Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk

Selama beberapa bulan di dalam pelarian Bobby tersebut, dirinya tinggal bersama adik ipar dari ayahnya yang bekerja di sebuah meubel kayu.

Bobby selalu membantu pamannya tersebut untuk bekerja di meubel itu.

Setiap seminggu sekali, dirinya selalu pergi ke wartel untuk menghubungi ibunya melalui telepon rumah tentangga yang tidak jauh dari rumahnya.

Tetangganya tersebut tidak pernah keberatan dengan hal itu.

Saat Bobby sudah merasa situasinya sudah kembali aman, remaja itu pun berniat untuk pulang lagi kerumahnya.

Suami dari adik ayahnya itu langsung memberikan uang yang adalah upah dari hasil Bobby yang selalu membantunya.

Sehingga saat pulang ke rumah, Bobby kini memiliki uang yang lebih untuk di berikan kepada ibunya.

Saat tiba di rumahnya, Bobby langsung di sambut oleh ibunya dengan perasaan yang sangat gembira.

Remaja itu pun memberikan sebagian uang yang di perolehnya kepada ibunya.

Kini remaja itu tidak memiliki niat untuk bersekolah lagi.

Hal itu di karenakan dirinya sudah bisa bekerja untuk menghasilkan uangnya sendiri.

Bobby kini sudah menjalani hidupnya di sebuah terminal yang terbilang menjadi tempat bus antar kota dalam propinsi dan juga bus antar kota, antar propinsi.

Remaja itu pun bertemu lagi dengan teman sekelasnya dan mengajak Bobby untuk berlatih tinju.

Karena remaja itu merasa teknik bertarungnya dengan mengandalkan kedua tangannya sangat tidak mumpuni, sehingga Bobby pun merasa sangat tertarik untuk berlatih tinju.

Bobby sendiri tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang atlet saat berlatih tinju.

Dirinya hanya ingin menggunakan teknik tersebut untuk melakukan pertarungan jalanan.

Setelah sudah dua bulan melakukan latihan dan usia Bobby saat itu sudah empat belas tahun, remaja itu di ikut sertakan oleh pelatihnya untuk mengikuti kompetisi yang di adakan di sebuah kator Satlantas suatu kabupaten.

Itu adalah kompetisi pertama kali yang di ikuti oleh Bobby.

Saat mengikuti kompetisi tersebut, Bobby melihat Refly juga mengikuti kompetisi tersebut namun di kategori yang berbeda.

Refly sudah sering mengikuti kompetisi, sedangkan Bobby adalah seorang petinju pemula, sehingga keduanya tidak di pertemukan dalam satu kelas.

Bobby saat itu menjadi runer-up karena kalah di partai final saat menghadapi rekan se sasana Refly.

Remaja itu kecewa dengan keputusan wasit saat itu.

Dirinya merasa mampu untuk menangani gempuran dari rekan se sasana Refly tersebut.

Namun wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan atau biasa di sebut dengan Refree Stop Contest (RSC).

Bobby sempat melakukan protes kepada wasit yang memimpin pertandingan itu, namun keputusan wasit sudah final, sehingga rekan se sasana Refly lah yang menjadi juara pada saat itu.

Kekecewaan Bobby langsung kembali muncul di dalam benaknya.

Remaja itu kini sudah tidak mau lagi untuk berlatih tinju.

Kini remaja itu mulai melakukan pertarungan jalanan dengan menggunakan skill yang saat ini dia miliki.

Kolaborasi teknik bertinju miliknya dan juga tektik tendangan yang di latihnya membuat kemampuan bertarung remaja tersebut menjadi lebih efektif untuk menjatuhkan lawannya.

Bobby kini mulai berani melawan seorang pria yang sudah berusia lebih tua darinya.

Suatu saat remaja itu di perhadapkan dengan lawan yang sudah berusia tiga puluh tahun lebih.

Hal itu di akibatkan karena memang Bobby saat ini sudah sering mencari masalah dengan orang lain, sehingga keduanya terjadi pertarungan.

Pria dewasa itu langsung menyerang Bobby dengan tinjunya.

Namun karena serangan yang di lancarkan oleh pria itu bukanlah sebagai serangan seorang yang telah memiliki dasar ilmu bela diri, sehingga Bobby masih bisa memblok serangan tersebut dengan kedua tangannya.

Bobby juga melancarkan serangannya dengan menggunakan serangan jarak dekat, yaitu dengan mengandalkan serangan teknik bertinjunya.

Pukulan uppercut Bobby langsung menghujani perut serta tulang rusuk lawannya.

Setelah serangan pukulan uppercut, Bobby langsung melepaskan pukulan kombinasinya yaitu pukulan swing, rabbit punch, cross, dan juga jab.

Lawan Bobby langsung kelabakan mengatasi serangan remaja tersebut.

Beberapa saat kemudian, lawan Bobby langsung terjatuh saat terkena pukulan uppercut milik remaja itu di dagunya.

Pria tersebut langsung mencabut sebilah pisau yang di selipkan di pinggangnya.

Bobby yang melihat hal tersebut langsung dengan cepat mendekat dan menendang tangan lawannya dengan kaki kanannya serta langsung di susul lagi dengan tendangan kaki kirinya yang kembali mengenai dagu pria tersebut.

Bobby langsung meraih pisau badik yang telah terlepas dari tangan lawannya dan kembali mendekati pria itu.

Saat pria itu melihat bahwa kini lawannya sudah berjongkok di depannya sambil menggenggam pisau badik miliknya.

Pria itu pun langsung meminta ampun kepada Bobby.

Bobby pun langsung menghentikan tindakannya untuk menghajar pria itu lagi.

Walau pun remaja itu memiliki temperamen yang tidak bisa terkendali saat sedang marah, namun emosinya akan langsung mereda saat orang yang di marahinya itu, langsung mengaku salah atau meminta ampun kepadanya.

Teman - temannya yang juga bergaul di terminal itu dan sedang menyaksikan apa yang di lakukan oleh Bobby langsung mendekatinya.

"Bagaimana Bob? Apakah kamu baik - baik saja!?." Tanya salah satu temannya yang berusia tiga tahun lebih tua darinya.

"Iya! Aku baik - baik saja!." Jawab Bobby.

Remaja itu langsung mengambil sarung badik yang masih terselip di pinggang lawannya itu.

Pria yang menjadi lawannya tersebut langsung merelakan benda miliknya itu di ambil oleh remaja yang telah mengalahkan dirinya.

Sejak saat itu, di terminal tersebut sosok Bobby sangat di hormati oleh teman - teman sebayanya atau pun yang lebih tua darinya.

Tidak hanya itu saja, disaat Bobby kembali ke lingkungan tempat tinggalnya yang hanya berjarak dua kilo meter dari terminal tersebut, remaja itu pun mulai mencoba untuk selalu menjajal kemampuan setiap pemuda yang dulu pernah membullynya.

Dan semua pemuda yang di jajal olehnya langsung tunduk dan menghormati remaja tersebut.

Kini Bobby selalu menyelipkan badik di pinggangnya saat bergaul dengan teman - teman yang usianya lebih tua darinya.

Walau pun remaja itu selalu menyelipkan sebilah badik di pinggangnya, namun dirinya belum pernah menggunakan badik tersebut.

Kehidupan Bobby mulai berada di jalur yang tidak baik di mata masyarakat sekitarnya.

Kini dirinya sudah sering melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap orang lain yang tidak memiliki masalah dengannya.

Walau pun semua perbuatannya itu tidak pernah di laporkan ke pihak yang berwajib, namun perbuatannya sudah sangat meresahkan.

Remaja itu kini mulai mabuk - mabukan dan sering membuat ke onaran baik di terminal tempatnya bergaul mau pun di lingkungan tempat tinggalnya.

Kini Vence juga mulai bergaul dengan Bobby, remaja itu juga sedikit demi sedikit mulai terpengaruh dengan pergaulan dan sikap temannya tersebut yang sudah merokok dan sering mabuk - mabukan.

Walau pun demikian, Vence masih tetap memperhatikan statusnya sebagai seorang siswa.

Remaja itu tetap rajin untuk pergi ke sekolah.

Bobby saat itu bukan lagi seorang remaja dimata para pemuda yang bergaul dengannya.

Tidak hanya itu saja, Bobby juga kini sudah sering menyuruh para pemuda tersebut untuk membelikannya minuman keras dan juga rokok.

Mereka pun dengan cepat mengikuti perintah dari Bobby.

