Oplas
Namaku Hiara Najwa berusia 25 tahun tinggi badan 160 dengan berat badan 120 kg, pekerjaan saya sebagai pencipta lagu dan penyanyi lipsync.
"Stop" teriak produser semuanya menarik nafas lega keluar dari ruangan masing-masing dan berkumpul menjadi satu.
Aku keluar dari ruangan sempit dengan cepat melangkah terburu-buru tapi masih sangat lambat karena tubuhku yang besar menghampiri produser yang bernama Feri Kurniawan dia laki-laki tampan, lembut, sutradara dan produser yang sangat di senangi oleh semua orang.
Yah dia adalah suamiku, aku yang terlahir miskin, jelek, gendut ini mempunyai keberuntungan 1% menikah dengan laki-laki idaman ini.
Tanpa sengaja aku menghadapi maut mendorong tubuhku yang besar ini menahan mobil yang ingin menabrak laki-laki tua yang pikun hendak menyeberang jalan, laki-laki itu sekarang adalah opa ku, melihat aku yang membantunya dia membalas budi kepada ku dengan cara menikahkan aku dengan cucunya.
Akhirnya kami menikah walaupun tidak mengenal satu sama lain, aku sangat menyayangi suamiku karena aku yakin dia pasti juga mencintai aku.
"Sayang" panggilku berjalan mendekati Feri yang sedang berkumpul, namun datang lah wanita langsung menggandeng tangan Feri.
Wanita itu Lidia Anggraini artis cantik, kaya raya, bertubuh seksi yang membeli suara ku untuk menjadi penyanyi terkenal.
"Hem" ucapku dari belakang sehingga Lidia menoleh dan melepaskan gandengannya.
"Istriku, suara dan lagu yang kamu nyanyi hari ini benar-benar luar biasa. Aku yakin penjualan album kali ini pasti akan naik lagi" puji Feri sambil memegang tanganku.
Aku yang sangat senang dia memujiku segera menggenggam tangannya, "iya sama-sama, aku akan melakukan apa pun untuk suamiku tercinta" Feri memeluk tubuhku walapun sangat susah di jangkau nafasnya seperti ke sakitan saat kami berpelukan.
"Oh iya, karena hari ini sukses aku akan traktir kalian semua" ucap Lidia, namun dering dari hp ku berbunyi ternyata dari ibu.
Aku segera mengangkat telpon itu agak menjauh sedikit dari mereka yang asik mengobrol "iya ibu, apa ayah sakit. Baik lah aku akan kesana" jawabku sambil menutup telpon.
Aku berjalan mendekati suamiku sambil berbisik, "Bagaimana aku tidak bisa menemani kamu karena aku adalah produser di sini jadi tidak mungkin meninggalkan acara" ucap Feri.
"Tidak apa-apa, aku sendirian yang akan ke rumah ibu. Mungkin aku tidak bisa pulang malam ini kalau ke adaan ayah parah, papa dan mama pergi ke rumah saudara dan opa sedang ada kegiatan memancing bersama temannya" ucapku sambil menatap wajah suamiku yang tampan itu.
"Oke, sudah selesai acara aku akan langsung pulang ke rumah. Kamu hati-hati di jalan" ucap Feri sambil mencium kening ku.
Aku bergegas keluar dan masuk ke dalam mobil dengan posisi yang pas pasan, saat sedang mengendarai mobil ternyata cuaca hujan sampai aku berhenti di rumah kecil, berdinding batako, lantai semen dan beratap seng.
Saat aku masuk ibu sibuk meletakkan ember karena pada saat hujan seng yang bolong kecil-kecil itu pun akan ke masukan air sehingga rumah akan basah kalau tidak di tangku.
"Kakak lama banget, ayah di dalam, ibu lagi sibuk beresin yang bocor sedangkan aku lapar belum makan karena ibu sibuk dan ayah sakit" celoteh adikku.
"Kamu tenang, kakak akan masak nasi goreng ke sukaan kamu tapi sebelum itu kakak mau bertemu ayah" aku masuk ke kamar yang kecil itu melihat ayah yang sedang tertidur di keningnya di taruh kompresan.
