5. Bersiap Berubah

Hujan tiba-tiba turun deras disertai glundang-glundung geluduk.

Asep akhirnya malam ini langsung tidur di rumah Bibik Marni, meskipun tadinya ia rencananya akan pulang ke rumah lebih dulu untuk mengambil pakaian ganti.

"Pakai kamar depan saja, yang biasa dipakai Wak Imah kalau menginap."

Kata Bibi Marni.

"Ah nggak berani Bi, kan Wak Imah bersihan sekali orangnya, nanti aku bisa kena getok gayung kalo sampe ketahuan pake kamarnya."

Ujar Asep.

"Kalau begitu pake kamar Kakek atau juga kamar Bapakmu saja, cuma belum dibersihkan."

Kata Bibi Marni.

"Kamar SaNi saja Bi, besok aku baru pindah ke bekas kamar Bapak."

Asep memilih.

"Tapi jangan ada yang geser, itu semua yang ada di meja jangan geser satu senti saja, SaNi nanti ngamuk."

Kata Bibi Marni.

"Iya Bi, tenang, santai."

Ujar Asep.

Bibi Marni kemudian menuju kamarnya untuk mengambilkan kunci pintu kamar SaNi, biasanya yang diperbolehkan oleh saNi menginap di kamarnya hanya sepupunya saja, anak Wak Imah, si Aisyah Sekar Wangi, yang calon Diva itu.

Atau juga saudara tunggal uyut mereka yang dari Bandung, yang kadang main, si Fitra Ramdani yang cita-citanya mau jadi Pengusaha Bakery.

Nah sekarang, setelah begitu banyak syarat masuk kamar SaNi, tiba-tiba si Asep akhirnya mendapat ACC dari sang Bibi ikut menikmati kamar yang selalu terjaga kerapihannya.

Ya, kamar yang bahkan jauh lebih rapi dari Asep.

"Jangan merokok Sep."

Kata Bibi Marni lagi.

"Iya... Iya... Bi, masa Asep ngerokok di kamar SaNi, bisa-bisa aku disantet langsung dari tempat SaNi sekarang."

Kata Asep ngeri-ngeri sedap.

Asep akhirnya masuk kamar yang rapi, bersih dan wangi.

Ooh jadi begini rasanya kamar bersih dan rapi. Batin Asep.

Tapi, Asep terbiasa tidur di kamar yang berantakan, rasanya lebih alami.

Sementara melihat tempat tidur sepupunya yang spreinya saja hampir tak ada lipatan begitu jadi membuat Asep takut nanti begitu tidur kasurnya yang langsung menolak keberadaan Asep.

Akhirnya, setelah melalui pertentangan batin yang cukup sengit, Asep memutuskan untuk mengambil bantal saja dan tidur di lantai.

Tak apa, toh ada karpet yang bisa menghalangi tubuhnya bersentuhan langsung dengan lantai tegel yang dingin.

Asep menata bantal, lalu akhirnya rebahan di atas karpet.

Matanya menatap langit-langit kamar yang ditempeli stiker berbentuk bintang-bintang dan juga bulan.

Stiker yang jika lampu dimatikan akan menyala itu dipandangi Asep yang tiba-tiba terbayang wajah Melati.

Melati, gadis cantik menawan hati.

Kecantikannya tak kalah dari si bunga desa Anggita.

Jika melihat bagaimana sikap Melati padanya, tentu saja Asep merasa lumayan optimis bisa memacari gadis itu.

Tapi...

Ah, Asep jadi ingat kata-kata Emakya dan juga kata-kata Bibi.

Asep harus kerja, mana ada gadis yang mau dengan laki-laki malas dan pengangguran macam si Asep.

Apalagi bau apeknya sudah sampai meresap ke dalam tulang.

Asep mulai putar otak.

Otak yang selama ini jarang diputar itu akhirnya difungsikan sebagaimana mestinya.

Apa memang benar kata Bibi harusnya dia meneruskan usaha Bapak saja ya?

Asep mulai memikirkan usaha Bapaknya yang dulu sempat maju.

Usaha membuat etalase, rak dan juga beberapa jenis lemari untuk warung, toko, dan lain-lainnya.

Asep cengar-cengir pada stiker bintang yang ditempel SaNi di atas langit-langit kamar.

Ya, sepupunya semua sudah mulai sukses. Aisyah meski masih kecil sudah dilirik produser buat rekaman, SaNi yang baru dua tahun bekerja jadi teller salah satu Bank BUMN sekarang bahkan sudah beli rumah sendiri.

Asep jadi mulai merasa benar-benar tertinggal dalam semua hal.

Apalagi jika mengingat temannya dulu jaman SD, si Abdul, dia juga sukses jadi staf di kantor Kabupaten.

Aduh, Asep jadi senut-senut kepalanya.

Entah sudah berapa kali reuni Asep tak berani hadir.

Ia merasa minder sendiri membayangkan berkumpul dengan teman-temannya dulu, yang mayoritas sudah jadi orang, sedangkan ia justeru lumutan dan di ureng-urengi.

Kalau ingat itu, Asep rasanya jadi makin ngenes dan iba dengan dirinya sendiri.

Tak terbayang jika ia masih dalam keadaan seperti ini, lalu ia bertemu dengan ciwi-ciwi yang dulu menolaknya.

Juwita yang katanya sudah menikah dengan Guru Bahasa Inggris, atau Anita yang sekarang punya warung sate di dekat showroom Wak Imah.

Atau Ambavani, yang kabarnya juga menikah dengan pengusaha batik, dan Annisa Alma, yang dulu menolak Asep dengan surat bahasa Inggris yang Asep salah mengartikan walhasil jadinya malu.

Asep kemudian bangun dan duduk, ia tiba-tiba mengepalkan tangannya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Semangat!!"

Kata Asep pada dirinya sendiri.

Setelah mengatakan semangat, Asep kembali rebahan, tak sadar ada dua Cicak yang sedang ngobrol cara menangkap nyamuk jadi melihat menatap Asep dengan sinis.

"Apa sih itu manusia, gangguin kursus saja."

Begitulah kira-kira suara hati Cicak.

Asep kemudian memejamkan matanya, bibirnya mengulas senyuman.

"Tunggu Babang ngapel Melati, sabarlah."

Gumam Asep cengar-cengir tak jelas.

Di luar sana hujan masih mengguyur deras.

Emak di rumah baru mendapat telfon dari bibi Marni yang mengabarkan Asep menginap dan akan mulai tinggal di sana besok hari.

Bibi Marni juga cerita kemungkinan Asep akan mau buka usaha Bapaknya lagi, dan itu tentu saja adalah kabar baik bagi Emak.

Dan karena Asep dipastikan tak akan pulang, Emak akhirnya pergi ke belakang untuk ambil payung karena harus mengunci pagar rumah sendiri.

Hujan sudah mulai reda, tapi toh Emak tetap harus keluar menggunakan payung.

Emak berjalan cepat ke arah pagar rumah yang catnya mulai mengelupas dan berkarat di mana-mana.

Pagar besi jaman dulu, menandakan sisa-sisa kejayaan keluarga Asep saat Bapak masih hidup.

Emak tengah menggembok pintu pagar, manakala Bu Putri Marfuah dan Bu Resti berjalan beriringan dengan payung warna biru putih dengan logo sebuah Bank BUMN.

"Lho Bu Zakiah, tumben gembok pagar sendiri, Bang Asep ke mana?"

Tanya Bu Putri.

Kedua Ibu itu tampak kompak membawa kresek ayam bakar yang memang cukup sering mereka beli dari warung Bu Retno Guntara yang kabarnya cabang dari Bekasi.

Emak sendiri belum pernah mencoba, karena demi menghemat, Emak tentu tak bisa sering-sering makan enak.

Paling banter Emak nyeplok telor, kalau masak ayam juga harus dibuat sayur dicampur tahu atau tempe, karena kalau digoreng biasa langsung habis sekali makan, maka itu akan menambah beban pengeluaran Emak.

Kalau Bu Putri dan Bu Resti kan enak, anak-anaknya sudah pada sukses, tiap hari belanja di tukang sayur saja selalu udang, ayam, daging, sementara Emak...

Hupe, hupe, hupe...

Ya begitulah, nasib Emak-emak yang anaknya model macam Asep, masih harus terus berusaha hemat.

"Bang Asep pergi ya Bu Zakiah?"

Tanya Bu Resti menambahkan pertanyaan Bu Putri yang belum terjawab.

"Iya Ibu-ibu, Asep mulai hari ini di rumah Bibinya."

Jawab Emak akhirnya.

"Ooo di rumah Bibinya."

Bu Putri dan Bu Resti bersamaan sambil manggut-manggut.

**------------**

Terpopuler

Comments

Azaidane Azaidane

Azaidane Azaidane

author lg nyensus ini....

2022-10-03

1

J S N Lasara

J S N Lasara

athor lanjut

2022-09-10

0

Lila Anggraini

Lila Anggraini

wew asep...coba cekricek dulu tuh gadis msh bernyawa ato hny arwah 😁😁

2022-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Jones Kutukan
2 2. Melongo Cepon
3 3. Gadis Cantik Milik Siapa
4 4. Melati Pujaan Babang
5 5. Bersiap Berubah
6 6. Singkong Ubi Kukus
7 7. Misteri Pagi
8 8. Aneh Bin Ajaib
9 9. Gadis Siapa Itu?
10 10. Emak Pun Lega
11 11. Mana yang Hantu?
12 12. Baru Tahu Tempe
13 13. Asep Dan Para Hantu
14 14. Energi Kehantu-hantuan
15 15. Pelanggan Kedua
16 16. Ciyeeee Asep
17 17. Tamu Kejutan
18 18. Rejeki Nemplok
19 19. Nenek Heboh Dewek
20 20. Niat Hati Asep
21 21. Itu Bukan SaNi
22 22. Pagi Yang Sibuk
23 23. Cerita Pagi
24 24. Calon Idola Baru
25 25. Teman Tak Diundang
26 26. Asep Si Calon Pengusaha
27 27. Hari Pertama
28 28. Kabar Baik Buat Emak
29 29. Pesta Ayam
30 30. Melati Oh Melati
31 31. Ngikut Bang
32 32. Yang Terlupakan Tak Bisa Melupakan
33 33. Sebungkus Martabak Manis
34 34. Eksis Kembali
35 35. Ups kelepasan
36 36. Ghibah
37 37. Roda Mulai Berputar
38 38. Kabar Reuni
39 39. Kunjungan Mendadak
40 40. Persiapan
41 41. Banyak Kejanggalan
42 42. Beli Mobil
43 43. Ada Apa Sebenarnya?
44 44. Bujang Kaya Baru
45 45. Sore Hari Sepulang Sekolah
46 46. Tugas Untuk Fatih
47 47. Kaget
48 48. Bani VS Asep
49 49. Deg Deg Ser
50 50. Diajak Pergi Pujaan Hati
51 51. Asep Pilihanku
52 52. Hantu Melati
53 53. Bisikan Asing
54 54. Berkunjung Ke Camer
55 55. Penyelidikan
56 56. Anonymous
57 57. Kedatangan Tamu
58 58. Sinyal Manis Mertua
59 59. Bantu Camer Masak
60 60. Sebuah Tanda Tanya
61 61. Misteri Sang Paman
62 62. Senang Hati Emak
63 63. Hanya Mengingatkan
64 64. Pemanasan
65 65. Pertemuan Teman Lama
66 66. Sombongnya Riko
67 67. Skak Mat
