Namun, jika Alisya sudah pulang ke rumah, mungkin jika dia hubungi ponsel Alisya, Alisya pasti menjawab. Dafa berjalan menuju parkir. Dia mengambil ponselnya di dalam tas. Dafa menghubungi nomor Alisya, namun tidak ada jawaban. Bearti Alisya belum pulang ke rumah. Jadi kemana Alisya pergi? Pikir Dafa. Dafa mengenderai motornya pulang, lebih baik dia tanyakan besok pada Alisya.
Adrian dan Tania berjalan-jalan ke Mall. Adrian hari ini meminta Tania untuk meluangkan waktu untuk bersama dengannya. Karena tak tau mau kemana, Adrian mengajak Tania ke mall. Disana mereka berkeliling serta makan bersama. Bahkan Adrian membeli beberapa barang untuk Tania. Tetapi Tania malah menolaknya.
“Kenapa setiap aku beli barang atau baju untuk kamu, kamu gak pernah mau?” Tanya Adrian kepada Tania.
“Adrian, meski aku miskin. Aku tak butuh pemberian mu. cukup begini saja aku dah senang kok. Kata Tania tersenyum.
“Ini yang buat aku semakin sayang sama kamu Tania.” Kata Adrian tersenyum manis.
“Kita pulang yuk.” Ajak Tania.
“Kamu mau pulang?” Tanya Adrian.
Namun, dijawab anggukan dari Tania.
Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar dari mall.
Alisya dan Bunga telah sampai di mall, mereka berdua memasuki mall. Tak di sengaja mereka berpapasan lagi dengan Adrian dan Tania. Tania menyapa mereka.
Namun, tak digubris oleh Alisya. Malahan Alisya menarik tangan Bunga untuk segera pergi dari hadapan mereka. Melihat perlakuan Alisya yang tak mengubris sapaan dari Tania, membuat Adrian merasa kesal.
“Kamu ngapain si menyapa gadis itu?” Tanya Adrian dengan wajah kesal melihat perlakuan Alisya pada Tania.
“Dia Alisya satu angkatan sama kamu dan adik kelasku, jadi wajar dong aku menyapanya apalagi kita udah beberapa kali ketemu tadi.” Kata Tania.
“Iya, tapi kamu liat kan apa yang cewek itu lakukan. Dia tak memperdulikanmu dan malah menerik teman pergi. Dasar gak sopan.” Kesal Adrian.
“Mungkin dirinya lagi kesal. Udah ah, katanya mau antarin aku pulang.” Kata Tania.
“Bagaimana sebelum pulang kita singgah ke taman dulu?” Tanya Adrian.
“Ad, udah yah. Kita pulang saja. Aku capek sayang.” Ujar Tania.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran. Tania dan Adrian menaiki mobil dan segera pergi untuk mengantarkan Tania pulang.
Alisya terus menarik tangan Bunga. Karena cengkaraman tangan Alisya begitu serta Alisya berjalan terlalau cepat. Bunga yang sedari tadi ditarik tangannya itu merasa kewalahan untuk mengikuti Alisya.
“Al, sudah dong narik tanganku. Sakit tau!” Seru Bungan yang menahan sakit dipergelangan tangannya.
Mendengan ucaoan dari Bunga, Alisya berhenti dan melepaskan tangannya yang sedari tadi mencengkram pergelangan tangan Bunga. Karena merasa bersalah atas sikapnya Alisya meminta maaf kepada Bunga.
“Maafin aku yah, tangan kamu gak apa-apa kan?” Tanya Alisya merasa bersalah.
“Iya, gak apa-apa. Sebenarnya ada apa si! Dari tadi kamu aneh saat berhadapan sama mereka. tadi saja kamu nangis sekarang ketemu mereka lagi kamu malah cuek dan narik tangan ku sampe sakit begini. Ada apa si!” Tanya Bunga yang sudah mulai curiga dengan sikapa Alisya setiap ketemu Adrian dan Tania.
“Malahan saat di Mall bareng kak Dafa pun saat kamu melihat mereka berdua kamu malah lari dan nangis. Saat aku tanya jawabnya malah bilang ingat kucing yang belum makan.” Lanjut Bunga.
Merasa dicurigai oleh Bunga, Alisya berusaha memikirkan alasan agar Bunga tak curiga bahwa sebenarnya sikapnya yang melihat Adrian bersama Tania adalah karena dirinya cemburu.
