Setibanya di rumah Sakit Alena langsung di tangani tim medis! Guru yang mengantar Alena ke rumah sakit telah menghubungi orang tuanya, sementara Alana sendiri masih shock dengan apa yang terjadi kepada saudara kembarnya. Iya marah kepada Alena tapi ia tidak ingin hal buruk seperti ini terjadi kepada saudarinya.
" Ada apa ini! Kenapa dengan putri saya? Apa yang terjadi kepadanya." Suara ibunya Alana, terdengar begitu nyaring sambil berlari ke arah ruang UGD.
" Ibu yang sabar ya bu! Ibu harus tenang. Dokter Akan menangani Alana dengan baik ." Guru yang menghubungi ibu Alana, mencoba menenangkan wanita paruh baya itu. " Sebaiknya ibu duduk dulu, kita tunggu sampai dokter keluar." Lanjutnya lagi.
" Tenang! Bagaimana saya bisa tenang! Anak saya tadi pagi masih baik-baik saja dan Sekarang tiba-tiba dia sudah di larikan ke rumah sakit! Ada apa ini! Saya butuh penjelasan bukan kalimat penenang dari kalian." Teriak Ibu Alana dengan histerisnya, wanita paruh baya itu seakan lupa dimana ia berada saat ini.
"Sebaiknya ibu duduk dulu! Biar Alana yang menjelaskan semuanya." Guru itu, melemparkan tanggung jawabnya kepada Alana, sebab ia tidak tahu dengan pasti apa yang terjadi kepada Alena, saat mereka tiba di tempat Alena jatuh! Sudah banyak siswa yang mengerumuninya Alena pun sudah tidak sadarkan diri dan berlumpur darah.
Ibu Alana, menghampiri Alana yang tengah duduk di bangku besi yang sengaja di letakkan di depan ruang UGD itu untuk keluarga pasien menunggu. Wanita paruh baya itu menggenggam kedua lengan putrinya dan memaksanya untuk berdiri. " Ale-alena tadi mau menolong aku yang di bully teman-teman, tapi mereka justru mendorongnya hingga Alena terjatuh Bu." Jelas Alana dengan suara gemetaran dan terbata-bata, " Ak_"
Plak.. plak...
"Dasar anak pembawa Sial, kenapa tidak kamu saja yang jatuh! Kamu memang selalu menyusahkan dan buat malu aku dan Alena. Kalau sampai terjadi sesuatu kepada Alena, aku tidak akan memaafkan kamu." Teriak ibunya, setelah menampar kedua pipi Alana hingga merah.
" Bu, sudah Bu! Ini bukan salah Alana. Dia juga korban disini." Guru Alana mencoba menenangkan ibunya Alana. " Alana sebaiknya kamu pulang dulu, biarkan ibu kamu tenang, baru kamu kesini lagi. " Untuk meredam situasi, Alana pun mengangguk kemudian meninggalkan guru dan ibunya menunggu Alena.
" Dasar anak pembawa Sial, harusnya kamu saja yang celaka. Bukan putriku! Aku menyesal telah melahirkan kamu! Harusnya aku biarkan dokter mengambil sebagian wajah kamu dan biarkan kamu mati, kalau aku tahu kamu hanya akan menyusahkan aku." Ucap-nya dengan begitu kejam kepada Alana.
Sementara gadis yang berjalan menjauh itu! Hanya bisa meremas baju di bagian dadanya untuk menghalau rasa sakitnya. Dengan sesekali mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya. Di kata-katai dan di sumpahi ibunya sendiri. Sudah menjadi hal biasa, telinga Alana pun telah kebal tetapi entah mengapa yang kali ini terasa begitu sakit. Mungkin karena Ini kali pertamanya Alana di perlakukan oleh ibunya seperti itu di depan umum.
Alana tiba di parkiran rumah sakit dan berhenti di samping sebuah mobil dengan kaca yang begitu berkilau sehingga dapat memantulkan bayangan dirinya. " Alana menatap wajahnya melalui kaca mobil itu. Ia sesungguhnya adalah gadis yang cantik, tapi bekas luka. Operasi pemisahan yang di lakukan dirinya dan Alena enam belas tahun yang lalu. Sungguh sangat berpengaruh untuk hidup Alana. Keduanya adalah kembar Siam dengan keadaan sebagian kepala sampai pelipis menempel! Bersyukurnya itu hanya di kulit sehingga dokter dapat melakukan operasi pemisahan begitu mereka genap satu tahun.
Alena sebenarnya juga mendapatkan bekas luka! Tapi tidak separah Alana. Karena Bekas Luka di pelipis Alana melebar dan menonjol dari permukaan kulit dan sedikit panjang. Bahasa medis untuk luka Alana di sebut keloid.
Untuk menutupi bekas luka di wajahnya, ia menurunkan poninya sampai menutup satu matanya, sehingga penampilan Alana terlihat aneh, hal itu membuat dia sering di katai mata satu.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Satu Minggu setelah Insiden jatuhnya Alena, Ibunya masih marah kepada alana! Apalagi saat tahu benturan di kepalanya begitu keras hingga menyebabkan Alena koma dan harus bertahan hidup dibantu alat-alat medis. Hal itu Membuat rasa benci ibunya semakin menjadi.
Dan orang tua dari siswa yang mendorong Alena juga siap bertanggung jawab atas biaya perawatan Alena tapi mereka hanya menyanggupi setengah dari biaya rumah sakit alena. Setengahnya lagi menjadi tanggung ibunya Alena! Awalnya ibunya ingin menolak dan protes tapi setelah di pikir-pikir Ibunya pun menerimanya karena dia membutuhkan bantuan mereka agar Alena dapat bertahan hidup dan masalah itupun di selesaikan secara kekeluargaan.
" Ibu tidak peduli, bagaimana pun caranya kamu harus mencari biaya rumah sakit Alena, sampai dia sembuh seperti dulu lagi. Ingat ini adalah tanggung jawab kamu, karena kamu Alena menjadi seperti ini." Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala Alana dan Sebagai anak yang berbakti, Alana pun mencari pekerjaan untuk membantu ibunya, ia sampai tidak pergi ke sekolah.
Setiap harinya Alana ke pasar, ia membantu membawakan belanjaan ibu-ibu di pasar kemudian di berikan upah lima ribu, jika mereka kasihan kepadanya mereka akan memberikan upah lebih. Kecil sih tapi Alana masih bisa bersyukur setidaknya ia bisa membantu ibunya.
" Al, kamu dari mana? Kenapa tidak ke sekolah, aku terus menunggu kamu Al." Naya berlari memeluk sahabatnya itu. setelah kembali ke sekolah Naya tidak pernah bertemu dengan Alana, ia begitu merindukan sahabatnya itu. Naya juga beberapa kali mencari Alana ke rumahnya tapi selalu di usir oleh ibunya Alana tanpa memberi tahu Alana di mana, sehingga Naya memutuskan untuk menunggu sahabatnya itu di depan lorong menuju rumah Alana, saat alana pulang, Naya langsung menghampirinya.
" Aku tidak sekolah lagi, Nay! Aku harus bekerja untuk membantu ibu, mencari uang untuk pengobatan Alena." Ucap Alana.
" Apa al? Kerja?" Alana mengangguk. " Kerja apa, kamu harus tetap sekolah Al! Kalau kamu tidak sekolah, kamu akan semakin di remehkan." bujuk Naya.
" Tapi aku harus mencari uang untuk pengobatan Alena. Kamu tahukan, aku nggak bisa kerja paruh waktu di kafe karena penampilan aku. Aku harus ke pasar untuk mencari pekerjaan di sana. Kalau aku sekolah aku tidak akan bisa melakukannya." Jelas Alana.
" Kamu butuh pekerjaan-kan, kamu bisa menjadi guru les aku! Kalau kamu, kamu juga bisa berkerja di rumah aku! Tapi kamu harus tetap sekolah. Dengan sekolah kamu bisa memastikan masa depan kamu yang lebih baik. Kamu bisa mengobati bekas luka di wajah kamu, kamu bisa mengubah penampilan kamu dan buat mereka yang menghina kamu selama ini menyesal." Bujuk Naya.
" Tapi_"
" Jangan terburu-buru mengambil keputusan Al, sebaiknya kamu pulang dan pikiran kata-kata aku dengan baik! Jika kamu berubah pikiran. Kamu bisa menemui aku di sekolah." Naya kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya kepada Alana. " Jangan menolak! Gunakan ini untuk pengobatan Alena. Aku pulang dulu." Naya meletakkan uang itu di telapak tangan Alana, setelah itu meninggalkannya.
Setelah Naya pergi, Alana pun meneruskan langkahnya menuju rumahnya. Setibanya di sana. Sang ibu sedang bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit. Alana pun menyerahkan uang hasil kerjanya hari ini dan uang pemberian Naya kepada ibunya.
Begitu menerima uang dari Alana, ibunya langsung pergi ke rumah sakit. Tanpa mengucapkan terima kasih, ia bahkan tidak bertanya dari mana Alana mendapatkan uang-uang itu.
Semalaman Alana memikirkan kata-kata Naya! Dan akhirnya Alana memutuskan untuk kembali ke sekolah. Dengan harapan teman-temannya tidak akan mengganggunya lagi, setelah apa yang terjadi kepada Alena.
Tapi harapan Alana tinggallah harapan semata, karena begitu ia memasuki gerbang sekolah, kantung air langsung terbang ke arah nya untungnya Alana dapat menghindar.
" Apa mereka tidak belajar dari apa yang terjadi dengan Alena." Ucap Naya, wanita itu juga baru datang sehingga ia bisa melihat salah satu temannya berdiri di lantai dua dan melempar Alana dengan kantong plastik kecil yang di isi air berwarna merah itu.
" Entahlah." Jawab Alana sambil menaikkan kedua bahunya. Ia ingin mengabaikan teman-temannya itu tapi, di abaikan mereka semakin besar kepala dan jika ia ladenin mereka semakin berani untuk menyakitinya.
Entah harus dengan cara apa Alana menghentikan perbuatan teman-temannya itu. Naya tersenyum begitu melihat Alana kembali ke sekolah. ia memeluk sahabatnya itu, kemudian keduanya berjalan menuju kelas sambil merangkul satu sama lain.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading...💝💝...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alana, thour biar mmnya kebuka hatinya sedikit aja, ibu apa yg nhk punya rasa iba terhadap darah daging sendiri, harimau aja yg begitu jahat akan melindungi anak nya dari pemburu. ibu laknat itu nmnya
2023-08-01
0
Wirda Wati
kayaknya disekolah Alana guru BK TDK berfungsi....
masa kejadian Alena jatuh dr lantai 2 TDK ada tindakan sekolah PD pembulian.
maunya siswa siswa yg melakukan pembullyan itu di scord.
lucu aja...
kasihan Alana mana dibuli..
mana mamanya membedakan kasih sayang LG...terhadapnya.
Sabar Alana...tunggu karmanya
2023-02-03
0
YK
ya dilaporkan ke guru lah...
2022-10-11
0