Episode 10 : Kehangatan pertama.
***
Beberapa waktu kemudian,
Malam akhirnya tiba, Alice yang terlena dengan segala kehangatan dan kenyamanan yang pertama kali ia terima tertidur pulas seperti bayi.
Dia tersenyum dalam tidurnya, walau masih ada air mata di pipinya yang menandakan dia menangis bahagia untuk semua yang ia dapatkan setelah pernikahan ini.
"Drap ... drap ... drap!"
Pendengaran Alice yang sensitif menangkap suara langkah kaki di sekitarnya, walau ia masih tidur dia langsung membuka mata dan langsung terjaga.
Dia bangkit dan duduk, baru saja dia merasa sedikit ketakutan karena tiba-tiba mendengar suara langkah kaki itu.
Namun saat ia melihat di hadapannya, dia langsung lega, karena yang ada di hadapannya adalah beberapa pelayan yang memasuki kamar pribadinya.
Alice tersenyum lembut, dia melihat wajah para wanita yang ada di hadapannya satu persatu.
Walau ia bisa melihat ada yang tidak beres, karena aura mereka sedikit menakan, Alice tidak perduli.
Dia yang polos dan bodoh itu, seolah menginginkan hal lebih, dia ingin berteman.
Ya, dia ingin berinteraksi dengan orang lain, memiliki teman dan menjalani kehidupan normal seperti manusia pada umumnya.
"Ada apa ya?" suaranya yang lembut dan wajahnya yang cantik, para pelayan yang ada di hadapannya sampai melebarkan mata dan terkejut.
Bagaimana mungkin ada wanita secantik dan selembut ini, itulah yang ada di benak mereka.
Akan tetapi kecantikan dan kelembutan Alice malah membuat mereka semakin waspada tentunya, gosip yang mereka dengar mengatakan jika Alice bukanlah wanita baik-baik dan memiliki banyak sekali tipu muslihat.
Jadi pasti senyuman hangat dan suara lembutnya hanyalah sandiwara semata.
"Siapa namamu?" dengan tanpa ada sopan santun, salah satu pelayan yang menyebarkan gosip tak berdasar itu segera menanyai Alice.
Jantung Alice berdegup kencang sekali, dia sedang bersemangat, untuk kali pertama ada yang menanyakan hal ini kepadanya.
Seperti orang-orang yang ingin berteman dengan orang lain, mereka pasti menanyakan nama terlebih dahulu.
"Glek!"
Alice menelan salivanya, senyuman riang di wajahnya tak tersembunyi kan lagi.
"Apakah mereka mau menjadi temanku?"
"Tapi jika aku memberitahu namaku Alice apakah mereka akan langsung takut dan pergi? bagaimana ini?"
Alice bertanya dalam hatinya, kebingungan sejenak namun ia ingat jika dia memiliki nama depan.
"Na ... nama saya Adriella, panggil saja Ella," masih dengan riang dan tersenyum, Alice melihat bahagia kearah para pelayan, tidak menghiraukan keburukan hati yang sebenarnya sudah bisa dilihat oleh Alice sejak awal.
"Hmmm, sepertinya dia bodoh sekali, dia tersenyum seperti orang idiot, bagus sekali, dengan begini aku bisa semakin membuat nya menderita dan dengan begitu dia bisa segera minggat dari mansion Tuan Adam!" geram pelayan yang merupakan dalang dari gosip tak berdasar, hanya untuk menyingkirkan Alice semata.
"Ella, kami mendapatkan perintah dari Tuan Adam, katanya kau harus membersihkan seluruh isi mansion, taman, dan bagian belakang mansion termasuk kolam renang ...." dia memberikan perintah yang mengada-ada dan terlalu berlebihan.
Dia mengira jika dia memerintahkannya hal itu, akan membuat Alice menciut dan mulai memikirkan untuk pergi saja, akan tetapi disaat dia belum selesai mengatakan ucapannya, dia bisa melihat Alice dengan antusias sembari mengangguk seolah setuju dengan pekerjaan tak masuk akal itu.
Bahan sekarang pipinya memerah dan terlihat bahagia sekali dengan segala pekerjaan yang baru saja ia katakan.
"Apakah gadis ini benar-benar idiot? kenapa dia kelihatan senang, mansion ini sangat besar loh, puluhan pelayan saja pasti tidak akan sanggup melakukannya, apalagi dia sendirian!" gumamnya namun segera menggelengkan kepalanya dan tak menghiraukan keanehan yang ditunjukkan Alice.
