Trilya The King Archer II

Trilya kemudian bergegas dan berusaha memantau. Akhirnya, dengan bakatnya sebagai tukang nguping, membuatnya mengetahui kalau orang yang dia cari ternyata berada di sebuah tempat jauh di pedesaan, membuat Trilya semakin senang. Sebab akan semakin sedikit bukti jika ia sampai membunuhnya.

Trilya kemudian memantau pergerakannya.

Saat Trilya mencoba mendekat, Trilya dikagetkan ketika ternyata pemuda tersebut mengetahui keberadaan Trilya. Ia hanya meminta maaf atas perilakunya waktu itu, bahkan ia bersedia menerima apa saja yang ingin Trilya lakukan. Hal itu membuat sedikit keraguan dihati Trilya.

Trilya sadar, kalau semua itu sudah menjadi takdir. Bahkan ia tak akan menjadi seperti itu kalau bukan karena takdir waktu itu. Trilya yang capek dengan dendam kesumatnya memutuskan untuk mencoba memaafkannya.

Namun sebelum itu, Trilya menghajarnya sampai puas. Pemuda itu juga tak melawan dan hanya pasrah, artinya dia memang benar-benar mengakui kesalahannya dan berniat minta maaf. Setelah puas memukul, Trilya kemudian hendak pergi. Pemuda itu hanya mengatakan bahwa ia tak menyangka gadis culun yang di bully nya waktu itu ternyata telah tumbuh menjadi gadis pemberani dan cantik.

Pemuda itu hanya tinggal dan meratapi nasibnya dengan kondisi yang sudah babak belur. Trilya kemudian pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Pemuda itu sedikit menyesal namun ia tak bisa mengubah masa lalu. Akhirnya, Trilya mencoba menenangkan dirinya dipinggir danau. Ia menunjukkan kegalauan level dewa disana. Ia hanya terus berpikir tentang bagaimana ia akan melanjutkan kehidupannya.

Trilya kemudian menjadi sedikit frustasi dan akhirnya memutuskan untuk pulang setelah beberapa waktu. Sedangkan, pemuda yang habis dihajar oleh Trilya hanya tersenyum dengan bergumam, “Trilya.. Andai saja kamu tahu, betapa aku mencintaimu.” Sesampainya di rumah, Trilya langsung masuk ke kamarnya. Trilya mengurung diri selama seharian lebih karena kegalauan level dewanya.

Saat perut Trilya merasakan lapar yang tak tertahankan, barulah ia keluar. Merasa putrinya masih dendam dengan peristiwa lalu, ibunya mencoba memberi tahu sebuah kebenaran. Meja makan menjadi tempat ibunya akan menceritakan semua kebenaran yang tidak dia katakan selama ini. Ibunya hanya berkata, kalau sebenarnya semenjak ayahnya meninggal, ia sudah bangkrut beberapa bulan setelahnya.

Mendengar hal itu, membuat Trilya bertanya perihal uang yang selama ini mereka gunakan.

Trilya semakin dibuat merasa bersalah saat mengetahui bahwa pemuda yang baru saja dipukulnya merupakan pemuda yang menolongnya disaat susah dengan memberikan semua hartanya agar Trilya dan ibunya tak menjalani kehidupan yang sulit. Ibunya menambahkan, kalau pemuda itu melarangnya memberi tahu Trilya sebab dengan begitu, ia akan berubah meski harus membenci pemuda itu. Pemuda itu bernama Riyan.

Rupanya, Riyan sengaja membully Trilya waktu itu demi supaya ia dapat berubah. Tapi tentu Riyan juga tak menyangka bahwa karena perilakunya, Trilya harus kehilangan ayahnya.

Hal itu membuat Riyan sangat bersalah. Mengetahui bisnis keluarga Trilya bangkrut karena tak ada yang mengolah, pemuda tersebut memberikan semua harta warisannya kepada ibu Trilya dengan syarat, hanya akan memberi tahunya jika Trilya sudah tumbuh menjadi gadis yang kuat.

Dari sini kita tahu, bahwa Riyan telah mencintai Trilya bahkan saat penampilannya masih culun. Setelah harta warisannya diserahkan, pemuda itu terpaksa ke pedesaan dan memulai hidup baru sebagai seorang petani. Mendengarnya, membuat Trilya merasa bersalah. Ia tak menyangka ada orang yang mencintainya sampai segitunya.

Trilya langsung meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Melihat kelakuan putrinya, ibunya hanya tersenyum manis. Trilya kemudian menyalakan motornya dan langsung saja ngebut. Setelah berjam-jam perjalanan, ia sampai ditempat yang sama saat ia memukul Riyan.

Tak ada pilihan, Trilya kemudian bergegas mencarinya sampai mengelilingi beberapa desa dengan berlari namun tak menemukannya. Akhirnya, dengan bantuan warga sekitar Trilya menemukan tempat Riyan tinggal selama ini. Sesampainya di sana, Trilya melihat kondisi rumah yang bocor-bocor seolah tak pakai no drop no bocor-bocor. Selain itu, hanya ada tikar yang mengalas tempat ia istirahat. Trilya tak menyangka, orang yang terbiasa hidup mewah ternyata rela seperti ini demi dirinya.

