Sementara di tempat Juan berada. Selama Saira jauh di kota Bandung Juan sering menghabiskan waktu dengan teman temannya di masa kuliahnya.
Juan sering bepergian dengan teman temannya sampai menginap berhari hari liburan.
Sedangkan Saira masih sibuk dengan aktifitas kuliahnya yang padat.
"Ra, kita jalan yuk. mumpung selesai ujian!" ajak Tania dan Fika. "Aku lagi malas kemana mana Tan." Jawab Saira malas. "Ayolah, Ra ini kan masih sore, kamu setiap diajak pasti menolak saja. Kamu tidak bosan di kosan terus?" Tanya Fika merayu. "Sekali kali dong Ra, kamu relax otaknya jangan pelajaran mulu, yuk!" ajaknya Tania sambil menarik tangan Saira.
Saira pun menuruti kedua temannya itu untuk jalan jalan.
"Sebentar aku ganti pakaian dulu." Ujar Saira sambil bersiap siap pergi.
"Nah, gitu dong." Ucap Tania senang.
"Ayo!" Ajak Saira.
Dan mereka bertiga pergi ke mall yang cukup terkenal di kota itu. Banyak tempat nongkrong anak muda di sekitar tempat tersebut.
"Fik, Ra kita makan dulu yuk, di kafe itu." Ajak Tania.
Selagi mereka sedang menikmati makanan. Ada seorang pria yang memperhatikannya dari jauh, Valen kating yang sudah lama memendam perasaannya ke Saira .
"Gadis itu seperti Saira, ah mana mungkin Saira kan jarang kelihatan nongkrong di tempat seperti ini." Gumam Valen.
Valen pun mencoba menghampiri Saira dan teman temannya.
"Bro, aku cabut dulu ya ada perlu." Ujar Valen pamit sambil pergi meninggalkan teman temannya.
"Hey, Val kok pergi sih baru juga jam segini sudah main cabut saja itu orang." kesal teman Valen.
"Saira." Panggil Valen
" Emm, Kak..? Saira mengingat ingat.
"Valen kating kamu di kampus, masa kamu lupa." Langsung di jawab Valen.
"Ah iya kak Valen." Saira tersenyum mengingatnya.
"Boleh aku duduk di sini." Valen menunjuk kursi sebelah yang kosong.
Saira langsung melirik Tania dan Fika. "Boleh ko boleh kak. Jawab Fika sumringah karena kedatangan kating yang gantengnya paripurna.
"Kenalkan aku Valen." menjulurkan tangan ke Tania dan Fika.
"Tania, Fika.." langsung berjabat tangan.
Di saat mereka makan Valen terus menatap Saira. Tania dan Fika memperhatikan Valen yang terus menatap ketertarikan ke Saira.
"Ra, besok kamu ada kegiatan tidak?" Tanya Valen. "Em, sepertinya tidak ada, memangnya kenapa kak? Tanya balik Saira.
"Aku boleh main ke tempatmu?"
Saira terdiam bingung harus menjawab apa.
Di saat Saira bingung menjawab, ada sesosok laki laki dari belakang menghampiri sambil menenteng bingkisan makanan.
"Saira..!
Saira menoleh kebelakang dan betapa terkejutnya melihat siapa yang memanggil.
Sebelumnya Juan pulang dari kantor terus kepikiran Saira karena sudah lama tidak bertemu dan mengunjunginya. Juan berinisiatif untuk memberikan kejutan kepada Saira. Pulang kerja cepat cepat Juan menancapkan gas mobilnya pergi ke kota Bandung ketika sampai kota Bandung Juan mampir ke salah satu mall terdekat kosan Saira untuk membeli makanan kesukaan Saira.
Tapi setelah keluar dari toko kue tak jauh Juan melihat wanita yang mirip sekali dengan Saira. Juan pun mendekati wanita yang mirip dengan Saira dan wajah Juan memerah di saat wanita itu sedang berhadapan dengan laki laki yang menatapnya penuh dengan ketertarikan. Hati Juan panas dan langsung memanggil Saira.
"Kak Juan." Ucap Saira kaget.
"Sedang apa kamu di sini, kakak pikir kamu di kosan." Tanya Juan ketus.
