Ep 18

“Tidak bisa, Letnan Alvar milik saya Serda Novi. Dia tunangan saya, saya melarang segala rasa dari perempuan lain untuk calon saya” ucap Dea cukup lantang sambil bergegas mendekati kedua orang itu yang tampak terpaku satu sama lain.

Alvar cukup terkejut mendengar perkataan Dea barusan, ia menatap perempuan yang berjalan mendekatinya saat ini dengan tatapan tak percaya.

“Mbak Dea,.” ucap Novi terdengar lirih dan sesekali melihat kearah Alvar yang hanya fokus menatap Dea saja.

Entah ada angin apa Dea langsung melingkarkan tangannya di lengan Alvar, tentu saja hal itu semakin membuat Alvar tak percaya.

“Maaf ya Serda Novi, Letnan Alvar calon suami saya. Jadi saya mohon hilangkan perasaan anda pada calon imam saya karena itu tidak baik kedepannya” pungkas Dea yang masih melingkarkan tangannya di lengan Alvar menatap tentara perempuan didepan mereka.

“Ma..maaf mbak Dea, sa..saya tidak tahu kalau Letnan Alvar sudah bertunangan dengan mbak Dea. saya ..saya kira dia masih belum ada pasangan” Serda Novi tampak malu sendiri sampai membuatnya tergagap saat berbicara.

“Iya,”

“Ka..kalau begitu saya pergi dulu Letnan Alvar, Mbak Dea” ucap Novi yang langsung berpamitan pergi, dia merasa malau sendiri telah mengungkapan perasaan pada pria yang sudah menjadi calon orang lain.

“Iya silahkan” jawab Alvar sambil memperhatikan Novi yang pergi dari hadapannya, ia yakin rekannya itu tengah menahan malu saat ini.

Dea langsung melepaskan tangannya dari lengan Alvar, dia tampak salah tingkah sendiri saat ini. ia heran dengan dirinya sendiri bagaimana bisa dia bersikap begitu tadi.

Alvar yang menyadari itu langsung melihat kearah Dea saat ini yang wajahnya memerah dan tampak salah tingkah.

“Apa yang saya dengar tadi tidak salahkan?” tanya Alvar dengan wajah datarnya sambil terus menatap Dea.

Dea langsung melihat kearah Alvar, ketika pria itu mulai bicara.

“So..soal apa?” gugup Dea saat pria datar didepannya bertanya. sangking tak tahannya dia dengan tatapan Alvar membuat Dea langsung memalingkan wajahnya.

“Dea Khairunisa tatap wajah saya, apa yang saya dengar tadi tidak salahkan kau bilang saya calon suamimu” tegas Alvar dengan suara baritonnya.

“Dea,.” pungkas Alvar sambil menarik lengan Dea agar menatapnya saat ini. karena perempuan itu tak kunjung melihat kearahnya.

Bukannya menjawab Dea malah langsung menghambur ke pelukan Alvar saat ini, dia memeluk pria tinggi tegap itu begitu erat.

“Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf padamu. Aku minta maaf sudah melupakan dirimu selama ini” ucap Dea tak bisa menahan tangisnya, dia memeluk Alvar sambil mengutarakan rasa bersalahnya.

Mata Alvar membola mendengar itu, dia perlahan melepaskan tangan Dea yang memeluknya saat ini. dia sedikit merenggangkan pelukannya sambil menatap wajah perempuan itu yang sudah basah oleh air mata.

“Kamu mengingatku? Kamu ingat denganku” ucap Alvar mengulang perkataannya seakan tak percaya.

“Jawab jangan menangis,” ucap Alvar sambil menghapus tetesan air mata yang membasahi wajah Dea.

“Iya, aku ,aku sudah ingat siapa kamu” jawab Dea.

“Serius, kamu mengingat saya. Kamu tidak bohong kan”

Dea menggeleng sebagi tanda dia tak berbohong,

Alvar langsung memeluk Dea kembali, dia mengusap pundak perempuan itu lembut dan penuh rindu.

“Kenapa lama sekali, kenapa lama sekali kau mengingatku. Terima kasih sudah mengingatku kembali, Terimakasih Dea” ucap Alvar penuh syukur memeluk perempuan tersebut. Matanya tampak berkaca-kaca menahan haru.

“Se..seharusnya aku yang berterima kasih padamu Letnan Alvar” ucap Dea yang berada di pelukan Alvar saat ini.

............................................

“Abang pulang” seru Azka saat masuk kedalam rumah orang tuanya saat ini.

Dua bocah kecil dan juga seorang perempuan yang tengah hamil berjalan menghampiri dirinya. Siapa lagi perempuan itu kalau bukan Kinan istrinya dan dua bocah kecil itu tentunya kedua adik kembar Azka.

“Yeyy, bang Azka pulang” seru Abian dan juga Aru girang menyambut kedatangan kakak tertua mereka yang hampir seminggu tak ada di rumah.

“kamu pulang mas? aku kira hari ini belum pulang” ucap Kinan sambil mendekati Azka saat ini sambil mencium tangan suaminya.

“Iya, maaf ya aku nggak ngabarin kamu kalau aku hari ini pulang” ucap Azka sambil mencium pucuk kepal istrinya.

“Iya nggak pa-pa kok” pungkas Kinan tak masalah.

“Abang, abang, kita kok di cueki” protes Aruna yang memang lebih cerewet dari kembarannya.

“Eh iya, abang lupa kalau ada dua bocah disini. kalian kangen ya sama abang” ucap Azka yang langsung mensejajarkan tubuhnya pada dua bocah itu.

“kangen lah masa nggak” jawab Bian.

“Sini, sini peluk abang” Azka langsung merentangkan tangannya dan kedua adiknya itu berhambur memeluknya saat ini.

“Abang juga kangen kok sama kalian, ngomong-ngomong ayah sama bunda dimana? Kok kalian cuman sama mbak Kinan” ucap Azka dan langsung menanyakan keberadaan orang tuanya.

“Ayah sama bunda lagi ke Kodim mas, ada acara di sana. Kamu buruan ganti, terus makan nanti aku suruh bibi buat siapin makanan” ucap Kinan pada suaminya.

“Oke,”

“Bocah-bocah abang, abang mandi dulu ya. Kalian sudah makan belum? Kalau belum ayo makan sama abang terus kita mainan” tukas Azka sambil berdiri.

“Sudah, kita sudah makan tadi sama mbak Kinan. Tadi kita beli Pizza enak lagi” ucap Bian.

Azka langsung melihat kearah Kinan saat ini, Kinan hanya menunjukkan deretan giginya saja sambil takut-takut melihat kearah suaminya.

“Hehehe, maaf ya mas. Habisnya pengen, masa anaknya pengen nggak di turuti. Nani ngiler anak kita” ucap Kinan.

“Hemm, tapi jangan sering-sering. Nggak baik makan-makanan fastfood. Ya udah aku keatas dulu ya buat ganti baju” ucap Azka pamit pada istrinya tak lupa dia mengusap lembut kepala sang istri dan perut istrinya yang sudah terlihat membucit itu.

“Oh iya sayang aku lupa mau bilang sesuatu sama kamu” ucap Azka sebelum pergi.

“Mau bilang apa?” tanya Kinan penasaran.

“Aku ambil cuti seminggu, kita ke Jogja yok lihat Alvar. Aku kepikiran terus sama anak itu, ayah wakt itu ngajak ke Jogja juga tapi nggak tahu sekarang. Kalau ayah jadi, kita sekeluarga ke sana” tukas Azka memberitahu istrinya soal rencananya dan juga ayahnya waktu itu.

“Terserah kamu saja mas, aku ikut saja. Aku juga butuh liburan, hehehe” ucap Kinan tapak setuju dengan rencana suaminya.

“Oke, kalau kamu setuju. Kita besok ke Jogja, aku keatas dulu ya” ucap Azka yang langsung pamit pergi.

Sedangkan Kinan langsung mengajak kedua adik iparnya ke dapur untuk meminta asisten rumah tangga di rumah mertuanya menyiapkan makanan untuk suaminya.

“Mbak, mbak Kina. Tadi bang Azka bilang kita mau ke Jogja beneran mbak kita mau ke sana?” tanya Aruna bocah tujuh tahun itu pada kakak iparnya.

“Iya sayang, kita mau ke Jogja”

“Ketemu bang Alvar ya mbak?” sahut Bian

“Iya, kalian senang kan ketemu bang Alvar”

“Seneng banget, yey ketemu sama bang Alvar sama Mbak Dea juga” girang Aruna dan juga Bian.

Kinan hanya tersenyum dengan hal itu, dia juga ikut merasa senang dengan hal itu. melihat adik iparnya di sana sekaligus untuk liburan, ditengah kehamilannya ini memang refreshing lah yang ia butuhkan saat ini.

°°°

T.B.C

Terpopuler

Comments

Raudhatul Jannah

Raudhatul Jannah

up thor

2022-04-11

0

🌼Siti Sitek🌼

🌼Siti Sitek🌼

lanjut lagiiiiiiiiiiii

2022-04-11

0

🌼Siti Sitek🌼

🌼Siti Sitek🌼

ah runa ganggu abang aja deh lgi kngen² an nih

2022-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!