Rencana untuk berbelanja di Mall, akhirnya batal sudah dikarenakan Alisya ingin segera pulang ke rumah. Raffa mengantar mereka ke rumah masing-masing. Namun, Bunga masih bergelut dengan fikirannya. Ada hubungan apa Alisya dengan Adrian dan Tania sehingga Alisya memilih meninggalkan mall saat melihat mereka berdua. Dan ada penyesalan dalam diri Bunga seharunya dirinya tak mengatakan keberadaan Adrian dan Tania kepada Alisya. Mungkin jika Bunga tak memberi tahu, Bunga masih bisa membeli beberapa barang Kpop yang dinginkannya di mall itu.
“Al, kamu udah gak apa-apa kan?” Tanya Bunga.
“Gak apa-apa.” Jawab Alisya yang tersenyum ke arah Bunga.
“Sebenarnya ada apa sii? Kenapa saat aku memperlihatkan Adrian dan Kak Tania sama kamu. Kamu malah pergi gitu saja. Dan memutuskan untuk segera pulang.” Tanya Bunga yang merasa heran.
“Ah, itu aku ingat Kucing kesayangan aku di rumah belum aku kasi makan siang. Makanya aku buru-buru ingin segera pulang.” Jawab Alisya bohong kepada Bunga. Meski dirinya tahu bohongnya itu gak masuk akal.
Dafa yang mendengar jawaban Alisya itu langsung terkekeh. Mana ada seseorang tiba-tiba keingat kucing yang belum diberi makan begitu yang difikiran Dafa.
“Apaan sih! Kucing doang sampe segitunya. Kamu tahu gak kita malah gak jadi beli barang Kpop tauk! Padahal aku mau beli boneka yang mukanya mirip Vernon Oppa. Nanti kalau kehabisan gimana?” Kata Bunga sambil mempout bibirnya kesal.
“Hadeh, gak mungkin habis. boneka begituan mah cuman kalian para kpopers aja yang suka.” Kata Alisya jengah. Meski dirnya sakit hati, namun setiap ada Bunga rasa sakit itu sedikit meredah. Disebabkan kelakuan serta perkataan Bunga yang terkadang lucu namun juga menyebalkan.
“Hmm. Itu mah pikiranmu. Kamu tahu Vernon Oppa itu ganteng tauk! Jadi mana mungkin gak ada yang naksir.” Kata Bunga.
“Cuman boneka doang kali Bunga. Yaudah nanti kalau ada kubeliin banyak deh, biar kamu pajang seisi kamar.” Kata Alisya kesal.
“Gak perlu banyak-banyak kok. Cukup satu saja. Hehe.” Kata Bunga sambil terkekeh pelan.
Dafa yang tadi mendengar percakapan kedua sahabat itu terkekeh.
Dafa dan Alisya duluan mengantarkan Bunga ke rumah. Bunga turun dari mobil. Dia melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dafa.
“Terima kasih ya kak.” Kata Bunga.
“Sama aku gak ni?” Tanya Alisya.
“Ya gaklah, kan gak jadi beli tadi. Jadi makasih cuman sama kak Dafa aja. Lah kak Dafa udah traktir makan sama nganterin aku ke rumah. Week..” Kata Bunga kemudian menjulurkan lidah kearah Alisya sebagai tanda mengejek sahabatnya itu.
“Apaan sih! Yuk kak pulang..” Kata Alisya.
Dafa hanya tertawa melihat pertikaian Alisya dan Bunga. Melihat Dafa yang dari tadi masih tertawa, Alisya mulai merasa kesal.
“Udah dong kak ketawanya.” Kata Alisya dengan nada kesal.
“Hahaha.. maaf ya Al, habis kalian berdua lucu si.” Kata Dafa.
“Hmm.” Jawab Alisya.
“Jangan marah dong.” Kata Dafa.
“Gak kok.” Kata Alisya cuek.
“Gimana perasaanmu?” tanya Dafa.
“Udah mendingan gara-gara Bunga.” Kata Alisya.
“Hahaha. Yaudah aku langsung antar pulan kan.” Kata Dafa.
“ Iya kak.” Jawab Alisya.
Dafa mengantarkan Alisya sampai ke rumah. Alisya turun dari mobil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dafa yang sudah mengantakannya. Mobil Dafa melaju meninggal halam depan rumah Alisya. Alisya masuk kedalam rumah. Disana dia sudah disambut oleh ibunya.
