Keyla terus menyelidiki gosip yang beredar tentang kekasihnya Rendy. Berkat informasi dari teman temannya Rendy, Keyla mendapatkan nomor telepon wanita yang akhir akhir ini sedang kekasihnya, dan keyla langsung menghubunginya untuk bertemu.
"Key, kamu yakin mau menemui wanita itu" tanya Saira. "Iya ra, aku harus menemuinya supaya masalahnya jelas. Aku tidak mau terus menerus menjadi beban pikiranku". tekadnya.
"Aku mendukungmu Key, tapi aku takut kamu nanti terbawa emosi malah jadi kacau masalahnya," sambil menatap Keyla.
"Tenang ra, aku akan bicara baik baik antara sesama wanita, bila perlu kamu juga ikut ra, biar bisa menemaniku dan jadi saksi." Bujuk Keyla
"Baiklah, demi kamu aku selalu menemani mu Key," aku juga takut kamu kenapa kenapa di sana." Sambil tersenyum.
Besoknya setelah jam pulang sekolah, sesuai kesepakatan Keyla dan wanita itu. Keyla dan Saira mendatangi tempat dimana mereka janjian.
"Key, siap."Saira meyakini Keyla. "Siap".
Wanita itu sudah menunggu dan duduk di restoran yang sudah dijanjikan tersebut.
"Siang, mbak kenalkan nama ku Keyla dan ini temanku Saira," sambil mengulurkan tangan. "Siang, aku Desi." Ucap wanita tersebut.
"Ada apa ya kalian ingin bertemu dengan ku" tanyanya penasaran. "Sebenarnya yang ingin bertemu denganmu adalah aku," ucap Kayla. "Memangnya ada apa," balas Desi. "Sebelumnya aku ingin bertanya, apakah kamu mengenal laki laki yang bernama Rendy..?" selidik Kayla. Desi mengerut dahinya. "Maksudmu Rendy Sebastian", jawabnya ringan. "Iya", ujar Keyla. "Oh, dia kekasihku. Dia selalu mengejar ku sampai sampai dia selalu menjemput ku ke sekolah karena ingin menemui ku." Jawab Desi santai.
Deg..
Bagai disambar petir di siang bolong, Keyla menahan amarahnya berusaha tetap tenang. Seseorang yang dia lihat selalu memujanya dan selalu memenuhi permintaanya apapun yang terjadi tapi dengan sekejap mendengar ucapan wanita tadi langsung runtuh hatinya.
Keyla terdiam tidak ingin melanjutkan pertanyaannya.
Kemudian dia segera pamit sambil menarik tangan Saira.
" Dan kamu sendiri siapa, bertanya tentang Rendy kepadaku". tanya Desi. "Aku teman nya kak Rendy hanya ingin mengenal anda saja". Jawab Keyla bohong.
"Ok, Terima kasih atas waktunya, mbak. Maaf saya terburu buru karena ada satu hal yang akan saya lakukan." Ucapnya terburu buru
Desi, memandang bingung sambil berucap, "Hey..Keyla tunggu dulu, untuk apa kamu bertanya tentang hubungan aku dengan Rendy." Desi sedikit berteriak hingga pengunjung yang lain memperhatikannya.
Di jalan, Keyla menangis sambil menahan gemuruh di dadanya. Saira dengan setia menenangkan Keyla.
"Key, menangislah jika itu membuatmu lega. Sekarang kamu tinggal tanyakan langsung ke Rendy apa maksudnya," sambil mengusap bahu Keyla.
Saira mengantar Keyla pulang karena khawatir dengan kondisi Keyla. Hari sudah sore, Keyla sudah sedikit tenang dan Saira bersiap akan pulang takut ibunya mencarinya.
Tiba tiba suara telepon berbunyi.
Dert..dert..
Juan : " Yang, kamu dimana?
Saira : "Aku masih di rumah Keyla kak, baru aku mau pulang menunggu Keyla tenang dulu tadi."
Juan : "Ok, kakak jemput sekarang ya!"
Saira : " Iya, kak.
Sebelumnya Saira sudah bilang ke Juan Keyla ada masalah dengan Rendy tapi belum cerita jika Saira ikut menemani Keyla menemui wanita yang sedang dekat dengan Rendy.
Juan sudah sampai depan rumah Keyla. Dan Saira pun pamit kepada ibu Keyla yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri karena sudah lama bersahabat dengan anaknya dan ibu Keyla.
"Tante, Saira pamit pulang ya, sudah sore", ujar Saira. "Iya Saira, hati hati dijalan, salam sama ibumu ya" ucap ibu keyla. "Baik, tante nanti Saira sampaikan. Assalamualaikum" , pamit Saira.
Saira langsung menghampiri Juan yang sudah menunggu di depan rumah Keyla. "Ayo, kak sudah sore aku takut ibu menungguku di rumah," ujar Saira. "Baik, sayang". Diperjalanan Saira terlihat banyak melamun. Juan sambil menyetir melihat ke samping terlihat Saira hanya diam saja. "Yang, ada apa kenapa kamu jadi diam saja dari tadi?" tanyanya. "Ah, tidak apa apa kak, hanya kepikiran Keyla saja, kasian dia". "Bagaimana Keyla" tanya Juan.