68 68. Nyaris Saja
69 69. Entah Rahasia Apa
70 70. Satu Kemajuan
71 71. Malam Basah Kuyup
72 72. Cerita Pagi Ini
73 73. Selalu Heboh
74 74. Menuju Anonymous
75 75. Ku Menemukanmu
76 76. Sebuah Sumpah
77 77. Pesan Melati
78 78. Bayar Hutang
79 79. Yaaah Pingsan
80 80. Bawa Calon
81 81. Anak Baik
82 82. Mertua Idaman
83 83. Cengar-cengir
84 84. Dua Sahabat Lama
85 85. Untung Ada Calon Mertua
86 86. Heboh
87 87. Gunting Pita
88 88. Bersiap-Siap
89 89. Selamat Istirahat Nek,
90 90. Sultan Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Jones Kutukan
2
2. Melongo Cepon
3
3. Gadis Cantik Milik Siapa
4
4. Melati Pujaan Babang
5
5. Bersiap Berubah
6
6. Singkong Ubi Kukus
7
7. Misteri Pagi
8
8. Aneh Bin Ajaib
9
9. Gadis Siapa Itu?
10
10. Emak Pun Lega
11
11. Mana yang Hantu?
12
12. Baru Tahu Tempe
13
13. Asep Dan Para Hantu
14
14. Energi Kehantu-hantuan
15
15. Pelanggan Kedua
16
16. Ciyeeee Asep
17
17. Tamu Kejutan
18
18. Rejeki Nemplok
19
19. Nenek Heboh Dewek
20
20. Niat Hati Asep
21
21. Itu Bukan SaNi
22
22. Pagi Yang Sibuk
23
23. Cerita Pagi
24
24. Calon Idola Baru
25
25. Teman Tak Diundang
26
26. Asep Si Calon Pengusaha
27
27. Hari Pertama
28
28. Kabar Baik Buat Emak
29
29. Pesta Ayam
30
30. Melati Oh Melati
31
31. Ngikut Bang
32
32. Yang Terlupakan Tak Bisa Melupakan
33
33. Sebungkus Martabak Manis
34
34. Eksis Kembali
35
35. Ups kelepasan
36
36. Ghibah
37
37. Roda Mulai Berputar
38
38. Kabar Reuni
39
39. Kunjungan Mendadak
40
40. Persiapan
41
41. Banyak Kejanggalan
42
42. Beli Mobil
43
43. Ada Apa Sebenarnya?
44
44. Bujang Kaya Baru
45
45. Sore Hari Sepulang Sekolah
46
46. Tugas Untuk Fatih
47
47. Kaget
48
48. Bani VS Asep
49
49. Deg Deg Ser
50
50. Diajak Pergi Pujaan Hati
51
51. Asep Pilihanku
52
52. Hantu Melati
53
53. Bisikan Asing
54
54. Berkunjung Ke Camer
55
55. Penyelidikan
56
56. Anonymous
57
57. Kedatangan Tamu
58
58. Sinyal Manis Mertua
59
59. Bantu Camer Masak
60
60. Sebuah Tanda Tanya
61
61. Misteri Sang Paman
62
62. Senang Hati Emak
63
63. Hanya Mengingatkan
64
64. Pemanasan
65
65. Pertemuan Teman Lama
66
66. Sombongnya Riko
67
67. Skak Mat
68
68. Nyaris Saja
69
69. Entah Rahasia Apa
70
70. Satu Kemajuan
71
71. Malam Basah Kuyup
72
72. Cerita Pagi Ini
73
73. Selalu Heboh
74
74. Menuju Anonymous
75
75. Ku Menemukanmu
76
76. Sebuah Sumpah
77
77. Pesan Melati
78
78. Bayar Hutang
79
79. Yaaah Pingsan
80
80. Bawa Calon
81
81. Anak Baik
82
82. Mertua Idaman
83
83. Cengar-cengir
84
84. Dua Sahabat Lama
85
85. Untung Ada Calon Mertua
86
86. Heboh
87
87. Gunting Pita
88
88. Bersiap-Siap
89
89. Selamat Istirahat Nek,
90
90. Sultan Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!