“Hmm. Itu.. karena..” Jawab Alisya terbata-bata masih bingung kebohongan apa yang akan dia utarakan agar Bunga tidak tambah curiga padanya.
“Karena apa, Al?” Tanya Bunga.
“Karena aku gak suka dengan sikap Adrian, tadi kamu liat kan Adrian ngebentak kita. Kesal aja gitu ngelihatnya. Dan tadi nangis pun kamu juga tau alasan. Hmm.. untuk yang di mall, memang benar kan aku memikirkan kucing kesayangan. Nanti aku kenalin deh kamu sama kucingku.” Kata Alisya tersenyum sambil merangkul sahabatnya itu agar tidak menimbulkan kecurigaan.
“Jadi gitu ya.” Kata Bunga.
“Iya. Masih mau tanya-tanya lagi.” Kata Alisya.
“Tapi aku jadi malah gak enak sama kak Tania, dia tadi nyapa kita.” Kata Bunga.
“Udah gak usah fikiran. Katanya mau beli barang kpop kan. Yuk!” Ajak Alisya.
Bunga lalu menunjukkan tempat jual barang\=barang kpop yang akan dibelinya. Tak lupa mereka berdua makan dan berkeliling mall.
Setelah tadi menemani Bunga berkeliling mall. Alisya pulang ke rumahnya. Di ruang tamu ibu Alisya telah menunggunya. Ibu Alisya segera meminta Alisya untuk berganti pakaian sekaligus makan siang. Karena Alisy sudah kenyang makan bersama dengan Bunga. Alisya hanya berganti pakian di kamar dan kembali turun menemui ibunya yang sedari tadi sudah rapi menunggunya di ruang tamu.
“Sebenarnya kita mau kemana bu?” tanya Alisya yang bingung.
“Kita akan mengukur baju untuk pertunangan kamu sayang.” Kata Ibu Alisya.
“Ah, kenapa gak di tunda saja bu. Besok juga bisa. Soalnya Alisya masih capek.” Kata Alisya.
“Besok sudah gak ada waktu sayang. Jadi bisanya harus hari ini karena dua hari lagi kamu dan Adrian harus bertunangan.” Kata Ibu Alisya.
Alisya kaget mendengar ucapan ibunya. Sebentar lagi dirinya bakal menjadi calon istri Adrian seutuhnya. Mendengar hal itu ada rasa bahagia sekaligus sedih, sedih karena perlakuan Adrian padanya. Alisya mengikuti langkah ibunya ke luar dari rumah menuju mobil.
Alisya sudah mencoba berbagai baju untuk pertunangannya. Dan pilihan jatuh pada dres putih yang sangat indah. Saat Alisya memakai dres itu ibunya langsung memuji kecantikan sang putri.
Hari sebelum pertunangan Alisya berangkat ke sekolah. Alisya berjalan pelan sambil menundukan wajahnya karena dirinya tak ingin bertemu dengan Daffa. Namun niatnya itu salah, Alisya malah berpapasan dengan Dafa yang memang sudah berada di depan kelasnya.
“Al.” Panggil Dafa.
Alisya berniat membalik badan dan pergi. Namun, tangan sudah di pegang Dafa.
“Kamu kenapa Al? kok menghindar gitu.” Tanya Dafa yang heran melihat sikap Alisya saat melihatnya.
“eumm.. anuu.. aku..” Kata Alisya terbata-bata.
Akhirnya Alisya menjelaskan kenapa dirinya terlihat menghindar daro Dafa. Dafa terkekeh hanya masalah Alisya tak mau menceritakan hal yang dia ceritakan pada Dafa. Alisya harus menghindar agar Dafa tak terus menagih cerita itu.
“Kok kamu terkekeh gitu si!” Kata Alisya.
“Al, Kalau kamu gak mau cerita juga gak apa-apa. Aku gak masalah.” Kata Dafa.
Setelah masalah Alisya dan Dafa selesai, Alisya kembali ke kelas. Selama di sekolah, Alisya tak pernah melihat wajah Adrian. Banyak pertanyaan yang muncul dalam fikirannya, kenapa Adrian gak masuk? Apakah dia memang ada kesibukan untuk mempersiapkan pertunanagan? Atau dia datang kesekolah namun berniat kabur agar besok gak jadi tunangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments