Bab 4. Masalah Besar

Guru tersebut langsung mengetahui bahwa kedua murid itu telah terkena pukulan di bagian leher mereka masing - masing.

Guru tersebut langsung memberikan pertolongan sesuai dengan keahlian yang dia miliki.

Tidak lama kemudian kedua murid tersebut langsung siuman.

Sedangkan untuk murid yang satunya lagi langsung juga di berikan pertolongan oleh guru tersebut.

Hal yang sama pun juga terjadi dengan murid tersebut.

Kini ketiga murid itu sudah siuman karena telah di berikan pertolongan oleh pak guru yang memiliki keahlian ilmu bela diri karate tenaga dalam tersebut.

"Bagaimana pak guru! Apakah kita akan membawa ketiganya ke rumah sakit!?." Tanya seorang guru.

"Tidak perlu! Mereka saat ini hanya membutuhkan waktu untuk beristirahat." Jawab pak guru tersebut.

"Siapa yang melakukan ini!?." Tanya pak guru itu.

"Bobby yang melakukannya!." Jawab seorang guru.

"Bobby yang mana!?." Tanya pak guru lagi.

"Bobby yang duduk di kelas 2E!." Jawab seorang guru.

Bobby sangat di kenal oleh guru mata pelajaran matematika tersebut, sebab remaja itu juga pernah merasakan teknik ilmu bela diri dari pak guru itu.

Kejadian waktu itu.

Saat jam mata pelajaran belum di mulai, pak guru tersebut sedang berbincang - bincang dengan beberapa murid perempuan yang sekelas dengan Bobby.

Saat Bobby melihat hal tersebut, remaja itu langsung bergumam tanpa bisa di dengar oleh siapa pun yang seakan mengejek pak guru tersebut karena terkesan menurut Bobby seperti sedang merayu para siswi tersebut.

Entah bagaimana, tetapi hal itu bisa di ketahui oleh pak guru tersebut.

Sehingga saat jam mata pelajaran yang baru saja di mulai, pak guru tersebut langsung memanggil Bobby untuk maju ke depan kelas.

Bobby pun mengikuti perintah tersebut.

Saat remaja itu sudah berdiri di depan kelas, pak guru tersebut langsung menanyakan apa yang dia katakan terhadap pak guru itu.

"Apa yang tadi kamu katakan saat pak guru berada di luar kelas bersama dengan para siswi yang lain!?."

"Tidak ada pak guru!." Jawab Bobby singkat.

Murid - murid yang melihat serta mendengar hal tersebut menjadi bingung dengan pertanyaan pak guru itu.

"Apa yang kamu katakan tadi!?." Tanya pak guru lagi.

Bobby tetap tidak mengakuinya, sebab yang dia ketahui, bahwa hal itu tidak di ketahui oleh siapa pun, jadi mana mungkin guru tersebut bisa mengetahuinya.

Tanpa jawaban pun pak guru tersebut langsung menepak dengan telapak tangannya ke bahu Bobby.

Dalam keadaan berdiri remaja itu langsung bergeser ke samping.

Hal itu di lakukan beberapa kali oleh pak guru tersebut.

Tetapi hasilnya masih sama.

Hal yang terakhir pak guru langsung menepak leher bagian belakang remaja itu.

Perasaan seperti kesetrum dari ujung kaki sampai kepalanya langsung terasa saat itu.

Namun Bobby langsung dengan cepat mengatur pernapasannya, sehingga dirinya tidak hilang kesadarannya.

Setelah selesai dengan hal tersebut, pak guru itu langsung menyuruh Bobby untuk berdiri dengan salah satu kakinya di atas sebuah meja yang berada di depan kelas tersebut selama jam mata pelajarannya berlangsung.

Bobby pun menuruti perintah pak guru itu.

Peristiwa itulah yang membuat dirinya sangat mengenali Bobby.

Sehingga saat mengetahui siapa pelaku yang membuat ketiga murid hingga seperti itu, pak guru tersebut langsung menggelengkan kepala dan berkata.

"Saat ini Bobby sedang berada dimana!?."

"Tadi dia langsung berlari keluar dan di kejar oleh petugas keamanan sekolah!." Jawab seorang guru lagi.

"Semua ini harus di tanggapi dengan serius oleh pihak sekolah kita, sebab tindakannya itu sangat membahayakan keselamatan murid - murid yang lain." Ujar Pak guru tersebut.

Para guru itu langsung pergi menuju ke ruang kepala sekolah untuk membicarakan hal tersebut.

Orang tua dari ketiga murid yang kini sedang beristirahat pun langsung di hubungi oleh pihak sekolah agar bisa datang ke sekolah tersebut untuk mendapatkan penjelasan dari kepala sekolah dan juga guru - guru yang melihat kejadian tersebut.

Sedangkan Bobby sendiri kini sudah tidak terkejar lagi oleh petugas keamanan sekolah.

Remaja itu langsung pulang kerumahnya dan mengganti seragam sekolah untuk pergi menjauh dari rumahnya.

Sebab dirinya berpikir, pasti pihak sekolah akan mendatangi rumahnya tersebut.

Ibunya yang melihat Bobby yang sudah pulang kerumah sebelum jam pulang sekolah langsung mempertanyakannya kepada Bobby.

"Bobby! Mengapa jam begini kamu sudah pulang dari sekolah!?."

Bobby tidak menjawabnya dan langsung pergi meninggalkan rumahnya.

"Bobby! Bobby!." Panggil ibunya.

Tetapi remaja itu tidak menjawab karena dirinya sudah pergi dari rumahnya tersebut.

Di sekolah, para guru sedang bertanya kepada teman - teman sekelasnya siapa yang mengetahui rumah dari Bobby.

Salah satu murid langsung memberitahukan bahwa ada sahabat Bobby yang duduk di kelas 2G yang bernama Vence yang mengetahui dimana letak rumah dari Bobby.

Para guru langsung pergi ke kelas dimana Vence berada dan langsung memanggil murid tersebut.

Saat Vence mendekat, mereka pun langsung mempertanyakan kepadanya apakah dirinya mengetahui letak rumah dari Bobby.

Vence pun langsung menjawab.

"Aku tidak mengetahui rumah dari Bobby! Memang kami berdua berteman, namun pertemanan kami hanya di sekolah saja, jadi saya tidak mengetahui dimana letak rumahnya." Ujar Vence ingin melindungi temannya itu.

Memang Vence sudah mengetahui juga apa yang telah Bobby lakukan itu , sehingga dirinya tidak ingin memberitahukan dimana letak rumah dari sahabatnya tersebut.

Karena pagi itu memang sekolah mereka telah di gemparkan dengan perbuatan remaja tersebut, sehingga seluruh penghuni sekolah itu telah mengetahui perbuatan Bobby.

Saat menemukan data dari Bobby, akhirnya para guru tersebut berinisiatif untuk datang kerumah remaja itu.

Sedangkan orang tua dari ketiga siswa tersebut kini sudah tiba di sekolah dan mulai ribut dengan para guru yang ada.

Mereka tidak menerima apa yang telah Bobby lakukan kepada anak mereka.

Ketiga orang tua murid tersebut ingin melaporkan ke kantor polisi perbuatan yang Bobby lakukan itu, agar polisi bisa menindak dengan keras remaja yang memukuli anak mereka.

Para guru tetap mencoba menenangkan para orang tua murid itu.

Namun karena mereka tidak mau mendengarkan perkataan dari setiap guru yang coba menenangkan mereka.

Akhirnya mereka langsung pergi ke salah satu kantor kepolisian sektor yang berada di dekat sekolah tersebut untuk melaporkan kejadian itu.

Walau pun pihak anggota polisi yang sedang piket di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) sudah menjelaskan bahwa hal tersebut masih menjadi kewenangan pihak sekolah untuk menanganinya, namun pihak keluarga korban tersebut tetap memaksakan hal tersebut untuk di proses oleh pihak kepolisian.

Karena desakan tersebut, pihak kepolisian pun langsung pergi kesekolah untuk melakukan penyelidikan.

Saat tiba di sekolah, seorang polisi yang bertanggung jawab langsung bertemu dengan kepala sekolah beserta para guru yang mengetahui kejadian tersebut.

Kepala sekolah hanya bisa menjelaskan apa yang dia ketahui.

Sedangkan untuk menjelaskan kronologi kejadian tersebut, di jelaskan oleh beberapa guru yang melihat Bobby sedang memukuli seorang siswa.

Mendengar hal tersebut, pihak kepolisian pun langsung berkata.

"Jadi kalian hanya melihat remaja itu memukuli seorang murid!?."

"Iya pak!." Jawab seorang guru.

"Terus, mengapa ada tiga orang tua murid yang melaporkan bahwa anak mereka di pukuli oleh remaja itu!?." Tanya petugas kepolisian tersebut.

"Kami juga tidak tahu tentang hal itu! Yang kami ketahui bahwa Bobby sedang memukuli salah satu murid yang kini sedang beristirahat di ruangan UKS." Ujar seorang guru menjelaskan.

"Terus, siapa yang memukuli dua orang murid lainnya!?." tanya seorang anggota polisi lagi.

"kemungkinan yang melakukannya juga adalah anak itu!." jawab seorang guru lagi.

"ibu! untuk permasalahan seperti ini! kita tidak boleh langsung berasumsi atau langsung menuduh seseorang! tetapi biarlah, hal ini akan tetap kami selidiki terlebih dahulu!." ujar anggota polisi tersebut.

"Baiklah! Kalau begitu, mari kita pergi ke ruang UKS tersebut untuk melihat keadaan para siswa itu." lanjut anggota dari kepolisian itu.

