalan memasuki kelas, kursi Askar berada di bagian belakang, karena hanya itu satu-satunya tempat yang belum terisi, sedangkan Erdu berada di baris kedua dari depan.

Sedangkan kehadiran Sea cukup membuat semua orang di dalam kelas terkagum-kagum, bagaimana pun dia sangat terkenal dan juga menjadi primadona seluruh lelaki di sekolah ini.

"Lihat, ternyata memang benar jika nona Sea dipindahkan ke kelas Reguler dan ajaibnya dia ada di kelas kita sekarang."

"Apa aku bisa berkenalan dengan nona Sea."

"Memang kau pikir kau itu siapa, jangan berkhayal jika nona Sea ingin mengenalmu, tentu dia akan segera pergi setelah mendapatkan lencana kelas elite nya lagi."

"Itu sungguh disayangkan."

Askar tidak perduli soal semua komentar tentang Sea, dia hanya terpaku untuk duduk di bangku dengan wajah penuh semangat dan tersenyum-senyum sendiri. Sedangkan orang lain lebih sibuk berangan-angan tentang Sea. Tapi tepat satu orang di sebelah Askar terlihat terkejut, bingung dan juga gugup ketika melihat Sea berdiri di hadapannya.

"Non...nona Sea apa ada yang bisa aku bantu." Ucap lelaki itu dengan senyum lebar penuh arti.

"Tentu saja kau bisa membantuku dengan memberikan bangku ini dan pindah ke sana." Sea menunjuk ke arah dimana menjadi tempatnya duduk.

Lelaki itu lekas berdiri dan menyingkir dari mejanya... "Silakan nona, jangankan bangku ini, jiwa dan raga jika anda memintanya aku akan menyerahkan dengan sukarela."

"Itu tidak perlu, aku tidak butuh hal lain darimu." Datar saja Sea menjawab selagi membersihkan kursi.

Menikmati bangku yang kini dia tempati, sebagai alasan kenapa dirinya berada di dalam kelas reguler, tidak lebih berjarak setengah meter di sebelah kiri demi melihat sosok spesial.

Terpopuler

Comments

Du Kun Wong

Du Kun Wong

hoho, sea oh sea 🐇🐇

2022-04-13

0

𝓣𝓜

𝓣𝓜

Good

2022-04-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!