Bab 17

Davina Pov

4 hari setelah kejadian itu, aku tak pernah lagi melihat Om Dave. Laki-laki itu seperti di telan bumi, tak menampakkan batang hidungnya meski setiap malam aku mendatangi club hanya untuk mencarinya.

Om Dave juga tak pernah muncul di pertemuan keluarga. Baik Tante Sandra ataupun Farrel, kedua tak pernah menyebutkan nama Om Dave dalam setiap pertemuan.

Lalu aku.? Tentu saja semakin gelisah dan penasaran namun tidak berani menanyakan Om Dave pada mereka.

Malam ini aku berada di kediaman Tante Sandra.

Pernikahan Papa dan Tante Sandra akan di langsungkan 1 jam lagi. Beberapa tamu dan kerabat dekat Tante Sandra sudah berkumpul di halaman belakang yang telah di sulap sebagai tempat resepsi.

Papa dan Tante Sandra hanya mengundang rekan bisnis dan teman-teman saja agar pernikahan mereka tak hanya di ketahui oleh keluarga dekat saja.

"Aku cariin kamu ke mana-mana, nggak taunya mojok disini." Farrel menepuk pelan pundakku.

"Ayo ke belakang,," Ajaknya dengan senyum yang merekah.

Aku dan Farrel memang semakin dekat belakangan ini. Mungkin karna setiap hari bertemu , belum lagi sikap Farrel yang welcome serta sudah menganggapku seperti adiknya sendiri.

Sebenarnya sudah dari beberapa hari yang lalu Farrel memintaku untuk memanggilnya 'Kakak'.

Dia bilang usia kami terpaut 2 tahun, jadi aku yang lebih muda darinya harus memanggilnya Kakak.

Tapi aku masih canggung, jadi hanya memanggil nama saja.

"Sudah mau di mulai acaranya.?" Tanyaku.

"Mungkin sebentar lagi, nunggu Mama selesai di make up."

"Rambut kamu sampai berantakan begini." Ujarnya dengan menatap lekat kepalaku.

Dia kemudian semakin mendekat, tangannya langsung menyentuh kepalaku dan membenarkan rambutku yang entah berantakan seperti apa.

"Lain kali kalau duduk jangan nyender." Tuturnya mengingatkan.

"Apa ada yang rusak riasan rambutnya.?" Aku ingin memastikan dengan kedua tanganku, tapi Farrel mencegahnya.

"Jangan di pegang, sudah rapi." Tegurnya pelan.

"Ayo adikku yang cantik, kita ke belakang." Ucapnya dengan nada menggoda. Farrel memang suka meledekku seperti itu. Dan aku hanya mencebikan bibir saja.

Aku meraih tangan Farrel yang tadi di ulurkan padaku. Kami menuju ke taman belakang sembari bergandengan tangan.

Kedekatan ku dan Farrel tak lagi di halangi rasa canggung. Kami seperti kakak dan adik yang sejak dulu sudah bersama.

"Sepertinya seru kalau kita sekalian menikah disini."

Tiba-tiba Farrel membisikkan kalimat yang membuatku menatap kaget padanya.

"Ya ampun,, jangan bercanda Farrel.!" Pekikku tak habis pikir. Ini bukan kali pertama dia melontarkan kalimat menikah padanya.

"Kenapa.? Kamu belum siap menikah sekarang.?"

"Jadi kapan kamu siapa.? 1 tahun lagi.? 2 tahun lagi.? Atau besok.?" Ujarnya sembari menahan tawa. Aku langsung mendaratkan cubitan di perutnya.

Ternyata bukan hanya lengannya saja yang berotot, perut Farrel juga terasa berotot.

Sepertinya efek dari kebiasaan baiknya yang rajin olahraga.

"Jangan bercanda, nggak lucu tau.!" Cibirku dengan bibir yang semakin mencebik.

"Ah,, sialan. Bisa-bisanya Mama ngasih adik tiri kaya gini. Bikin horny ngeliatnya,," Farrel bergumam sendiri sembari menatap lekat wajahku.

"Apaan sih.! Horny,,,!! Hor,,,," Seruku kesal.

Mulutku langsung di bungkam olehnya.

"Ssstttt,,, jangan kenceng-kenceng ngomongnya." Bisik Farrel dengan wajah panik. Aku menatap heran, memang dimana salahnya kalau aku bicara kencang.?

"Astaga Davina, polosnya jangan kelewatan dong." Geram Farrel.

"Malah bego begini kan jadinya." Dia lalu tertawa geli. Jahat sekali dia menyebutku seperti itu.

"Farrel,,,!!" Aku merengek kesal.

"Ulluh,,ulluh. Cup,, cup,, cup. Sini sayang jangan nangis,,," Dia merangkul ku dan menepuk punggungku berulang kali.

"Repot kalau bayi besar nangis, susah bikin diemnya."

"Mau di kasih lollipop panjang tapi kamu belum paham. Bahaya kalau sampai di gigit." Katanya sembari menahan tawa.

"Dasar bodoh.! Bicara apa kamu.?!"

"Awww,,,!! Sialan kamu Om." Gerutu Farrel sembari mengusap kepalanya yang baru saja di pukul oleh Om Dave.

"Om Dave.?!!" Seruku lirih. Aku langsung berbalik badan untuk menatap. Mungkin saat ini mataku berbinar karna melihat seseorang yang sudah beberapa hari ini aku cari.

"Jangan bicara sembarangan padanya.!" Tegur Om Dave pada Farrel.

"Santai aja Om, lagian dia juga nggak bakal ngerti." Sahut Farrel.

"Tapi nggak perlu bicara macam-macam.!" Tegas Om Dave.

Aku tak memperdulikan apa yang mereka obrolkan, fokus ku hanya pada wajah Om Dave saja. Rasanya tak ingin beralih dari wajah tampannya itu.

"Oke,, oke,,, jagain aja tuh keponakan baru, Om.!"

"Adik sama Kakak sama aja, ada yang baru, yang lama di ketusin." Farrel menggerutu kesal sembari berlalu dari hadapanku dan Om Dave.

Ku lihat Om Dave menghela nafas dengan pandangan mata lurus pada Farrel.

"Om,,," Panggilku lirih dan sedikit manja.

Aku tidak tau kenapa suaraku mendadak seperti ini setiap kali berbicara dengan Om Dave. Rasanya ingin menjadi pusat perhatian Om Dave.

Yang di panggil hanya melirik datar ke arahku.

Bagaimana bisa Om Dave biasa saja saat sedang bertatap wajah denganku.?

Apa dia tidak ingat kejadian hari itu.? Apa tak membekas di pikirannya sedikitpun.?

Sedangkan aku selalu panas dingin setiap kali ingat kejadian itu.

Saat ini jantungku bahkan berdetak kencang.

"Om Dave kemana aja.? Aku nyariin di club tapi nggak pernah ada,," Tanyaku sembari bergeser mendekat.

"Ngapain kamu ke club.?! Jangan coba-coba pergi ke club kalau bukan saya yang nyuruh.!" Ujarnya tegas.

"Aku tuh mau nyari Om."

"Habisnya Om Dave juga nggak pernah datang ke rumah ini."

"Aku tuh mau bilang kalau besok malam Om Dave harus ikut aku ke party. Jangan sampai Om lupa, apalagi kalau sampai kabur. Bisa di bully habis-habisan aku,," Tutur ku sendu.

Bianca pasti akan menertawakan ku kalau besok aku datang seorang diri.

"Alasan aja kamu.!" Ketusnya. Om Dave berlalu begitu saja, berjalan tegap menuju taman belakang.

Segera ku susul langkah Om Dave, tapi laki-laki itu sudah asik bergabung dengan para tamu undangan.

Kenapa Om Dave bisa sedingin dan secuek itu padaku.?

Apa pertemuan dan sesuatu yang kita lakukan hari itu tak membekas sedikitpun di pikirannya.?

Sikap Om Dave masih sama seperti pertama kali kami bertemu.

Kini aku hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Selalu memperhatikan gerak geriknya. Sedikitpun tak terlewatkan dari pandangan mataku.

Apapun yang dilakukan oleh Om Dave, terlihat begitu mengagumkan dan indah.

Aku tak bisa mengelak, bahkan harus ku akui jika saat ini aku sudah menaruh perasaan padanya.

Perasaan itu datang lebih cepat dari yang aku duga. Semudah itu aku menaruh perasaan pada seseorang yang baru beberapa kali aku temui.

Om Dave memang berbeda, dia memiliki daya tarik yang besar di banding dengan laki-laki lainnya.

Mungkin ketampanannya banyak di miliki oleh laki-laki di luar sana, termasuk Farrel yang tak kalah tampan dari Om Dave. Tapi kharisma dan pesona Om Dave begitu memikat.

...*****...

Pernikahan Papa dan Tante Sandra berjalan lancar. Setelah melakukan sesi foto keluarga dan berjabatan dengan tamu undangan, Papa dan Tante Sandra mulai bergabung dengan mereka.

Aku hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Papa dan Tante Sandra. Walaupun sebenarnya ada sedikit kesedihan di hati karna teringat dengan mendiang Mama.

Ternyata masih ada secuil perasaan tidak rela melihat Papa memiliki pengganti Mama. Namun aku berusaha untuk menerimanya, tak mau egois dengan perasaanku saja.

Aku berharap Papa dan Tante Sandra bahagia, dan tak melupakan keberadaan ku.

Terpopuler

Comments

Fitri Yani

Fitri Yani

sabar ya Davina

2023-11-02

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-05-05

0

sherly

sherly

karakter Davina beneran buat malu.. ngapain juga Bianca aja yg mau diurusin .. katanya ikhlas lepas Arga tp msh mau pembuktian ke Bianca sampai rela kayak gt

2022-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 PENGUMUMAN
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 pengumuman season2
114 Penyesalan Balas Dendam
115 Selingkuhan Om Tiri season2
116 Bonus chapter dan info seasons 2
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
PENGUMUMAN
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
pengumuman season2
114
Penyesalan Balas Dendam
115
Selingkuhan Om Tiri season2
116
Bonus chapter dan info seasons 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!