Aldy Si Petarung

Temannya itu hanya berkata, “Bro, kau memang kuat. Jika aku di posisimu, mungkin aku sudah gila.” Itulah yang diucapkannya. Shi Xiong kemudian mengobrol perlahan. Setelah sehari, Shi Xiong menjadi semakin dekat dengan teman satu sell-nya. Saat berbincang, Shi Xiong tanpa sengaja bertanya perihal mengapa ia bisa masuk ke dalam penjara.

Pertanyaan itu cukup membuatnya mengeluarkan air mata. Shi Xiong kemudian menegaskan bahwa tidak perlu menjawab jika merasa tak enak. Temannya kemudian membalas bahwa ia tak tersinggung sama sekali. Bahkan ia sudah sangat menginginkan untuk mempunyai teman untuk mengobrol dan curhat. Aldy kemudian menceritakan kisahnya sampai ia berakhir dipenjara.

Kisah Aldy dimulai saat Ibunya meninggal. Ia telah kehilangan ibunya sejak ia baru lahir ke dunia ini. Hal itu membuat ayahnya cukup mempunyai alasan untuk membencinya. Meski ia dibenci oleh ayahnya, ia tetap berusaha untuk mengambil hati ayahnya. Namun ayahnya lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja lembur setiap hari.

Karena kurang kasih sayang dari orang tua, Aldy tumbuh menjadi anak yang bandel. Hal itu membuat ayahnya semakin nggak mau menganggapnya. Aldy kemudian menjadi semakin menjadi ketika ia sering mendapat pukulan dari ayahnya. Alhasil, Aldy pergi mencari kesenangannya diluar rumah.

Perlahan, ia mulai kenal dengan rokok. Ia juga mulai meminum minuman keras setiap harinya. Ia berubah menjadi seorang pemabuk. Aldy kemudian kenal dengan beberapa orang yang tentu juga adalah orang-orang brengsek, sampah masyarakat. Aldy kemudian bergaul dengan mereka. Perlahan ia menjadi semakin dekat, sampai pada akhirnya Aldy di bawah untuk bertemu dengan seseorang.

Saat minum miras seperti biasanya, teman Aldy menambahkan sebuah bubuk yang tidak lain adalah narkoba. Aldy yang meminumnya, langsung mendapatkan efeknya. Esoknya ia merasa sangat menginginkannya lagi, namun seingat Aldy ia hanya meminum miras. Hal itu membuatnya membeli miras dalam jumlah banyak dengan uang ayahnya.

Aldy kemudian menemukan fakta bahwa semua miras itu tak mampu menghilangkan keinginan terdalamnya. Alhasil, Aldy datang menemui temannya dan bertanya perihal miras yang kemarin dia coba. Temannya yang brengsek kemudian tertawa sinis. Ia kemudian mengajaknya masuk. dan kemudian memperlihatkan narkobanya secara langsung tanpa bermain licik lagi.

Aldy yang merasa itu salah langsung menolak. Teman sampahnya kemudian mengatakan bahwa hanya narkoba yang bisa menghilangkan keinginan terdalamnya. Aldy tak menanggapi dan langsung pergi. Teman sampahnya kemudian hanya tertawa kemenangan karena sangat yakin bahwa Aldy pasti akan kembali. Benar saja, baru ratusan meter berjalan, Aldy kembali merasakan keinginan terdalamnya.

Hal itu membuatnya kembali mempertimbangkan untuk membeli narkoba dari teman sampahnya. Merasa gerak gerik Aldy mencurigakan, orang di sekitar cukup curiga. Bahkan seseorang diantara-Nya siap menelpon pihak berwajib. Beruntung, Aldy langsung berpura-pura kebelet pipis dan langsung saja masuk ke dalam WC umum. Dalam WC, Aldy menyiram wajahnya dengan air.

Bahkan Aldy mencoba mencelupkan wajahnya ke dalam bak. Setelah beberapa saat, Aldy menyerah dan kembali ke rumah teman sampahnya. Teman sampahnya itu memberikan harga murah pada awalnya. Sehingga uang yang diberikan oleh ayahnya cukup untuk jajan dan pemakaian narkobanya.

Aldy tak menyangka, saat kecanduan Aldy semakin buruk, saat itu juga temannya malah memberikan harga yang sangat tidak wajar. Sepuluh juta untuk satu gram. Hal itu membuat Aldy semakin tak berdaya.

Akhirnya, timbullah niat untuk membunuh teman sampahnya itu. Naas, ternyata temannya tahu Aldy akan berniat membunuhnya setelah menaikkan harga ke tingkat yang tidak wajar. Alhasil, Aldy malah masuk ke dalam perangkapnya. Aldy kemudian dipukuli sampai babak belur. Sepulangnya dirumah, Aldy melihat mobil ayahnya terparkir di halaman rumah.

