Mengawali kegiatan perkuliahan Saira di kampusnya, mulai dari ospek selama seminggu selama itu juga Saira mulai beradaptasi dengan lingkungan kampus dan mahasiswa lainnya.
Karena Saira cenderung susah bergaul dar i kecil. Sekarang Saira harus mulai sedikit terbuka untuk berteman agar mempermudah beradaptasi dan berbaur dengan yang lainnya karena jauh dari keluarga.
Pertama kali mengikuti ospek, Saira berlari menghampiri barisan menurut nomor urut kelasnya.
"Hos..hos..hos" Saira tergesa gesa berlari.
"Hai..kamu baru datang?" tanya seorang wanita yang berbaris di sampingnya karena jadi perhatian beberapa orang di sana. " Iya, tadi telat karena mencari barisan kelas." Jawab Saira.
" Kenalkan aku Tania, dan ini Fika teman ku." Ucap wanita itu menjulurkan tangannya. " Saira." Jawab Saira tersenyum sembari menjabat tangan juga.
Selama ospek Saira ditemani beberapa teman yang sekarang menjadi teman di kelasnya yaitu Tania dan Fika.
"Ra, coba kamu bantu aku buat tugas yang di suruh kating tadi. Ko tugas kamu sudah selesai..kamu kelihatannya mudah sekali mengerjakannya sedangkan aku sama Fika susah banget." Ujar Tania kesal.
"Coba aku lihat," Saira sambil membantu mengerjakan tugas Tania dan Fika.
Flasback on
"Untuk tugas hari ini para maba silahkan mengerjakan tugas yang korlap kating siapkan di setiap kelompok besok harus sudah dikumpulkan." Ucap salah satu ketua koordinator kating.
"Kamu, Saira kan," tanya laki laki yang sepertinya kating di kampusnya yang melihat Saira duduk dipojokan sendiri.
"Iya kak." Jawab Saira tersenyum. "Boleh saya bantu tugasnya sepertinya kamu kesulitan."
"Tidak usah kak, biar saya saja yang mengerjakan. Tidak enak dengan yang lain." Saira menolak dengan halus.
Tapi laki laki itu tak menggubris ucapan Saira dan langsung mengambil alih tugas yang tadi sudah di putar putar Saira karena bingung mengerjakannya.
Saira hanya diam memperhatikan laki laki tersebut dan langsung teringat ucapan Juan.
"Sudah kak, selebihnya biar saya saja yang menyelesaikannya. Terima kasih atas bantuannya." ujar Saira tersenyum segan.
"Baiklah, kalau ada yang susah kamu jangan sungkan bertanya langsung sama saya." ucapnya.
"Oh iya perkenalkan nama saya Valen, saya jurusan Ekonomi juga." laki laki tersebut mengenalkan dirinya.
"Saya Saira kak, maba jurusan ekonomi." kalau begitu saya permisi mau ikut bergabung dengan yang lain kak." Ucap Saira sambil mengangguk dan meninggalkan valen sendiri.
"Cantik, dan sepertinya gadis itu berbeda dengan yang lainnya terlihat natural dan baik." Gumam Valen sambil tersenyum.
"Ngapain sih Val, kamu ngurusin maba yang itu, dia kan gadis yang culun biasa saja." Tanya teman Valen yang tidak suka melihat perhatian Valen yang berlebihan terhadap Saira.
"Tidak kok, aku cuma bertanya saja siapa tahu dia kesulitan mengerjakan tugasnya." Jawabnya malas.
"Masa kamu nanyanya sama dia saja, kan yang terlihat sulit banyak." Tanyanya lagi.
"Memang apa urusanmu Sel, ngatur ngatur aku harus perhatian ke siapa saja. Jangan ikut campur urusanku ya" ketus Valen.
"Tapi kan dia masih maba yang harus sama dengan yang lain tugasnya. Ujar Seila tapi tidak dihiraukan Valen karena langsung berlalu tanpa menjawab lagi.
Flash back off
Sepulangnya dari kampus, Saira langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah membersihkan diri.
"Ah, lelahnya hari ini." Di saat matanya akan terpejam terdengar suara telepon berbunyi.
Dert..dert..
Juan : Assaalamualaikum..
Saira : Walaikumsalam..
Juan : Bagaimana kegiatan hari ini, beres?
