Hari Sabtu pagi Juan menjemput Saira ke rumah.
"Assalamualaikum..bu". ucap Juan.
"Waalaikumsalam. Wah nak Juan, sudah lama ya tidak bertemu, bagaimana kabarnya nak Juan"? "Alhamdulillah sehat bu". Jawab Juan sambil mencium tangan ibu Saira.
"Saira ada bu?" tanya Juan
"Ada nak Juan" jawab ibu tersenyum.
"Oh iya bu, sebelumnya saya mohon izin akan mengajak Saira keluar jalan jalan." Tanya Juan sambil menggaruk tengkuknya. Kemudian ayah datang menghampiri. " Ada nak Juan datang". Ayah menyapa. "Iya, pak". tak lupa Juan mencium tangan ayah Saira.
"Oh ini loh pak, nak Juan minta izin mau ajak Saira main keluar." Ujar ibu. "Ya silahkan, tapi ingat pulangnya jangan sampai malam!" ayah memperingati. "Baik, yah". Juan tersenyum.
Tak lama Saira datang dan sudah rapi dengan penampilan sederhananya. "Ayah, ibu Saira pergi dulu ya sama kak Juan" pamitnya. "Iya". "Ayah, ibu saya pamit bawa Saira." Ujar Juan. " Iya hati ya Saira dan nak Juan". Ucap ibu. "Iya, bu". ucap Saira dan Juan bersamaan.
Mereka langsung masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Mau kemana kita kak"? tanya Saira. "Terserah, yang penting menghabiskan waktu berdua denganmu." Jawab Juan tersenyum. "Kalau begitu mau tidak kita ke tempat wisata tapi jangan yang terlalu ramai, aku tidak suka banyak orang". Saira memberi pilihan. "Oke siap cintaku". sambil mengedipkan mata ke Saira. "Ish", Saira menyebik.
Akhirnya sampai ke tempat tujuan tempat wisata yang sejuk dingin dan tidak terlalu ramai.
"Ayo", ajak Juan menarik tangan Saira. "Kakak pernah ke tempat ini sebelumnya" tanyanya. "Belum, kakak juga baru pertama kali" jawabnya ringan. " Disitu saja kak, ada tempat kosong dan bersih". ucap Saira. "Ok". Juan menghampiri tempat tersebut.
Saira dan Juan duduk berdua meraka memperhatikan sekeliling mereka.
"Sepertinya tempatnya asyik ya kak, sejuk dan tenang". Sambil menghembuskan nafas merasakan udara yang segar. "Iya benar, ini cocok untuk kita berdua untuk melepas rindu beberapa bulan tidak bertemu". Juan memegang erat tangan Saira.
"Saira sebentar lagi kamu lulus sekolah, setelah itu kamu punya rencana kemana?" tanya Juan. "Entahlah kak, aku masih bingung. Aku belum tahu kuliah atau bekerja." Sambil menunduk kepala.
"Saira, kalau boleh kakak akan membantumu untuk bisa kuliah". ucap Juan. Saira langsung menggeleng. "Jangan kak, aku tidak mau merepotkan kakak, biarkan aku berusaha sendiri." Saira menolak. "Maaf, bukan maksud kakak menyinggung mu Saira, tapi kakak tulus ingin membantumu." Menekankan Saira. "Maaf, kak. Tapi tidak terima kasih". jawab Saira.
Aku kadang berfikir, mengapa sifat kak Juan sering berubah, kadang membuatku terenyuh bangga akan memiliki pasangan seperti kak Juan yang sangat perhatian. Tapi kadang kak Juan suka bersikap kasar dalam artian bila bicara dan yang sering aku tak mengerti dia suka egois, yang membuatku ragu akan ketulusannya.
Mereka berdua saling bercerita satu sama lain melepas kerinduan yang di tahan karena persiapan ujian kemarin, diselingi canda tawa. Disela obrolan mereka Juan menyelipkan niatan dia untuk melangkah kejenjang berikutnya. Juan ingin melamar Saira untuk bertunangan. Dan sebelumnya Juan meminta Saira datang menemui orang tuanya terlebih dahulu untuk mengenal lebih dekat tentang keluarga Juan.
Aku terkejut, seserius itu kak Juan terhadapku. Tapi tetap aku masih merasa tak yakin akan statusku yang berasal dari keluarga biasa saja. Tapi karena melihat tekad kak Juan yang gigih ingin serius denganku akhirnya aku menyetujui untuk menemui orang tuanya.
"Yang, kali ini mau ya kamu menemui keluargaku. Aku ingin kamu mengenal lebih keluargaku, karena suatu saat kita nanti menjadi keluarga". ucapnya meyakinkan Saira. "Baiklah, aku mau kak Juan." Jawab Saira. "Yes, terima kasih sayang". sambil mencium kening Saira. " kalau bukan di tempat umum kakak sudah mencium bibirmu lagi Saira". Senyumnya menyeringai. "Ish, kakak" wajah Saira memerah.
Hari sudah sore, Juan mengantarkan Saira pulang. " Ayo, kita pulang sayang, sebelum gelap" ajak Juan. "Iya kak". dengan menaiki mobil dan berjalan menuju rumah Saira.
"Sudah sampai, ayo kak masuk dulu" pintanya. " Mereka langsung memasuki rumah dan Juan duduk diruang tamu.
"Ayah, ibu kemana yang, kok sepi"? tanya Juan. "Mungkin lagi dikamar kak".
"kalau Kak Safa"? tanya Juan lagi. "Belum pulang sepertinya". jawab Saira.
"Sebentar ya kak, aku ambilkan minum dulu kebelakang". ujar Saira. " Iya". Setelah membawa minum untuk kak Juan. Saira duduk di sebelah Juan.
"Saira, besok kita ke rumah mamah ya, nanti kakak jemput besok pagi" pintanya. " Iya, kak aku ikut bagaimana kakak saja". jawab Saira. Baiklah, kakak tidak lama langsung pulang ya. Sampaikan ke ayah dan ibu kakak pamit pulang" ujar Juan. "Iya kak, nanti Saira sampaikan mungkin sekarang ayah dan ibu sedang istirahat dikamar." Ucap Saira. " Oke, sampai ketemu lagi sayang". " Bye" melambaikan tangan.
Saira menimbang nimbang. Apakah harus bertemu dengan keluarganya sekarang ini? karena yang ada dipikiran Saira jika sudah saling mengenal orang tua maka hubungannya akan semakin serius sementara Saira masih sekolah.
"Akh" Saira pusing dengan pikirannya yang harus bagaimana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments