Daaan...
Hari ini, adalah hari sibuk pertama kali dalam hidup Asep.
Sudah mulai macam calon bos besar, Asep sibuk menelfon Bani dan juga menyuruh Sobir melakukan ini itu anu pokoknya banyak sekali sampai Sobir kunang-kunang.
Untungnya, Kais sang adik perempuan Sobir sangat pengertian, begitu diberitahu jika kakaknya mulai hari ini akan menjadi tangan kanan calon bos Asep untuk menggarap proyek cetar membahana, Kais langsung lapor sang Ibunda hingga acara masak besar pun digalakkan.
Ibunya Sobir demi mendengar kabar gembira itu akhirnya memborong ayam di tempat Bapaknya si Ela, lalu dengan bantuan Ela dan juga Depy, Ibunya Sobir pun mengolah ayam-ayam potong itu dengan suka cita.
Tentu saja, ini adalah salah satu harapan Ibunya Sobir, jika anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang tak terlalu berisiko di jalan raya.
Maklum saja, mata Sobir yang sudah agak-agak buram karena kecanduan main gimbot dari kecil memang sudah lumayan parah minusnya.
Itu makanya, kadang Sobir tidak bisa membedakan mana lada mana ketumbar, atau mana gadis dan mana janda, hahahaha...
Nah karena itulah, Ibunya Sobir khawatir kalau nanti anak laki-laki semata kakinya itu lama-lama tidak bisa membedakan mana becak dan mana truk gandeng, kan bahaya.
Walhasil, karena saking senangnya inilah, Ibunya Sobir akhirnya sengaja memasak untuk mengirim Asep sang calon bos anaknya.
"Makanan dataaaaang..."
Kais yang datang bersama Depy dan Ela terlihat membawa dua rantang susun empat.
Ketiga gadis itu sampai rela boncengan tiga yang di mana si Ela yang jago sekali naik motor yang membawa kuda besinya.
"Waaah, ulat di pucuk si Irma pun tiba."
Kata Sobir begitu melihat grup pemadam kelaparan itu datang dengan rantang susun empat penuh lauk pastinya.
Bani yang juga sudah ada di kios dan sedang sibuk pasang banner tampak ikut sumringah merekah bagaikan bunga-bunga di musim semi.
"Bang Asep, hai kita ketemu lagi."
Sapa Ela pada Asep.
Ela yang agak-agak tomboi itu memang tak ada aroma canggung sama sekali, ia santai saja pada Asep meskipun belum begitu kenal.
Asep cengar-cengir karena ingatannya belum mode on.
Sementara Depy di belakang Ela terlihat cengar-cengir juga tapi agak-agak malu-malu gimana gitu.
"Eh baythewey ini mau makan di mana nih?"
Tanya Kais.
"Di sini sajalah, anggap sekalian bikin hawa-hawa anget di dalam kios."
Kata Sobir.
Asep mantuk-mantuk.
"Oke."
Kais setuju saja, lalu meminta Depy meletakkan susun rantang satunya yang ada di tangan Depy untuk di letakan di lantai di mana Asep dan Sobir sedang sibuk menulis bahan-bahan yang akan mereka beli.
"Piring sama mangkuknya dan sendoknya boleh ambil di rumah Bik Marni nggak Bang Asep?".
Tanya Kais.
Asep tentu saja manggut-manggut.
"Boleh, boleh banget."
Sahut Asep.
Kais mengacungkan ibu jarinya, lalu mengajak Ela dan Depy untuk masuk ke dalam rumah Bik Marni guna mengambil perlengkapan makan.
Masuk ke dalam rumah Bik Marni, tampak Ela yang memang lumayan sensitif dengan butir-butir mahluk astral tentu saja melihat hantu neneknya Asep.
Hantu nenek Asep sedang asik mengunyah sirih seperti biasa saat Ela memergokinya.
"Apa lihat-lihat, matamu bulat-bulat."
Kata si hantu Nenek nya Asep.
Jiaaaah...
Ela geleng kepala.
"Tenang Nek, kalau ngunyah permen karet baru Ela minta."
Kata Ela.
Haiish... Hantu nenek nya Asep pengin nabok Ela yang ngeloyor menyusul Kais dan Depy.
"Habis buat makan dicuci!!"
Kata hantu Nenek.
"Udah mati masih cerewet saja."
