Alvar yang sudah berada didepan ruangan sang atasan, perlahan mengetuk pintu ruangan didepannya itu. dan terdengar dari dalam perintah menyuruhnya untuk masuk.
Alvar membuka pintu perlahan dan didalam ruangan itu dia bisa melihat atasannya dan juga ada seorang perempuan yang begitu dia pahami siapa itu. siapa lagi kalau bukan Dea yang duduk di sofa bersama ayahnya melihat padanya saat ini.
“Masuk Letda Alvar” perintah Fahrul sang Dandim tempat Alvar berdinas.
Alvar langsung masuk kedalam ruangan itu diikuti oleh Serda Juan, mereka berdiri tepat didepan Fahrul dan juga Dea yang duduk di sofa ruangan tersebut.
“Maaf Ndan, ada perlu apa Dandim memanggil saya” tukas Alvar menanyakan maksud atasannya memanggil dirinya saat ini.
“Saya meminta Juan memanggil kamu keruangan saya , karena saya mau minta tolong antar kan Dea ke cafe Friends”
Alvar terdiam sambil melihat kearah Dea dan juga atasannya, Dea juga melihat kearah Fahrul dan sesekali juga melihat kearah Alvar.
“Kamu bisa kan var mengantar anak saya ke Cafe tempat dimana dia kerja dulu”
“Iya bisa ndan” jawab Alvar.
“Ya sudah Dea, kamu pergi ke sana dengan Letda Alvar saja. Soalnya ajudan ayah tinggal bang Juan saja, yang lainnya sudah ayah suruh mengerjakan sesuatu. Tidak apa kan kamu dengan Letda Alvar?” pungkas Heru pada anaknya.
“Tidak apa yah, tapi aku malah takut merepotkan nya. Bagaimana kalau dia sibuk,?” lirih Dea sambil melihat kearah Alvar yang berdiri tegap memperhatikannya saat ini.
“ijin berbicara ndan, saya tidak keberatan dengan perintah barusan” tukas Alvar dengan tegas.
“Tuh Alvar tidak keberatan, ya sudah sana nak. Kamu pergi dengan Alvar, semoga apa yang kamu cari di sana bisa memulihkan ingatanmu”
“Iya yah, kalau begitu aku pergi dulu” Dea langsung berdiri dari duduknya dan memeluk sang ayah.
Alvar yang disitu mencuri dengar pembicaraan tersebut, matanya sedikit melebar saat sang komandan mengatakan itu. Apa kemungkinan Dea sudah menerima semuanya dan mencoba memulihkan ingatannya.
“mari,” ucap Alvar pada Dea yang sudah melepaskan pelukan pada sang ayah.
Dea hanya mengangguk ringan sambil berjalan melewati Alvar dan juga Juan sambil menunduk.
“Kalau begitu saya permisi Ndan, mari Juan” ucap Alvar pamit pada kedua orang didepannya.
“Iya bang” jawab Juan.
Fahrul langsung duduk kembali, sambil melihat kearah pintu dimana Alvar dan Dea yang sudah berjalan keluar. Matanya tampak mengharapkan sesuatu di sana, semoga saja apa yang dia harapkan segera terwujud.
................................................
Alvar mengambil motor dinas, dia menyalakan motor itu dan menghampiri Dea yang sudah menunggunya di depan pos penjagaan.
Dea menunggu Alvar, ia berdiri sambil memegang helm di tangannya, perempuan itu sesekali melihat arah dalam tempat parkiran motor. Dia bisa melihat Alva yang mengenakan seragam loreng serta helm berwarna hijau bertuliskan TNI-AD dibelakangnya.
“Sebenarnya kau siapa di hidupku sebelumnya, kenapa setiap melihatmu aku merasa sedih seakan akulah salah satu orang yang membuat tatapan dingin mu pada semua orang. Apakah kau masa lalu yang pernah ku lupakan sebelumnya, bahkan dirimu tak pernah melewatkan hari berdiri didepan rumahku. Sebenarnya siapa dirimu Letda Alvar” batin Dea melihat Alvar yang mengendarai motor mendekat padanya saat ini.
Dea selama ini memang selalu melihat Alvar yang tak pernah melewatkan sehari pun pria itu tak menampakkan diri didepan rumahnya.
“Ayo naik..” tukas Alvar yang mempertahankan ekspresi datarnya itu.
Dea langsung tersadar dari lamunannya saat Alvar yang sudah berdiri di atas motor yang sudah berdiri didepannya.
“Wih mau kemana Ndan, sama mba Dea lagi” goda Wahyu yang termasuk salah satu anggota Alvar yang tengah berjaga di pos.
“Mau saya hukum” ketus Alvar pada prajurit bernama Wahyu itu.
‘Tuh yu, dengerin apa kata Danton. Makanya jangan kepo,” sahut Farel rekan jaga Wahyu.
“Siap salah Ndan,” ucap Wahyu langsung bersikap tegas.
Dea yang mendengarkan itu hanya diam sambil tersenyum tipis, dia perlahan naik saat Alvar menatapnya.
“Saya pergi dulu,” ucap Alvar pada kedua rekannya yang berada di pos.
“Ya bang, hati-hati” pungkas keduanya.
Motor yang di kendarai Alvar berjalan pergi meninggalkan Kodim saat ini. Dea yang kikuk harus pegangan apa karena motor yang digunakan bukan motor biasa melainkan sedikit motor besar membuat dirinya kebingungan alhasil ia berpegang pada besi belakang motor. Karena tidak mungkin dia pegangan pada Alvar.
“hanya bersama seperti ini saja membuatku begitu bahagia, meskipun kenangan denganku tak kau ingat sama sekali. Tapi aku akan membuat kenangan baru bersama mu” suara hati Alvar berbicara, dia sesekali melihat Dea dari arah spion motornya.
...................................................
Fahrul tengah sibuk berunding dengan Juan, sesekali dia tampak tengah mengarahkan Juan saat ini. Namun perbincangan mereka berdua terpaksa berhenti karena ponsel milik Fahrul yang berada di atas meja bergetar.
“maaf sebentar Juan, saya angkat telpon saya dulu” ucap Fahrul.
“Iya Ndan” jawab pemuda itu.
Fahrul segera mengangkat panggilannya saat ini,
“Iya halo Komandan Bara?” sapa Fahrul sambil tersenyum.
“Apalah kamu Rul, komandan-komandan.” Terdengar kekehan suara diseberang sana mendengar panggilan dari Fahrul.
Itu Bara ayah dari Alvar teman selettingan Fahrul saat di Akademi Militer dulu, mereka dulu tak begitu dekat tapi karena sebuah takdir yang mengikat mereka menjadi lebih dekat seperti saat ini.
“Ada perlu apa nih Dandim Bara, tumben nelpon” tukas Fahrul sambil sesekali tersenyum kecil.
“Saya ingin bicara saja denganmu, gimana kabarmu di sana? Terutama Dea gimana kabar Dea?”
“Alhamdulilah baik, Dea juga baik. Alhamdulilah Dea ada perkembangan sekarang”
“Syukurlah kalau kalian semua baik-baik saja, tadi kamu bilang ada perkembangan bagaimana? Dia sudah bisa mengingat hal lain selain keluarganya sendiri begitu?”
“Bukan, tapi dia sudah bisa menerima semuanya. Kemarin-kemarin semenjak dia siuman kan dia belum mengerti apa-apa dan sebulan ini dia membuat hatiku sakit karena tidak bisa menerima ibunya sudah pergi. Tapi hampir seminggu ini dia bisa menerimanya” jelas Fahrul dan matanya berbinar membicarakan hal itu.
“Alhamdulilah kalau begitu, oh iya aku menelpon mu ada hal lain sebenarnya”
“Ada hal apa ya?”
“Begini, saya minta maaf banget sama kamu. tapi kamu bisa nggak ijinin Alvar ke Jakarta atau bujuk dia buat pulang. Soalnya adik-adiknya ulang tahun dan perayaan pernikahan ku dan istriku. Bundanya sedih dia nggak pulang ke rumah”
“Soal itu ya, sebenarnya Alvar ada cuti tapi nggak dia ambil bulan ini. coba nanti saya bilang sama dia”
“Terimakasih Rul, kalau boleh juga nanti Alvar suruh ajak anak kamu. kamu mengijinkan kalau Dea ke Jakarta dengan Alvar. Istri saya soalnya ingin ketemu Dea juga, dia cemas dengan Dea. kita mau ke Jogja tapi saya belum ada cuti dan anak-anak saya juga belum libur sekolah”
“Tentu boleh bar, itu hak Alvar untuk mengajaknya. Nanti saya bicara dengan Alvar”
“sekali lagi terimakasih Rul, kalau begitu sudah dulu ya”
“ ya sudah, nanti kalau Alvar mau ke Jakarta. Saya suruh dia buat mengabari kalian”
“oke, terimakasih”
“Sama-sama” jawab Fahrul dan panggilannya langsung terputus, Fahrul meletakkan kembali ponselnya di atas meja depannya itu.
“Maaf ya Juan mengganggumu” ucap Fahrul merasa tak enak.
“Tidak apa-apa Ndan, kalau boleh tahu barusan yang menelpon siapa Ndan” lirih Juan dia yang mendengarkan pembicaraan itu sedari tadi merasa sedikit aneh dan janggal karena ucapan sang atasan yang bilang kalau mengajak Dea adalah hak Alvar.
“Oh tadi, itu ayahnya Alvar. Rekan saya waktu di Akmil dulu.” jawab Fahrul.
Juan sedikit mengangguk meskipun yang membuatnya janggal tak terjawab, dia bertanya begitu siapa tahu komandannya akan menjelaskan semua tapi ternyata tidak.
Mereka berdua langsung melanjutkan diskusi mereka tadi yang sempat tertunda karena ponsel Fahrul yang berbunyi.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yayuk Didiet
Juan nih kepo ya...jangan2 dia ada hati sama Dea...padahal kayaknya Dea tuh istrinya Alvar....betul nggak ya...hihihiiii...mari kita simak bareng sama2...lanjutttt...baca...
2022-02-15
0
Happy Ending
otw menyukai karya mu thorr. smoga happy ending😁
2022-02-03
1
Tha Ardiansyah
Menyakitkan...kita berada dekat, tapi berasa jauh😔😔
2022-02-03
1