Akhirnya mereka pun membentuk sebuah tim di dalam pergaulan mereka saat itu.

Di dalam tim tersebut terdiri dari tujuh orang, yaitu Angger, Mamang, Luter, Nofri, Dani, Vence dan Bobby.

Angger, memiliki usia sepuluh tahun lebih tua dari Bobby atau berusia 24 tahun.

Mamang, memiliki usia 19 tahun atau lima tahun lebih tua dari Bobby.

Luter, berusia 18 tahun yang juga adalah kakak tertua Bobby.

Nofri, memiliki usia 17 tahun atau tiga tahun lebih tua dari Bobby.

Dani, berusia 17 tahun yang juga adalah kakak dari Bobby.

Vence, berusia 15 tahun satu tahun lebih tua dan juga adalah sahabat Bobby.

Serta Bobby sendiri yang nantinya akan menjadi seorang eksekutor di dalam tim tersebut.

Di dalam tim tersebut tidak ada yang namanya pemimpin.

Namun walau pun demikian, Bobby sangat di hargai dalam tim tersebut.

~Bersambung~

Episodes
1 Bab 1. Awal Cerita
2 Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3 Bab 3. Pembalasan Bobby
4 Bab 4. Masalah Besar
5 Bab 5. Upaya Penangkapan
6 Bab 6. Melarikan Diri
7 Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8 Bab 8. Nembak Cewek
9 Bab 9. Kongko - Kongko
10 Bab 10. Penganiayaan
11 Bab 11. Paket B
12 Bab 12. Korban Kekecewaan
13 Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14 Bab 14. Masuk Penjara
15 Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16 Bab 16. Siska
17 Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18 Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19 Bab 19. Ajakan Teman
20 Bab 20. Mengantar Iin
21 Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22 Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23 Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24 Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25 Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26 Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27 Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28 Bab 28. Niat Stenly
29 Bab 29. Rasa Cemburu
30 Bab 30. Membujuk Iin
31 Bab 31. Pesan Dari Siska
32 Bab 32. Keputusan Sintia
33 Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34 Bab 34. Bersama Sintia
35 Bab 35. Melepaskan Hasrat
36 Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37 Bab 37. Kecemasan Siska
38 Bab 38. Keegoisan
39 Bab 39. Pertemuan
40 Bab 40. Mengajak Siska
41 Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42 Bab 42. Kekecewaan Bobby
43 Bab 43. Mengejar Bobby
44 Bab 44. Mengunjungi Teman
45 Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46 Bab 46. Saling Memaafkan
47 Bab 47. Keputusan Siska
48 Bab 48. Menghindari Natan
49 Bab 49. Di Cafe
50 Bab 50. Sosok Ronald
51 Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52 Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53 Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54 Bab 54. Sikap Ronald
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Cerita
2
Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3
Bab 3. Pembalasan Bobby
4
Bab 4. Masalah Besar
5
Bab 5. Upaya Penangkapan
6
Bab 6. Melarikan Diri
7
Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8
Bab 8. Nembak Cewek
9
Bab 9. Kongko - Kongko
10
Bab 10. Penganiayaan
11
Bab 11. Paket B
12
Bab 12. Korban Kekecewaan
13
Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14
Bab 14. Masuk Penjara
15
Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16
Bab 16. Siska
17
Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18
Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19
Bab 19. Ajakan Teman
20
Bab 20. Mengantar Iin
21
Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22
Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23
Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24
Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25
Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26
Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27
Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28
Bab 28. Niat Stenly
29
Bab 29. Rasa Cemburu
30
Bab 30. Membujuk Iin
31
Bab 31. Pesan Dari Siska
32
Bab 32. Keputusan Sintia
33
Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34
Bab 34. Bersama Sintia
35
Bab 35. Melepaskan Hasrat
36
Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37
Bab 37. Kecemasan Siska
38
Bab 38. Keegoisan
39
Bab 39. Pertemuan
40
Bab 40. Mengajak Siska
41
Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42
Bab 42. Kekecewaan Bobby
43
Bab 43. Mengejar Bobby
44
Bab 44. Mengunjungi Teman
45
Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46
Bab 46. Saling Memaafkan
47
Bab 47. Keputusan Siska
48
Bab 48. Menghindari Natan
49
Bab 49. Di Cafe
50
Bab 50. Sosok Ronald
51
Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52
Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53
Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54
Bab 54. Sikap Ronald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!