Keesokan harinya seperti biasa, Bobby langsung menghindar terlebih dahulu untuk mendengarkan apa yang akan terjadi dengan korbannya itu.
Dani, Luter, Mamang, Nofri, Angger dan Vence kini mulai bergerilya untuk mencari tahu bagaimana keadaan dari korban Bobby semalam.
Karena tempat tinggal Mamang lebih dekat dari kediaman korban Bobby sehingga Mamang langsung mendapatkan berita tentang kondisi korban Bobby saat itu.
Mamang pun langsung mencari Bobby untuk menyampaikan hal tersebut, namun pemuda itu tidak menemukan orang yang di carinya.
Mamang hanya bertemu dengan Dani, pemuda itu pun langsung menyampaikan informasi yang dia dapatkan tentang kondisi korban kepada Dani.
Hal tersebut agar Dani bisa menyampaikannya kepada Bobby.
Mendengar hal yang di sampaikan oleh Mamang, Dani pun langsung pergi untuk menemui Bobby di tempat persembunyiannya yang hanya di ketahui oleh Dani.
Saat bertemu, Dani pun langsung menyampaikan hal tersebut.
"Bob! Korban kamu mendapatkan sembilan luka tikaman dan saat ini sedang berada di rumah sakit serta sedang menjalankan operasi!."
"Kalau begitu, kamu pergi menemui Vence untuk mencari tahu informasi tentang perkembangannya!." Tutur Bobby kepada Dani.
"Ok! Kamu tunggu di sini dulu, aku akan pergi untuk menemui Vence!." Tutur Dani sambil bergegas pergi.
Dani langsung pergi menuju ke kediaman Vence untuk menemui remaja itu.
Setelah tiba di kediaman Vence, Dani langsung memanggil nama remaja itu.
Dari dalam rumah itu, kini seorang remaja langsung keluar dari dalam dan menyambut kedatangan Dani.
Saat keduanya bertemu, Dani langsung berkata.
"Ven! Saat ini korban Bobby sedang berada di rumah sakit dan sedang menjalani operasi! Apakah kamu boleh untuk pergi mengecek lagi perkembangannya?." Tutur Dani.
"Baiklah! Kalau begitu, aku akan pergi kerumah sakit!." Tutur Vence dan langsung bergegas untuk pergi ke rumah sakit.
Dani pun langsung kembali ke kediamannya.
Ibunya langsung menyambut Dani dan berkata.
"Dani! Dimana Bobby saat ini?." Tanya ibunya.
"Dia saat ini sedang bersembunyi!." Jawab Dani.
"Anak itu, mengapa terus melakukan tindakan seperti itu?." Tutur wanita itu dengan wajah yang sangat sedih.
Dirinya tidak menyangka jika putranya itu kembali lagi telah melakukan tindak pidana penganiayaan dengan senjata tajam lagi.
"Apakah dia sudah makan?." Tanya ibu itu lagi.
"Sudah Bu! Aku yang telah membawakan makanan untukNya!." Jawab Dani lagi.
"Tidak lama lagi pasti akan ada perugas dari kepolisian yang akan datang lagi kesini untuk mencarinya! Kamu juga harus pergi dari rumah agar tidak di tanyai oleh mereka!." Tutur Ibunya.
Dani pun langsung mengiyahkan perkataan ibunya itu dan langsung meninggalkan rumahnya.
Saat hari telah gelap, Vence langsung datang untuk menemui Dani.
Saat keduanya bertemu, Vence pun langsung menyampaikan informasi yang dia peroleh dari rumah sakit.
"Dan! Korban saat ini sudah selesai melakukan operasi dan dalam keadaan pemulihan masa operasi! Dia dalam keadaan baik - baik saja!." Tutur Vence.
"Baguslah! Berarti kita tinggal menunggu berita, apakah tindakan itu telah di laporkan atau tidak!." Tutur Dani.
Setelah beberapa hari berlalu, ternyata tidak ada petugas dari pihak kepolisian yang datang untuk mencari Bobby.
Hal itu di sebabkan karena korban beserta keluarganya tidak melaporkan hal tersebut.
Itu karena Hawe yang adalah paman korban juga menjelaskan bahwa korban sendiri pada saat itu sudah mabuk berat dan suka mencari masalah dengan orang lain, dia juga tidak luput dari tingkah buruk korban.
Karena tidak ada laporan polisi, Bobby pun kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.
Remaja itu kini lebih di segani lagi di lingkungan tempat dia tinggal.
Tak ayal remaja itu juga pergi ke terminal tempatnya bergaul dan juga mulai di segani oleh teman - teman sejawatnya dan juga orang - orang yang lebih tua darinya.
Karena dirinya sudah mulai merasa aman, remaja itu pun berkeinginan untuk pergi menemui Febrianti yang sudah beberapa bulan tidak pernah dia temui.
Malam itu saat dia pergi ke asrama yang di tempati oleh Febrianti, Bobby pun langsung mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan dari beberapa teman gadis yang di carinya.
"Febrianti kini sudah tidak ada lagi disini, dan kemungkinan besar dia sudah tidak lagi akan melanjutkan pendidikannya, sebab saat ini dia sedang mengurus acara pernikahannya!." Tutur seorang gadis yang juga adalah teman Febrianti.
Hati, pikiran serta perasaan Bobby langsung berkecamuk saat mendengar apa yang baru saja di sampaikan oleh gadis di depannya.
Remaja itu pun langsung meninggalkan asrama itu dan mulai berpikir untuk kembali melakukan hal - hal yang melanggar hukum.
Saat dirinya berjalan, remaja itu bertemu dengan seorang pemuda di jalan, pemuda itu pun terus menatap Bobby.
Saat melihat sikap pemuda itu, Bobby langsung berteriak dan membentaknya.
"Hei! Kenapa kamu melihatKu terus menerus? Apakah kamu memiliki urusan denganKu?." Tanya Bobby sambil melangkah untuk mendekatinya.
"Kenapa? Apakah aku tidak boleh melihatMu?." Balas pemuda itu.
Pemuda itu mungkin berpikir terlalu menganggap remeh Bobby karena tubuh remaja itu lebih kecil darinya dan hanya seorang diri.
Saat Bobby sudah berada di dekatnya, dengan cepat remaja itu langsung mencabut pisau badiknya serta langsung dihujamkan ke tubuh pemuda itu.
Pemuda itu tidak bisa mengantisipasi serangan Bobby itu.
Dirinya hanya bisa tersentak saat melihat sebuah benda berwarna putih yang berada di tangan remaja di depannya telah melesat kearahnya dan bersarang di perutnya.
Pemuda itu tidak bisa menunggu serangan kedua kalinya lagi, dia langsung segera melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.
Bobby tidak mengejar pria itu, remaja itu hanya menatap pemuda itu dari belakang saat melarikan diri.
Remaja itu langsung melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke rumah.
Mamang yang melihat tindakan Bobby itu langsung pergi mendekat dengan sepeda motornya dan membonceng remaja itu.
Ternyata saat Bobby pergi ke asrama Febrianti, Mamang langsung di hubungi oleh penanggung jawab asrama.
Saat di hubungi, Mamang langsung bergegas untuk pergi ke asrama itu, namun dirinya sudah tidak lagi mendapati remaja itu.
Mamang pun langsung mencari Bobby, dan saat dia mendapati remaja itu, hal yang sudah dia duga pun sedang terjadi, dimana Bobby sedang menikam seorang pemuda.
"Bobby ini sepertinya sudah menjadi sangat menakutkan! Dalam beberapa bulan ini saja dia sudah tiga kali melakukan penikaman!." Gumam Mamang yang langsung pergi menjemput remaja tersebut.
Keduanya langsung menuju ke tempat yang bisa mereka berkumpul.
Saat tiba di rumah paman Vence yang bernama Pasla yang adalah kakaknya Angger, keduanya langsung di sambut oleh yang lainnya.
"Dari mana saja kalian berdua?." Tanya Angger sambil tersenyum.
Mendengar pertanyaan Angger, Mamang langsung memberikan isyarat kepada mereka agar tidak melanjutkan pertanyaan itu.
Vence pun langsung berkata.
"Bob! Apakah kamu sedang ada masalah?." Tanya Vence penasaran.
Bobby hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya.
"Masalah apa yang sedang kamu hadapi?." Sambung Nofri.
"Gadis yang di kenalkan oleh Mamang, kini sudah menikah dengan pria lain!." Jawab Bobby.
"Tadi Bobby baru saja menikam seorang pemuda yang bertemu dengannya!." Tutur Mamang memotong pembicaraan mereka.
Lima orang yang ada di tempat itu langsung terkejut saat mendengar Bobby kembali telah melakukan tindakan penganiayaan itu.
"Terus, bagaimana dengan keadaan pemuda itu?." Tanya Dani.
"Sepertinya pemuda itu melarikan diri ke arah rumah sakit!." Jawab Mamang.
"Hadew...! Masalah yang satu baru saja terlewati, kini sudah membuat masalah yang baru lagi! Sepertinya kehidupan kita tidak akan ada tenang - tenangnya! Karena polisi akan selalu mendatangi kampung kita ini!." Tutur Luter.
"Sudahlah! MenurutKu, saat kejadian tadi, tidak ada saksi yang melihatnya selain diriKu, sehingga kita tidak perlu khawatir!." Ujar Mamang.
"Masalahnya, kasus penikaman seperti itu sudah pernah terjadi, sehingga pihak dari kepolisian bisa saja berasumsi bahwa hal itu di lakukan oleh orang yang sama setelah mengetahui ciri - ciri sang pelaku! Apa lagi saat ini Bobby masih berstatus buronan!." Tutur Luter lagi.
Mereka pun langsung terdiam sejenak saat mendengar perkataan Luter itu.
"Sudah, jangan di perdebatkan lagi, yang akan menjalaninya aku, jadi kalian tidak perlu khawatir!." Tutur Bobby memotong perkataan Luter.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments