Nasib Malang Shi Xiong III

Saat Shi Xiong menyentuh tangan ibunya untuk meminta maaf, Shi Xiong menemukan suhu tubuh ibunya sudah sangat kritis. Shi Xiong juga menemukan ibunya yang dalam kondisi lemas dan tak berdaya.

Sementara itu, pihak rumah sakit yang tidak yakin bisa menyembuhkan ibunya, memutuskan untuk membuat Shi Yue mati diluar demi tidak menurunkan martabat rumah sakit mereka. Shi Xiong juga merasa sangat kesal saat diusir mentah-mentah dari rumah sakit. Saat Shi Xiong menolak, pihak rumah sakit menggunakan tunggakan pembayaran Shi Xiong sebagai alasan mereka. Akhirnya, dengan berat hati Shi Xiong pergi membawa ibunya keluar dari rumah sakit.

Kondisi Shi Yue membuat Shi Xiong merasa sangat frustasi. Tak lama kemudian, hujan turun dengan sangat deras membuat penyakit Shi Yue semakin parah. Shi Xiong tak lagi banyak berbicara. Fakta bahwa Shi Xiong tak punya rumah membuat ia harus menggelandang.

Shi Xiong kemudian melihat ibunya dengan perasaan bersalah. Hanya kata “Maaf” Yang bisa diucapkan Shi Xiong. Shi Xiong tak lagi memikirkan banyak hal. Pikirannya menjadi kosong saat itu. Bisa saja Shi Xiong gila karenanya. Namun mentalnya masih belum kalah. Sesekali Shi Xiong memandang ibunya dengan air mata.

Shi Xiong kemudian berjalan menyusuri jalan dengan menggendong ibunya. Tak terasa, kondisi ibunya semakin melemah karena tak mendapat perawatan ditambah lagi dengan ia yang belum makan. Shi Xiong menggendong ibunya yang sudah tak berdaya. Shi Xiong kemudian membawa ibunya ke tempat favoritnya tempat ia meluapkan kekesalannya. Shi Xiong kemudian membawakan beberapa batu dan menyuruhnya melempar batu itu ke danau.

Dengan sangat lemah, ia melempar batu demi batu dengan meluapkan semua perasaannya. Shi Xiong yang tak tega lagi melihat ibunya kemudian bertanya makanan apa yang disukai ibunya. Melihat Shi Xiong menangis seakan merasa sangat bersalah membuat ibunya sadar akan apa yang ingin dilakukan oleh putranya. Merasa telah banyak membebani putranya, Shi Yue kemudian memutuskan untuk menerimanya dan seolah tak tahu.

Shi Yue kemudian menjawab bahwa dirinya sangat menginginkan martabak. Shi Xiong kemudian menyuruh ibunya untuk bertahan ditempat itu. Saat Shi Xiong hendak pergi, Shi Yue menitip pesan untuk mendapatkannya dengan cara halal. Shi Xiong kemudian menyanggupi. Shi Xiong langsung menangis sejadi-jadinya saat sudah jauh dari ibunya. Shi Yue juga sudah memasrahkan hidupnya.

Ia telah bersiap meninggalkan dunia ini. Shi Xiong yang tak punya uang bingung bagaimana ia mendapatkan martabak telur dengan cepat. Mengingat bisa saja terjadi sesuatu pada ibunya. Shi Xiong kemudian pergi ke penjual martabak berniat meminjamnya. Shi Xiong sampai memohon pada penjual martabak. Merasa kasihan terlebih saat melihat Shi Xiong yang menangis setiap saatnya membuat penjual martabak itu memberikan diskon seratus persen.

Shi Xiong kemudian membawa martabak tersebut ke ibunya. Sebelum itu, ia mengambil tanaman beracun dan menekannya sampai cairan keluar dari tanaman beracun itu. Cairan itu dicampur ke martabak. Shi Xiong kemudian menghampiri ibunya. Saat Shi Xiong hendak memberikannya, Shi Xiong tak tega dan ingin membuangnya. Shi Yue kemudian memberi kode dengan mengatakan telah tak sanggup menahan rasa sakit ini. Shi Xiong kemudian memberikannya kepada ibunya. Shi Yue lantas memakannya dengan sangat lahap.

Setelah memakannya, Shi Yue batuk darah. Setelah itu, Shi Xiong meminta maaf pada ibunya. Ibunya kemudian menyuruh Shi Xiong untuk kembali bersumpah. Shi Xiong kemudian bersumpah takkan berbuat jahat dan takkan menjadi pendendam. Shi Xiong juga bersumpah tak akan mengakhiri hidupnya seperti yang dilakukan ayahnya dan akan selalu membantu orang lain selagi bisa.

Mendengar sumpah putranya, Shi Yue menjadi tenang. Ia kemudian berbaring di pangkuan putranya. Shi Xiong menemani ibunya bercerita dan akhirnya wafat setelah beberapa saat. Saat itu Shi Xiong tak lagi seperti biasanya. Saat ibunya meninggal, ia mendatangi kantor polisi dan mengaku telah meracuni ibunya. Shi Xiong kemudian dihukum penjara seumur hidup. Shi Xiong saat itu ingin sekali mengubur jenazah ibunya dengan tangannya namun tak bisa. Karena ia ditahan dikantor polisi.

Pihak berwajib tak membiarkan Shi Xiong ke pemakaman ibunya sebab dialah yang membunuhnya. Shi Xiong juga tak mempermasalahkannya sebab ia juga merasa sangat berdosa pada ibunya. Shi Xiong kemudian berada didalam sel dengan terus diam. Pikirannya benar-benar kosong. Dalam sel, ia tampak seperti patung. Makan pun, kalau tidak dipaksa oleh teman selnya maka tak akan makan. Shi Xiong kemudian dipanggil ke ruang interogasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!