bab 16

Lidia pun membalas pelukanku dan segera mempromosikan lagu ku, selesai itu dengan mudah Feri menjawab semua pertanyaan wartawan sampai dengan selesai.

Selesai acara aku pun berdiri berjalan keluar namun Lidia segera menghampiri ku, "apa-apaan yang kamu ucap, siapa yang sudih akrab dengan kamu. Wanita seperti kamu harus di hancurkan" teriaknya.

Aku yang melihat Feri ingin berjalan mendekati kami segera berbisik ke telinga Lidia "kita lihat saja siapa yang akan hancur duluan kamu atau aku."

Saat Lidia ingin marah aku segera berteriak "Pak Feri" sehingga Lidia berhenti mengeluarkan kata-katanya dan menoleh ke arah belakang ternyata Feri berjalan ke arah mereka.

"Sekarang ayo kita selesaikan video klip kamu hari ini, aku juga mengucapkan terimakasih karena kamu sudah membantu membuat wartawan percaya."

Aku pun mengangguk dan hanya tersenyum mendengar ucapan Feri itu, "pak aku duluan" saat mobil Bram mendekati aku.

Feri pun menarik tangan ku saat aku hendak membuka pintu mobil itu "kamu barengan sama aku ke kantor, ayo" menarik ku masuk ke dalam mobilnya.

Lidia yang melihat kejadian di depan matanya itu berteriak "ngak bisa, aku ngak mau satu mobil dengan wanita ini."

Feri pun tidak memperdulikan teriakan Lidia, Feri membuka pintu depan membiarkan aku masuk duduk di depan. Saat itu Lidia kesal dan mencoba membuka pintu belakang ternyata pintu itu sudah di kunci oleh Feri sehingga dia tidak bisa membukanya.

Aku yang saat itu tersenyum puas melihat Lidia yang kesal di luar mobil, "Mas, buka" teriak Lidia.

Kami pun pergi meninggalkan Lidia, aku melihat ke arah Feri "sepertinya kamu mulai menyukai aku mas, secepatnya aku akan membuat kalian pisah dari pernikahan sirih ini dulu baru menghancurkan kalian berdua" ucapku dalam hati.

Feri yang saat itu melihat aku melihat ke arahnya sambil tersenyum segera mencubit pipiku "aduhhh" teriakku.

"Kamu lihat aku seperti itu, nanti suka loh" ledek Feri.

"Emangnya kalau suka di larang, eh iya aku lupa kalau Pak Feri kan suaminya Senior Lidia" ledekku juga kepada Feri.

Ekpresi Feri pun berubah "aku akan menceritakan semuanya kepada kamu setelah kamu selesai video klip jadi jangan bahas wanita itu lagi" ucapnya dengan nada kesal.

"Baiklah" ucapku sambil tersenyum.

Di rumah sakit dokter Nando sangat sibuk semenjak keberhasilannya mengoperasikan wanita kebakaran itu banyak sekali yang ingin mendaftarkan dirinya untuk bisa Konsul dengannya, dengan wajah yang lesu itu Jaya datang menghampiri ke ruangan periksanya membawa 1 botol minuman.

Jaya membuka pintu ruangan "maaf tidak terima pasien dokternya sedang mengantuk" ucap Nando sambil memejamkan matanya.

"Kak, kenapa tidur di jam kerja nanti kalau papa lihat kakak bisa di marah" jawab Jaya sehingga Nando membuka satu buah matanya untuk melihat Jaya.

Nando pun memejamkan matanya lagi, "aku ngak peduli, hari ini aku capek banget" celotehnya.

Jaya pun segera duduk di depan Nando "kak tadi aku lihat kakak berlari dari pintu darurat gedung 3 menuju parkiran, terus kakak meninggalkan ruangan kerja sehingga menyusahkan perawat untuk berbohong pada semua orang, sekarang tidur di ruangan."

"Ehhhh, pergi jangan ganggu."

Jaya pun tidak memperdulikan ucapan Nando, "Kak aku kesini mau menanyakan gimana kabar kak Ara" bisiknya ke telinga Nando.