"Pekerjaan mu dimulai dari malam ini," serunya lagi mengakhiri ucapannya.
Alice segera mengangguk, dia langsung bangkit dan berdiri, walau kakinya masih sakit dan diperban dia tidak peduli dengan hal itu sama sekali.
"Benarkah Tuan Adam memberikan aku perintah? benarkah Tuan Adam menyuruh kalian mengatakan hal itu kepadaku?" dengan mata berbinar dan wajah penuh harap.
Semua pelayan yang datang mengerjai Alice dibuat terbelalak dan terkejut dengan apa yang dikatakan oleh wanita cantik ini.
"Be ... benar, apa kau kira kami berbohong!" geram pelayan itu sedikit gugup.
Alice langsung menggelengkan kepalanya, dia tersenyum riang dan tak sadar dia menitikkan air mata.
"Aku pasti akan melakukan pekerjaan ku dengan sangat baik, akan aku lakukan dengan bersungguh-sungguh, apapun akan aku lakukan, jika aku melakukan semua dengan baik pasti Tuan Adam akan bangga padaku, pasti aku akan berguna untuknya dan mungkin dia akan mau menemui aku,"
Harapan itu tumbuh di hatinya, dia begitu bahagia menerima pekerjaan yang tak masuk akal itu karena ingin membuat Adam bangga padanya, dia ingin berguna untuk lelaki yang menyelematkan hidupnya dari kegelapan itu.
***
Malam itu juga Alice bangkit dan mulai melakukan pekerjaan nya yang sebenarnya tak masuk akal jika dilakukan hanya dengan seorang diri.
Tetapi dia tidak menyerah, dia mengambil peralatan dan mulai membersihkan secara perlahan-lahan.
Disisi lain di kediaman Gordon Brown,
"AYAAAAHHHHH!" Rose berteriak, dia telah kembali pulang beberapa saat lalu, dan dia baru saja kembali dari kurungan Alice dengan nafas yang terengah-engah dan wajah yang merah padam karena marah.
Rose melangkah dengan lantang ke ruangan ayahnya.
"Ada apa? kenapa kau berteriak malam malam begini!" ketus Gordon yang sedang membaca beberapa berkas pekerjaan nya di ruangan pribadinya.
"Dimana Alice? kenapa dia tidak ada di kurungannya!" Rose berteriak, dia kesal sekali, dia tadinya ingin menumpahkan kemarahan dengan melakukan penyiksaan seperti yang ia lakukan selama ini kepada Alice.
Hari ini dia sedang kesal sekali, dan dia ingin melampiaskan nya kepada Alice, akan tetapi saat ia kembali tidak ada Alice disana.
"Haahhh!" Gordon menghela nafasnya dalam-dalam.
"Jangan tanya mengenai dia lagi, lupakan semua tentang dia! dan kau sebaiknya kembali ke ruangan mu, Ayah sedang sibuk!" ketus Gordon yang terlihat tidak dalam mood yang baik.
Sebab banyak hal yang terjadi kepadanya beberapa hari belakangan ini.
Mendengar itu Rose terdiam, dia tidak ingin mengganggu ayahnya jika ayahnya sedang dalam mood yang buruk, bisa-bisa nanti dia kena marah.
"Cih! kemana dia sebenarnya? mainanku!"
"Jika tidak ada dia, sama siapa aku bisa melampiaskan kemarahan ku!"
Rose menggeram, dia melangkah kesal menuju ruangannya.
Rose yang terbiasa hidup manja dan penuh sandiwara setiap harinya sebenarnya memiliki tempramental yang mengerikan, dan untuk menyembunyikan itu semua, dia selalu menyiksa Alice sebagai alatnya untuk menumpahkan kekesalannya.
Karena hanya Alice yang tidak akan melawan dan tidak akan mengadu jika dia perlakuan seperti itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
kaya film saiko ini
2024-07-10
0
EndRu
ayah anak gila
2024-01-01
1
Ummi Khai
waaah pelayan Mansionnya Adam nyari masalah nih. tunggu aja Tuannya tau yak kalo istrinya diperlakuin gak sopan 🙄🙄
Rose, psikopat. sakit jiwa nih. ya ampun Gordon sekeluarga otaknya pada geser nih. Alice malang bener nasipnya sebelum dinikahin Adam 🥺🥺
2023-02-26
0