“Lalu apa yang harus kita lakukan Albert. Apa yang harus kita lakukan agar mereka tidak menyelinap keluar dari rumah nantinya.”
Suara Elisa membuyarkan lamunan Albert. “Apakah kita jujur saja kepada mereka sayang. Tentang siapa kita dan juga tentang bahaya yang tengah mengintai mereka dibalik pagar rumah kita. Setidaknya jika kita jujur kepada mereka, mereka tidak akan lagi memiliki keinginan untuk keluar dari rumah. Tidak ketika mereka tahu bahayanya.”
“Tapi Albert aku hanya ingin mereka menikmati masa kecil mereka. Aku ingin tiap hari mereka bangun dan menyapaku dengan senyuman. Tidak dengan raut wajah kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi nantinya.”
“Kau tahu Albert, Matthew pernah sekali bertanya padaku dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran, tentang apakah mereka aman hidup di desa Sogremon ini.”
“Aku tidak dari siapa dia mendengarnya, yang jelas dia mengetahui bahwa desa kita ini sangat berbahaya karena berbatasan langsung dengan hutan Morento, tempat tinggal para monster. Dia beberapa kali bertanya kapan kawanan monster yang tinggal di sana akan menyerang desa kita lagi.”
“Aku tidak mau anak-anak kita menukjukkan raut kecemasan Albert. Aku ingin mereka menjalani hari mereka tanpa beban, ancaman monster sudah cukup untuk menjadi beban meraka. Mereka masih sangat kecil Albert. Aku tidak mau menambah kecemasan mereka dengan mengatakan bahwa mereka saat ini sedang diawasi oleh organisasi gelap yang bisa kapan saja menculik mereka.”
Albert mengela nafas pelan. “Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan Elisa. Ini adalah satu-satunya jalan. Setidaknya dengan kita jujur seperti ini mereka akan lebih giat berlatih. Mereka akan siap dengan kemungkinan yang ada. Dalam diri mereka mengalir darah seorang Dawnson, Elisa. Mereka seorang Dawnson Elisa.”
“Seorang Dawnson akan mampu mengatasi rasa kecemasan itu dan menjadikannya sebagai motivasi agar menjadi lebih kuat. Itu sudah tergaris di dalam diri seorang Dawnson.” Ucap Albert dengan tegas.
Ruangan yang ada di kedai Elisa menjadi hening ketika Albert selesai berbicara. Yang terdengar hanyalah hembusan nafas mereka yang saling bersahutan. Setelah terdiam cukup lama Elisa menghembuskan nafas panjang.
“Baiklah Albert. Sepertinya hanya itu yang bisa kita lakukan untuk saat ini.”
*****
Dengan penuh Matthew bangkit dari ranjangnya. Ia bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian berlatihnya. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh mukanya. Ia baru akan mandi nanti setelah melakukan latihan paginya. Jika dirinya sekarang mandi, maka nanti dia juga tetap masih perlu mandi setelah berkeringat ketika latihan.
Setelah melakukan rutinitasnya di kamar mandi Matthew bergegas menuju halaman samping rumah mereka. Suasana masih gelap di luar sana. Meski tidak segelap ketika malam hari namun cahaya mentari belum juga menampakkan diri.
Di keadaan remang-remang ini Matthew melihat Jasper dan Ellie tengah menyapu beberapa dedaunan yang berada di halaman. Memang sejak mereka berusia enam tahun mereka sudah tidur di kamar masing-masing. Jadi mereka tidak selalu keluar dari kamar berbarengan.
Matthew, Jasper, dan Ellie sudah membuat kesepakatan sejak mereka mulai dilatih Albert, yaitu siapa pun yang bangun terlebih dahulu akan menyapu halaman yang akan mereka pakai berlatih. Lalu sebagai gantinya, yang terlambat akan mencuci piring kotor setelah selesai sarapan. Cukup adil bagi mereka.
“Selamat pagi Jasper dan Ellie.” Sapa Matthew.
“Pagi Matthew. Kau Nampak bersemangat sekali hari ini.” jawab Jasper.
“Tentu saja Jas. Semalam aku tidak lagi merasakan sakit lagi. Dan lagi aku merasa tubuhku semakin kuat setiap harinya. Aku merasa senang latihan kita selama ini membuahkan hasil.”
Ellie yang sudah menyelesaikan tugasnya itu kini berjalan mendekati Matthew setelah menaruh sapu yang dipegangnya. “Kau benar Matthew. Aku juga merasa semakin kuat. Sekarang aku bisa makan lebih banyak daripada biasanya.”
“Makanan saja yang Kau pikirkan.”
“Matt benar El, jangan hanya memikirkan makanan saja. Cobalah memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa menggunkan elemen. Setidaknya bantu aku menyusun rencana untuk membujuk Ayah dan Ibu untuk mengjarkan kita cara menggunakan elemen lebih cepat dari janji mereka.”
“Mungkin kita bisa mencoba memulai dengan bertanya-tanya mengenai elemen kepada mereka. Setelah mereka membicarakan elemen kita bisa bertanya bagaimana seorang profesional menggunakan elemen mereka dalam pertarungan.”
“Kenapa Kau masih terburu-buru sekali Jas. Itu hanya tiga bulan lagi. Bersabarlah. Lagi pula, kita tidak akan kemana-mana setelah ini bukan? Jadi tidak ada salahnya kita menunggu tiga bulan lagi. Meski aku juga ingi menjadi lebih kuat seperti dirimu, aku masih mau bersabar.”
“Kau ingat bukan cerita Ayah mengenai sepupu jauhnya, jadi kita tidak bisa tergesa-gesa dalam berlatih. Pelan tapi pasti.” Ucap Matthew memperingatkan Jasper untuk tidak gegabah.
Seharusnya yang sangat terburu-buru untuk menjadi kuat adalah Matthew. Meski sudah sepuluh tahun lebih hidup di dunia ini, dirinya masih belum terbiasa dengan ancaman bahaya yang ada di dunia ini.
“Baiklah-baiklah. Kau yang selalu benar Matt. Aku akan menuruti semua ucapanmu itu.” Jawab Jasper.
“Ngomong-ngomong dimana Ibu? Kenapa aku tidak melihatnya. Lalu, apakah Ayah juga sudah berangkat kerja?” Tanya Matthew.
Jasper menggelengkan kepalanya. “Mana aku tahu. Ketika aku bangun rumah masih dalam keadaan sepi. Aku tidak mendengar suara apapun ketika bangun. Mungkin mereka masih tidur saat ini. Sekarang apa yang akan kita lakukan?”
Matthew terdiam sebentar untuk berpikir. Mereka tidak bisa melakukan latihan seperti biasanya tanpa pengawasan orang tuanya. Meski Matthew merasa dirinya sudah bertambah kuat, tetapi ia tidak mau mengambil resiko itu. Sebelum orang tuanya memperbolehkan mereka berlatih tanpa pengawasan, Matthew tidak akan melakukannya.
Matthew akhirnya memutuskan sesuatu. Ia akan melatih fisiknya sembari menunggu orang tuanya. Ia akan berlatih fisik seperti latihan yang ada di dunianya yang dulu. Setidaknya ini bisa sedikit membantu meningkatkan stamina mereka.
“Kita akan latihan fisik versiku untuk saat ini. Kau ikuti saja semua gerakanku. Sebelum Ayah atahu Ibu datang kita bisa berlatih ini dulu.”
Setelah berkata demikian, Matthew mengajak Jasper dan Ellie pemanasan terlebih dahulu. Setelah sepuluh menit pemanasan, Matthew masih belum juga melihat tanda-tanda keberadaan orang tua mereka. Melihat hal itu Matthew memutuskan untuk melanjutkan rencana berlatihnya.
Setelah pemanasan, Matthew mengajak Jasper dan Ellie berlari mengelilingi rumah mereka sebanyak lima puluh kali. Jika dihitung, Matthew dan kedua adiknya sudah menempuh jarak sembilan kilometer dari lima puluh kali mengelilingi rumah mereka itu.
Mereka berhenti bukan karena merasa lelah dan tidak dapat melanjutkan. Namun Matthew masih ingin melakukan latihan lain.Mereka beristirahat selama lima menit sembelum melanjutkan dengan push up sebanyak lima puluh kali, sit up selama lima puluh kali.
Matthew sendiri sangat kaget dengan pencapaiannya. Ia tidak menyangka memiliki stamina yang sebesar ini. Setelah melakukan serangkaian kegiatan itu nafasnya juga tidak seperti orang yang sudah melakukan latihan berat.
“Ellie, apakah Kau merasa lelah?” Tanya Jasper.
“Tidak. Aku tidak lelah Jas. Gerakan yang Matthew ajarkan tadi cukup menyenangkan untukku. Apakah Kau mau berlomba dengan Jas? Berlomba siapa yang lebih banyak melakukan push up.” Ajak Ellie.
“Tentu saja aku tidak takut denagn tantanganmu itu. Tadi itu cukup menyenangkan. Matthew, kenapa selama ini Kau tidak memberitahuku jika Kau memiliki gerakan semenyenangkan itu untuk latikan. Terkadang aku bosan hanya berdiri terus.” Keluh Jasper
Melihat Jasper dan Ellie yang masih sangat bersemangat membuat Matthew yakin bahwa mereka memiliki stamina yang besar. Mungkin ini adalah stamina yang dimiliki oleh orang dewasa di dunianya yang dulu.
Tapi mereka ini adalah anak kecil berusia sepuluh tahun. Mungkin jika Matthew memiliki kekuatan seperti ini ketika masih hidup di dunianya yang dulu ia akan menjadi pembicaraan orang secara online. Ia akan menjadi terkenal dengan julukan anak kuat, keturunan Samson, keturunan Herkules dan seterusnya.
“Kalian lanjutkan saja kompetisi push up itu. Aku ingin mencari keberadaaan Ayah dan Ibu. Kenapa mereka sampai saat ini masih belum juga terlihat. Kita sudah lama berlatih fisik di sini tetapi mereka belum juga datang.” Ucap Matthew yang saat ini tengah menengadahkan kepalanya melihat langit yang mulai diterangi oleh cahaya mentari.
Tidak biasanya orang tuanya terlambat seperti sekarang ini. Bahkan mereka selalu terbangun terlebih lebih awal dari Matthew, Jasper, dan Ellie. Bahkan sebelum ketiganya menyapu halaman, Albert biasanya sudah duduk di bawah pohon yang ada di samping rumah mereka.
Matthew baru saja akan membuka pintu menuju ke rumah ketika pintu itu terbuka dari dalam. Dari sana terlihat Albert dan Elisa keluar dari dalam rumah dengan raut wajah yang cukup serius. Matthew tidak pernah melihat kedua orang tuanya memasang raut wajah seserius itu.
“Pagi ini kalian tidak akan latihan. Ada hal yang ingin kami bicarakan dengan kalian.”
Mendengar hal itu Matthew sadar bahwa apa yang akan mereka bicarakan cukup serius. Raut wajah kedua orang tuanya saja sudah menyatakannya.
Meski Matthew tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan tetapi Matthew yakin hal ini menyangkut hal yang berhubungan dengan latihan mereka. Semoga saja semuanya akan baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
John Singgih
akhirnya kedua orang tua mereka yang ditunggu pun datang
2023-08-21
0
Jimmy Avolution
Nice....
2022-02-07
0
Ristica
thor ini kok mirip kyk karya author yg sebelumnya ya? bedanya ya disebelah itu MCnya cewek
2021-12-29
9