Bab 9. Kongko - Kongko

Bobby merasa sangat bahagia saat berada di sisi Febrianti.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya Mamang keluar dari dalam asrama tersebut, karena urusannya telah selesai dengan petugas yang bertanggung jawab atas asrama putri itu.

Mamang pun mengenalkan Bobby kepada temannya itu, agar Bobby bisa leluasa untuk bertemu dengan Febrianti.

Mamang juga berpesan kepada temannya itu agar tidak menyinggung Bobby.

Karena jika menyinggung remaja tersebut, bisa mendapatkan masalah yang serius.

Akhirnya Febrianti pun lebih dulu pamit dan berkata.

"Bob! Kak! Aku masuk dulu yah!?." Sambil tersenyum menatap Bobby.

Bobby hanya mengangguk dan tersenyum manis menatap gadis tersebut.

Keduanya juga langsung pergi meninggalkan asrama tersebut dengan mengendarai sepeda motor milik Mamang.

Keduanya langsung meluncur untuk menuju ke tempat biasa tim mereka berkumpul.

Saat keduanya tiba di tempat tujuan mereka, di tempat tersebut sudah ada lima orang lainnya.

Keduanya langsung di sambut oleh mereka.

"Dari mana saja kalian berdua!?." Tanya Angger yang selalu tersenyum saat berkata.

"Kita berdua baru saja dari asrama putri sekolahKu! Dan kalian perlu tahu! Tadi Bobby baru saja aku comblangin dengan adik tingkatKu!." Tutur Mamang sambil tersenyum menatap lima orang yang ada.

"Apa ceweknya cantik!?." Tanya Dani penasaran menatap ke arah Mamang.

"Tanya saja sendiri kepada Bobby!." Ucpa Mamang.

Bobby hanya senyum - senyum tanpa berkata sedikit pun.

Walau pun usianya yang masih sangat muda itu, namun dia selalu berusaha untuk berpikir dewasa.

Hal itu karena posisinya saat itu yang di segani serta di hormati oleh orang - orang yang lebih tua darinya.

Sehingga Bobby harus menunjukkan sikap yang berwibawa di depan semua orang.

Dani tidak ingin langsung menanyakan hal itu kepada Bobby, sebab keduanya sering bertengkar.

Karena Bobby hanya diam sambil tersenyum, akhirnya Angger pun bertanya kepada remaja itu.

"Bro! Bagaimana? Apakah gadis yang di kenalkan oleh Mamang itu cantik parasnya!?."

Bobby sesaat terdiam lalu menjawab pertanyaan temannya itu.

"MenurutKu, gadis dia terlalu cantik bagiKu!." Sambil tersipu malu.

"Apakah kamu sudah nembak dia!?." Sambung Vence penasaran.

"Iya! Aku tadi langsung nembak dia!." Tutur Bobby.

"Kalau begitu, berarti kamu sudah jadian dong!?." Tanya Vence lagi.

Bobby langsung menjawab hanya dengan menganggukkan kepalanya.

"Wow...Ngger! Saat ini kamu sudah kalah dari Bobby! Sebab sampai saat ini, kamu belum juga memiliki pacar!." Tutur Nofri sambil tertawa mengejek Angger.

"Biarin! Saat ini, aku juga belum siap untuk pacaran!." Ujar Angger membela diri.

"Alasan! Bilang saja kalau diriMu itu tidak laku di pasaran!." Bantah Mamang.

Ha...ha...ha...ha...ha

Tawa mereka langsung meledak secara bersamaan saat mendengar bantahan yang Mamang ucapkan.

"Tidak boleh seperti itu! Contohnya saja Vence! Dia selalu di sukai oleh beberapa gadis! Tetapi kenyataannya apa? Dia tidak mau menanggapinya!." Tutur Bobby untuk sedikit membantu Angger.

"Itu memang benar! Tetapi hal itu karena Vence seleranya terlalu tinggi! Mau nya punya pacar yang cantik dan tajir, mana bisa ada yang mau dengan kehidupan kita yang seperti ini!." Tutur Dani menyerang pribadi Vence sambil menyengir.

"Ya iyalah! Masa aku yang ganteng ini punya pacar yang tidak cantik serta tajir!?." Tutur Vence menanggapi perkataan Dani.

"Setiap orang itu pasti memiliki cara berpikir yang berbeda - beda! Sehingga kita harus menghargainya!." Ujar Luter ingin meluruskan.

"Itu menurutMu! Karena pikiran kamu juga sama seperti itu! Kalau tidak karena mengejar wanita yang kamu sukai, pasti kamu juga tidak berada saat ini bersama - sama dengan kita! Dasar Bucin!." Cela Dani terhadap Luter.

Walau pun Luter adalah kakak tertua Dani dan Bobby, namun karena dia tidak besar bersama dengan keduanya, sehingga Luter sangat jarang untuk bersama - sama dengan adik - adiknya.

Dan memang itu juga sudah menjadi kebiasaan Dani untuk selalu mencela serta merendahkan orang lain.

"Itu baru namanya Cinta!." Balas Luter membela diri.

"Cinta apaan? Itu Budak Cinta namanya!." Celaan Dani lagi.

"Memangnya kamu sudah punya pacar?." Tanya Luter kepada Dani.

"Sudahlah! Tidak perlu di perdebatkan lagi! UsulKu! Bagaimana jika malam minggu nanti, kita membawa pacar kita masing - masing!?." Tutur Mamang.

"Tunggu dulu! Aku saja tidak memiliki pacar! Jadi siapa yang harus Ku bawa?." Ujar Nofri.

"Kalau kamu itu! Cukup lihat saja nenek - nenek di pinggir jalan dan kamu ajak saja kesini sebagai pacarMu!." Ujar Dani mencibir Nofri.

"Apakah aku serendah itu!?." Tutur Nofri membela diri.

"Dari pada tidak punya pacar untuk di bawa! Mendingan kamu lakukan saja apa yang aku katakan itu!." Dani melontarkan kata - kata ledekan lagi kepada Nofri.

"Sudahlah! Ganti saja topiknya! Bagaimana kalau kita beli saja beberapa paket (beberapa minuman soda yang di campur dengan minuman beralkohol) untuk kita minum hingga mabuk kali ini!." Tutur Angger mengusulkan.

"Huuu! Di otakMu itu hanya mabuk saja yang selalu di pikirkan!." Ujar Nofri meledek Angger.

"Anggap saja itu untuk merayakan keberhasilan Bobby yang sudah memiliki pacar!." Balas Angger sambil tersenyum.

"Ok! Aku setuju!." Ucap Mamang sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang kertas.

Melihat apa yang di lakukan oleh Mamang, yang lainnya pun ikut mengeluarkan uang mereka masing - masing.

"Sudah! Beli saja beberapa paket miras dan juga dua bungkus rokok serta cemilan!." Tutur Dani.

Karena saat itu hanya Mamang yang memiliki sepeda motor, sehingga dialah yang pergi untuk membeli apa yang mereka perlukan saat itu.

Mamang pun langsung pergi dengan sepeda motor miliknya.

Tidak lama kemudian, Mamang sudah kembali dengan membawa apa yang mereka butuhkan saat itu.

Angger langsung menyambut Mamang dan langsung mengambil minuman yang baru saja di beli dan langsung di campurkan dalam sebuah cerek.

Mereka pun mulai meneguk minuman yang sudah di campur tersebut.

Saat hari sudah mulai gelap dan uang serta minuman mereka sudah habis, akhirnya mereka berencana untuk pergi ke perampatan jalan utama yang ada di lingkungan mereka untuk memalak setiap orang yang akan melewati jalan tersebut.

Bobby saat itu telah menyelipkan sebilah pisau badik di pinggangnya dengan teknik yang dia miliki.

Walau pun remaja itu mengangkat kaos yang di gunakannya, tetapi pisau badik tersebut tidak terlihat.

Sebab gagang pisau badik tersebut melingkar mengikuti bentuk pinggangnya dan di tertutup oleh pinggang celana yang dia gunakan.

Sedangkan ujung dari pisau badik tersebut berada didalam CD miliknya.

Keenam temannya saja tidak mengetahui akan hal tersebut.

Saat mereka sudah berada di perampatan jalan yang di maksudkan, mereka langsung menjadi pusat perhatian setiap orang yang lewat di situ.

Tetapi karena group mereka itu sangat di segani oleh orang - orang sekitar, sehingga tidak ada yang berani menegur mereka.

Satu per satu pria yang melewati jalan itu, semuanya di palak oleh mereka.

Saat sudah merasa cukup untuk kembali membeli miras yang sering mereka konsumsi serta beberapa bungkus rokok, akhirnya mereka menghentikan kegiatan tersebut dan pergi menuju ke salah satu rumah warga yang biasa mereka jadikan tempat untuk nongkrong dan mengkonsumsi miras.

Saat mereka tiba, ternyata di tempat tersebut kini sedang ada group yang lain yang juga sedang mengkonsumsi miras.

Group itu terdiri dari para senior mereka.

Namun kedatangan mereka langsung di sambut baik oleh para pemuda yang ada.

"Ayo Bob! Mari gabung!." Sambut seorang pemuda.

Saat Bobby masuk, mereka langsung menyediakan kursi untuk di dudukinya.

Saat mereka sampai, sudah ada salah seorang pemuda yang mabuk dan mulai rese serta mulai menyebalkan.

Pemuda itu terus berbicara tentang pergaulannya yang anarkis serta sudah pernah masuk lembaga pemasyarakatan.

Bobby mulai jengkel dengan sikap yang di tunjukkan oleh pemuda tersebut.

Remaja itu tanpa berkata - kata lagi langsung menyerang pemuda itu dengan tinjunya yang tepat mengenai mata pemuda tersebut.

Pemuda itu langsung terjungkal kebelakang bersama dengan kursi yang dia duduki.

Pemuda itu pun langsung berusaha untuk bangkit.

~Bersambung~

Episodes
1 Bab 1. Awal Cerita
2 Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3 Bab 3. Pembalasan Bobby
4 Bab 4. Masalah Besar
5 Bab 5. Upaya Penangkapan
6 Bab 6. Melarikan Diri
7 Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8 Bab 8. Nembak Cewek
9 Bab 9. Kongko - Kongko
10 Bab 10. Penganiayaan
11 Bab 11. Paket B
12 Bab 12. Korban Kekecewaan
13 Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14 Bab 14. Masuk Penjara
15 Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16 Bab 16. Siska
17 Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18 Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19 Bab 19. Ajakan Teman
20 Bab 20. Mengantar Iin
21 Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22 Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23 Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24 Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25 Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26 Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27 Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28 Bab 28. Niat Stenly
29 Bab 29. Rasa Cemburu
30 Bab 30. Membujuk Iin
31 Bab 31. Pesan Dari Siska
32 Bab 32. Keputusan Sintia
33 Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34 Bab 34. Bersama Sintia
35 Bab 35. Melepaskan Hasrat
36 Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37 Bab 37. Kecemasan Siska
38 Bab 38. Keegoisan
39 Bab 39. Pertemuan
40 Bab 40. Mengajak Siska
41 Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42 Bab 42. Kekecewaan Bobby
43 Bab 43. Mengejar Bobby
44 Bab 44. Mengunjungi Teman
45 Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46 Bab 46. Saling Memaafkan
47 Bab 47. Keputusan Siska
48 Bab 48. Menghindari Natan
49 Bab 49. Di Cafe
50 Bab 50. Sosok Ronald
51 Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52 Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53 Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54 Bab 54. Sikap Ronald
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Awal Cerita
2
Bab 2. Kejadian Di Sekolah
3
Bab 3. Pembalasan Bobby
4
Bab 4. Masalah Besar
5
Bab 5. Upaya Penangkapan
6
Bab 6. Melarikan Diri
7
Bab 7. Awal Pergaulan Yang Buruk
8
Bab 8. Nembak Cewek
9
Bab 9. Kongko - Kongko
10
Bab 10. Penganiayaan
11
Bab 11. Paket B
12
Bab 12. Korban Kekecewaan
13
Bab 13. Masalah Di Pesta Pernikahan
14
Bab 14. Masuk Penjara
15
Bab 15. Di Lembaga Pemasyarakatan
16
Bab 16. Siska
17
Bab 17. Mungkin Dia Gila Atau Buta
18
Bab 18. Pantas Dan Tak Pantas
19
Bab 19. Ajakan Teman
20
Bab 20. Mengantar Iin
21
Bab 21. Kebodohan Tanpa Di Sadari
22
Bab. 22. Mencari Posisi Aman
23
Bab 23. Menyatakan Isi Hati
24
Bab 24. Meluluhkan Hati Iin
25
Bab 25. Kebersamaan Dengan Siska
26
Bab 26. Mementahkan Tuduhan
27
Bab 27. Ketakutan Dan Kenikmatan
28
Bab 28. Niat Stenly
29
Bab 29. Rasa Cemburu
30
Bab 30. Membujuk Iin
31
Bab 31. Pesan Dari Siska
32
Bab 32. Keputusan Sintia
33
Bab 33. Menjadi Pacar Sintia
34
Bab 34. Bersama Sintia
35
Bab 35. Melepaskan Hasrat
36
Bab 36. Sesudah Bersama Sintia
37
Bab 37. Kecemasan Siska
38
Bab 38. Keegoisan
39
Bab 39. Pertemuan
40
Bab 40. Mengajak Siska
41
Bab 41. Situasi Yang Menjengkelkan
42
Bab 42. Kekecewaan Bobby
43
Bab 43. Mengejar Bobby
44
Bab 44. Mengunjungi Teman
45
Bab 45. Kebersamaan Dengan Teman Bobby
46
Bab 46. Saling Memaafkan
47
Bab 47. Keputusan Siska
48
Bab 48. Menghindari Natan
49
Bab 49. Di Cafe
50
Bab 50. Sosok Ronald
51
Bab 51. Antara Marah Dan Rindu
52
Bab 52. Sikap Ibu Sintia
53
Bab 53. Bobby Di Rumah Sintia
54
Bab 54. Sikap Ronald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!