Kata Ela.
Kais dan Depy yang mendengar Ela bicara sendirian jadi saling berpandangan sebelum akhirnya menoleh pada Ela di belakang mereka.
"Ada apaan sih La?"
Tanya Kais.
Ela menggeleng.
"Enggak, nggak ada apa-apa, udah ambil piring cepetan, aku juga lapar."
Kata Ela.
Kais dan Depy berjalan menuju dapur dan langsung menemukan rak piring dekat kulkas.
Ela diberi tugas membawa dua botol air putih dingin dari kulkas dan juga gelas untuk mereka bertiga, karena di depan Sobir, Asep dan Bani sudah ada gelas sendiri.
Sementara Depy membawa sendok serta mangkuk dan piring.
Kais sendiri membawa dua wadah berisi air untuk cuci tangan.
Mereka kemudian berjalan berurutan seperti semut membawa perlengkapan makan.
"Masak apaan?"
Tanya hantu Neneknya Asep pada Ela saat mereka melewati ruangan depan di mana ada kursi goyang yang buat duduk hantu nenek nya Asep.
"Kepo Nenek."
Kata Ela.
Hantu Nenek melayang dari tempatnya duduk, lalu mendekati Ela.
Wajahnya yang pucat pasi melongok sangat dekat pada wajah Ela.
"Kamu tidak takut hantu?"
Tanya hantu nenek nya Asep.
Ela menggeleng.
Hantu Nenek terkekeh.
"Bagus... Jangan takut hantu, dulu aku takut hantu sekarang jadi hantu."
Kata Nenek malah curhat.
Ela mendesis.
Ela pun segera menyusul Depy dan Kais yang sudah lebih dulu sampai di kios depan rumah Bik Marni.
Susunan rantang sudah dibuka oleh Sobir, yang isinya tentu saja sambal sambal sambalnya sambalado terasa pedas.. eh eh sambalado...
"Enak nih ayam gorengnya."
Kata Asep sambil memegang paha ayam yang kuning kecoklatan karena banyak berjemur.
Yup...
Lauk hari ini adalah ayam goreng, sambal matah, tempe kemul, sayur sop cekermen, lalap-lalap pete dan kawan-kawannya, juga bonus ayam pecak cabe rawit setan.
"Hayuklah hajar...!!"
Kata Ela begitu semua menu sudah ditata rapi jali di tengah mereka semua yang duduk melingkar di dalam kios.
Saat mereka siap menikmati santap siang, tiba-tiba Bu Selasih datang membawa satu nampan potongan buah Semangka yang warna merah merona.
"Segeran ini, biar di hari yang panas ini kita tetap bisa berdamai dengan dunia."
Ujar Bu Selasih.
"Waah, tetangga teladan Indonesia."
Kata Sobir.
Kais yang duduk paling dekat dengan rolling door berdiri untuk menerima pemberian Bu Selasih.
"Terimakasih Bu Selaaa..."
Kata Asep mewakili yang lain, dan kemudian mereka semua kur mengikuti Asep dengan nama seperti anak TK pada gurunya.
"Terimakasih Ibu Selaaaa..."
Kompak mereka semua.
Bu Selasih mantuk-mantuk.
"Iya anak-anak."
Jawab Bu Sela lalu permisi untuk kembali ke rumahnya.
Asep yang sudah menghabiskan satu potong paha ayam, kini tertarik dengan sayap sang Ayam.
Nah ini nih, sayap ayam kesukaan ane. Batin Asep saat melihat sayap Ayam berada di pojokan rantang.
Asep segera mengulurkan tangannya untuk mengambil sayap sang ayam, saat tiba-tiba, bukannya sayap Ayam yang kena, malah tangan Depy yang kena.
"Sori sori sori ..."
(tet tet tetereeereet reeereeet... Lagunya Suju)
Keduanya saling berpandangan, lalu berakhir dengan Depy tersapu-sapu.
**-------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
AuMeNaShaXa
thor....nanya ya
tuh ada kata2 gimbot...emang othor unur berapa sih?
aku tuh berasa tua waktu baca kata gimbot 😂😂😂😂😂
2022-07-12
1
Ganuwa Gunawan
sampah kli aaaah
2022-05-28
1
Ganuwa Gunawan
bu selasih cepetan pindah bu.. deket rumah saya..
2022-05-28
1