Tubuh Nando pun langsung bangun dan matanya terbuka lebar, Nando melepaskan baju kerjanya dan mengambil tas untuk keluar. Melihat kakaknya seperti ingin pergi Jaya segera berlari ke arah pintu.

"Kak apa-apaan sih, tadi mengantuk sekarang mau pulang" tangan Jaya menghadang pintu.

"Aku mau pulang tidur di rumah, minggir" langsung mendorong tubuh Jaya ke samping segera keluar.

"Kak hari ini aku akan menginap di tempat kakak karena kakak tidak menjawab pertanyaanku" teriak Jaya.

"Kakak aneh, tadi lelah saat sebut nama kak Ara langsung mau pulang" celoteh Jaya sambil berjalan ke ruangannya.

Teriakan Jaya itu di dengar oleh Teguh, saat Teguh berjalan Meri dan 3 temannya melewatinya.

"Suster" teriak temannya itu memanggil suster yang ada di depan pintu ruangan Nando. Teguh pun menghentikan langkah kakinya melihat ke arah wanita-wanita muda itu.

"Iya ada yang bisa saya bantu mbg" tanya perawat itu.

"Dokter Nando masih ada kan, kita semua mau konsul agar cantik" jawab Meri.

"Dokternya sudah pulang barusan, tapi dokter kulit masih ada Dokter Teguh di tempat kalau mau saya akan bantu" ucap perawat itu.

Salah satu dari mereka langsung berceloteh " Engak mau, mau dokter Nando. Kita akan bayar berapa pun yang penting dokter Nando."

Mendengar ucapan itu Teguh merasa kesal dan berjalan memutar menghampiri para wanita itu yang ada di depan ruangan Nando.

"Maaf nona-nona cantik, perkenalkan saya Dokter Teguh. Saya dengar kalian mau periksa ke Dokter Nando, Kalau gitu kalian bisa antri besok karena Dokternya tidak disiplin dan pulang belum tepat waktunya" jelas Teguh.

"Ya udah datang besok" mereka pun dengan sombong segera pergi namun Meri pun masih berdiri di hadapan Dokter Teguh "Dokter ini laki-laki apa perempuan yah wajahnya cantik banget ngalahin saya" celoteh Meri.

"Maaf saya laki-laki, wajah saya terlalu tampan hingga akhirnya terlihat cantik" jawab Teguh.

Meri pun tertawa dan pergi meninggalkan Teguh, melihat itu Teguh merasa kesal "ngak dokternya, ngak pasiennya sama-sama nyebelin" celoteh Teguh dari dalam hatinya.

Di kantor selesai membuat video klip aku pun melihat hasilnya yang membuat aku bahagia karena aku bisa menyanyikan laguku di depan orang banyak.

"Okey sekarang sudah boleh pulang, sebentar lagi kita akan upload" ucap Feri.

Bram yang saat itu membuka hpnya "pak lihat deh trending nomor 1 jumpa pers kalian tadi, wah kalau gini aku yakin lagu kamu akan ikut trending juga" ucap Bram sambil membaca sebuah berita.

"Doakan saja Mas Bram, kalau trending kan keuntungan kantor meningkat."

"Tapi suara kamu ini mirip banget sama sih gendut" Bram pun langsung menutupi mulutnya melihat ke arah Feri yang masih sibuk melihat pengeditan video klip.

Aku yang sudah tau perkataan Bram membuka suara "gendut siapa mas, kita di sini punya pegawai gendut yah."

Bram pun berbisik ke telinga ku "dulu ada wanita gendut bersuara emas di sini tapi dia istrinya bos, semua orang di kantor ini mengejeknya dari belakang karena tidak cocok."

Aku yang kesal dengan ucapan Bram itu segera menyenggol minuman kopi yang di bawa oleh OB saat mendekat ke arah kami "akhhhh" teriak Bram yang langsung berdiri karena minum panas itu mengenai tangannya.

"Rasain kamu" ucapku dalam hati sambil tersenyum. "Aduh Mas Bram cepat segera di obati nanti semakin parah" Bram pun langsung berlari menuju P3k.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Semangat kak


jangan lupa mampir " Presdir Kamu Akan Menyesal"

2022-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!