Teman durjana.

Setelah kejadian hari itu, Sandrina benar-benar menjauhi Saddam. Ia tidak pernah menghubungi Saddam lagi, bahkan Semua aset dan warisan atas nama Saddam yang di titipkan sementara kepadanya sampai Saddam menikah, telat sandrina berikan melalui pengacaranya.

Awalnya Saddam merasa bebas karena tidak ada lagi yang merecoki hidupnya. Tapi seiring berjalannya waktu ia ada yang kurang dan merindukan semua Omelan dari sang kakak. Saking rindunya, beberapa kali ia mencoba menghubungi sang kakak tapi selalu berakhir dengan suara operator. Saddam juga pernah menghubungi sandrina melalui telepon rumah. Tapi para pelayan di rumah itu sangat menyebalkan karena mereka akan langsung menutup panggilan itu jika mereka tahu itu darinya.

Tidak hanya sampai, sandrina menghukumnya, sebab wanita itu juga berpesan kepada penjaga untuk tidak membukakan pintu gerbang kepada Saddam saat dia berkunjung kerumahnya.

" Kenapa dengan wajahmu, kamu terlihat begitu tidak bersemangat? Apa kamu sedang jatuh cinta." Ucap Sultan. Saat ini mereka tengah berkumpul di club eksklusif, yang menjadi tempat mereka biasanya berkumpul.

Malam itu hanya ada Saddam, Sultan, Heri dan Andika. Sementara Aaron tidak ada, sebab pria itu tengah berada di Afrika Selatan, menjalani bisnis ilegalnya.

" Cih, apa itu cinta! Sungguh kata yang sangat menjijikkan hanya untuk mendapatkan sel*ngkangan." Sahut Saddam sambil menikmati minumannya. " Aku memilih wajah yang tampan, uang dan kekuasaan! Aku tidak butuh kata-kata menjijikkan itu hanya untuk mendapatkan seorang wanita apalagi berjongkok di depan mereka. Itu tidak akan pernah aku lakukan." Lanjutnya lagi penuh percaya diri setelah meletakkan gelasnya di atas meja.

" Kawan! Kamu berbicara seperti itu karena kamu belum bertemu dengan wanita yang tepat." Sahut Heri .

" Sudahlah, aku tidak peduli! Dan berhentilah membahas wanita yang tidak pernah ada itu." Tegas Saddam.

" Bukan tidak ada! Mungkin saja wanita itu masih berada dalam kandungan ibunya." Andika tidak ingin ketinggalan menggoda sahabatnya.

" Benar sekali, bisa jadi ibunya adalah salah satu pasien kamu." Heri turut menimpali lelucon yang terdengar begitu garing itu..

Sultan yang menyadari suasana hati Saddam, segera menyudahi candaan Heri dan Andika. Dengan bertanya kepada Saddam. " Ada masalah?" Saddam menaikkan kedua bahunya, kemudian meneguk minuman yang baru saja di tuan oleh Heri. " Ada apa! Katakanlah." Desak Sultan.

Untuk sesaat Saddam terlihat berpikir, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk bercerita tentang masalahnya dengan sang kakak. " Kak Rina, marah kepadaku! Sudah lebih dari sebulan ia tidak menghubungiku lagi dan saat aku mencoba menghubunginya, nomornya selalu berada di luar jangkauan. Aku sudah mencoba menghubunginya melalui telepon rumah tapi selalu saja di tutup saat mereka tahu itu aku dan penjaga di rumah kak Rina pun tidak mengizinkan aku untuk masuk." Jelas Saddam apa adanya. Jika di depan keluarga atau sahabat-sahabatnya, Saddam akan memanggil sandrina dengan embel-embel kak di depannya. Lain ceritanya jika mereka hanya berdua.

" Tumben sekali, tidak biasanya kak Rina memperlakukan kamu seperti itu! Iya bahkan sangat menyayangimu, kenapa tiba-tiba dia marah. Kamu tidak berbuat salahkan?" Tanya Andika.

" Sekali pun Saddam berbuat salah, Kak Rina tidak mungkin akan memarahinya seperti ini." Heri pun menyuarakan apa yang dia tahu tentang kedua kakak beradik itu. Sebab ia mengenal mereka cukup lama dari jaman sekolah sampai sekarang! Tentunya mereka paham betul sikap dan sifat Saddam maupun sandrina.

" Tapi kenyataannya dia memang sedang marah kepadaku." Ujarnya dengan lesu.

" Tapi atas dasar apa? Apa karena wanita lagi! Bukannya kak Rina sudah sering mendapati dirimu dengan beberapa wanita. Terus masalahnya dimana." Ucap Sultan, dia sendiri yang bertanya dia pula yang menjawabnya. Tapi pada akhirnya semua kembali kepada Saddam.

" Atau jangan-jangan kamu membawa wanita ke rumah kak Rina ya!" Tebak Andika, Dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Saddam. " Terus apa? "

Saddam kembali meneguk minumannya lagi dan lagi, masalahnya dengan sang kakak cukup menguras pikirannya dan dia juga terlihat berat untuk bercerita kepada mereka, tapi setelah menimbang-nimbang, ia pun memutuskan untuk menceritakan tentang Rina yang mendesaknya menikah, sampai menikahkannya dengan Alana dan berujung perdebatannya dengan Rina.

Kedua sahabat durjana, Heri dan Andika bukannya membantu! Mereka Mala tertawa di atas penderitaan Saddam. Apalagi saat mendengar wajah istrinya begitu jelek dan menjijikkan. Keduanya semakin tidak bisa menahan diri untuk tertawa. Sementara Sultan hanya Diam.

" Maaf kawan! Aku hanya tidak habis pikir dengan keputusan kak Rina. coba kalian pikirkan, yang cantik dan Bohay saja tidak bisa meluluhkan seorang Saddam tapi justru di sodorkan wanita seperti itu. Ini kak Rina kurang mengenali kamu atau sedang mengerjai kamu sih." Ucap Andika setelah berhasil menghentikan tawanya.

" Tapi apa yang kamu lakukan cukup keterlaluan, pantas saja kak Rina marah." Sahut Sultan setelah cukup lama terdiam. Dan hal itu membuat mereka semua menatap kepadanya. " Seburuk apapun wanita itu, kamu tidak pantas memperlakukan dia seperti itu, apalagi sampai menghina dirinya! Kalau kamu tidak bisa bersikap baik setidaknya jangan bersikap buruk. Toh kamu tidak tahu alasan apa yang membuat ia mau menikah di usianya yang masih muda belum lagi dengan pria seperti kamu." Lanjutnya.

" Memangnya Saddam kenapa? Aku rasa wanita manapun mau-mau saja, jika Saddam mengajak mereka menikah." Heri tentu saja akan membelah Saddam.

" Terserah kalian saja. Tapi menurut aku kak Rina akan memaafkan kamu, jika kamu bisa menerima istrimu."

Saddam berharap akan menemukan solusi yang terbaik saat berbicara dengan sahabatnya, tapi semuanya sama saja. Apa lagi saran dari Sultan.

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

Disisi lain, Sandrina memang sengaja mundur selangkah untuk maju dua langkah, ia sengaja menciptakan rasa bersalah di hati Saddam, sehingga ia leluasa mengubah sang adik ipar agar dapat meluluhkan hati Saddam.

Wajah Alana yang sudah cantik rasanya tidak perlu untuk sandrina ubah, ia hanya perlu menghilangkan keloid yang menjadi pengganggu.

Sementara untuk tubuh Alana yang terlalu datar seperti triplek, perlu ia permak di bagian-bagian tertentu. Dengan membawa gadis itu ke dokter untuk melakukan suntik hormon misalnya.

" Ingat kamu harus rutin ikut taekwondo, agar kamu dapat membela diri kamu sendiri! Apalagi di hadapan adik Tante kamu paham." Ucap Sandrina, kepada Alana saat gadis itu dan Naya akan menuju tempat untuk mereka latihan."

" Iya Tante." Sandrina sudah sering meminta Alana memanggilnya kakak, tetapi gadis itu rupanya belum terbiasa dan lebih nyaman memanggilnya Tante.

" Ma, Minggu depan Kita jadi ke luar negeri kan?" Tanya Naya.

" Memangnya kalian sudah selesai ulang akhir semester." Sandrina balik bertanya.

" Tinggal dua hari lagi, ma." Jawab Naya apa adanya.

" Baguslah, lebih cepat lebih baik." Sebenarnya Sandrina sudah mengirimkan berkas-berkas kesehatan Alana untuk melakukan operasi. sehingga dapat menghilangkan keloid-nya, ia hanya menunggu mereka libur ke naikkan kelas sebelum membawa mereka pergi.

" Kita berangkat ya ma." Naya pamit, ia mencium punggung tangan mamanya di ikuti oleh Alana.

" Hati-hati." Kedua gadis mengangguk. Dan berlalu dari hadapan Sandrina. menuju tempat latihan taekwondo.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading..🖤🖤...

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

kakak ipar yg baik.
ngga ada duanya
kalau ada aku mau..🥰🥰🥰

2023-02-03

0

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Nyari Kakak ipar yang kayak gini dimana ya???
Adakah???
🤔🤔🤔
Beruntung kamu Alana punya keluarga baru seperti mereka.

2022-08-22

0

Runa💖💓

Runa💖💓

Ceritanya seru semakin menarik 😘😘😘😘😘

2022-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Alana Jihania
2 Alena terjatuh.
3 Bujukan Naya.
4 Rumah Naya
5 Ucapan Saddam.
6 Tawaran pernikahan.
7 Gadis berwajah cacat.
8 Foto bersama.
9 Kekejaman Saddam.
10 Kekecewaan sandrina
11 Teman durjana.
12 Meminta Izin.
13 Iblis berwujud manusia.
14 Maafkan aku.
15 Syaratnya.
16 Suamiku.
17 Pulang ke rumah.
18 Seragam Alena.
19 Simpanan.
20 Tanggung jawab.
21 Adik iparmu
22 Alana dan Naya.
23 Rumah tempat pulang.
24 Gadis bodoh.
25 Klub itu apa?
26 Bocah SD.
27 Mabuk
28 Ingin di sayang
29 Tawaran Sandrina.
30 Istri yang baik.
31 Kekhawatiran Naya.
32 Bukan baju.
33 Tidak berperasaan.
34 Harus kemana?
35 Iya, aku janji!
36 Di kelas .
37 Harus punya prinsip!
38 Sudah ingat
39 Tetangga berulah lagi.
40 Harga dirinya.
41 Touring.
42 Perjalanan yang berkesan
43 Budak istri.
44 Kekesalan Saddam.
45 Dibawah kekantor.
46 Dilema
47 Kecewa.
48 Kondisi Alana
49 Menemui Sandrina.
50 Jaminan.
51 Permintaan Alana.
52 Bertanya-tanya
53 My sweetie.
54 Saat terakhir.
55 Lihat aku, Ibu!
56 Duniaku hancur!
57 Medusa versi Andika
58 Masih beruntung!
59 Naya vs Alena
60 Tanda terima kasih
61 Kembali sekolah.
62 Keinginan Alana
63 Ancaman Alana.
64 Meminta izin.
65 Yes or no
66 Alasan sebenarnya
67 Ucapan waktu itu.
68 Menginap lagi
69 Sebuah firasat.
70 Mengatakan sebenarnya.
71 Kamu sudah menikah?
72 Lepaskan aku!
73 Salah orang.
74 Melupakan semuanya
75 Rahasia Alana.
76 Hadiah kelulusan
77 Pengakuan Aaron.
78 Bram, Ken dan Za.
79 Kenzo dan khanza
80 Mengatai diri sendiri.
81 Menitipkan ikan pada kucing
82 Bunda Jihan.
83 Tamu tak diinginkan.
84 Cepat sekali.
85 Berbicara dari hati
86 Sama-sama manusia.
87 Ikut pulang.
88 Bukan istri kamu.
89 Mama Lisa.
90 Pertanyaan Za.
91 Pelajaran.
92 Bunda!
93 Sabar sayang.
94 Om sehat?
95 Ada apa dengan Naya?
96 Membingungkan.
97 Mencintai dalam diam.
98 Lamaran.
99 Di club.
100 Tidak seharusnya.
101 Hanya Sekali!
102 Menyelesaikan Masalah.
103 Oh, my sweetie.
104 Sana pulang!
105 Pengaruh buruk.
106 Hal baik!
107 Bahagia.
108 End.
109 Pengumuman
110 Terima kasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Alana Jihania
2
Alena terjatuh.
3
Bujukan Naya.
4
Rumah Naya
5
Ucapan Saddam.
6
Tawaran pernikahan.
7
Gadis berwajah cacat.
8
Foto bersama.
9
Kekejaman Saddam.
10
Kekecewaan sandrina
11
Teman durjana.
12
Meminta Izin.
13
Iblis berwujud manusia.
14
Maafkan aku.
15
Syaratnya.
16
Suamiku.
17
Pulang ke rumah.
18
Seragam Alena.
19
Simpanan.
20
Tanggung jawab.
21
Adik iparmu
22
Alana dan Naya.
23
Rumah tempat pulang.
24
Gadis bodoh.
25
Klub itu apa?
26
Bocah SD.
27
Mabuk
28
Ingin di sayang
29
Tawaran Sandrina.
30
Istri yang baik.
31
Kekhawatiran Naya.
32
Bukan baju.
33
Tidak berperasaan.
34
Harus kemana?
35
Iya, aku janji!
36
Di kelas .
37
Harus punya prinsip!
38
Sudah ingat
39
Tetangga berulah lagi.
40
Harga dirinya.
41
Touring.
42
Perjalanan yang berkesan
43
Budak istri.
44
Kekesalan Saddam.
45
Dibawah kekantor.
46
Dilema
47
Kecewa.
48
Kondisi Alana
49
Menemui Sandrina.
50
Jaminan.
51
Permintaan Alana.
52
Bertanya-tanya
53
My sweetie.
54
Saat terakhir.
55
Lihat aku, Ibu!
56
Duniaku hancur!
57
Medusa versi Andika
58
Masih beruntung!
59
Naya vs Alena
60
Tanda terima kasih
61
Kembali sekolah.
62
Keinginan Alana
63
Ancaman Alana.
64
Meminta izin.
65
Yes or no
66
Alasan sebenarnya
67
Ucapan waktu itu.
68
Menginap lagi
69
Sebuah firasat.
70
Mengatakan sebenarnya.
71
Kamu sudah menikah?
72
Lepaskan aku!
73
Salah orang.
74
Melupakan semuanya
75
Rahasia Alana.
76
Hadiah kelulusan
77
Pengakuan Aaron.
78
Bram, Ken dan Za.
79
Kenzo dan khanza
80
Mengatai diri sendiri.
81
Menitipkan ikan pada kucing
82
Bunda Jihan.
83
Tamu tak diinginkan.
84
Cepat sekali.
85
Berbicara dari hati
86
Sama-sama manusia.
87
Ikut pulang.
88
Bukan istri kamu.
89
Mama Lisa.
90
Pertanyaan Za.
91
Pelajaran.
92
Bunda!
93
Sabar sayang.
94
Om sehat?
95
Ada apa dengan Naya?
96
Membingungkan.
97
Mencintai dalam diam.
98
Lamaran.
99
Di club.
100
Tidak seharusnya.
101
Hanya Sekali!
102
Menyelesaikan Masalah.
103
Oh, my sweetie.
104
Sana pulang!
105
Pengaruh buruk.
106
Hal baik!
107
Bahagia.
108
End.
109
Pengumuman
110
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!