Otok otok otok...
Vespa Asep meluncur mendekati sebuah rumah yang di depannya ada warung sembako.
Dan begitu sampai di depan warung, Asep dan vespanya langsung roboh dengan sukses.
Asep terlihat sudah terlalu lemas.
Di dalam warung di mana terlihat ada tiga gadis tengah asik ngobrol langsung ngacir menolong Asep.
"Lha ini Bang Asep."
Kata gadis yang rambutnya panjang dan terlihat dicepol.
"Aabaaaaaang... Abaaaang Sobiiiiir..."
Gadis itu berteriak memanggil nama sang kakak.
Ya, Asep yang kini tampak antara sadar dan tidak terlihat tertindih vespa.
Adik Sobir si Kais dan juga dua temannya, Depy dan Ela menolong mengangkat vespa dan membangunkan Asep.
Sobir yang di dalam baru selesai mandi sampai keluar hanya dengan kolor saja.
"Apa... Ada apa Kais?"
Tanya Sobir.
Lalu...
"Ya Ampun... Sep..."
Sobir melihat Asep yang terkapar di depan warung langsung menghambur mendekati Asep laku membawanya masuk ke dalam rumah.
Bu Iswanto, Ibunya Sobir keluar dari ruang dalam baru selesai masak untuk makan malam terlihat kaget juga melihat keadaaan Asep.
"Kenapa dia Bir?"
Tanya Ibu Iswanto.
"Tidak tahu Mak."
Sobir merebahkan Asep di kursi ruang tamu rumahnya.
Kais yang menyusul si Abang membawakan tas dan kresek brownies Asep tampak meletakkan semua itu di atas meja ruang tamu.
"Dia datang-datang langsung roboh di depan warung, kata Ela kayak habis lihat hantu si Bang Asep."
Kata Kais.
Ibu Iswanto akhirnya kembali ke ruang dalam untuk mengambilkan air minum hangat dan minyak angin sekalian memanggil Pak Iswanto yang masih sibuk bekerja di ruangannya.
Pak Iswanto adalah tukang emas tradisional, ia menerima service perhiasan emas yang putus dan sebagainya.
"Paak... Bapak... Tolong itu si Asep temannya Sobir."
Kata Ibu Iswanto pada si Bapak di ruangannya.
"Ada apa?"
Pak Iswanto menoleh pada isterinya.
"Katanya Kais kayak habis lihat hantu."
Pak Iswanto membuka kacamatanya, lalu menutup laci mejanya yang terdapat banyak perhiasan.
Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan.
"Buatkan air putih hangat Bu, sama kopi pahit, masing-masing satu gelas."
Ujar pak Iswanto.
Ibu Iswanto pun segera menuju dapur, sementara Pak Iswanto menuju ke ruang depan.
Karena hari akan maghrib, Depy dan Ela pamit pulang.
"Hati-hati ya, besok kita obrolin lagi."
Kata Kais mengantar kedua sahabatnya ke depan pagar rumah samping warungnya yang sudah dibantu tutup oleh Ela dan Depy.
"Bang Asep kayaknya energinya lagi disukai hantu tuh, kalo ngga ati-ati nanti lama-lama sering kerasukan."
Ujar Ela yang memang sedikit indigo.
Ela memang memiliki kelebihan dibanding orang lain sejak kecil, bahkan hantu ayam di tempat pemotongan Bapaknya aja pernah minta tolong pada Ela.
Katanya dia ngadu sama Ela, kalau tulang sembelih di tempat Bapak Ela itu saat nyembelih sering tidak mengasah pisaunya, walhasil sakit sekali si ayam tiap kali di sembelihnya.
Nah sejak itu akhirnya Bapak Ela mengganti tukang sembelih yang lebih hati-hati.
"Ah udah ah, jangan ngomongin begituan, aku kan rumahnya lebih jauh La."
Kata Depy.
"Lah nanti aku anterin pake motor."
Ujar Ela.
Depy yang menenteng dua tas belanja Fit Yan swalayan yang berisi kosmetik dan sandal baru itu akhirnya langsung menarik Ela agar cepat mengantarnya pulang.
Sepeninggal kedua temannya Kais pun berbalik dan akan masuk ke dalam rumah, namun...
Kais sempat terkejut, saat sepintas seperti melihat sosok gadis berdiri di depan pagar menatap Kais dan rumahnya.
Hanya sepintas saja, tapi Kais jelas betul melihat sosok gadis itu.
Kais segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya.
Terlihat Asep sudah sadar dan sedang di urut Bapak.
Di depan Asep ada segelas kopi pahit panas yang mengepul mengeluarkan aroma khas.
Kais berjalan mendekati Ibunya yang terlihat mengawasi Bapak yang mengurut Asep.
"Bu, ada perempuan di depan rumah kita, serem banget."
Bisik Kais di telinga Ibunya.
Sobir keluar dari kamarnya yang letaknya ada di samping ruang tamu.
Ia baru ganti baju.
"Sudah, diminum air hangatnya Nak Asep."
Kata Pak Iswanto.
Asep mengangguk lalu meminum air putih hangat yang disajikan Ibu Iswanto untuknya.
Setelah selesai minum, Asep terlihat sudah mulai lega.
"Ada apa sih Sep?"
Tanya Sobir.
Asep menoleh pada Sobir, lalu pada anggota keluarga yang lain.
Baru kemudian menjawab,
"Aku sepertinya baru kenalan dengan hantu."
Kata Asep.
Bu Iswanto dan Kais terlihat duduk di kursi seberang Asep, karena jadi penasaran dengan cerita Asep, meskipun juga ada takutnya.
Asep meneruskan ceritanya,
"Melati, kamu ingat aku cerita soal Melati Sob?"
Tanya Asep.
Sobir tentu saja mantuk-mantuk, cerita itu baru saja diceritakan Asep pagi tadi dan siang ini juga Asep bilang akan mampir setelah pulang dari rumah Melati.
"Melati, gadis itu kayaknya hantu."
Kata Asep.
Mendengar itu jelas saja Kais langsung ketakutan.
Gadis cantik rambut panjang bergaun putih sepanjang lutut, dia yang tadi sekilas dilihat Kais berdiri di depan pagar.
"Memangnya nak Asep kenalannya di mana?"
Tanya Pak Iswanto.
Asep menoleh pada Bapaknya Sobir,
"Di jembatan sungai Cempaluk Pak."
Kata Asep.
"Ealaaaaah..."
Pak Iswanto, Bu Iswanto dan juga Sobir langsung saja kompak, mereka terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan Asep.
"Itu bukannya jembatan yang sekarang jarang dilalui kan sejak ada yang bunuh diri di sana?"
Tanya Bu Iswanto.
"Iya waktu itu saya mikirnya biar cepet sampai saja, karena kan kalau ke rumah Bibik lewat situ cepet sekali dibandingkan harus lewat jalan raya."
Kata Asep antara polos dan juga absurd.
Pak Iswanto terkekeh.
"Jadi gadis yang diajak kenalan itu namanya Melati?"
Tanya Pak Iswanto.
Asep mengangguk.
"Saya mengantarnya pulang, rumahnya ada di perkampungan dekat tanah lapang dan gedung SD negeri Rukun Jengkol, tapi ternyata hari ini..."
"Tidak ada perkampungan dekat situ, yang ada tanah kuburan, kebun dan satu-satunya bangunan di tegalan yang dekat kampung itu cuma gudang meubelnya Hajjah Lilik."
Ujar Sobir.
Asep mantuk-mantuk.
"Iya Sob, aku tadi ke sana dan kata orang-orang di warung mie ayam juga begitu."
"Mie ayam mana?"
Tanya Sobir lagi bingung.
"Yang dekat tegalan, ada warung mie ayam kecil, tapi aku ngga lihat gudang ya di situ."
Kata Asep keder lagi.
"Ya ampun Aseeeep."
Sobir tepuk jidat.
"Di situ mah nggak ada warung mie ayam, dekat tegalan itu cuma ada gudang mebeul lalu kebun bambu baru tak lama setelah itu belokan ke kiri masuk kampung."
Asep jadi pusing.
"Jadi maksudnya warung mie ayam itu juga warung hantu?"
Tanya Asep dan auto pingsan lagi.
**----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
J S N Lasara
baru sdr
2022-09-10
1
ayyuki tanary
nggak disana nggak disini othor ttp koplak tp aseeek
2022-05-09
1
Hurustiati Rahayu
pingsan lagi abis liat hantu berkali kali.wkwkwkwk
2022-02-22
1