Suamiku.

Saddam terus memandangi Alana yang masih tertidur, sembari melipat kedua tangannya di dada. Ia menunggu kapan gadis itu akan bangun dan apa yang harus dia lakukan kepada-nya.

Jangan berharap Saddam akan tertarik kepada Alana hanya kerena bekas luka di wajahnya telah memudar, sebab itu tidak akan terjadi dengan semudah itu! karena Saddam sudah sering bertemu dengan wanita-wanita cantik di luaran sana, entah itu di dalam negeri ataupun di luar negeri. Bahkan wanita yang jauh lebih cantik dari Alana pun sudah Saddam temui dan menghabiskan malam dengannya tapi tidak ada yang dapat meluluhkan Hatinya.

Saat tengah asyik menatap Alana, ponsel Saddam tiba-tiba berdering membuat tidur Alana terusik dan tubuhnya pun mulai menggeliat kesana-kemari, jelas saja ia begitu terganggu dengan suara nyaring yang keluar dari benda pipih di tangan Saddam.

" Hallo..." Saddam menjawab panggilannya .

" Kamu dimana Dam?Aku dan Aaron sudah sampai." Ucap orang di sebrang sana yang tidak lain adalah sahabat Saddam.

" Aku mungkin akan terlambat, karena ada sedikit urusan yang harus aku tangani, begitu urusanku selesai aku akan langsung menyusul kalian." Seperti biasa tanpa menunggu sahut dari sahabatnya Saddam langsung mengakhiri panggilan itu begitu saja. sikap seenaknya, tidak berlaku kepada karyawannya saja, karena sahabat-sahabatnya pun merasakan hal itu, tapi mereka sudah terbiasa dengan sikap seenak jidatnya Saddam.

Setelah mengakhiri panggilannya, Saddam meletakkan ponselnya di atas nakas, kemudian melepas jam tangan di pergelangan tangannya, ikat pinggang, dasi dan mengeluarkan dompet dari saku celananya. kemudian meletakkan semua itu tepat di samping ponselnya. Sementara jas nya sudah ia lepaskan dan melemparkannya di atas sofa samping tempat tidur.

Saddam mengulang tangan bajunya sampai ke siku sembari berjalan masuk kedalam kamar mandi. Beberapa saat kemudian Saddam kembali keluar dari kamar mandi dengan kedua lengan bajunya yang sudah ia gulung sampai ke siku dan dua kancing bajunya telah ia buka.

Saddam kembali mendekat kearah ranjang, mengambil remote kecil yang berada di dalam Laci Nakas, kemudian menekan salah satu tombol yang ada di sana dan membuat lampu kamar itu mati, menyala berulang kali. Sehingga Alana yang sudah bangun tapi masih memejamkan mata, untuk mengumpulkan kesadarannya . Tersadar sekaligus terkejut dengan keberadaan Saddam. Saking terkejut Alana hampir terjungkir dari atas tempat tidur jika tumpukan tangganya di atas ranjang tidak kuat.

" Selamat pagi Nyonya! Bagaimana tidur anda?" Tanya Saddam dengan seringainya.

" Ak-aku." Alana tidak dapat berkata-kata saking gugupnya berhadapan langsung dengan Saddam, ia yang terlalu takut bahkan tidak menyadari bahwa Saddam kini sudah berpindah tepat di sampingnya.

Tanpa Permisi Saddam langsung mencengkram lengan kanan Alana dengan begitu kuatnya hingga Alana menjerit kesakitan. " Akkhhh.."

" Kenapa sakit? Justru itu yang aku inginkan, menyakitimu dan membuatmu tersiksa." Ucap saddam dengan nada mengejek.

Alana yang tidak tahan mengangguk kepalanya dan memohon untuk di lepaskan. " Ma-maaf Pam-an, tolong lepaskan ak-u." Tapi saddam tidak menghiraukan nya. Ia justru tertawa dan menarik Alana turun dari kasar ranjangnya.

" Kamu pikir dengan menghilangkan bekas luka di wajahmu ini dapat menarik perhatianku. Jangan mimpi kamu! Karena kamu tidak cukup menarik untuk aku." Tegas Sadam sambil menggosok pelipis Alana dengan begitu kasarnya hingga kulit wajah memerah. " Aku tidak, peduli siapa yang telah memberikan kamu izin untuk masuk kedalam kamar aku, tapi karena kamu sudah berani masuk dan tidur di kamar aku, maka kamu harus mengenal sebaik apa diriku agar tidak berani mengulanginya lagi." Sambungnya sembari menarik tubuh Alana, membawa ke kamar mandi.

Alana yang semakin kesakitan teringat akan kata-kata tante Rina, Jika berhadapan dengan saddam jangan pernah takut kepadanya dan Alana harus berani melawan saddam.

Setelah meyakinkan dirinya kalau ia bisa melawan kekejaman suaminya, Alana langsung mengigit tangan saddam hingga cengkram tangganya terlepas dari Alana.

" Aku adalah istri paman dan aku tidak membutuhkan izin dari siapapun untuk masuk kedalam kamar suamiku sendiri selagi tuan rumah mempersilahkan aku melakukannya." Ucap Alana dengan Tegas.

Saddam tersenyum smirk dan mengabaikan rasa sakit dari gigitan Alana. Kemudian menarik kembali tubuh Alana, menghimpitnya pada tembok kamar mandi dan menyalakan air shower hingga membasahi mereka berdua. Satu tangan Saddam menarik rambut Alana, membuatnya mendongak keatas kemudian tangan satunya lagi meremas pipinya hingga mulut Alana sedikit terbuka dan pancuran air itu jatuh kedalam mulut Alana, membuat Alana terbatuk-batuk dan kesulitan bernafas, walaupun begitu Alana masih ingat untuk memejamkan kedua matanya agar ia tidak merasa perih saat ada air yang masuk. " Wow, berani sekali. Ingin bermain peran suami istri dengan aku. Baiklah Karena karena kamu istriku. Maka kamu sudah seharusnya merasakan seperti apa suamimu ini saat bersama wanita." Saddam melepaskan tangannya di pipi dan rambut Alana kemudian merobek bajunya hingga menyisakan dalamnya saja. Tanpa memperdulikan Alana yang masih mengatur nafasnya. Saddam mengigit pundak Alana dan meremas salah gunung kembar dengan begitu kuat, Hingga Alana menjerit kesakitan.

Alana mencoba untuk melawan, tapi hal justru membuat Saddam semakin menggila. Ia bahkan mendorong tubuh Alana kedalam bathtub yang telah ia isi dengan air sebelumnya. Dan menindih tubuh Alana di dalam sana bahkan kain satu-satunya penutup tubuh Alana telah Saddam lepaskan. Begitu pun dengan dirinya.

Tubuh Alana yang sebelumnya putih dan bersih tanpa noda kini sudah di penuhi bekas luka dari gigitan Saddam. Lelaki itu benar-benar buas saat bermain bersama wanita tak terkecuali dengan Alana.

Saddam menarik kedua kaki Alana dan membukanya dengan lebar untuk menyatukan mereka berdua. Tapi belum sempat ujung tongkat sakitnya menyentuh permukaan lembah milik Alana, gedoran pintu di luar sana serta teriakkan dari kakaknya membuat Saddam menyudahi aksinya sebelum memulai. Hal itu membuat ia sakit kepala tapi tidak dapat membuat sang kakak menunggu dan terlalu lama berteriak.

Suka tidak suka Saddam keluar dari dalam bathtub, melilitkan handuk di pinggangnya. Kemudian mendekat lagi kepada Alana, mengangkat dagunya hingga tatapan mereka bertemu. " Jika kamu sampai mengadukan hal ini kepada kakakku! Aku pastikan kamu akan mendapatkan yang lebih menyakitkan dari ini. Apa kamu pikir dengan latihan bela diri dapat mengalahkan aku. Mimpi mu terlalu tinggi." Saddam menghempaskan wajah Alana kemudian meninggalkannya.