"A..aku, sedang jalan jalan kak sekalian makan dengan teman temanku." Jawab Saira. "Oh iya kenalkan ini teman teman kampus aku kak." Saira memperkenalkan teman temannya.
"Tania", "Fika". Ucap Tania dan Fika.
Dan saat Valen memperkenalkan diri sorot mata Juan begitu tajam.
"Valen". Jawab singkat.
"Yang, kamu minggu ini tidak pulang ke rumah, kamu kan sudah lama tidak pulang." Ujar Juan dengan dingin menekankan bahwa Saira miliknya.
Mata mereka bertiga saling pandang penuh dengan pertanyaan.
"Ra, sepertinya aku pulang duluan ya." Ucap Tania. "Aku juga Ra." Fika mengikuti Tania yang hendak pergi. "Permisi kak Juan dan kak Valen" Ucap Tania.
Sedangkan Valen masih terpaku melihat Juan terus memegang tangan Saira.
"Saira, aku pulang ya. Sampai ketemu lagi." Ucap Valen tersenyum ke Saira. "Permisi." dengan wajah dingin ke Juan.
"Kak Juan kesini kok tidak mengabari ku dulu." Tanya Saira. "Kalau kakak kasih tau mungkin kita tidak bertemu disini kan." Jawab Juan dengan ketusnya.
"Tidak kak, aku memang jarang keluar kalau tidak penting sekali tapi aku juga butuh refresh otaknya supaya tidak jenuh setelah ujian." Keluhnya. "Tapi apa jalan dengan laki laki lain." Tanya Juan lagi. "Hmm..kak itu kan kakak tingkat aku di kampus aku tidak sengaja bertemu dia di sini. Sebelumnya aku, Fika dan Tania saja." Saira mencoba menjelaskan ke Juan.
"Ayo kita pulang ke kosan aku kak," ajak Saira. "Iya, ayo" Juan beranjak dari meja tempat makan tersebut dan berjalan menuju parkiran.
"Yang, kamu pulang ya nanti sampai kosan kamu siap siap untuk pergi lagi." Rayu Juan.
"Kak ini sudah jam berapa nanti sampai rumah aku capek." keluh Saira.
"Kamu kan tinggal duduk manis di mobil, tidak capek kan. "Iya kak, nanti aku siap siap dulu. Saira yang pasrah jika Juan sudah meminta.
Saat diperjalanan pulang Juan melihat jam tangannya sudah malam dan Juan mengajak Saira ke apartemennya.
"Yang, sudah malam kamu ikut kakak saja ya ke apartemen besok pagi kakak antar kamu ke rumah mu." Tanya Juan. "Tadi juga aku sudah bilang sudah malam." Saira menatap kesal Juan. "Iya maaf, tadi kakak pikir tidak akan semacet ini di jalan." Elak Juan.
Padahal Juan saat akan menghampiri Saira mendengar pembicaraan Saira dengan laki laki itu akan mengunjungi Saira di kosan.
"Ya sudah besok pagi ya kak jangan siang siang kakak bangunnya kalau libur pasti suka siang." Ujar Saira.
"Siap cintaku." Juan tersenyum menang.
Sesampainya di apartemen Juan dan Saira merebahkan badannya di sofa setelah perjalanan melelahkan terkena macet.
"Yang, kamu tidur kamar aku saja ya, biar kakak yang tidur di sofa." Ujar Juan. "Ah tidak usah kak biar aku yang di sofa saja." Saira tidak enak. "Apa mau di temani kakak tidurnya." Juan sambil mengerlingkan matanya menggoda.
" Oke..oke aku di kamar saja, kakak jangan macam macam ya." Jawab Saira takut dan malu. Juan hanya tersenyum melihat Saira ketakutan.
Sebelum tidur Juan masuk ke kamar melihat Saira masih belum tidur.
"Yang, belum tidur?" Tanya Juan melihat Saira bolak balik di kasur. "Belum, aku masih belum terbiasa tidur dengan laki laki. Ucap Saira. " Nanti harus dibiasakan yang, kan sebentar lagi kakak akan ada di sampingmu menemani tidur."Ujar Juan terus menggoda. "Ish, kakak sana..sana keluar aku mau tidur. Saira semakin ketakutan Juan akan berbuat yang lebih.
"Iya, kakak keluar. Tidur yang nyenyak ya sayang." Juan mencium kening Saira dan keluar dari kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments