Juan Dan Graciella Curahan Hati Graciella

Setibanya di kamar, Graciella langsung mengambil ponsel dan earphonenya.

Gadis berusia 21 tahun itu segera memutar playlist lagu miliknya.

Air matanya meluruh bersamaan dengan lagu sedih mengalun di telinganya.

Graciella

Gue cuman nggak mau mereka begini terus.

Graciella

Gue belum mau nikah, apa itu salah?

Graciella

Lagian, tanpa nikah buru-buru, gue udah bisa ngejamin hidup gue sendiri.

Graciella

Kenapa hidup gue diatur-atur terus dari kecil sampe dewasa sana mereka?

Tiba-tiba, ponsel Graciella bergetar dan menampilkan notifikasi panggilan masuk dari Juan.

Graciella menyeka air matanya, kemudian mengembuskan napasnya bergetar.

Graciella

Halo, Mas? Ada apa?

Suaranya terdengar bergetar, disusul dengan isak tangis miliknya.

Juan Aidan

Grace? Kamu kenapa nangis?

Graciella

Saya... nggak nangis, Mas.

Graciella

Maksudnya, saya nangis bukan karena hal serius.

Graciella

Cuman karena nonton film sad ending.

Juan Aidan

Masa?

Juan Aidan

Kayaknya hati kamu beda sama mulut kamu.

Graciella tercengang. Mengapa Juan selalu bisa berlagak seolah sebagai cenayang?

Juan Aidan

Cerita aja, Grace.

Juan Aidan

Isakan kamu itu bukan kayak orang nangis abis nonton film.

Juan Aidan

Kenapa, Grace?

Graciella

Mas... saya dipaksa nikah sama orang tua saya.

Juan Aidan

Hm, terus?

Graciella

Tapi, saya belum mau nikah, Mas.

Graciella

Saya pikir itu masih belum waktunya.

Graciella

Apa saya salah nolak paksaan mereka supaya saya cepet-cepet nikah?

Juan Aidan

Grace....

Graciella

Iya, Mas?

Juan Aidan

Kamu nggak salah.

Juan Aidan

Setiap orang punya haknya sendiri buat nentuin sesuatu.

Juan Aidan

Kalo kamu merasa itu belum pas waktunya, jangan dipaksa, ya.

Juan Aidan

Jangan menikah karena terpaksa.

Senyum mulai merekah di wajahnya Graciella.

Graciella

Iya, Mas.

Graciella menyeka air matanya dan mulai menghentikan isak tangisnya.

Graciella

Mas Juan kenapa telepon saya malem-malem gini?

Juan Aidan

Sederhananya, saya nelepon kamu untuk membahas naskah.

Graciella

Lagi, Mas?

Graciella mengembuskan napasnya.

Juan Aidan

Iya, Grace.

Graciella

Maaf sebelumnya, Mas, kenapa nggak sekalian dibahas tadi aja pas di kafe, Mas?

Juan Aidan

Loh, kenapa? Saya ganggu waktu kamu, ya?

Graciella

Eh?? Nggak, Mas. Nggak sama sekali.

Juan Aidan

Ini bahasan yang baru, saya baru selesai baca naskah kamu.

Graciella

Hah? Mas Juan udah selesai baca naskah saya?

Juan Aidan

Iya.

Juan Aidan

Untuk saran editingnya masih sebagian.

Juan Aidan

Oh, iya, kalo saya liat-liat, tokoh perempuannya ini... kayak kamu posisinya, ya?

Graciella

Hah?

Juan Aidan

Iya, asumsi saya begitu.

Juan Aidan

Dia dipaksa nikah, tapi nggak mau sampai akhirnya nemuin sendiri jodohnya.

Juan Aidan

Dan ketika udah ketemu sama seseorang, dia jadi tergila-gila sama orang itu, berasumsi bahwa orang itu suka sama dia juga.

Juan Aidan

Kamu begitu, kan?

Astaga. Graciella lupa jika keseluruhan alur itu diambil dari kisah hidupnya sendiri, lalu dicampur dengan imajinasinya

Graciella

Hmm, nggak sepenuhnya saya mau begitu, Mas.

Graciella

Mungkin hanya sebagiannya.

Juan Aidan

Oalah.

Juan Aidan

Oke, balik lagi ke topik naskah.

Juan Aidan

Saya sangat menyayangkan endingnya, Grace.

Juan Aidan

Apa kamu bisa membuat perubahan di endingnya?

Graciella

Maksud Mas Juan?

Juan Aidan

Maksud saya, lakukan perubahan pada ending dari happy ending menjadi sad ending dengan kalimat-kalimat dramatisasi.

Juan Aidan

Kamu bisa, kan?

Graciella

Oke, Mas. Saya usahain.

Graciella menegakkan salivanya. Dia yang selama ini menyukai happy ending dari sebuah cerita, bagaimana bisa menulis sad ending?

••TO BE CONTINUED••