Begitu pintu kamar mandi tertutup dari luar, Alana langsung menenggelamkan dirinya kedalam bathtub.

Sementara di luar sana Sandrina menatap adiknya dari atas ke bawah begitu pun sebaliknya, saat Saddam membukakan pintu untuknya. " Dimana Alana?" Tanya Sandrina.

" Di kamar mandi." Jawab Saddam sambil menunjuk pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, Sandrina yang tidak puas dengan jawaban Saddam pun berjalan kearah kamar mandi, mengetuk pintu kamar mandi itu dan memanggil-manggil nama Alana.

Sementara Saddam sendiri langsung bergegas ke walk in closed nya dan segera mengunakan pakaian untuk mencari pelepasan di luar, karena ulah Sandrina.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading... 💝💝...

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

semoga aja kamu dapat balasannya Adam
hari ini mungkin bs tertawa..

2023-02-03

0

acih aja

acih aja

tunggu saatnya kamu menyesal dam,,,,

2022-04-06

1

Puja Kesuma

Puja Kesuma

mmg si adam minta di getok pakek sapu kali ya gk ketulungan bikin greget

2022-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Alana Jihania
2 Alena terjatuh.
3 Bujukan Naya.
4 Rumah Naya
5 Ucapan Saddam.
6 Tawaran pernikahan.
7 Gadis berwajah cacat.
8 Foto bersama.
9 Kekejaman Saddam.
10 Kekecewaan sandrina
11 Teman durjana.
12 Meminta Izin.
13 Iblis berwujud manusia.
14 Maafkan aku.
15 Syaratnya.
16 Suamiku.
17 Pulang ke rumah.
18 Seragam Alena.
19 Simpanan.
20 Tanggung jawab.
21 Adik iparmu
22 Alana dan Naya.
23 Rumah tempat pulang.
24 Gadis bodoh.
25 Klub itu apa?
26 Bocah SD.
27 Mabuk
28 Ingin di sayang
29 Tawaran Sandrina.
30 Istri yang baik.
31 Kekhawatiran Naya.
32 Bukan baju.
33 Tidak berperasaan.
34 Harus kemana?
35 Iya, aku janji!
36 Di kelas .
37 Harus punya prinsip!
38 Sudah ingat
39 Tetangga berulah lagi.
40 Harga dirinya.
41 Touring.
42 Perjalanan yang berkesan
43 Budak istri.
44 Kekesalan Saddam.
45 Dibawah kekantor.
46 Dilema
47 Kecewa.
48 Kondisi Alana
49 Menemui Sandrina.
50 Jaminan.
51 Permintaan Alana.
52 Bertanya-tanya
53 My sweetie.
54 Saat terakhir.
55 Lihat aku, Ibu!
56 Duniaku hancur!
57 Medusa versi Andika
58 Masih beruntung!
59 Naya vs Alena
60 Tanda terima kasih
61 Kembali sekolah.
62 Keinginan Alana
63 Ancaman Alana.
64 Meminta izin.
65 Yes or no
66 Alasan sebenarnya
67 Ucapan waktu itu.
68 Menginap lagi
69 Sebuah firasat.
70 Mengatakan sebenarnya.
71 Kamu sudah menikah?
72 Lepaskan aku!
73 Salah orang.
74 Melupakan semuanya
75 Rahasia Alana.
76 Hadiah kelulusan
77 Pengakuan Aaron.
78 Bram, Ken dan Za.
79 Kenzo dan khanza
80 Mengatai diri sendiri.
81 Menitipkan ikan pada kucing
82 Bunda Jihan.
83 Tamu tak diinginkan.
84 Cepat sekali.
85 Berbicara dari hati
86 Sama-sama manusia.
87 Ikut pulang.
88 Bukan istri kamu.
89 Mama Lisa.
90 Pertanyaan Za.
91 Pelajaran.
92 Bunda!
93 Sabar sayang.
94 Om sehat?
95 Ada apa dengan Naya?
96 Membingungkan.
97 Mencintai dalam diam.
98 Lamaran.
99 Di club.
100 Tidak seharusnya.
101 Hanya Sekali!
102 Menyelesaikan Masalah.
103 Oh, my sweetie.
104 Sana pulang!
105 Pengaruh buruk.
106 Hal baik!
107 Bahagia.
108 End.
109 Pengumuman
110 Terima kasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Alana Jihania
2
Alena terjatuh.
3
Bujukan Naya.
4
Rumah Naya
5
Ucapan Saddam.
6
Tawaran pernikahan.
7
Gadis berwajah cacat.
8
Foto bersama.
9
Kekejaman Saddam.
10
Kekecewaan sandrina
11
Teman durjana.
12
Meminta Izin.
13
Iblis berwujud manusia.
14
Maafkan aku.
15
Syaratnya.
16
Suamiku.
17
Pulang ke rumah.
18
Seragam Alena.
19
Simpanan.
20
Tanggung jawab.
21
Adik iparmu
22
Alana dan Naya.
23
Rumah tempat pulang.
24
Gadis bodoh.
25
Klub itu apa?
26
Bocah SD.
27
Mabuk
28
Ingin di sayang
29
Tawaran Sandrina.
30
Istri yang baik.
31
Kekhawatiran Naya.
32
Bukan baju.
33
Tidak berperasaan.
34
Harus kemana?
35
Iya, aku janji!
36
Di kelas .
37
Harus punya prinsip!
38
Sudah ingat
39
Tetangga berulah lagi.
40
Harga dirinya.
41
Touring.
42
Perjalanan yang berkesan
43
Budak istri.
44
Kekesalan Saddam.
45
Dibawah kekantor.
46
Dilema
47
Kecewa.
48
Kondisi Alana
49
Menemui Sandrina.
50
Jaminan.
51
Permintaan Alana.
52
Bertanya-tanya
53
My sweetie.
54
Saat terakhir.
55
Lihat aku, Ibu!
56
Duniaku hancur!
57
Medusa versi Andika
58
Masih beruntung!
59
Naya vs Alena
60
Tanda terima kasih
61
Kembali sekolah.
62
Keinginan Alana
63
Ancaman Alana.
64
Meminta izin.
65
Yes or no
66
Alasan sebenarnya
67
Ucapan waktu itu.
68
Menginap lagi
69
Sebuah firasat.
70
Mengatakan sebenarnya.
71
Kamu sudah menikah?
72
Lepaskan aku!
73
Salah orang.
74
Melupakan semuanya
75
Rahasia Alana.
76
Hadiah kelulusan
77
Pengakuan Aaron.
78
Bram, Ken dan Za.
79
Kenzo dan khanza
80
Mengatai diri sendiri.
81
Menitipkan ikan pada kucing
82
Bunda Jihan.
83
Tamu tak diinginkan.
84
Cepat sekali.
85
Berbicara dari hati
86
Sama-sama manusia.
87
Ikut pulang.
88
Bukan istri kamu.
89
Mama Lisa.
90
Pertanyaan Za.
91
Pelajaran.
92
Bunda!
93
Sabar sayang.
94
Om sehat?
95
Ada apa dengan Naya?
96
Membingungkan.
97
Mencintai dalam diam.
98
Lamaran.
99
Di club.
100
Tidak seharusnya.
101
Hanya Sekali!
102
Menyelesaikan Masalah.
103
Oh, my sweetie.
104
Sana pulang!
105
Pengaruh buruk.
106
Hal baik!
107
Bahagia.
108
End.
109
Pengumuman
110
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!