Ia kemudian bergegas masuk dan langsung menemukan kunci mobil ayahnya berada diatus meja. Aldy langsung keluar dengan kunci itu dan langsung membawa mobilnya. Aldy kemudian menjual mobil sport ayahnya dengan harga sepuluh kali lipat lebih murah dari harga aslinya. Dengan uang ratusan juta, kini Aldy tak kekurangan uang. Aldy kemudian membeli beberapa puluh gram narkoba yang seketika menghabiskan seluruh uangnya.

Keesokan harinya, ayah Aldy ingin berangkat ke kantor pukul 6. Ia kemudian tak menemukan kunci mobilnya. Saat keluar, ia juga menemukan mobilnya tidak ada. Hal itu membuatnya sangat marah. Aldy yang baru mengonsumsi narkoba menjadi setengah sadar. Ia kemudian ditelepon oleh ayahnya.

Aldy kemudian disuruh pulang. Hal itu langsung membuat Aldy senang kegirangan. Itu karena ayahnya tak pernah peduli padanya dan tak pernah memanggilnya pulang. Alhasil, dengan sedikit teler Aldy langsung bergegas kerumahnya dengan naik ojek. Ayahnya yang melihat Aldy naik ojek langsung marah.

“Dimana mobil ayah?” Teriak ayahnya. Karena setengah sadar, Aldy kemudian menjawab dengan berjalan tidak karuan, “Mobil ayah? Oh aku sudah menjualnya!” Aldy kemudian mengangkat dua jarinya dengan bangga.

“Aku mendapatkan banyak uang dengan menjualnya, aku mendapatkan sebanyak ini!” Aldy yang tengah mengangkat kedua jarinya dengan bangga sambil tersenyum bahagia. “Anak kurang ajar, berapa kau jual? Dua milliar?” Tanya ayahnya dengan kemarahan yang memuncak.

“Tidak, aku menjualnya dengan harga dua ratus juta!” Ucap di Aldy dengan senyum tak bersalah. “Apa? Kau menjual mobil yang baru ayah beli dengan harga miliaran dengan harga dua ratus juta?” Seru sang Ayah dengan kemarahan tingkat dewa. Kini wajah dan telinga ayahnya telah memerah. Kemarahan ayahnya semakin tersulut saat Aldy menjawab, “Benar sekali!”.

Mendengar jawaban Aldy sang ayah langsung mengambil kursi kayu didekat-Nya dan langsung melemparkannya kearah Aldy. “Dasar anak tidak berguna! Sejak kau lahir kau hanya membawa kesialan untukku.” Ucap ayahnya seketika mengingat pesan terakhir istrinya untuk tidak mengusir Aldy walau apapun yang terjadi. Kini ayahnya menutup wajahnya dengan tangan saking kesalnya. Ia bahkan sampai membenturkan kepalanya sendiri ke tembok.

Aldy yang terkena kursi yang dilemparkan ayahnya langsung tersadar. Kepalanya juga berdarah dan Aldy juga sangat menyesal telah menjadi pecandu narkoba. Ia saat itu hanya bisa berandai-andai. Melihat ayahnya membenturkan kepalanya, membuatnya semakin merasa bersalah.

Alhasil, Aldy memutuskan untuk menenangkan ayahnya. Mengingat pesan istrinya, kini ayahnya menyuruh Aldy masuk ke dalam sebab tak ingin menjadi tontonan tetangga. Dengan kepala super pusing, ayahnya bertanya, “Dimana uang hasil penjualannya?” Tanya ayahnya. “Aku sudah membelanjakannya!” Jawab Aldy. “Dasar anak tidak berguna, aku memberikan lima juta setiap bulan untuk jajanmu dan itu masih belum cukup?” Seru sang ayah langsung mengambil sapu.

Aldy kemudian dipukul dengan sapu itu sampai sapunya patah. Setelah agak lama, sang ayah sudah bisa mengendalikan dirinya meski masih dalam mode kemarahan tingkat dewa. “Kau belikan apa uang itu?” Ucap ayahnya pelan dengan memijat matanya. Aldy hanya terdiam seribu bahasa saat ditanya seperti itu. Ia tak mungkin langsung menjawabnya mengingat ia menggunakan uang hasil penjualan mobil untuk membeli narkoba.

“Mau sampai kapan kau uji ayahmu ini? Jika kau tak menjawab jangan salahkan ayah jika sesuatu terjadi.” Ucap ayahnya masih mencoba menenangkan diri. “Aku.. aku membelikannya narkoba!” Ucap Aldy pelan. Meski suara Aldy pelan, namun terdengar sangat jelas ditelinga ayahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!