“Jadi, bisakah salah satu diantara kalian bertiga menceritakannya kepada kami dari mana kalian tau bahwa aku memiliki tiga elemen dan ibu kalian memiliki empat elemen. Dari mana kalian mengetahui hal ini? Siapa yang memberitahu kalian?” tanya Albert.
‘Maafkan aku Kakak. Aku salah bicara sepertinya.’ Ucap Jasper pelan melalui telepati. Jasper hanya memanggil Matthew kakak jika memang dia tengah berbicara sangat serius atau ketika dia membuat kesalahan.
Ini adalah kemampuan lain yang dimiliki oleh Matthew setelah terlahir kembali di dunia ini. Bertelepati dengan kedua saudara kembarnya. Mungkin karena sejak dalam kandungan Matthew sudah “sadar” membuatnya bisa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang yang satu rahim dengannya.
‘Semua sudah terlanjur Jas. Biarkan aku yang berbicara untuk kali ini. Sepertinya aku harus jujur tentang kemampuanku kepada ayah dan ibu. Tapi jangan pernah mengatakan pada siapaun tentang kelahiran kembaliku Jas, Ellie.’
Hanya kedua saudara kembarnya sajalah yang mengetahui mengenai kelahiran kembali Jasper. Ia tidak pernah mengatakan itu kepada siapa pun lagi.
‘Baiklah Kakak. Aku berjanji akan menjaga ketat rahasiamu yang satu itu. Aku janji.’ Jawab Jasper.
‘Aku juga akan berjanji tidak membocorkan rahasia itu.’ Imbuh Ellie.
‘Sekarang biarkan aku yang berbicara dengan ayah dan ibu. Aku juga ingin tahu identitas asli mereka. Mungkin ini ada kaitannya dengan organisasi yang mengincar kita.’
‘Aku juga ingin tahu kenapa organisasi itu menginginkan kita. Setidaknya kita bisa mempersiapkan rencana untuk sebuah kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa kita.’
‘Kau benar Kakak.’ Jawab Jasper dan Ellie secara bersamaan.
Satu persatu Matthew pandangi wajah ayah dan ibunya. Ia menatap lekat wajah keduanya. Matthew mengehembuskan nafas panjang sebelum ia mulai berbicara.
“Aku yang memberitahu Jasper. Dia mengetahui semua dariku Ayah, Ibu.”
Albert dan Elisa memandang tajam ke arah Matthew seolah tidak percaya dengan ucapan dari Matthew dan memintanya untuk jujur kepada mereka.
“Itu benar Ayah, Ibu. Aku yang memberitahukan Jasper tentang hal itu. Aku sudah mengetahui hal itu sejak lahir. Aku bisa melihat elemen-elemen itu. Ayah memiliki tiga elemen yang mengelilinginya dan Ibu memiliki empat elemen yang mengelilinginya.”
“Ayah memiliki elemen api, air dan gelap, sedangkan ibu memiliki elemen air, udara, cahaya dan petir. Apakah aku benar Ayah, Ibu?” tanya Matthew.
Albert dan Elisa saling berpandangan seolah tengah berkomunikasi lewat tatapan mata. Mereka seolah-olah mengetahui apa yang ada di pikiran masing-masing.
Mereka kemudian memandang ke arah Matthew dengan tatapan penuh keraguan. Apa yang Matthew ucapkan kepada Albert dan Elisa sangat sangat sulit dicerna oleh keduanya. Mereka tidak menyangka Matthew bisa melihat elemen.
Jika memang kemapuan Matthew melihat elemen itu memang benar adanya, maka bahaya yang mengancam Matthew akan semakin besar. Jika sampai anggota organisasi itu mengetahui hal ini, mereka melakukan segala cara untuk mendapatkan Matthew.
“Apa yang kau ucapkan itu benar Matthew? Apa kau benar-benar bisa melihat elemen?” tanya Elisa dengan nada yang masih kurang percaya.
Matthew mengela nafas. Ia sudah menduga orang tuanya akan sulit menerima hal ini.
“Tentu Ibu. Apa yang aku ucapkan memang benar adanya. Sejak aku bisa melihat elemen, aku mencoba berkomunikasi dengan para elemen. Aku mencoba berteman dengan mereka.”
“Awalnya hanya aku yang berusaha untuk berteman dengan elemen. Namun, ketika aku berhasil berteman dengan elemen pertamaku di usia tiga tahun, Japer dan Ellie akhirnya mengikuti jejakku untuk berteman dengan para elemen.”
“Tunggu dulu.” Albert tiba-tiba memotong ucapan Matthew. “Kau membangkitkan elemenmu sejak umur tiga tahun?”
Matthew mengangguk pelan. “Ya. Elemen pertamaku adalah elemen air. Sejak saat itu aku, Jasper dan Ellie selalu berlatih untuk berteman dengan elemen dan menggiring mereka agar mau berada di sekililing kami.”
“Saat ini aku sudah memiliki lima elemen, yaitu elemen api, air, udara, cahaya, dan elemen petir.” Matthew berhenti sejenak dan memandang ke arah Jasper. “Lalu Jasper, dia sedikit tertinggal dariku. Dia sekarang memiliki empat elemen, yaitu elemen api, udara, gelap, dan ruang”
“Terakhir Ellie, dia memiliki elemen air, api, cahaya dan ruang. Kami sudah memiliki cukup banyak elemen sekarang. Hanya saja kami belum mengetahui bagaimana menggunakan elemen-elemen tersebut.” Jelas Matthew.
“Ini tidak mungkin.” Ucap Elisa setelah Matthew selesai berbicara. “Tidak mungkin kalian membangkit elemen sebanyak itu tanpa menyerap elemen dari Kristal elemen.”
“Jika kalian membangkitkan elemen secara natural pun tidak mungkin sebanyak ini. Kami kira kalian hanya membangkitkan elemen kalian dan tidak sebanyak ini.” ucap Elisa dengan penuh ketidak percayaan.
“Kita bisa melihat kebenaran ucapan mereka sayang.” Ucap Albert. Setelah berucap demikian, Albert mengelus pelan pundak istrinya, lalu kemudian berdiri dan masuk ke ruang kerjanya.
Ruang makan itu kembali hening. Sepertinya orang yang berada di sana sepakat untuk tidak berbicara sebelum Albert kembali. Beberapa menit kemudian, Albert keluar dari ruang kerjanya dan membawa sebuah kotak yang terlihat cukup usang.
Kotak itu tidak terlalu besar. Jika Matthew lihat, kotak itu bisa diisi dengan satu buah bola takraw dari kehidupannya yang dulu.
Albert kembali menampati tempat duduknya. Ia mengeluarkan sebuah bola Kristal sebesar ukuran bola takraw. Lalu ia meletakkannya di tengah meja makan. Albert kemudian memandang lekat ke arah ketiga anaknya.
“Taruh kedua tanganmu di atas bola Kristal ini. Lalu pusatkan konsentrasi kalian pada elemen yang kalian miliki. Bola Kristal ini adalah bola yang digunakan untuk mengecek elemen yang dimiliki oleh seseorang. Dengan bola ini kami bisa mengetahui apakah yang diucapkan oleh Matthew itu benar atau tidak.”
‘Kau duluan Jas.’ Ucap Matthew lewat telepati.
‘Baiklah.’
Jasper mengambil nafas panjang. Ia kemudian menaruh kedua tangannya di atas bola Kristal seperti instruksi Albert. Jasper menutup matanya dan berkonsentrasi untuk menggerakkan elemen-elemen yang ada di sekitarnya.
Anak laki-laki itu sedikit gugup sekarang. Menggerakkan elemen memang hal yang mudah baginya. Namun saat ini dia harus melakukannya di depan orang tuanya. Apalagi hal ini untuk mengetahui kebenaran dari ucapan Matthew. Jasper tidak mau mengacaukan semua ini.
Bola Kristal yang semula berwarna bening itu tiba-tiba berubah. Beberapa bola cahaya berbeda warna mulai bermunculan di dalam bola Kristal tersebut. Biru, tosca, hitam, dan silver. Satu persatu bola cahaya itu bermunculan.
Setelah kelimanya bola cahaya itu muncul, Albert langsung berdiri dari tempat duduknya. Bahkan kursi yang ia duduki pun terjatuh karena kerasnya Albert bangun dari duduknya.
“Demi Dewa, ini tidak mungkin. Kalian masih berusia sepuluh tahun, dan kalian melakukan hal ini tanpa Kristal elemen? Ini tidak mungkin. Kami kira kalian hanya memiliki satu atau dua elemen.” Albert menatap tidak percaya ke arah bola Kristal yang masih menunjukkan lima bola cahaya itu.
Jasper yang mendengar suara Albert kemudian membuka matanya. Ia mengangkat kedua tangannya dari atas bola Kristal yang ada di meja makan itu. Seketika itu juga bola-bola cahaya yang tadi muncul menghilang.
Menghiraukan reaksi dari Albert, Matthew kemudian meminta Ellie menaruh kedua tangannya di atas bola Kristal itu. Sama seperti yang Jasper lakukan, bola-bola cahaya berbagai warna juga mulai bermunculan di sana. Biru, merah, putih, dan emas.
Setelah Ellie selesai, Matthew melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh kedua adiknya. Ia juga mmeusatkan konsentrasinya kepada elemen di sekitarnya. Tidak lama kemudian, bola cahaya berwarna merah, biru, tosca, putih, dan emas pun muncul.
“Demi Dewa. Selain kami, siapa lagi yang mengetahui hal ini?” tanya Elisa.
“Tidak ada ibu.” jawab Matthew. “Jika saja Jasper tidak membicarakan elemen kalian, aku rasa kami juga tidak akan memberitahukan hal ini kepada kalian.”
“Jangan katakan kepada siapapun tentang elemen-elemen yang kalian miliki kalian mengerti? Terutama kemampuan Matthew untuk melihat elemen. Jangan pernah mengatakan hal ini kepada siapapun.” Ucap Alber dengan cukup serius. Melihat ketiga anaknya menganguk Albert sedikit lega.
“Aku mengerti ayah. Aku tidak akan membicarakan hal itu kepada siapapun.” Jawab Jasper.
“Lalu, siapa kalian sebenarnya ayah, ibu? Siapa identitas asli kalian? Dan organisasi apa yang mengincar kami? Apakah ini ada hubungannya dengan identitas kami sebagai anak kalian?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟🤟🤟
2022-04-21
0
Jimmy Avolution
Sipppp....
2022-02-07
1
βAkuRyu
Ramaikan..!!!
2022-02-03
2