Bab 2

Davina Pov

Aku hanya bertahan selama 1 jam di club malam. Minuman alkohol yang aku beli bahkan cuma di teguk secuil, itupun langsung ku muntahkan lagi karna rasanya sangat pait dan membuat lidah seperti terbakar. Entah minuman macam apa yang digemari banyak anak muda itu.

Aku bahkan tak habis pikir dengan orang-orang yang ada di dalam sana. Mereka terlihat enak sekali meneguk minuman itu layaknya sirup yang manis.

Aku buru-buru keluar, tak betah berlama-lama di dalam sana karna terlalu bising dan banyak laki-laki yang datang ke mejaku.

Sepertinya memang image pengunjung club malam selalu buruk, sampai semua laki-laki yang datang menghampirku tanpa basa basi mengajak untuk menghabiskan malam dengannya. Untuk melakukan hubungan intim tentunya.

Rasanya aku akan gila jika setiap hari datang ke tempat ini dan menghadapi orang-orang itu.

Mungkin lain cerita jika Bianca yang ada disini, dia pasti dengan senang hati akan melempar tubuhnya pada laki-laki yang mengajaknya untuk bersenang-senang.

"Sial.!" Ku tendang pintu bar sembari keluar. Muak rasanya mengingat mantan sahabatku itu. Benar-benar tak tau malu. Masih punya muka untuk mencibirku setalah tertangkap basah sedang berbuat mesum dengan kekasihku.

"Sh- it.!"

"Apa yang kamu lakukan.?!"

Aku mengangkat kepala saat mendengar suara teguran tepat di depanku. Mataku menelusuri wajah laki-laki dewasa yang berdiri sangat dekat denganku. Tubuhnya yang tinggi membuatku harus mendongak untuk menatapnya.

"Siapa Om.? Aku.?" Ku tunjuk wajahku sendiri, takut bukan aku yang sedang di ajak bicara olehnya.

"Memangnya siapa lagi yang ada disini selain kamu.?!" Bentaknya. Dia lalu membungkuk dan mengusap bagian bawah lutut.

"Kaki Om kenapa.? Kena pintu ya.?" Tebakku dengan rasa tak bersalah sedikitpun. Kalaupun benar, itu bukan sepenuhnya salahku kan.? Harusnya dia yang hati-hati saat akan masuk.

"Ngapain nanya kalau udah tau.!" Dia menjawab ketus. Menjengkelkan sekali, tapi anehnya aku malah menatap tak berkedip karna ekspresi wajahnya sangat cool saat sedang mode marah seperti itu.

"Yaudah sih Om, enggak usah marah-marah kaya gitu."

"Aku minta maaf." Kataku sembari berlalu dari hadapannya.

"Dasar bocah aneh.!"

Aku menghentikan langkah mendengar cibirannya.

Bocah.? Om itu menyebutku bocah.? Apa sebocah itu penampilanku.?

Bianca juga bilang seperti itu, bahkan lebih parah dengan menyebutku anak ingusan.

"Om bilang apa tadi.?!" Aku jadi kembali menghampirinya.

"Aku bukan bocah, umurku sudah 20 tahun.!" Seruku yang ditanggapi seulas senyum geli olehnya.

Tentu saja aku tak mau di sebut bocah. 20 tahun bukankah sudah cukup untuk dibilang dewasa.

"Terserah kau saja." Jawabnya, Om tampan itu kemudian masuk ke dalam club dan mengabaikan ku.

Tampan.? Aku tersenyum dalam hati sembari memuji fisiknya. Om itu memang jauh lebih tampan dan berkharisma dari pada Arga, walaupun postur tubuhnya hampir sama.

"Huufftt,," Aku menghela nafas berat, mengingat kembali tentang laki-laki pengkhianat itu yang membuat hatiku terasa sakit.

Cinta pertamaku hanya menyisakan luka.

Aku lalu bergegas ke mobil dan meninggalkan tempat hiburan malam yang tak memberikan hiburan sedikitpun untukku. Yang ada malah membuatku semakin kesal karna mendapat tawaran gila dari banyak laki-laki di dalam sana. Belum lagi harus bertemu Om-Om tadi yang mencibirku dengan sebutan bocah.

Aku jadi memikirkan kembali cibiran Bianca. Mungkin memang sifatku ini yang akhirnya membuat Arga berpaling.

...****...

Ku parkiran mobil mewah ku di garasi. Papa menyediakan banyak mobil mewah di garasi rumah.

Aku tak kekurangan apapun dari segi materi, begitu juga dengan kasih sayang dan perhatian dari Papa.

Walaupun Papa seorang pemimpin perusahaan, dia selalu meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya. Papa memang selalu menjadikanku sebagai prioritas dalam hidupnya.

Sejak kepergian Mama, Papa memang lebih mencurahkan seluruh hidupnya untukku. Kehidupannya seolah-olah hanya tentangku dan untukku saja. Papa bahkan selalu menuruti apapun yang aku katakan dan aku inginkan.

"Kamu kemana saja.? Kenapa baru pulang.?"

Sebelumnya aku tak pernah mendengar pertanyaan itu dari mulut Papa. Mungkin karna sebelumnya aku tak pernah pulang lebih dari jam 10 malam. Sedangkan kali ini aku pulang pukul 11 malam sejak keluar dari rumah sore tadi.

"Aku udah dewasa Pah, tolong rubah aturannya."

"Teman-temanku saja nggak masalah kalau mereka pulang jam tengah malam, sekarang baru jam 11 Pah." Aku mengajukan protes, hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya. Sepertinya karna efek dari pengkhianatan mereka berdua, aku jadi ingin lebih bebas dan mengetahui dunia luar agar tak tertipu lagi dengan jenis manusia munafik seperti mereka. Sekaligus ingin membuktikan pada Bianca kalau aku bukan anak kecil.

"Davina, ini bukan perkara sudah dewasa atau belum. Kamu itu perempuan dan anak Papa satu-satunya, Papa harus ekstra menjaga kamu."

"Pergaulan anak muda sekarang semakin meresahkan, mana mungkin Papa membiarkan kamu bebas pulang malam."

Tutur Papa dengan nada bicara yang lembut dan berwibawa.

Selalu nasehat itu yang terucap dari mulutnya. Aku mengerti semua itu karna Papa terlalu menyayangiku dan menganggap ku sangat berarti untuk hidupnya. Tak mau melihat putri tercintanya tergores sedikitpun di luar sana.

"Papa nggak usah khawatir, aku bisa jaga diri kok,,"

"Putri kecil Papa nggak mau di bilang kayak anak kecil lagi." Rengekku sembari bergelayut di tangan Papa.

"Aku malu di ledek sama temen-temen." Aku memasang wajah memelas. Papa sudah tau hal itu, bukan rahasia kalau teman-teman dekatku meledekku seperti itu. Mereka bahkan tak sungkan mengatakannya di depan Papa ketika mereka main ke rumah ku.

Papa lalu merangkul pundakku. Beliau menarik nafas dalam.

"Maafkan Papa kalau sikap Papa membuat kamu mendapat cibiran dari temen kamu. Papa nggak bermaksud menjadikan kamu terlihat seperti anak kecil di depan mereka."

"Kamu anak Papa satu-satunya, Mama kamu menitipkan kamu pada Papa. Mana mungkin Papa bisa mengecewakan mendiang Mama kamu."

"Tapi tanpa sadar Papa terus-terusan seperti ini, Papa jadi lupa kalau putri kecil Papa sudah besar dan dewasa."

"Papa akan merubah aturan dan membebaskan kamu, asal kamu bisa menjaga kepercayaan Papa. Jangan mengecewakan Papa dan selalu ingat batasan."

Aku tersenyum bahagia mendengar ucapan Papa. Setelah bertahun-tahun memiliki banyak aturan yang membuatku tak tau dunia luar, akhirnya aku akan menghirup dunia luar dengan lebih bebas.

...****...

Pagi ini aku menyiapkan mental dan hati untuk berangkat ke kampus. Kalau aku tidak sanggup melihat Bianca setiap hari, sepertinya aku akan memilih untuk pindah kampus.

Muak rasanya harus melihat wajah Bianca di kelas. Pasti akan membuatku teringat dengan adegan ranjangnya bersama Arga.

Aku keluar dari mobil setelah memarkirkan mobil. Rupanya bersamaan dengan itu, Arga dan Bianca juga baru saja keluar dari mobil yang sama.

Belum sempat membuang pandangan ke arah lain, Bianca sudah lebih dulu memergoki ku. Dia tersenyum meledek ke arahku.

"Pagi anak kesayangan Papa,," Sapa Bianca sembari berjalan mendekati Arga dan menggandeng lengannya.

Nada bicara Bianca yang di buat-buat, seolah mengundang tanganku untuk menampar mulutnya.

"Pagi juga jal- lang,,,"

"Upss,, sorry keceplosan,,!" Seruku.

Wajah Bianca langsung memerah, kedua matanya terlihat ingin keluar dari tempatnya.

Aku tau Bianca marah dan tak terima dengan hinaanku, tapi bukankah hinaan itu pantas untuknya.? Dia tega merebut kekasih sahabatnya sendiri, bahkan sudah tidur dengannya.

Tak mau lama-lama melihat wajah keduanya, aku berlalu dari sana. Tak peduli dengan teriakan Bianca yang marah padaku.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-05-05

0

Zahra Abizar

Zahra Abizar

baru gabung thor pindahan dari mas dirga & dek bia🤗

2023-01-08

1

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

sepertinya menarik,menetap lah daku sebelum melipir ke andreas dan nisa.

2022-10-15

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 PENGUMUMAN
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 pengumuman season2
114 Penyesalan Balas Dendam
115 Selingkuhan Om Tiri season2
116 Bonus chapter dan info seasons 2
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
PENGUMUMAN
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
pengumuman season2
114
Penyesalan Balas Dendam
115
Selingkuhan Om Tiri season2
116
Bonus chapter dan info seasons 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!