Mereka pun langsung menuju ke ruang UKS.

Setelah tiba, petugas dari kepolisian langsung tersentak karena melihat seorang di antara mereka yang kini mukanya terlihat sangat babak belur.

"Ternyata seperti ini keadaan korbannya!? Apakah anak ini yang kalian lihat sedang di pukuli oleh Bobby itu!?." Tanya seorang anggota kepolisian tersebut.

"Iya pak!." Jawab seorang guru lagi.

"Terus dua yang lainya apa yang terluka!?." Tanya anggota polisi lagi.

"Oh, kalau mereka berdua, nanti di jelaskan oleh pak guru!." Ucap seorang guru sambil mengarahkan kepada pak guru yang memiliki kemampuan ilmu bela diri karate Tenaga dalam itu.

Pak guru tersebut langsung menjelaskan apa yang dua murid lainnya alami.

"Jadi bapak tidak melihat juga jika Bobby yang melakukan hal itu!?." Tanya salah satu anggota polisi.

"Iya pak! Saya tidak melihatnya." Jawab pak guru itu.

"Begini saja! Kita akan membawa anak ini ke rumah sakit Bayangkara untuk di lakukan Visum et repertum." Ucap seorang anggota polisi.

Orang tua dari remaja yang terluka itu langsung mengiyahkan agar Bobby bisa langsung di proses hukum.

Mereka pun langsung pergi untuk meninggalkan sekolah itu serta membawa pihak keluarga dan juga pihak guru yang menjadi saksi atas penganiayaan tersebut.

~Bersambung~

Episodes
1 Bab 1. Awal Cerita
2 Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3 Bab 3. Pembalasan Bobby
4 Bab 4. Masalah Besar
5 Bab 5. Upaya Penangkapan
6 Bab 6. Melarikan Diri
7 Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8 Bab 8. Nembak Cewek
9 Bab 9. Kongko - Kongko
10 Bab 10. Penganiayaan
11 Bab 11. Paket B
12 Bab 12. Korban Kekecewaan
13 Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14 Bab 14. Masuk Penjara
15 Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16 Bab 16. Siska
17 Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18 Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19 Bab 19. Ajakan Teman
20 Bab 20. Mengantar Iin
21 Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22 Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23 Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24 Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25 Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26 Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27 Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28 Bab 28. Niat Stenly
29 Bab 29. Rasa Cemburu
30 Bab 30. Membujuk Iin
31 Bab 31. Pesan Dari Siska
32 Bab 32. Keputusan Sintia
33 Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34 Bab 34. Bersama Sintia
35 Bab 35. Melepaskan Hasrat
36 Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37 Bab 37. Kecemasan Siska
38 Bab 38. Keegoisan
39 Bab 39. Pertemuan
40 Bab 40. Mengajak Siska
41 Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42 Bab 42. Kekecewaan Bobby
43 Bab 43. Mengejar Bobby
44 Bab 44. Mengunjungi Teman
45 Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46 Bab 46. Saling Memaafkan
47 Bab 47. Keputusan Siska
48 Bab 48. Menghindari Natan
49 Bab 49. Di Cafe
50 Bab 50. Sosok Ronald
51 Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52 Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53 Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54 Bab 54. Sikap Ronald
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Cerita
2
Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3
Bab 3. Pembalasan Bobby
4
Bab 4. Masalah Besar
5
Bab 5. Upaya Penangkapan
6
Bab 6. Melarikan Diri
7
Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8
Bab 8. Nembak Cewek
9
Bab 9. Kongko - Kongko
10
Bab 10. Penganiayaan
11
Bab 11. Paket B
12
Bab 12. Korban Kekecewaan
13
Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14
Bab 14. Masuk Penjara
15
Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16
Bab 16. Siska
17
Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18
Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19
Bab 19. Ajakan Teman
20
Bab 20. Mengantar Iin
21
Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22
Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23
Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24
Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25
Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26
Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27
Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28
Bab 28. Niat Stenly
29
Bab 29. Rasa Cemburu
30
Bab 30. Membujuk Iin
31
Bab 31. Pesan Dari Siska
32
Bab 32. Keputusan Sintia
33
Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34
Bab 34. Bersama Sintia
35
Bab 35. Melepaskan Hasrat
36
Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37
Bab 37. Kecemasan Siska
38
Bab 38. Keegoisan
39
Bab 39. Pertemuan
40
Bab 40. Mengajak Siska
41
Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42
Bab 42. Kekecewaan Bobby
43
Bab 43. Mengejar Bobby
44
Bab 44. Mengunjungi Teman
45
Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46
Bab 46. Saling Memaafkan
47
Bab 47. Keputusan Siska
48
Bab 48. Menghindari Natan
49
Bab 49. Di Cafe
50
Bab 50. Sosok Ronald
51
Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52
Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53
Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54
Bab 54. Sikap Ronald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!