Saira pun menceritakan apa yang terjadi tadi siang itu. Juan tidak merasa kaget mendengar cerita Saira karena Juan sering melihat langsung Rendy sering gonta ganti wanita, tapi Juan tidak mau ikut campur urusan kekasih sahabatnya itu. karena Keyla sebelumnya suka membangga-banggakan Rendy.
Juan yang masih sibuk dengan kuliahnmnya karena sebentar lagi akan menghadapi sidang menyempatkan untuk menjemput Saira.
"Kak, kakak kan sedang sibuk sibuknya sebentar lagi kakak akan ujian. Jadi tidak usah repot repot untuk mengantar ku" ujar Saira.
"Kakak tidak repot kok yang, hanya mengantar saja, kebetulan kakak sedang pulang. Supaya kakak bisa bertemu denganmu walau sebentar" imbuh Juan.
" Mungkin minggu depan kakak akan sibuk menyiapkan sidang skripsi dan kakak tidak akan pulang. Apa kamu akan marah?" tanya Juan.
"Untuk apa aku marah, kak. Itu proses akhir yang harus kakak selesaikan untuk masa depan kakak. Aku hanya bisa mendoakan kakak di lancarkan dan mendapatkan hasil yang memuasakan" ujar Saira.
"Terima kasih sayang" Juan memeluk Saira erat.
Setelah mengantarkan Saira pulang besok paginya Juan berangkat kembali ke Jakarta.
Satu minggu sudah Juan tidak pulang hanya memberikan kabar pada Saira. minggu berikutnya Juan benar benar sibuk dengan persiapan sidang skiripsinya sehingga komunikasi pun terputus.
Saira yang mengharapkan kabar dari Juan tak kunjung ada dan merasa sedih tapi Saira menggingat kembali Juan sedang sibuk tidak bisa diganggu.
Saira pulang sekolah sendiri karena Keyla sudah dijemput oleh Rendy.
Saat Saira sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah. Tiba tiba ada suara mobil mengklakson. Saira pikir dia menghalangi jalan dan Saira pun bergeser ke pimggir agar mobil tersebut bisa melewatinya.
Tapi mobil itu masih mengklaksonnya membuat Saira menoleh ke belakang dan memperhatikan orang yang ada di dalamnya.
"Jalannya masih luas, kenapa tidak dilewati saja" seru Saira kesal.
Tapi mobil itu malah berhenti dan orang yang ada di dalam mobil keluar. Saira tadinya akan memarahi orang itu tapi setelah melihat yang keluar Saira langsung kaget.
"Kak Juan" panggil Saira. Juan hanya tersenyum dan menghampirinya.
"Apa mau marah" goda Juan. "Kakak itu ngeselin ya, aku pikir tadi orang yang serakah ingin jalannya luas" seru Saira.
"Iya kakak serakah ingin kamu masuk ke mobil tapi kamunya tidak ngeh saja. "Ya mana aku tahu kalau itu kakak" keluhnya.
Saira dan Juan akhirnya pulang bersama. Juan memberitahukan pada Saira bahwa Juan sudah lulus sidang skripsi tinggal menunggu jadwal wisuda.
"Alhamdulillah, aku senang kak mendengarnya. Apalagi kakak akan selalu di sini terus kalau kakak sudah lulus" ucap Saira.
"Iya sayang" Juan mengajak Saira jalan jalan mengganti waktu yang lama tidak bertemu dengan Saira.
Waktu Wisuda telah tiba, Saira tidak bisa menemani Juan wisuda karena saat itu Saira sedang sakit yang tidak memungkinkan untuk ikut hadir ke tempat wisuda Juan di Jakarta.
Besoknya Juan menemui Saira yang sedang sakit di rumah.
"Bagaimana yang keadaanmu?" tanya Juan. "Aku sudah mendingan kak" jawab Saira.
"Kak, maafkan aku kemarin aku tidak bisa menemani kakak wisuda" ucap Saira.
"Tidak usah dipikirkan yang, yang penting sekarang kesehatanmu. Kakak khawatir sama kamu" ujar Juan.
Setelah melihat Saira sudah baikan, Juan merasa lega. Dan Juan berpamitan pulang.
Juan kembali ke kotanya dan mencoba peruntungan melamar pekerjaan di perusahan perusahan di kota ini.
Juan berharap mendapat pekerjaan di sini agar tidak jauh dari Saira.
Beberapa lamaran sudah Juan kirimkan baik melalui email mau pun langsung ke perusahan yang di tuju.
Juan menunggu panggilan selama 1 bulan lebih tapi belum ada saja panggilan. Hingga akhirnya Juan mendapatkan telepon panggilan dari salah satu perusahaan yang Juan lamar.
Karena jurusan yang diambil Juan dan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan cocok maka Juan sudah bisa bekerja minggu depannya dengan masa percobaan beberapa bulan.
Sampai Juan diangkat sebagai pegawai tetap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ufuk_Barat09
Aku mampir ya kak,🥰
2023-03-28
1