“Al, tumben pulang agak telat nak.” Tanya Ibu Alisya.
“Maaf Mah, tadi aku ke mall sebentar sama teman.” Kata Alisya.
‘Udah makan?” tanya Ibu Alisya lagi.
“Udah kok mah, tadi aku makan di mall sama Dafa. Aku ke kamar dulu yah.” Kata Alisya.
Saat Alisya hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Ibunya menyuruhnya untuk duduk sebentar. Ada yang ingin disampaikan sama ibunya.
“Ada apa Mah?” tanya Alisya.
“Sayang, nanti malam kamu gak ada acara keluar dengan teman kan?” Tanya ibu Alisya.
“Gak kok Mah, emangnya nanti malam ada acara apa?” Tanya Alisya.
“Nanti malam kita akan makan bersama dengan sahabat yang termasuk patner bisnis Ayahmu. Dan kammu wajib ikut. Karena ada hal penting yang akan diomongkan di malam nanti.” Kata Ibu Alisya.
“Apa sepenting itu sampe Alisya juga harus ikut?” Tanya Alisya.
“Iya Sayang, karna ini juga menyangkut masa depan kamu.” Kata ibunya Alisya.
“Maksud Mama?” tanya Alisya yang tak paham dengan perkataan ibunya.
“Nanti malam kamu bakal tahu, sekarang kamu istirahat dulu.” Kata Ibunya Alisya.
Alisya berdiri dari tempat berjalan menuju tangga untuk pergi ke kamarnya. Dalam fikirannya apa yang dimaksud dengan ibunya. Apa yang diomongkan malam itu, dan apa kaitannya dengan masa depan Alisya. Sebernarnya apa yang orang tua Alisya rencanakan? Begitu pertanyan demi pertanyaan yang muncul difikiran Alisya. Dan jawaban akan ada di malam pertemuan nanti.
Alisya membaringkan badannya di kamr. Dirinya melihat sebuah foto yang dipotret dari hp itu. Ya, siapa lagi kalau bukan fotonya Adrian. Dia mengamati foto cowok itu. Sampai kapan Alisya terus memendam perasaan. Ingin dia utarakan namun Adrian sudah punya pacar. Namun, dirinya ingin egois merebutkan Adrian dari Tania. Tapi bagaimana caranya? Adrian terlihat mencintai Tania. Tanpa sadar air matanya mengalir. Secercal kalimat keluar dari mulut kecilnya I Need You.
Malam telah tiba, malam pertemuan akan dimulai. Alisya sudah mempersiapkan dirinya. Dirinya sudah memakai baju dress pendek agar terlihat elegan tak lupan dirinya memakai make up yang tak terlalu tebal. Sedari tadi ibunya Alisya menyarankan Alisya untuk tampil cantik. Kata Ibu Alisya, dia tak mau anaknya terlihat jelek di depan sang patner kerja suaminya sekaligus sahabat dekatnya.
Alisya keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Dibawah Ayah dan ibunya sudah rapi.
“Sayang, kamu terlihat cantik sekali.” Puji Ayah Alisya.
“Makasih Yah.” Kata Alisya lalu tersenyum.
“Yaudah, mari kita jalan. Mobil sudah ada di depan.’ Kata Sang Ayah.
Mereka bertiga menaiki mobil yang sudah menunggu dihalaman rumah mereka. Mobil mulai berjalan menuju tempat yang dijanjikan untuk pertemuana tadi.
“Ma, sebenarnya ada pertemuan apa? Kenapa Alisya mesti ikut ma?” Tanya Alisya pada ibunya.
“Nanti kamu juga bakal tahu kok sayang.” Kata Ibunya sambil tersenyum.
Sang sopir memberhentikan mobil. Dan ternyata mereka sudah sampai ke tempat yang dituju. Tempat itu merupakan restoran mewah. Alisya bersama Ayah dan ibunya memasuki restoran tersebut. Mereka menuju tempat yang sudah dipesan. Disana sudah terdapat sebuah keluarga beserta anak laki-lakinya yang telah duduk menunggu kehadiran orangtua Alisya.
“Selamat malam Pak Bagas.” Sapa Ayah Alisya.
Alisya nampak terkejut. Karena anak laki-laki seusianya yang duduk disitu merupakan Adrian. Alisya tertunduk malu.
“Silakan duduk Pak Rendi.” Kata Ayahnya Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments