Saira yang khawatir akan sahabatnya itu karena ketahuan selingkuh. "Sayang, jangan kepikiran terus. Serahkan semuanya pada mereka biarkan mereka yang memutuskannya kita hanya bisa memberi saran dan menemani jika dia membutuhkan teman bicara" ujar Juan.
Juan tahu kekasihnya itu tipikal orang yang suka kepikiran.
"Iya, kak terima kasih. Yang penting aku ada di saat sahabatku sedang membutuhkan seseorang meluapkan perasaannya."Ucap Saira.
Juan tersenyum melihat sikap kekasihnya yang memiliki sifat yang baik dan mencium tangan Saira sambil tangan sebelahnya menyetir.
"Kak, hati hati, kakak kan sedang menyetir nanti tidak fokus lagi. " Saira mengingatkan. "Tanang saja sayang, jangan khawatir".
Tiba tiba Juan menepikan mobilnya kepinggir jalan yang kebetulan jalanan sepi. "Kak, kenapa mobilnya berhenti." Saira heran. Juan melepaskan seltbeltnya kemudian langsung menempelkan bibirnya ke bibir Saira. karena terkejut Saira mendorong Juan. "Tadi kan di jalan kalau kakak mencium tangan kamu takut celaka, sekarang kita sedang berhenti berati kakak sudah bisa menciummu biar leluasa", bibirnya menyeringai.
"Ish, kak Juan jangan aneh aneh deh ini kan di jalan bagaimana kalau ada yang lihat," jawab Saira malu. Juan tak menggubrisnya dan langsung menempelkan lagi bibirnya ke bibir Saira dan menekan tengkuk Saira dan Saira pun membalas ciumannya. Takut kebablasan Saira menyudahi ciumannya.
"Kak, sudah cukup," wajah Saira memerah. Juan melepas ciumannya sambil mengusap bibir ranum Saira. "Maafkan kakak, Saira. " Ujar Juan.
Mobil dilanjutkan kembali hingga sampai ke depan rumah Saira. "Kak, masuk dulu ke dalam?" tawar Saira. "Tidak, kakak langsung pulang ya, supaya kamu cepat istirahat. Pasti kamu seharian sudah kelelahan," ucapnya. "Baiklah, terima kasih kak," ucap Saira. "Sama sama, sayang." Juan tersenyum dan langsung menyalakan mesin mobil melaju pergi.
Saira masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum.." Ucap Saira
"Waalaikumsalam.., sudah pulang nak"? tanya ibu Saira.
"Iya bu, maaf Saira pulang terlambat tadi Saira main di rumah Keyla, oh iya ibu ada salam dari tante Mirna. " Ujar Saira.
Wa'alaikumsalam..jawab ibu Saira. "Bu, Saira ke kamar dulu ya mau sekalian mandi" sambil berjalan ke kamar.
Di kamar Saira menyiapkan buku pelajaran yang akan di bawa besok ke sekolah setelah itu Saira beristirahat setelah menunaikan solat isya.
Ke esokan harinya. Saira bangun pagi sekali karena sebelum berangkat sekolah tak lupa Saira membantu ibunya memasak dan membersihkan rumah.
"Bu, semua sudah beres, Saira pamit berangkat sekolah ya". sambil mencium tangan ibu Saira. Tak lupa Saira suka membawa bekal makanan ke sekolah untuk mengirit uang jajan.
Saira kadang suka memilih berjalan kaki jika uang jajannya pas pasan, ia lalui dengan kesabaran.
Bel sekolah berbunyi waktunya pelajaran dimulai. "Anak anak tiga bulan lagi kalian akan menghadapi ujian nasional ibu harap kalian harus lebih giat dan serius lg dalam belajarnya. Dan mulai minggu depan sudah mulai ada jam tambahan setelah jam sekolah." Ujar ibu guru.
"Key, sepertinya kita mulai sibuk belajar nih, sudah tidak bisa santai santai lagi", hufft Saira menghela nafas. "Iya ra, aku harus fokus belajar supaya bisa ikut SMPTN", jawab Keyla.
"Semangat", mudah mudahan kita lulus dan mencapai keinginan yang kita tuju." Mereka melanjutkan pelajaran berikutnya.
Karena kesibukan masing masing terutama Saira sedang mengikut pelajaran tambahan yang waktunya pun tersita untuk belajar, intensitas pertemuan dengan Juan ikut berkurang, kadang membuat mereka sering berselisih paham.
"Kak, maaf akhir akhir ini sepertinya aku harus fokus untuk belajar karena beberapa bulan lagi aku akan ujian." ucap Saira. "Tidak apa apa sayang, kamu fokus saja dengan belajarmu, kakak suport kamu dari jauh biar tidak mengganggumu". ujar Juan. "Tapi kakak jangan macam macam ya, selagi aku jarang menemui kakak" tanyanya cemas. "Haha..Saira Saira..kenapa kamu berpikir seperti itu, tenang saja sayang kakak akan terus ada untukmu". Juan tergelak mendengar ucapan Saira karena harus bersabar berpacaran dengan anak usia SMA.
Waktu bergulir begitu cepat hingga waktu ujian nasional tiba.
Pagi pagi sekali Saira sudah menyiapkan perlengkapan sekolahnya tetapi hari ini Saira tidak ikut membantu ibunya menyiapkan sarapan karena ibunya sudah memberitahu selama ujian tidak usah membantu ibunya di rumah.
"Ibu, aku berangkat ujian dulu ya, doa kan Saira supaya lancar ujiannya," sambil menyalami tangan ibunya. "Tentu nak, tidak kau pinta pun ibu pasti mendoakan yang terbaik untuk anak anak ibu, semoga lancar dan dimudahkan ujiannya nak. "Ibu mengusap bahu Saira. "Aamiin".
Ujian pertama dimulai, Saira tampak tenang karena materi yang diujikan hari ini masih dikuasi oleh Saira, begitu dengan hari berikutnya sampai hari terakhir ujian mata pelajaran yang menurut Saira sangat sulit karena kurang memahami. Beruntung sebelum ujian, Kak Juan selalu membantu untuk membelikan buku buku persiapan ujian. Sangat perhatian sekali walau tidak ingin bertemu tapi dia selalu mensuport.
"Alhamdulillah, selesai juga ujiannya" benafas lega. "Ra, bagaimana tadi bisa tidak", tanya Keyla. "Ya begitu deh, aku yakin tidak yakin dengan ujian yang terakhir soalnya susah sekali tadi tapi insya Allah mudah mudah an hasilnya bagus", sambil mengacungkan jempol.
"Kita jalan yuk, " ucap Keyla. Saira terdiam sejenak. "Tenang aku yang traktir hitung hitung kita merayakan selesai ujian", sambil merangkul Saira. "Aku jadi tidak enak Key, kamu selalu mentraktir aku terus". Ujar Saira. "Ish kamu ra, seperti ke siapa saja, kita kan sahabat." Saira lantas tersenyum.
"Eh, ra kamu setelah lulus mau kemana"? tanya Keyla. "Entahlah, Key. Aku juga belum tahu, Kamu kan tahu ibu dan ayahku keadaan ekonominya sedang sulit. Kalau aku inginnya melanjutkan kuliah supaya bisa bekerja dan mendapatkan pekerjaan yang bisa merubah kehidupanku." Ucap Saira.
"Kamu enak tinggal pilih Universitas mana yang kamu mau," ucap Saira. "Kamu juga bisa ra, coba coba saja ikutan SMPTN ambil yang negeri supaya biayanya ringan.
Saira berpikir sejenak, mungkin nanti bisa dibicarakan ke ayah dan ibunya di rumah.
Selesai jalan jalan dan makan, mereka pulang kerumah masing masing.
"Assalamualaikum, bu aku pulang".
"Waalaikumsalam, sudah pulang nak, kok sore pulangnya" tanya ibu. "Tadi habis jalan jalan dulu dengan Keyla bu hitung hitung melepas penat bu setelah ujian" jawabnya sambil tersenyum. "Ya sudah, sana mandi dan jangan lupa makan ya" ujar ibu.
Malam setelah semuanya rapi, bunyi telepn terdengar.
Dert..dert..
"Kak, Juan" melihat nama yang keluar di telepon.
Juan : " Assalamualaikum.
Saira : Wa'alaikumsalam.
Juan : "Halo sayang, bagaimana kabarnya sudah bebas sekarang"
Saira : "Alhamdulillah sehat kak,
akhirnya selesai juga ujiannya".
Juan : "Bisa dong kakak ketemu lagi sama kamu" Juan menggoda.
Saira: Kenapa ada yang kangen ya.
Juan : "Ternyata benar kata Dylan, Rindu itu berat".
Saira : haha Saira tergelak mendengar gombalan Juan.
Juan : "Ya sudah nanti lusa libur kakak mau culik kamu, yang. Kakak mau ajak kamu seharian".
Saira : "Oke,
Juan : Istirahat ya sayang. Miss u. Assalamualaikum
Saira : Waalaikumsalam..Miss u too
telepon ditutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments