Sudah hampir tiga puluh menit mereka menunggu dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Tapi,baik dokter ataupun suster belum menampakkan diri. Selang beberapa menit kemudian pintu pun terbuka.
Ceklek...
"Keluarga pasien?" tanya sang dokter
"Kami kedua orang tuanya dokter bagaimana keadaan putri kami?"
Terpancar aura kekuatiran di wajah ayah,bunda dan dua orang yang dari tadi hanya diam menunggu informasi selanjutnya.
"Putri anda tidak apa-apa tuan tidak ada yang perlu di kuatir kan. Pasien hanya mengalami kelelahan dan asam lambung yang dimiliki pasien cukup tinggi. Pasien juga sudah ditangani dan diberikan perawatan terbaik di rumah sakit ini." Dokter menjelaskan agar kami juga tidak perlu kuatir akan kondisi pasien.
" Alhamdulillah." Ucap kami bersamaan
"Bolehkah kami melihat teman kami didalam,dokter?" kali ini Sandra yang bersuara,ia sudah tidak sabar ingin segera melihat sahabatnya itu.
"Silahkan kalian sudah bisa melihatnya," sambung sang dokter
"Terimakasih dokter."
Dokter pun pamit disusul oleh perawat yang sedari tadi membantu sang dokter dalam pemeriksaan. Pada saat kami masuk Dira menatap kami dengan senyum yang terbit di wajahnya,betapa bahagianya kami akhirnya senyum yang hampir tiga minggu itu hilang. Jujur saja kami sangat merindukan senyumnya itu.
Bunda dan ayah langsung memeluk sang putri kesayangan mereka. Setelah puas berpelukan dengan kedua orang tuanya Dira merenggangkan dan melepaskan pelukan. Lalu,ia menatap ke arah dua sahabatnya itu.
"Apakah kalian hanya ingin berdiri disana saja dan tidak ingin memeluk ku?" tanya Dira kepada dua sahabatnya itu sambil cemberut dengan lucu.
Tanpa aba-aba lagi mereka berdua langsung berjalan kearah Dira dan memeluknya. Mereka berpelukan cukup lama,dan terdengar isak tangis dari mereka. Mereka benar- benar rindu dengan Dira yang biasanya ceria itu. Kedua orang tua Dira hanya memandang sendi kearah tiga orang yang sedang berpelukan itu. Tanpa mereka sadari sang bunda pun ikutan menangis,lalu ayah merangkul nya dan menguatkan sang bunda.
"Sudah jangan ada tangisan lagi lupakan semuanya yang sudah terjadi." Kali ini ayah yang mengingatkan kami
Tak lama terdengar ketukan dari luar,setelah mendapat izin untuk masuk. Orang yang tadi mengetuk pintu pun masuk kedalam kamar. Ternyata suster yang membawakan makanan dan obat untuk Dira.
"Selamat sore." Sang suster berucap sambil berjalan kearah nakas yang ada disebelah kanan tempat tidur pasien. Ia meletakkan sebuah nampan yang terdapat aneka makanan disana tak lupa suster juga menaruh obat agar bisa diminum oleh Dira setelah makan nanti.
"Sore juga suster." Ucap semua orang yang ada dikamar tersebut.
"Makanannya dihabiskan dan jangan lupa diminum obatnya." Pesan suster ke Dira
"Baik suster,terimakasih." Balas Dira sambil tersenyum,sang suster pun melakukan hal yang sama. Ia menganggu lalu tersenyum kearah Dira.
Suster pun pamit dan saat itu juga bunda langsung mengambil nampan yang berisikan makanan untuk Dira. Lalu,bunda bersiap ingin menyuapi anak nya itu,ia menyodorkan sendok yang sudah ada nasi dan lauk nya ke arah Dira.
"Aaaaaa"
Bunda memerintahkan agar Dira membuka mulutnya. Tanpa ada penolakan Dira langsung menyantap makanan tersebut. Bunda dan yang lainnya pun tersenyum karena Dira sudah mau makan.
🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇
Pagi ini cuacanya cukup cerah,Dira yang masih dirawat merasakan sedikit bosan. Ia ingin keluar dari kamar dan ingin berjalan-jalan di area rumah sakit ini.
Dengan di bantu oleh sang bunda yang mendorong kursi roda akhirnya Dira sampai di taman rumah sakit. Dira menghirup dalam-dalam udara pagi hari yang sangat sejuk itu. Perasaannya sangat tenang melihat bunga dan pepohonan yang berada dirumah sakit ini. Rumah sakit ini memang sengaja membuat taman yang cukup luas agar semua pasien yang di rawat disini tidak merasa terbebani dengan penyakit yang mereka derita.
Masih dalam menikmati udara pagi hari,tiba-tiba saja Dira bersuara dan menyebut nama sang bunda.
"Bunda"
"Iya sayang"
"Aku ingin berlibur"
Bunda mengerutkan kedua alisnya dan menampilkan kerutan di kening sang bunda.
"Aku ingin melupakan semuanya bunda, aku tahu walaupun terkadang kenangan bersama Aaram tidak mudah untuk dilupakan. Tapi,aku ingin mencoba dan berusaha melupakannya bunda. Bukannya aku lari dari kenyataan,tapi aku benar-benar ingin bangkit dan melupakan semuanya." Lanjut Dira dengan mengusap air mata yang mengalir bebas dari kedua matanya.
Sebuah tangan menggenggam tangan Dira,terlihat sang bunda sedang tersenyum sambil menatapnya.
"Memangnya kamu mau berlibur kemana sayang?" tanya bunda July kepada Dira
"Ke tempat kak Kendra."
Dira menatap sang bunda dengan senyuman,ia sudah membayangkan akan tinggal didekat kakak nya itu. Kendra adalah kakak sepupu Dira. Kendra adalah keponakan dari sang bunda.
"Hhmmm,nanti bunda bicarakan ke ayah dulu ya,Nak. Kamu harus cepat sembuh,jika kamu ingin pergi berlibur." Ucap bunda dengan senyum yang tak pernah pudar didepan putrinya itu. Dira hanya menganggukkan kepala nya,menandakan bahwa ia paham dengan ucapan bunda.
"Iya,bunda." Ucap ku sambil menunjukkan deretan gigi ku yang putih,seperti senyum Pepsodent
Dira terus menatap kearah sang bunda. Bunda July adalah sosok terpenting dalam hidupnya. Walaupun bunda July bukanlah bunda kandung Dira. Tapi,ia sangat sayang kepada sang bunda,begitu pun dengan bunda July. Bagi nya Dira adalah prioritasnya,ia lebih mementingkan anak tirinya ini dibandingkan sang suami. Terkadang sang suami sering protes dengan sikap bunda yang selalu menghabiskan waktu nya dengan putri nya itu. Kadang sampai bunda dibuat pusing dengan kelakuan sang ayah yang tak mau mengalah dengan putri kandungnya sendiri.
"Bunda,maafin Dira ya,bun." Lirih Dira
Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya keluar juga dari mata indah Dira.
"Sssttt, sudah bunda bilang bukan untuk tidak menangis lagi."
Tangan bunda terulur mengusap air mata di wajah Dira.
"Sudah nak jangan nangis lagi,nanti cantiknya ilang diambil sama si Mak Eva tuh." Lanjut bunda sambil tersenyum
"Siapa mak Eva,bun?"
"Itu yang lagi nulis cerita kamu." Ucap bunda July
(💚 Mak Eva : Kenapa?kenapa? Kenapa saya jadi dibawa-bawa? Kaya kuat aja kamu bun bawa-bawa saya)
Bunda yang merasa tidak enak dengan mak Eva pun mengajak Dira untuk kembali ke kamar rawat Dira.
(💚Mak Eva : kalau gak enak sama saya,kasih saya dollar,bun)
(💗Bunda July : Dasar mata dollar-an,gak ada ahlak)
Setibanya di kamar rawat Dira dan bunda sempat terkejut karena disana sudah ada Kevin and The Chipmunk. Mereka bergantian memeluk Dira dan mencium tangan sang bunda. Dira pun sangat senang dengan kehadiran para sahabatnya ini. Mereka selalu ada dikala Dira senang mau pun sedih. Seperti saat ini,mereka selalu menanyakan keadaan Dira kepada bunda jika mereka sedang tidak bisa datang kerumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments