Bab 14. Masuk Penjara

Setelah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dan menyusuri perkebunan para petani, akhirnya Bobby dan Vence pun tiba di tempat dimana Luter dan Dani berada.

Luter dan Dani langsung di kejutkan dengan kedatangan kedua sosok tersebut.

"Ada apa? Apakah ada hal penting yang akan kalian berdua sampaikan?." Tanya Dani saat Bobby dan Vence tiba di tempat mereka.

"Sebenarnya memang ada hal yang akan kami berdua sampaikan! Itu berkaitan dengan masalah semalam!." Tutur Bobby yang di benarkan oleh Vence.

"Informasi apa yang telah kalian berdua dapatkan?." Tanya Luter penasaran.

Vence pun langsung menjelaskan apa yang dia ketahui seperti apa yang dia sampaikan kepada Bobby.

Setelah mendengar apa yang Vence sampaikan, pikiran serta perasaan Luter dan Dani langsung merasa lega.

Mereka pun langsung melanjutkan pembicaraan mereka namun dengan topik yang berbeda.

***

Beberapa tahun kemudian nama Bobby sangat di segani oleh orang - orang yang mengenalnya, baik dari kalangan preman kelas kota kecil mau pun preman kelas pedesaan.

Dalam beberapa tahun tersebut, Bobby sudah melakukan tindak pidana penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam sebanyak sembilan kali.

Namun dari ke sembilan korbannya itu tidak ada satu pun yang kehilangan nyawanya.

Untuk tindak pidana penganiayaan dengan menggunakan pukulan kaki dan tangannya sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.

Kampung yang di tinggali oleh Bobby kini sudah menjadi zona merah untuk tindak kriminal.

Atau bisa di katakan sudah sangat rawan bagi setiap orang yang baru saja datang ke kampung tersebut.

Apa lagi saat malam hari, jalan - jalan lingkungan serta lorong - lorong yang ada, tidak mudah lagi untuk di lalui.

Hal itu karena tindakan pemalakkan serta penganiayaan sudah sering terjadi.

Dan hal itu tidak di lakukan oleh Bobby sendiri, melainkan oleh remaja serta pemuda lainnya yang berada di kampung tersebut.

Para preman yang sudah memiliki nama besar di kota itu saja, harus bersahabaat dengan Bobby jika tidak ingin diri mereka menjadi korban dari tindakan remaja serta pemuda di kampung itu.

Bobby pun sempat di tawari oleh seorang preman untuk mengambil jatahnya di pusat kota tersebut.

Namun Bobby menolaknya.

Sebab Bobby berpikir hal itu akan mengundang banyak preman lain untuk menjadikannya target pembantaian.

Kehidupan Bobby sudah berada di luar batas kewajaran sebagai seorang remaja yang baru beranjak dewasa tersebut.

Kehidupannya kini sudah tidak teratur lagi.

Pada suatu ketika, seorang bapak yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil atau saat ini di sebut dengan Aparatur Sipil Negara yang berdinas di kantor departemen pendidikan dan kebudayaan, menyarankan Bobby untuk melanjutkan pendidikannya di bangku Sekolah Menengah Atas.

Bobby pun menyetujui saran tersebut.

Dia sangat berantusias untuk melanjutkan pendidikannya.

Namun hal itu tidak berjalan dengan mulus, sebab jalan berpikir Bobby yang belum bisa terlepas dari kehidupannya yang sudah dia jalani serta nikmati tersebut.

Pada saat hari senin Bobby akan mulai masuk sekolah, dua malam sebelumnya Bobby sedang membuat keributan di salah satu komplek di kampungnya.

Tanpa dia sadari, mobil dari kepolisian sedang berpatroli di wilayah tersebut dan mendapatinya sedang membuat keributan.

Para petugas dari kepolisian langsung menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi.

Petugas dari kepolisian langsung mendapati sebilah pisau badik yang terselip di pinggangnya saat mereka melakukan penggeledahan badan.

Saat tiba di kantor polisi sektor di wilayah kecamatan itu, Bobby langsung di berondong dengan berbagai pertanyaan.

Dan kebanyakan pertanyaan yang di lontarkan kepadanya adalah tentang perbuatannya sendiri yang tidak di akui olehnya.

Karena pada saat itu tidak ada korban, sehingga Bobby langsung memalsukan identitasnya.

Apa lagi saat itu Bobby tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk.

Sehingga pihak penyidik pembantu hanya mencatat identitas palsu yang dia berikan.

Setelah selesai menjalani pemeriksaan malam itu, Bobby langsung di jebloskan kedalam ruang tahanan yang berada di dalam polsek tersebut.

Saat dirinya di masukkan kedalam ruang tahanan, dia langsung di sambut sekitar sepuluh orang tahanan lainnya.

Tubuh Bobby langsung menjadi bulan - bulanan di dalam ruang tahanan tersebut.

Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang dia alami saat itu.

Malam yang berat itu pun akhirnya bisa dia lalui.

Bobby langsung mendapatkan tempat untuk beristirahat.

Keesokan harinya, Bobby langsung menerima selembar kertas yang berisi tentang surat perintah penahanan untuk dirinya.

Bobby pun di jerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang - Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman sepuluh tahun penjara.

Hal itu langsung membuat pikiran Bobby sangat terpukul.

Dia tidak menyangka bahwa dengan membawa senjata tajam saja bisa di ancam dengan hukuman penjara selama sepuluh tahun.

Bobby pun mulai bertanya tentang permasalahan yang dia hadapi saat itu kepada sesama tahanan yang sudah sering mencicipi tempat itu atau bisa di katakan adalah seorang residivis kambuhan.

Dirinya di sarankan untuk meminta penangguhan kepada penyidik pembantu yang menangani kasusnya tersebut.

Bobby pun memberanikan diri untuk mengajukan hal itu kepada penyidik pembantu.

Setelah melalui pertimbangan, akhirnya permohonannya di kabulkan oleh pihak kepolisian dengan sebuah jaminan.

Bobby pun terlepas dari jeruji besi dan menjadi status wajib lapor.

Setelah setahun beraktivitas seperti biasa, Bobby pun kembali terjerat dengan masalah hukum lagi.

Kini Bobby tertangkap setelah beberapa hari yang sudah lewat telah melakukan tidak pidana penganiayaan terhadap seseorang.

Karena namanya tidak di ketahui oleh korbannya walau pun wajahnya sangat di kenali oleh korbannya sehingga Bobby kembali lagi memberikan identitas palsu kepada penyidik pembantu yang memeriksanya.

Dan kini Bobby tidak lagi di kantor polisi sektor yang pernah dia cicipi.

Melainkan di kantor polisi resort di kota itu.

Sehingga kini Bobby akan bertemu dengan para preman yang lebih terkenal lagi.

Setelah selesai melalui berita acara pemeriksaan, Bobby langsung di jebloskan kedalam ruang tahanan.

Dia pun langsung di sambut oleh sekitar lima puluh orang lebih para tahanan yang berada di dalam.

Namun kini Bobby sudah tidak lagi sama sewaktu pertama kali masuk.

Dirinya langsung melakukan perlawanan terhadap para tahanan yang ingin memukulnya.

Bobby mulai menantang untuk bertarung satu persatu terhadap setiap tahanan yang ingin memukulnya.

Mulai saat itu, Bobby sangat di hormati oleh sesama tahanan yang berada di dalam bersama dengannya.

Bobby pun ingin kembali melakukan trik yang pernah dia lakukan, yaitu mengajukan penangguhan kepada penyidik pembantu yang menangani kasusnya tersebut.

Namun hal itu tidak tercapai, sebab korban Bobby takut jika dia bisa secepatnya terbebas dari tangan polisi.

Karena alasan Bobby kemungkinan bisa melakukan tindakannya lagi, sehingga pihak penyidik pembantu tidak memberikan penangguhan kepadanya.

Dua puluh hari pun berlalu, Bobby langsung mendapatkan kembali surat dari penyidik yang menanganinya.

Dan isi surat tersebut adalah surat perintah perpanjangan penahanan untuk dirinya.

Kini Bobby sudah berstatus sebagai tahanan pihak kejaksaan.

Hingga beberapa hari kemudian, akhirnya Bobby langsung di pindahkan di sebuah rumah tahanan di kota tersebut.

Tidak lama kemudian, akhirnya kasus Bobby pun di sidangkan.

Perjalanan sidangnya tidak membutuhkan waktu yang lama.

Sebab Bobby sendiri tidak menggunakan seorang advokat atau seorang pengacara untuk membela atau pun mendampinginya setiap kali menjalani persidangan

Serta Bobby tidak mau untuk membantah apa yang di dakwakan kepadanya.

Bobby di tuntut satu tahun enam bulan, namun di vonis oleh hakim hanya delapan bulan saja.

~Bersambung~

Episodes
1 Bab 1. Awal Cerita
2 Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3 Bab 3. Pembalasan Bobby
4 Bab 4. Masalah Besar
5 Bab 5. Upaya Penangkapan
6 Bab 6. Melarikan Diri
7 Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8 Bab 8. Nembak Cewek
9 Bab 9. Kongko - Kongko
10 Bab 10. Penganiayaan
11 Bab 11. Paket B
12 Bab 12. Korban Kekecewaan
13 Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14 Bab 14. Masuk Penjara
15 Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16 Bab 16. Siska
17 Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18 Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19 Bab 19. Ajakan Teman
20 Bab 20. Mengantar Iin
21 Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22 Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23 Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24 Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25 Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26 Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27 Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28 Bab 28. Niat Stenly
29 Bab 29. Rasa Cemburu
30 Bab 30. Membujuk Iin
31 Bab 31. Pesan Dari Siska
32 Bab 32. Keputusan Sintia
33 Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34 Bab 34. Bersama Sintia
35 Bab 35. Melepaskan Hasrat
36 Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37 Bab 37. Kecemasan Siska
38 Bab 38. Keegoisan
39 Bab 39. Pertemuan
40 Bab 40. Mengajak Siska
41 Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42 Bab 42. Kekecewaan Bobby
43 Bab 43. Mengejar Bobby
44 Bab 44. Mengunjungi Teman
45 Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46 Bab 46. Saling Memaafkan
47 Bab 47. Keputusan Siska
48 Bab 48. Menghindari Natan
49 Bab 49. Di Cafe
50 Bab 50. Sosok Ronald
51 Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52 Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53 Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54 Bab 54. Sikap Ronald
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Cerita
2
Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3
Bab 3. Pembalasan Bobby
4
Bab 4. Masalah Besar
5
Bab 5. Upaya Penangkapan
6
Bab 6. Melarikan Diri
7
Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8
Bab 8. Nembak Cewek
9
Bab 9. Kongko - Kongko
10
Bab 10. Penganiayaan
11
Bab 11. Paket B
12
Bab 12. Korban Kekecewaan
13
Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14
Bab 14. Masuk Penjara
15
Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16
Bab 16. Siska
17
Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18
Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19
Bab 19. Ajakan Teman
20
Bab 20. Mengantar Iin
21
Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22
Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23
Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24
Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25
Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26
Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27
Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28
Bab 28. Niat Stenly
29
Bab 29. Rasa Cemburu
30
Bab 30. Membujuk Iin
31
Bab 31. Pesan Dari Siska
32
Bab 32. Keputusan Sintia
33
Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34
Bab 34. Bersama Sintia
35
Bab 35. Melepaskan Hasrat
36
Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37
Bab 37. Kecemasan Siska
38
Bab 38. Keegoisan
39
Bab 39. Pertemuan
40
Bab 40. Mengajak Siska
41
Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42
Bab 42. Kekecewaan Bobby
43
Bab 43. Mengejar Bobby
44
Bab 44. Mengunjungi Teman
45
Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46
Bab 46. Saling Memaafkan
47
Bab 47. Keputusan Siska
48
Bab 48. Menghindari Natan
49
Bab 49. Di Cafe
50
Bab 50. Sosok Ronald
51
Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52
Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53
Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54
Bab 54. Sikap Ronald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!