Ketemu Lagi

Selesai Bita memasang tabung gas,ia pun langsung membersihkan diri dan bersiap untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ditemani secangkir latte dan diiringi musik slowly membuat Bita merasa tenang dan damai.

Matanya menyipit memandang satu pesan yang masuk dalam ponselnya,dengan cepat ia membuka pesan itu. Bita langsung bersorak riang setelah mengetahui isi pesan jika besok jam kosong dikelasnya.

"yes nggak masuk!" serunya lagi,ia pun menyelesaikan tugas mata kuliah yang lain lalu merebahkan diri ke kasur. Bita menikmati aroma terapi dari humidifier yang barusan ia beli kemarin lewat shop online.

Tanpa membutuhkan waktu yang lama,matanya mulai terpejam dan terbang ke alam mimpi.

"ugh." keluhnya meringis tiba-tiba merasakan perutnya sakit yang luar biasa. Padahal matanya hendak memejamkan dan mulai masuk mimpi,tetapi terlempar kembali ke dunia kenyataan.

"oh tamu bulanan." ucapnya menyadari tanggal palang merah. Dengan segera ia memasang pembalut agar tidak merembes kemana-mana.

"ah, perut gue masih nggak nyaman." keluhnya lagi berjalan malas ke dapur. Ia mengambil air hangat serta kain untuk ia letakkan diperutnya. Bita mendengar suara Kasak-kusuk diteras membuatnya sedikit merinding mendekati pintu rumahnya. Apalagi angin kencang dan suara petir menambah suasana rumah menjadi seram.

"ya Allah selamatkan aku." lirih Bita berjalan mendekati pintu rumahnya. Mau tak mau,ia harus memastikan pintu dan jendela sudah terkunci aman. Setelah ia merasa pintu sudah terkunci dengan cepat ia menutup gorden jendela agar tidak terlihat dari luar. Bita mematikan saklar dibagian ruang tamu dan berlari kencang menuju kamarnya dan menutup pintu.

Braaak.

"huh...huh,menyeramkan." ucapnya lalu berjalan kearah kasur. Angin semakin berhembus kencang menandakan akan turun hujan lebat. Bita menutup gorden kamarnya dan menggulungkan badannya dalam selimut.

Rasa sakit perutnya masih terasa membuatnya harus meletakkan kain yang sudah dibasuh air panas tadi diletak diatas perutnya. Bita tersentak saat mendengar suara petir menggelegar keras,ia terus komat-kamit dalam hati untuk menenangkan pikirannya.

Takut terus menguasai dirinya sedangkan ia hanya seorang diri dalam rumah itu. Hanya bisa memeluk boneka beruang putih kesayangannya.

Bita berusaha memejamkan mata agar cepat menemui hari esok,namun rasa kantuknya tak kunjung datang. "ibu,ayah...aku takut." lirih Bita memeluk erat bonekanya. Bita benar-benar takut,tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengurangi rasa takutnya.

Esoknya,Bita mengucek mata pelan memandang jam weker yang terus memekak telinganya. Semalam,ia baru bisa tidur tepat pukul tiga,membuat ia kini sangat mengantuk.

Bita menepuk jidatnya pelan,mengingat ia harus kerja hari ini. Dengan malas ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Alze menatap kedua orangnya yang begitu tenang menikmati sarapan pagi lalu ia melirik Azza,adik perempuannya yang asyik menikmati makanannya.

"kenapa kak?" tanya Azza menyadari jika kakaknya terus menatapnya. Ia sempat melirik kearah seragamnya,memastikan tidak ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Alze menggeleng pelan,lalu ia lanjut mengunyah makanannya. Haura dan Deon menatap kearah putranya yang terlihat tidak seperti biasanya.

"kamu kenapa?" tanya Deon menangkap raut wajah gelisah putranya.

"tidak ada paa." ucap Alze,pria itu langsung memasukkan sekaligus makanan kedalam mulutnya dan mengunyah cepat. Tak lupa ia meneguk kandas air putih,membuat semua orang menatapnya heran dan ternganga.

Alze beranjak dan berpamitan pada keluarganya. Langkahnya berhenti saat mendengar suara mamanya memanggilnya,lalu ia menoleh kearah sang mama.

"yaa maa?" tanya Alze pelan dan ia yakin mamanya pasti akan membahas gadis yang akan menjadi calon istrinya kelak.

"kamu ada ke kampus?" tanya Mama. Alze hendak menggeleng mengingat hari ini jam kosong,namun tiba-tiba pikirannya terlintas untuk tidak mengatakan yang sebenarnya pada mama agar bisa terhindar dari pertemuan yang menjengkelkan itu.

"adaa maa." bohongnya. Aduh,makin banyak dosa gue sama mama. gumamnya dalam hati.

"oh,ya sudah kapan selesai kelasnya?" tanya Haura lagi.

Alze menggaruk tengkuknya tidak gatal,karena sudah terlanjur berbohong ia pun terus berbohong pada mamanya. "aku belum tau selesainya kapan maa,paling sore nanti baru bisa pulang." ucapnya lagi.

Yup,dosa lagi.

Raut wajah Haura terlihat serius berkutat dengan pikirannya,ia pun mengangguk pelan. "ya sudah besok saja,kita ketemu sama keluarga mereka." ucap Haura menepuk pelan bahu Alze,setelah itu melenggang masuk kedalam rumah.

Alze hanya menghela napas menatap punggung sang mama menghilang dari pandangannya. Ia masih tidka paham mengapa mamanya terus bersikukuh menikahkannya?

"sstt...sstt." panggil seseorang dibelakang pot bunga taman membuat Alze menyergit bingung. Ia terkejut melihat sang papa bersembunyi disana.

"ngapain papa disana?" tanya Alze bingung.

"papa abis muntahin makanan,serius nggak enak kali perut papa." bisik Deon memegang perutnya.

"astaga papa,kenapa muntah disini? kalau mama liat bisa kena cincang kita."

"aman kok,aduh masakan mama kamu nano-nano,kalau kita tegur nanti yang ada dia sedih. Terpaksa kita makan tuh masakannya supaya senang." lirih Deon mengingat masakan istrinya sangat tidak layak dikonsumsi,namun ia sangat menghargai sang istri yang sudah berjuang untuk memasak.

Baik Deon,Azza dan Alze sekalipun harus menelan bulat-bulat makanan itu agar Haura senang. Pernah sekali,Azza keceplos bilang masakan Haura tidak enak,membuat wanita paruh baya yang cantik itu terlihat sedih dan murung seharian. Sejak saat itulah mereka bertiga bersumpah untuk terus makan masakan wanita yang mereka sayangi itu sampai akhir hayatnya hidup mereka.

"kak yok pergi." bisik Azza yang rupanya juga berada disana. Alze mengangguk pelan,lalu menarik kedua sekongkolnya masuk kedalam mobil.

Selama diperjalanan,Alze mengendarai mobil menuju suatu tempat untuk sarapan ditempat langganan biasa mereka.

"jangan bilang kamu gelisah kayak gini karena perjodohan yang dibuat mama kamu Al?" tebak Deon membuat Alze melihat sekilas dari kaca spion mobilnya.

"huh,kenapa mama bersikukuh sih pa?" tanya Alze sedikit kesal.

"menurut papa kamu bagus juga tuh nikah nak,lagian bentar lagi kamu selesai juga. Jadi lebih baik cepat menikah."

"tapi aku belum siap pa."

"siap tak siap itu sudah menjadi tanggung jawab laki-laki untuk menikah segera nak."

Alze hanya menghela napas sepanjang jalan mendengar wejangan dari papanya.

***

"Bita,ini pesanan minuman yang dimeja sana yaa." ucap Aila menyuruh Bita untuk mengantarkan minuman menuju pelanggan. Bita mengangguk dengan sigap membawakannya.

"pelayan sini!" seru pelanggan memanggil Bita,Bita dengan segera berjalan kearah pelanggan itu.

Hari ini terlihat cukup ramai yang berkunjung menuju cafe tempatnya bekerja. Kebanyakan dari kalangan mahasiswa sepertinya yang langganan disini. Bita sedikit kewalahan dalam mengurus semua itu,apalagi rasa kantuk dan sakit perutnya masih merajalela.

"Bita tolong layani bagian kasir!" seru Aila yang sibuk mendengarkan pesanan pelanggan lain. Dengan sigap Bita berjalan menuju kasir untuk melayani pesanan pelanggan disana.

"selamat datang,mau pesan ap—" Bita terkejut mendongak melihat pria tinggi pembawa sialnya berdiri dihadapannya sekarang. Sedangkan Alze tidak menyadari jika didepannya ini adalah gadis aneh yang menolongnya tanpa sebab kemarin.

"tolong pesan latte satu,ice cappucino satu,sama kopi hitam gulanya dikit aja satu." seru Alze lalu menatap pelayan cafe didepannya. Alze sedikit terkejut bertemu Bita disini.

"Lo?"

Episodes
1 Kesialan Birgitta
2 Kekesalan Alze
3 Terpaksa setuju
4 Ketemu Lagi
5 Masakan Mama
6 Asuransi
7 Pilihan
8 Pinjaman Uang
9 Bermuka Dua
10 Jaket Milik Alze
11 Adu Mulut
12 Nikah?
13 Kepikiran Tentang Dia
14 Ingin Kebebasan
15 Sasaran Empuk
16 Sah
17 Diusir
18 Parasit
19 Larangan Adalah Perintah
20 Bertemu Sam
21 White Bear
22 Semakin Dekat
23 Dikerjai
24 Mulai Menyukainya
25 Cemburu
26 Bantal Guling
27 Keluarga Aneh
28 Akhlakless
29 Rencana Sesat
30 Alze Marah
31 Berkelahi
32 Tidak Peka
33 Pria Itu Datang
34 Mulai Memahaminya
35 Pengganggu
36 Hampir Celaka
37 Menyesal
38 Kesalahan Fatal
39 Salah Paham
40 Dalam Bahaya
41 By Your Side
42 Trauma
43 Menyusahkan
44 Keceplosan
45 Mimisan
46 Tawaran
47 Ungkapan Tulus
48 Family Time
49 Dikejar
50 Mengintai
51 Jangan Pergi
52 Terjebak atau Menjebak?
53 Terlalu Obsesi
54 Penganggu
55 Ternyata Dia
56 Istimewa
57 Kesalahan Pahaman
58 Belajar Mengemudi
59 Hari yang Spesial
60 Bertingkah Aneh
61 Ngidam
62 Kotak
63 Misterius
64 Pemutih Pakaian
65 Hukuman
66 Permintaan Mama
67 Hadiah Fisik dan Batin
68 Persiapan
69 Pekerjaan Alze
70 Kali Ini Terjebak
71 Bisa Tidak Kalian Menjauh?!
72 Salah Beli
73 Lupa Belajar
74 Pemakaman Orang Tua Bita
75 Something Wrong
76 Belanja
77 Masih Takut
78 Malas
79 Heboh Sekelas
80 Tidak Semudah Itu
81 Melahirkan
82 Lulus Bersama (End)
83 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kesialan Birgitta
2
Kekesalan Alze
3
Terpaksa setuju
4
Ketemu Lagi
5
Masakan Mama
6
Asuransi
7
Pilihan
8
Pinjaman Uang
9
Bermuka Dua
10
Jaket Milik Alze
11
Adu Mulut
12
Nikah?
13
Kepikiran Tentang Dia
14
Ingin Kebebasan
15
Sasaran Empuk
16
Sah
17
Diusir
18
Parasit
19
Larangan Adalah Perintah
20
Bertemu Sam
21
White Bear
22
Semakin Dekat
23
Dikerjai
24
Mulai Menyukainya
25
Cemburu
26
Bantal Guling
27
Keluarga Aneh
28
Akhlakless
29
Rencana Sesat
30
Alze Marah
31
Berkelahi
32
Tidak Peka
33
Pria Itu Datang
34
Mulai Memahaminya
35
Pengganggu
36
Hampir Celaka
37
Menyesal
38
Kesalahan Fatal
39
Salah Paham
40
Dalam Bahaya
41
By Your Side
42
Trauma
43
Menyusahkan
44
Keceplosan
45
Mimisan
46
Tawaran
47
Ungkapan Tulus
48
Family Time
49
Dikejar
50
Mengintai
51
Jangan Pergi
52
Terjebak atau Menjebak?
53
Terlalu Obsesi
54
Penganggu
55
Ternyata Dia
56
Istimewa
57
Kesalahan Pahaman
58
Belajar Mengemudi
59
Hari yang Spesial
60
Bertingkah Aneh
61
Ngidam
62
Kotak
63
Misterius
64
Pemutih Pakaian
65
Hukuman
66
Permintaan Mama
67
Hadiah Fisik dan Batin
68
Persiapan
69
Pekerjaan Alze
70
Kali Ini Terjebak
71
Bisa Tidak Kalian Menjauh?!
72
Salah Beli
73
Lupa Belajar
74
Pemakaman Orang Tua Bita
75
Something Wrong
76
Belanja
77
Masih Takut
78
Malas
79
Heboh Sekelas
80
Tidak Semudah Itu
81
Melahirkan
82
Lulus Bersama (End)
83
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!