"Ayah, kita ke rumah sakit saja" ucapku.
"Tidak usah, ayah hanya demam biasa dan nanti juga akan sembuh" jawabnya.
Ibu pun masuk ke kamar, "kamu lihat ayah kamu sakit karena kerja terlalu keras, kamu itu gimana sih menikah dengan orang kaya tapi hidup kita masih saja miskin dari lahir sampai sekarang" protesnya kesal.
"Ibu, usia pernikahanku 6 bulan. Apa ibu lihat aku hidup seperti orang kaya, lihat saja penampilanku sama saja seperti dulu sama saja seperti orang miskin, kalau aku orang kaya pasti ibu dan ayah sudah ku beli rumah mewah dan tidak akan tinggal di rumah bocor ini lagi" jawabku.
"Kakak" panggil adikku dari luar, mendengar itu aku keluar karena aku tau adikku kelaparan.
Segera aku ke dapur masak nasi goreng dan bubur untuk ayah, selesai masak mereka semua makan dan aku pun menyuapin ayah.
"Selesai ini kamu pulang yah nak, jangan pulang terlalu larut nanti suami dan mertua kamu cemas" ucap ayah sambil mengunyah makananya.
"Aku hari ini akan menginap di sini ayah, aku khawatir sama ayah. Lagian mertuaku pergi, opa memancing di rumah temannya dan suamiku lagi ada acara sebentar di luar" jelasku.
Ibu pun masuk ke kamar saat mendengar ucapan ku, "Kamu harus pulang, tidak baik kalau kamu meninggalkan suami kamu sendirian di rumah. Kamu itu beruntung 1% menikah dengan laki-laki tampan dan kaya tapi hidup kamu tetap 99% miskin."
"Ibu tidak perlu cemas, suamiku sangat mencintai aku walaupun tubuh dan wajahku seperti ini. Aku miskin kan karena lahir dari perut ibu" kesalku.
Ibu langsung memukul tanganku dengan tangannya "Dasar anak kulangajar, ibu juga tidak mau melahirkan anak raksasa seperti kamu ke dunia ini. Menikah dengan orang kaya tapi hidup masih miskin, apa kamu tidak pernah di beri uang sama suami" marah ibu yang membuat ayah bangun dari istirahatnya.
Sambil melihat kami berdua yang ada di dekatnya ayah berteriak "berhentilah berkelahi, aku ini perlu istirahat tapi masih saja mendengar ocehan kalian berdua. Lebih baik aku mati saja" kesalnya langsung berdiri.
"Ayah jangan" teriak aku dan ibu sambil memeganginya yang berdiri.
"Ayah walaupun aku dan ibu sering bertengkar tapi kami saling menyayangi" ucapku membuat ibu menganggukkan kepala.
Adikku yang melihat situasi itu mendekati "ayah usir saja kakak dan ibu, ayah cukup punya aku saja yang tidak pernah membuat ayah kesal" celotehnya.
Aku dan Ibu yang melihat itu langsung menangkapnya, "apa kamu bilang, berani sekali kamu bicara seperti itu" sambil menjewer telinga kanan.
Aku pun menjewer telinga kirinya sambil berceloteh "Hito kamu tau siapa yang paling di sayangi ayah di dunia ini aku jadi kamu tidak perlu menyuruh ayah membuangku."
Sambil kesakitan adikku pun berteriak "ayah tolong, mereka berdua benar-benar kejam" tangannya sambil meminta tolong.
Ayah pun tertawa mendekati kami "sudah, kasihan " sambil memeluknya, kami pun sekeluarga berpelukan bersama.
"Sekarang kamu pulang Hiara, ayah sudah sehat dan ayah juga akan di jaga oleh ibu dan adikmu."
"Baik ayah" aku pun bergegas mengambil tasku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Chaca
♥ ♥ ♥
2022-10-09
0
Angraini Anggraini
bagus
2022-06-08
0
Zalia Agustina
oke
2022-03-21
0