Saira : Alhamdulillah selesai, tapi hari ini sangat melelahkan kak.
Juan : Sabar ya sayang belajar itu butuh perjuangan.
Merekapun berbincang saling bertukar kabar lewat telepon dan telepon dimatikan Siara langsung tertidur karena kelelahan.
Hari terakhir ospek Saira dan teman teman tinggal menyelesaikan tugas tugas yang ringan dari ketua pelaksana dan pemaparan pemaparan dari ketua prodi dari masing masing jurusan.
"Don, kamu catat nomor para maba yang mengikuti ospek di tiap kelompoknya supaya mempermudah kita men-share kegiatan kegiatan di kampus kita. Perintah Valen ke doni yang merupakan ketua pelaksana ospek.
Dengan cara itu Valen bisa mendapatkan nomor telepon Saira.
"Akhirnya selesai juga ospek kita hari ini, dan kita sekarang sudah menjadi mahasiswa sesungguhnya" Ujar Fika lega.
" Perjuangan masih panjang Fik ini baru permulaan. " Welcome the club". Jawab Saira.
Hari senin mulai aktifitas kuliah dimulai. Dan jadwal mata kuliah Saira mulai padat sehingga mengurangi intensitas komunikasi Juan dan Saira. Dan di sini ego masing masing mulai terlihat.
Saira berangkat ke kampus pagi karena jadwal mata kuliah pagi. Setelah selesai kuliah siangnya mereka bertiga Saira, Fika dan Tania pergi ke kantin untuk makan siang.
"Saira, maaf aku mau tanya apa kamu sudah memiliki pacar?" tanya Tania penasaran. "Saira, tidak menjawab hanya senyuman yang di berikan." Ish, kamu Ra aku tanya malah senyum senyum aja. "Aku lihat cincin yang di pakai seperti cincin tunangan atau pernikahan, atau jangan jangan kamu sudah menikah lagi." Tanya Fika ikut penasaran. "Ya belum lah, aku belum menikah tenang saja. Jawabnya ringan.
Tiba tiba ponselnya berbunyi. Terdapat pesan masuk.
?? : Hai, Saira..sudah tidak ada kelas lagi."
Saira : Maaf ini siapa ya"?
?? : kamu terlihat cantik pakai baju hijau itu.
Saira langsung menutup handphone nya dan tidak membalasnya lagi.
"Siapa Ra?" Tanya Tania. "Tidak tahu, pesan ga jelas." Jawab Saira mengacuhkan.
"Ra, kamu mau pesean apa jadinya?" Tanya Fika yang ditanya sibuk dengan ponselnya.
"Oh iya aku pesan mie ayam saja Fik," Jawab Saira. "Kamu ya setiap makan pasti yang di pesan mie ayam, ga bosan kamu Ra?" Ucap Fika aneh.
"Tidak tuh, aku memang seneng." Jawab Saira tersenyum lebar.
Setelah pesanan datang mereka langsung makan sambil membicarakan tugas tugas yang harus segera dikumpulkan.
"Tan, Fik kalian week end ini pulang tidak?" Tanya Saira. "Aku sepertinya pulang Ra, jawab Tania. Aku juga Ra, sudah sebulan aku tidak pulang, mau perbaikan gizi dulu di rumah hehe.." Jawab Fika tertawa.
"Kamu Ra, pulang tidak?" Tanya Tania. "Tidak Tan, ibu dan ayahku akan ke sini menengok ku sambil melihat tempat kosan aku.
"Loh, memangnya ayah dan ibumu belum tahu tempat kosan kamu?" Tanya Fika. "Sudah sih lewat photo yang aku kirim." Saira tersenyum.
"Hah..!" Tania dan Fika kaget.
"Lalu, siapa yang mengantarmu sampai kesini. Jangan bilang kamu di usir sama orang tua mu jadi datang sendiri." Tanya Fika penasaran. "Ya tidak lah Fika, aku ke sini dengan seizin orang tuaku terus kalau orang tua yang mengusirku siapa yang bayar kuliah aku Fik." Saira tergelak.
"Terus siapa yang mengantarmu kesini?" Tanya nya lagi. " Ada deh mau tahu saja atau mau tahu banget." Saira menggoda.
"Ish..Saira setiap aku tanya kamu selalu balik tanya." Wajah Fika kesal.
"Nanti juga kalian tahu sendiri deh." Ucap Saira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments