Bab 5

Kedua mata Davina membulat lebar, dia panik saat Dave menutup pintu dan menguncinya. Padahal dia sendiri yang mengikuti Dave dan masuk kedalam kamar ini.

"Loh,, kok di kunci Om pintunya.?" Tanyanya. Gadis itu tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Meski yakin kalau Dave laki-laki yang baik, tapi siapa yang bisa menebak jika sudah berduaan seperti itu di dalam kamar. Apalagi dia orang asing bagi Devina, baru bertemu ke dua kalinya, itupun tanpa sengaja.

"Saya yang pesan kamar ini, terserah mau saya kunci atau gembok.!" Jawab Dave ketus. Dia mengantongi kunci kamar dan berjalan ke arah sofa, memisahkan gelas dan botol alkohol milik ketiga wanita tadi. Setelah itu duduk santai dan menuang wine dalam gelas baru, kemudian meneguknya.

Davina terlihat tertegun, sepertinya baru kali ini dia melihat laki-laki minum dengan aura yang berbeda. Setiap gerakannya begitu menarik. Bahkan terlihat mengagumkan saat meneguknya.

Dave mengambil rokok dan korek dari saku jaketnya. Mengambil satu batang rokok, mengapitnya di antara bibir seksi itu, lalu menyalakannya. Dia asik sendiri menghisap batang rokok di tangannya, sedikitpun tak menghiraukan keberadaan Davina yang masih diam di tempat.

"Om,, aku mau keluar, tolong bukan pintunya,," Davina kemudian menghampiri Dave. Sejak tadi seperti terhipnotis dengan apa yang di lakukan oleh Dave sampai bisa setenang itu dalam keadaan terkunci bersama pria asing di dalam kamar.

"Memangnya siapa yang nyuruh kamu masuk." Ucap Dave acuh. Dia tak bergeming walaupun Davina berdiri di sampingnya sembari mengulurkan tangan.

"Iya aku tau, aku sendiri yang ingin masuk kesini. Tapi kan aku nggak tau kalau ini tuh kamar."

"Aku ngikutin Om juga biar nggak ketahuan sama mantan pacar aku kalau ini cuma pura-pura,," Davina menunduk malu. Dia sadar sudah bertindak jauh, melibatkan orang asing untuk membuktikan pada dua pengkhianat itu kalau dia bisa mendapatkan laki-laki yang lebih segalanya dari Arga.

"Dasar bodoh." Cibirnya santai. Dave lalu tersenyum geli.

"Kamu pikir mereka akan peduli sekalipun kamu menggandeng ribuan laki-laki di depan mereka.!"

"Pengkhianatan tak akan memperdulikan apapun di sekitarnya, mereka hanya fokus pada kebahagiaan mereka sendiri. Jangan harap mereka akan menganggap mu hebat." Ucapnya dengan sorot mata yang dalam.

Davina sampai mengerutkan dahi. Semua penuturan Dave berhasil membuka kebodohannya atas apa yang ingin dia tunjukkan pada Bianca dan Arga. Sepertinya memang benar, mereka berdua tak akan peduli sekalipun dia bahagia dengan laki-laki lain yang lebih sempurna.

Tapi meski begitu, setidaknya mereka tak punya bahan untuk menertawakan Davina karna Davina tidak menunjukkan kesedihan dan air mata di depan mereka.

Dengan menggandeng laki-laki lain, Davina yakin akan membuat keduanya melihat bahwa pengkhianatan mereka tak menghancurkan kebahagiaannya.

Davina menghela nafas berat kemudian duduk di samping Dave dengan pandangan mata lurus ke depan.

"Kenapa orang lain bisa dengan mudah mengkhianati pasangan yang tulus mencintainya." Gumam Davina. Pandangan matanya perlahan menerawang jauh. Dia memang tak mempermasalahkan jika memang hubungannya dengan Arga harus berakhir karna sebuah pengkhianatan. Namun yang membuat Davina tak habis pikir, dengan mudahnya Arga berpaling dari cinta tulus yang selama ini dia berikan padanya.

Dave terlihat mengangkat sudut bibirnya setelah mendengar penuturan Davina.

"Pengkhianat nggak butuh cinta, karna yang membuat mereka bahagia hanya nafsu." Ujar Dave sembari mengisi kembali gelas miliknya dengan wine.

Ucapan Dave seketika menarik perhatian Davina. Gadis itu menatap Dave yang sedang meneguk alkohol.

"Jadi karna itu.?" Tanya Davina.

"Pantas saja mereka bermain gila,," Gumamnya lirih. Sedikit kecewa dengan Arga, karna tak bisa menghargai ketulusan cintanya dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu belaka.

"Kamu masih kecil, untuk apa memusingkan soal cinta. Lebih baik pulang dan belajar di rumah, jangan sampai besok kesiangan masuk sekolah." Ujar Dave cuek.

Meski sejak tadi berbicara dengan Davina, tapi sedikitpun dia tak menatap wajah Davina. Fokusnya hanya pada minuman dan rokok di tangannya yang terus dia hisap.

"Aku udah semester 5 Om, bukan anak sekolahan lagi.!" Protes Davina kesal.

Pantas saja Dave menyebutnya anak kecil, rupanya dia mengira kalau Davina masih sekolah.

Dave menoleh, untuk pertama kalinya menatap Davina dalam waktu lama. Dahinya berkerut, seakan tak percaya jika gadis belia di sampingnya sudah dewasa. Dave pikir, gadis itu masih berusia belasan tahun.

"Kenapa kaget begitu Om.? Padahal kemarin aku udah sebutin umurku." Ucap Davina.

Kerutan di dahi Dave semakin bertambah.

"Saya bahkan baru melihatmu sekarang." Kata Dave.

Sepertinya dia tak mengingat wajah Davina waktu itu. Mungkin karna terlalu cuek, atau mungkin karna Davina tak membuatnya tertarik sedikitpun sampai lupa dengan insiden malam itu.

"Oke, lupakan saja." Ucap Davina tak peduli.

"Sekarang tolong berikan kuncinya padaku, aku mau pulang Om,," Pintanya memelas.

Davina ingin menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Sekarang memang masih aman dan dalam batas wajar, tapi siapa yang bisa menebak kejadian berikutnya. Bisa saja Dave tiba-tiba menyerang Davina dan memper-rkosanya.

Dave menatap arloji di pergelangan tangannya.

"Kamar ini akan di bukan setelah 3 jam di kunci." Katanya dengan nada bicara datar.

"Apa.?!! Yang benar saja.?!" Pekik Davina kaget.

"Aku harus ngapain selama itu.?"

"Bisa-bisa aku nggak dapat pintu karna pulang larut malam." Tuturnya dengan wajah memelas.

"Salahmu sendiri masuk tanpa ijin." Kata Dave tak peduli.

"Ayolah Om, jangan bercanda. Aku benar-benar minta maaf."

"Lagipula Om cukup keluarin kuncinya dan berikan padaku. Aku yang akan membuka sendiri pintunya." Davina menatap penuh harap.

"Kalau begitu ambil sendiri saja. Ada di dalam,," Dave menundukkan pandangan. Menatap saku depan celananya. Hal itu membuat wajah Davina memerah lantaran fokusnya bukan pada saku celana Dave, melainkan pada benda yang terlihat menonjol dari balik jenas yang Dave kenakan.

"Liatin apa kamu.?" Tegur Dave. Davina reflek menggeleng cepat.

"Om aja deh yang ambil, aku nggak berani. Takut ke pegang,," Davina menyengir kuda sembari menahan malu.

"Jangan harap bisa nyuruh-nyuruh saya." Sahutnya. Dave benar-benar tak bisa di bujuk.

"Ya ampun Om, kan cuma ngeluarin kunci dari saku celana Om sendiri. Masa nggak mau.!" Davina terlihat kesal.

"Kalau nggak mau ambil sendiri, tunggu 2 jam lewat 40 menit lagi.!" Tegas Dave.

Davina terlihat menghela nafas kesal, namun tidak bisa berbuat apapun karna sadar dia sendiri yang salah.

Tanpa mengatakan apapun, Davina beranjak dari sofa. Dengan santainya berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana, lalu membalut tubuhnya dengan selimut. Pakaian minim yang dia kenakan, membuat suhu kamar terasa sangat dingin.

Dave dibuat bengong oleh kelakuan gadis yang belum dia ketahui namanya itu. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu sampai berani membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di depan matanya.

"Mau ngapain kamu.?!" Seru Dave.

"Aku kedinginan Om, lagian bosan kalau harus menunggu sampai pintu di buka. Lebih baik aku tidur dulu." Jawab Devina. Dia tak memiliki pikiran buruk sedikitpun pada Dave. Tidak berfikir jauh jika aksinya itu bisa saja membuat Dave memikirkan hal di luar logika. Davina terlalu yakin kalau Dave tak akan berbuat macam-macam padanya.

...**...

Tes Vote dulu, kalo banyak yang vote nanti double up hari ini 😜

Terpopuler

Comments

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

pengen baca maraton tapi sayang sekarang harus berangkat kerja 😌

2024-04-23

0

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🤣🤣🤣

2024-04-23

0

zahra_zahrot

zahra_zahrot

pintar thor pintar bukan pinta🤣🥲

2023-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 PENGUMUMAN
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 pengumuman season2
114 Penyesalan Balas Dendam
115 Selingkuhan Om Tiri season2
116 Bonus chapter dan info seasons 2
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
PENGUMUMAN
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
pengumuman season2
114
Penyesalan Balas Dendam
115
Selingkuhan Om Tiri season2
116
Bonus chapter dan info seasons 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!