Kaya Mendadak
"Aseeeeeep..."
Terdengar suara Emak melengking mode on, membuat seluruh dinding kamar Asep yang kusam dan dipenuhi poster tak jelas seolah bergetar.
Asep menguap lalu bangun duduk di atas kasurnya yang lepek dan dekil.
Kamarnya yang pengap dipenuhi keapekan yang hakiki dan bertabur puntung rokok dalam segala jenis merk kini tampak sudah mulai diterpa cahaya matahari yang masuk melewati kisi-kisi jendela.
Dor Dor Dor!!
Setelah lengkingan suara Emak, kini terdengar gedoran di depan pintu kamar.
"Iyaaaa Maaaak, ni Asep udah banguuuun..."
Asep teriak tak kalah nyaring.
"Cepet mandi Seeeep, anterin nih jahitan ke tempat Mpok Mumun."
Kata Emak masih dari depan pintu kamar.
Apa?
Mpok Mumun?
Waaw...
Asep langsung semangat.
Terbayang langsung wajah Anggita anak Mpok Mumun, gadis belia yang baru saja lulus SMA itu nyatanya salah satu bunga desa.
Cantik mempesona wajahnya, sungguh idaman para pria.
Asep demi mendengar Emak menyebut nama Mpok Mumun, maka langsung melompat macam Pikachu.
Menyambar handuk yang digantung di pintu, Asep pun kemudian keluar dari kamar.
Emak melihat anak laki-laki satu-satunya itu dengan kesal.
Mau sampai kapan anak laki-lakinya itu hidupnya tak jelas begitu.
Kerja tidak pernah bertahan lama, dagang apa saja juga bosan, kuliah juga sayang duitnya karena otaknya juga pas-pasan dan malas belajar, sudah begitu di tambah ia juga kucel, dekil, dan apek.
Meskipun sebetulnya Asep tak buruk rupa, bahkan aslinya juga lumayan ganteng, tapi karena gaya hidupnya yang sudah sebelas dua belas dengan kecoak, walhasil jadilah Asep ini sama sekali tak terlihat kegantengan naturalnya.
"Kamu ini kapan mau kerja lagi sih Sep? Teman-temanmu itu lho lihat sudah pada kerja, bahkan si Badrun mau menikah."
Omel Emak begitu Asep ngeloyor melewatinya ke kamar mandi.
Haiiish... Emak mendesis saat Asep melewatinya aroma keapekan begitu menusuk hidung secara sempurna.
Lalu tiba-tiba dari dalam kamar mandi Asep teriak.
"Tenang Mak, jangan khawatir, nanti kalau Asep bisa macarin Anggita, Asep bakal nyari kerjaan yang paling oke, pokoknya kerja apa ajalah, ngipasin presiden juga Asep akan lakuin."
Kata Asep.
Emak mengurut keningnya.
Masalahnya presidennya mau juga kagak dikipasin Asep. Ya kan? Hihihi...
Emak akhirnya beranjak kembali ke ruang depan untuk meneruskan pekerjaannya menjahit baju.
Sebetulnya, Emak sudah meminta Asep untuk meneruskan usaha Almarhum Bapaknya saja membuat etalase kecil-kecilan, toh Asep sudah cukup pandai melakukannya.
Tapi dasar Asep ada dasar sifat pemalasnya, ia selalu saja punya alasan untuk menolak keinginan Emak soal permintaan Emak agar Asep meneruskan usaha kecil-kecilan almarhum Bapaknya itu.
Entah bagaimana maunya anak itu sebetulnya, padahal bolak-balik sering dinasehati Emak, tapi tetap saja seperti hanya masuk lewat telinga kanan lalu keluar dari pusar.
Asep di kamar mandi terdengar gebyar gebyur sambil bernyanyi lagu Peterpan, mimpi yang sempurna.
Suaranya yang di bawah rata-rata menembus pintu kamar mandi dan sampai ke ruang di mana Emak lagi melanjutkan acara menjahitnya.
Haduh Emak jadi pusing tujuh keliling kalau sudah dengar si Asep konser di kamar mandi. Selain suaranya berisik, Emak juga takut nanti Asep di tampar jin penunggu kamar mandi yang budek kebrisikan suara Asep.
Hingga akhirnya setengah jam berlalu dan Asep bergegas keluar dari kamar mandi langsung ke kamarnya sendiri untuk ganti baju.
Ah semoga Anggita ada di rumah.
Batin Asep seraya memilih kaos yang akan ia kenakan untuk mengantar jahitan ke tempat Mpok Mumun.
**--------------**
Asep tampak menaiki vespa jadul almarhum Bapaknya menyusuri jalanan kampung menuju rumah Mpok Mumun.
Banyak orang yang akan pergi ke pasar atau juga pulang entah dari warung dan sebagainya berpapasan di jalan.
Beberapa ada yang mengklakson, ada juga yang say hai bro.
Teman Asep yang jadi ojek pangkalan si Bani tampak juga mengangkat tangannya menyapa Asep saat melintasi pangkalannya.
Asep memang cukup terkenal dan dikenal, bukan karena kelebihannya sebagai pemuda tamvan yang tajir melintir macam tambang cucian, tapi karena sejak dulu kala, ia menjadi juara bertahan jones di kampung Raja Pete.
Ya...
Jones, jomblo ngenes, adalah gelar kehormatan dari alam semesta untuk Asep.
Ia seolah dibiarkan seperti bayi yang polos tak pernah merasakan indahnya punya pacar. Ihiiir...
Bukan, bukan karena Asep tak pernah jatuh cinta, tapi Asep menjadi Jones adalah karena ia setiap kali jatuh cinta selalu saja sial.
Sama seperti saat bekerja selalu saja sial karena ada saja kesalahan yang dia lakukan hingga harus keluar dari tempat kerja.
Sejak jaman Asep baru jatuh cinta dan berani menyatakan cinta di kala ia kelas dua SMP hingga tahun kemarin Asep genap berusia dua puluh dua tahun, Asep sudah lebih dari sepuluh kali ditolak ciwi-ciwi yang dia taksir.
Waktu SMP dia ditolak karena Asep terkenal bolot saat sekolah, tiap ulangan pasti remidi. Begitu lulusan, dia ditolak karena Asep tak punya pekerjaan jelas, ia lebih banyak nganggurnya daripada kerja.
Walhasil, jadilah Asep tak diterima langit dan bumi.
Namun...
Karena inilah si Asep menjadi beken.
Salah satu pemuda paling beken di kampung Raja Pete.
Meskipun kebekenannya tak patut dibanggakan.
Jangankan untuk diuplod di medsos, untuk cerita pada uyik kucing peliharaan Emaknya saja rasanya Asep seharusnya malu.
Ya Uyik... Kucing jantan Emaknya saja bahkan sering membantu Emak menangkap tikus dan menghalau ular kobra yang akan masuk, sedangkan Asep...
Apalagi jika dibandingkan di soal percintaan...
Wah Uyik jelas menang di atas Asep jauh, jangankan kucing tetangga, kucing liar di sekitar rumah, kucing tetangga desa saja berhasil Uyik tek dung.
Pokoknya, Uyik dan Asep harusnya tukeran nasiblah.
Asep masih mengemudikan vespanya dengan kecepatan santuy.
Sebetulnya kalau ingin jujur, Asep ingin membawa vespanya ngebut macam motor balap, tapi bagaimana lagi, kecepatan vespa tua peninggalan almarhum Bapaknya itu sudah mencapai kecepatan maksimal yang sebanding dengan larinya becak Pak Joko.
Asep melirik spion vespanya, terpantul bayangan wajahnya yang ganteng-ganteng cerumut yahud.
Sebentar lagi ia akan bertemu Anggita, kali ini Asep sungguh-sungguh ingin membuktikan pada dunia jika ia bisa mematahkan rekor menjadi jones.
Ya Anggita...
Asep sudah lama sekali naksir gadis itu sebetulnya, sejak gadis itu masih SMP, saat ia ke rumah untuk jahit seragam sekolah pada Emak.
Tapi karena Anggita masih sekolah, Asep sebagai pemuda yang bertanggungjawab tak ingin menggodanya dan mengganggunya yang harus fokus belajar.
Asep tak mau nantinya Anggita sekolahnya jadi kacau jika saat belajar harus terbayang-bayang wajah Asep yang seperti botol kecap.
Dan jadilah Asep menahan perasaannya hingga kini Anggita akhirnya lulus SMA.
Cinta sejati yang tak lekang oleh waktu bagi Asep tentu saja.
Rumah Mpok Mumun pun akhirnya terlihat samar di kejauhan, tapi meski samar tapi untuk Asep rumah itu berkilauan.
Asep semangat menuju rumah Mpok Mumun.
Anggita, tunggu Abang. Ihiiik...
**-----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
zevs
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
Bismillahirrahmanirrahim
izin maraton thor . . . .
2024-06-13
0
abdan syakura
Assalamu'alaikum kak Cila..
Aq mampir nih...
2023-02-20
1
Tama!
Halo kakak Author izin buat dubbing novelnya ya kak 😊
2022-12-27
1