Namun, Trilya tak menemukannya. Saat Trilya bertanya kepada warga, Trilya mendapat jawaban yang membuat dia semakin bersalah. Warga hanya menyampaikan bahwa Riyan pergi dari kampung setelah dipukuli oleh seorang gadis. Beberapa orang bilang, ia terlihat murung dan tampak sedang patah hati.

Ia membagikan seluruh penghasilannya sebagai petani kepada rakyat dan langsung pergi setelahnya. Ternyata, warga disana juga merasa kehilangan setelah kepergian Riyan. Bahkan beberapa gadis di desa itu menyukainya. Namun warga mengatakan bahwa hati Riyan sudah lebih dulu diambil oleh gadis lain. Trilya semakin bersalah, ingin rasanya ia meluapkan segala perasaannya namun ditahannya.

Setelah pergi, Trilya langsung ke dekat danau dan langsung menangis sejadi-jadinya. Trilya sangat ingin bertemu dengan pemuda itu namun tak kunjung menemukannya. Saat Trilya sedang galau, seorang pemuda yang tidak lain adalah Riyan tengah berdiri dibelakang-Nya. Riyan kemudian menunduk dan memegang pundak Trilya.

Trilya kemudian berbalik dan menemukan Riyan dengan kondisinya yang masih babak belur akibat ulah Trilya. Menyadari Riyan berada dibelakang-Nya, Trilya langsung bergerak dan memeluknya erat kemudian menangis sejadi-jadinya. Riyan hanya tersenyum tipis dan memberikan sebuah surat. Trilya kemudian membukanya dan kemudian membacanya.

Isi surat itu mengatakan bahwa, “Trilya.. kau harus berjuang lebih baik lagi. Jadilah gadis yang kuat. Jika waktunya sudah tiba, kita akan bertemu kembali.” Itulah isi dari surat yang diberikan oleh Riyan. Setelah membacanya, Trilya kembali menoleh dan menemukan Riyan telah hilang dari pandangannya. Trilya dibuat bingung dan dengan sangat terpaksa, Trilya kemudian kembali kerumah. Akhirnya, Trilya mengikuti pelatihan menjadi polisi. Berkat bakatnya dalam membidik, Trilya kemudian berhasil menjadi seorang polisi wanita saat itu.

Namun ia tak bisa melupakan seorang pemuda bernama Riyan. Trilya kemudian memberantas tempat-tempat perkumpulan mafia dan juga tempat pesta narkoba. Selama menjadi polisi, ia menangkap sangat banyak preman jalanan membuatnya naik jabatan. Setelah beberapa tahun, ia akhirnya menjadi seorang kepala polisi ditempat ia bekerja.

Trilya benar-benar telah meraih kesuksesannya namun ia masih terpikir tentang Seseorang. Suatu hari, seorang pemuda dengan tersenyum datang pergi melapor bahwa ia telah meracuni ibunya. Pemuda itu melapor dengan senyum tak bersalah sehingga Trilya langsung mengurungnya. Bahkan tak membiarkan pemuda itu ikut ke pemakaman ibunya meski telah memohon.

Setelah pemakaman selesai, pemuda itu menjadi seperti patung dan itu cukup membuat Trilya merasa bersalah. Pemuda itu sempat sakit keras sehingga Trilya membawanya ke rumah sakit. Disana, dia menemukan Riyan yang dalam kondisi koma. Trilya tak tahu apa yang terjadi pada Riyan. Sehingga ia hanya bisa menangis di samping Riyan. Alhasil, Trilya selalu menjenguknya. Trilya bahkan menceritakan tentang Shi Xiong padanya meski Riyan masih koma. Tak lama setelahnya Shi Xiong sembuh dan kembali ke penjara.

Kembali ke adegan Trilya yang sedang duduk bersama dengan Shi Xiong. Shi Xiong juga sedikit terharu dengan cerita Trilya. Setelah bicara beberapa waktu, Trilya menemukan Riyan yang sedang membawa bunga.

Riyan yang melihat kedekatan Shi Xiong dan Trilya, langsung berbalik arah dan membuang bunganya. Trilya tentu mau mengejarnya, namun kewajibannya sebagai polisi harus membawa kembali Shi Xiong ke penjara. Shi Xiong akhirnya dibawa ke penjara dengan motor butut pemberian almarhum ayahnya itu. Beruntung, selama perjalanan motor butut itu nggak mogok.

Setelah Shi Xiong kembali ke sell, Trilya langsung bergegas mencari keberadaan Riyan. Trilya tentu merasa senang mengingat Riya’ telah pulih dari komanya. Sementara itu, Shi Xiong yang tengah duduk di dalam sel disapa oleh salah seorang teman satu sell-nya.

Ia memperkenalkan diri bahkan mengajak Shi Xiong sedikit bercanda. Teman satu sell-nya kemudian memperkenalkan diri. Ia mengatakan bahwa ia bernama Aldy. Ia mulai mengobrol sedikit. Karena teman satu sell-nya bertanya, Shi Xiong menceritakan kisah hidupnya secara singkat, jelas dan padat. Cerita Shi Xiong mampu membuat air mata temannya mengalir bagaikan sungai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!