Ucapan Saddam.

Di sebuah club eksklusif, seorang pria tengah berkumpul bersama teman-temannya! Pria itu dan keempat temannya sedang menikmati minum mahal yang sengaja mereka pesan sambil bermain mahjong, mereka juga di kelilingi wanita-wanita yang mereka bayar untuk menyenangkan mereka malam ini.

Pria itu bernama Saddam Haris Chandra, di usianya yang hampir 30 tahun. Ia masih suka berkelana dari lubang satu ke lubang yang lain sehingga ia belum juga menikah! Menurut Saddam pernikahan itu sangat membosankan, di mana ia harus bersama dengan satu wanita seumur hidupnya, lebih para lagi wanita-wanita itu akan cerewet saat merajuk, manja dan masih banyak hal menyebalkan lain tentang wanita yang ia tak suka.

Sementara keempat temannya bernama, Heri Sudrajat seorang pengacara, Sultan Milando seorang politikus, Andika Sadikin seorang dokter dan Aaron Alexander seorang pengusaha yang suka menyelundup senjata ilegal sama halnya seperti Saddam. " Aku menang." Ucap Aaron, kemudian melemparkan ubin mahjong nya ke tengah. Dan saat dia ingin menarik uang hasil kemenangannya.

Saddam langsung menahan tangannya dan berkata. " Naga." Sembari melempar ubin mahjong-nya juga.

" Oh s*it, kamu menyebalkan Adam." Umpamanya, kemudian membiarkan uang-uang itu di simpan oleh Saddam, sementara dirinya menarik wanita yang duduk di sampingnya, hingga berlutut tepat di depan selangk*ngannya." Cepat puaskan dia. " Perintah Aaron sembari membuka ikat pinggang dan menurunkan resletingnya.

Wanita yang telah berpengalaman itu, langsung melakukan apa yang di perintahkan Aaron. Bukan hanya Aaron seorang! Karena Saddam pun melakukan hal yang sama dengan dengan yang di lakukan Aaron saat ini. Yang membedakan keduanya. Aaron terlihat santai dan menikmati permainan wanita di bawah selangk*ngannya. Sedangkan Saddam mendesak dengan membantu wanita bayarannya memaju-mundurkan mulut pada tongkat saktinya.

" Come on bi*ch. Yes faster." Ucap Saddam dengan tangan menjambak rambut wanita itu.

Sementara ketiga temannya hanya menonton, apa yang di lakukan Aaron dan Saddam, bagi mereka! Tongkat sakti satu sama lain sudah menjadi rahasia umum di antara mereka.

" Aku bersyukur kamu belum menikah Dam, aku khawatir! Istrimu nanti akan mati saat malam pertama kalian jika cara bermain kamu masih seperti itu." Ucap Heri.

" Aku setuju dengan kamu! Adam jika kamu ingin menikah! Sebaiknya cari wanita yang bisa mengimbangi kamu." Dika turut menimpali ucapan Heri, kemudian memberi sedikit masukkan kepadanya. Sementara orang yang mereka berdua bicarakan! Tidak terlalu menghiraukan mereka dan menikmati permainan bi*chnya.

" Ahhkkhh, keluar." Aaron yang sudah selesai langsung mendorong wanita itu keluar setelah melemparnya beberapa lembar uang seratus ribuan. " Kalian tidak main." Ia bertanya kepada ketiga temannya, setelah wanita yang dia usir keluar dari ruangan itu.

Sultan menggeleng kepala, pria yang sejak tadi diam dan menyesap rokok di tangannya, menjawab dengan nada mengejek. " Istriku lebih pandai dari mereka. Dia terlihat polos tapi mampu memuaskan aku."

" Cih, kau terlalu sering menjilatinya, itu sebabnya kamu gampang di perbudak olehnya." sahut Saddam setelah menyelesaikan kesenangannya dan menyuruh wanita itu pergi.

" Hahahah, ayolah kawan kamu berbicara seperti itu! Karena kamu belum pernah merasakan kepu*san saat kamu membuat lawan mu, mencapai klim*ksnya." Ejek Heri, di antara mereka! Heri dan Sultan yang telah menikah. Sementara, Andika sudah lama menaruh hati ke pada seorang gadis, sehingga ia mulai jarang melakukan kebiasaan buruknya itu, kecuali calon-calon anaknya mendesak untuk di keluarkan. Untuk Saddam dan Aaron mereka masih ingin bebas.

" Aku tidak akan pernah tunduk kepada wanita mana pun! Kalian bisa memegang kata-kata ku! Jika aku sampai melakukan hal itu. Aku akan memberikan wanita itu untuk kalian cicipi tepat di depanku. Anggaplah sebagai tamparan." Tegas Saddam.

Ketiga temannya yang duduk berhadapan dengannya, saling memandang dan mengangkat bahu mereka. Sementara Aaron tersenyum smirk dan berkata. " Akan ku ingatkan kamu saat hal itu terjadi! Dan aku orang pertama yang akan menikmati wanita itu depan mu."

" Hahahah. Itu akan terjadi! Jika wanita itu ada." Balas Saddam. Lelaki itu tidak sadar jika suatu hari nanti kata-katanya hari ini akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

Tidak terasa sudah lebih dari tiga bulan Alena di rawat di rumah sakit dan belum ada tanda-tanda ia akan tersadar dari komanya.

Alana pun sudah berkerja di rumah Naya selama tiga bulan, setiap gaji yang ia dapatkan, langsung ia serahkan kepada ibunya untuk biaya perawatan Alena di rumah sakit. Gajinya kadang tidak cukup sehingga Alana sering meminjam uang dari Naya dan mamanya, walaupun sebagiannya mereka memberikan dengan suka rela, tapi Alana selalu menganggapnya sebagai hutang.

Siang itu, setelah pulang sekolah Alana langsung mengunjungi Alena dan ibunya di rumah sakit, sesuai permintaan ibunya di telpon pagi tadi.

Untuk keamanan Alana, mamanya Naya meminta Alana untuk tinggal di rumahnya, sehingga ia tidak perlu pulang malam dan bisa langsung beristirahat, Alana awalnya menolak hal itu karena mereka terlalu baik! tapi mamanya Naya tetap mendesak dengan menawarkan salah satu kamar di paviliun belakang di mana para pekerjanya tinggal. Alana yang tidak memiliki alasan lagi, akhirnya menerima tawaran Tante Rina. " Datang, juga kamu?" Ucap ibunya begitu Alana membuka pintu ruang rawat Alena. " Sana urus biaya perawatan Alena, kalau tidak mereka akan menghentikan pengobatannya." Tukas Sang ibu. Wanita paruh baya itu bahkan tidak menanyakan kabar Alana, yang dia pikirkan hanya tentang Alena, Alena dan Alena.

Dia akan menghubungi Alana saat pihak rumah sakit meminta dia untuk membayar setengah biaya perawatan Alena yang tertunda jika tidak, segala alat yang membantu kelangsungan hidup Alena akan dicabut.

" Kenapa kamu hanya diam saja! Apa kamu lupa ini semua karena kamu! Harusnya kamu saja yang jatuh, bukan Alena. Dari dulu kamu memang hanya menyusahkan dan buat malu, sekarang lihatlah karena kamu Alena harus berakhir seperti ini. " Kata-kata itu sudah terbiasa di telinga Alana, Alana bahkan sudah menghafalnya. Bahkan dari dia kecil sampai sebesar ini, Ibunya lebih mementingkan Alena dari pada dirinya. Dan sikap sang ibu semakin menjadi saat Alena masuk rumah Sakit, sehingga mau tidak mau Alana lah yang harus bekerja untuk membiayai perawatan Alena. Bersyukurnya masih ada orang yang tulus membantunya seperti Naya dan mamanya, dengan meminjam dia uang dan memberinya pekerjaan. Dia benar-benar sangat Bersyukur memiliki Naya yang berasal dari keluarga berkecukupan, Sehingga uang puluhan juta bukanlah sebuah masalah apalagi mereka juga tidak pernah memandang status sosial Alana.

" Aku belum gajian Bu! Tapi Alana janji begitu Alana gajian, Alana akan langsung melunasinya." Ucap Alana meminta keringanan dari sang ibu.

" Pihak rumah sakit sudah tidak memberikan kita waktu lagi dan ibu pun tidak mau tahu bagaimana pun caranya kamu harus mendapatkan uang itu." Desak ibunya, tidak memberi kesempatan untuk Alana. " Sana pergi. Jangan tunjukkan wajah kamu jika kamu belum mendapatkan uang itu." Kemudian mengusir Alana keluar dari ruang rawat Alena.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading...💝💝...

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

Dasar ibu.lebay...
ngga tau berterima kasih.
anak kesayangan cuma bikin susah.
Anak yg terabaikan yg sll membantu dan memberi kebahagiaan.
Sorga memang di telapak kaki ibu.
Tapi...mulutnya seperti neraka BG anaknya sendiri.

2023-02-03

0

Eri Daffa

Eri Daffa

pites saja si ibunya itu msk sm anak sendiri kok gitu😤😤

2023-01-13

0

Yen Margaret Purba

Yen Margaret Purba

ibu laknat,

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Alana Jihania
2 Alena terjatuh.
3 Bujukan Naya.
4 Rumah Naya
5 Ucapan Saddam.
6 Tawaran pernikahan.
7 Gadis berwajah cacat.
8 Foto bersama.
9 Kekejaman Saddam.
10 Kekecewaan sandrina
11 Teman durjana.
12 Meminta Izin.
13 Iblis berwujud manusia.
14 Maafkan aku.
15 Syaratnya.
16 Suamiku.
17 Pulang ke rumah.
18 Seragam Alena.
19 Simpanan.
20 Tanggung jawab.
21 Adik iparmu
22 Alana dan Naya.
23 Rumah tempat pulang.
24 Gadis bodoh.
25 Klub itu apa?
26 Bocah SD.
27 Mabuk
28 Ingin di sayang
29 Tawaran Sandrina.
30 Istri yang baik.
31 Kekhawatiran Naya.
32 Bukan baju.
33 Tidak berperasaan.
34 Harus kemana?
35 Iya, aku janji!
36 Di kelas .
37 Harus punya prinsip!
38 Sudah ingat
39 Tetangga berulah lagi.
40 Harga dirinya.
41 Touring.
42 Perjalanan yang berkesan
43 Budak istri.
44 Kekesalan Saddam.
45 Dibawah kekantor.
46 Dilema
47 Kecewa.
48 Kondisi Alana
49 Menemui Sandrina.
50 Jaminan.
51 Permintaan Alana.
52 Bertanya-tanya
53 My sweetie.
54 Saat terakhir.
55 Lihat aku, Ibu!
56 Duniaku hancur!
57 Medusa versi Andika
58 Masih beruntung!
59 Naya vs Alena
60 Tanda terima kasih
61 Kembali sekolah.
62 Keinginan Alana
63 Ancaman Alana.
64 Meminta izin.
65 Yes or no
66 Alasan sebenarnya
67 Ucapan waktu itu.
68 Menginap lagi
69 Sebuah firasat.
70 Mengatakan sebenarnya.
71 Kamu sudah menikah?
72 Lepaskan aku!
73 Salah orang.
74 Melupakan semuanya
75 Rahasia Alana.
76 Hadiah kelulusan
77 Pengakuan Aaron.
78 Bram, Ken dan Za.
79 Kenzo dan khanza
80 Mengatai diri sendiri.
81 Menitipkan ikan pada kucing
82 Bunda Jihan.
83 Tamu tak diinginkan.
84 Cepat sekali.
85 Berbicara dari hati
86 Sama-sama manusia.
87 Ikut pulang.
88 Bukan istri kamu.
89 Mama Lisa.
90 Pertanyaan Za.
91 Pelajaran.
92 Bunda!
93 Sabar sayang.
94 Om sehat?
95 Ada apa dengan Naya?
96 Membingungkan.
97 Mencintai dalam diam.
98 Lamaran.
99 Di club.
100 Tidak seharusnya.
101 Hanya Sekali!
102 Menyelesaikan Masalah.
103 Oh, my sweetie.
104 Sana pulang!
105 Pengaruh buruk.
106 Hal baik!
107 Bahagia.
108 End.
109 Pengumuman
110 Terima kasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Alana Jihania
2
Alena terjatuh.
3
Bujukan Naya.
4
Rumah Naya
5
Ucapan Saddam.
6
Tawaran pernikahan.
7
Gadis berwajah cacat.
8
Foto bersama.
9
Kekejaman Saddam.
10
Kekecewaan sandrina
11
Teman durjana.
12
Meminta Izin.
13
Iblis berwujud manusia.
14
Maafkan aku.
15
Syaratnya.
16
Suamiku.
17
Pulang ke rumah.
18
Seragam Alena.
19
Simpanan.
20
Tanggung jawab.
21
Adik iparmu
22
Alana dan Naya.
23
Rumah tempat pulang.
24
Gadis bodoh.
25
Klub itu apa?
26
Bocah SD.
27
Mabuk
28
Ingin di sayang
29
Tawaran Sandrina.
30
Istri yang baik.
31
Kekhawatiran Naya.
32
Bukan baju.
33
Tidak berperasaan.
34
Harus kemana?
35
Iya, aku janji!
36
Di kelas .
37
Harus punya prinsip!
38
Sudah ingat
39
Tetangga berulah lagi.
40
Harga dirinya.
41
Touring.
42
Perjalanan yang berkesan
43
Budak istri.
44
Kekesalan Saddam.
45
Dibawah kekantor.
46
Dilema
47
Kecewa.
48
Kondisi Alana
49
Menemui Sandrina.
50
Jaminan.
51
Permintaan Alana.
52
Bertanya-tanya
53
My sweetie.
54
Saat terakhir.
55
Lihat aku, Ibu!
56
Duniaku hancur!
57
Medusa versi Andika
58
Masih beruntung!
59
Naya vs Alena
60
Tanda terima kasih
61
Kembali sekolah.
62
Keinginan Alana
63
Ancaman Alana.
64
Meminta izin.
65
Yes or no
66
Alasan sebenarnya
67
Ucapan waktu itu.
68
Menginap lagi
69
Sebuah firasat.
70
Mengatakan sebenarnya.
71
Kamu sudah menikah?
72
Lepaskan aku!
73
Salah orang.
74
Melupakan semuanya
75
Rahasia Alana.
76
Hadiah kelulusan
77
Pengakuan Aaron.
78
Bram, Ken dan Za.
79
Kenzo dan khanza
80
Mengatai diri sendiri.
81
Menitipkan ikan pada kucing
82
Bunda Jihan.
83
Tamu tak diinginkan.
84
Cepat sekali.
85
Berbicara dari hati
86
Sama-sama manusia.
87
Ikut pulang.
88
Bukan istri kamu.
89
Mama Lisa.
90
Pertanyaan Za.
91
Pelajaran.
92
Bunda!
93
Sabar sayang.
94
Om sehat?
95
Ada apa dengan Naya?
96
Membingungkan.
97
Mencintai dalam diam.
98
Lamaran.
99
Di club.
100
Tidak seharusnya.
101
Hanya Sekali!
102
Menyelesaikan Masalah.
103
Oh, my sweetie.
104
Sana pulang!
105
Pengaruh buruk.
106
Hal baik!
107
Bahagia.
108
End.
109
Pengumuman
110
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!