Hemm, entah benar entah salah, apa yang Ziya lakukan ini, Ziya juga tidak mengetahuinya. Yang pastinya Ziya saat ini hanya ingin menyelamatkan keluarganya dalam ruang lingkup bahaya yang telah dilakukan oleh Zoya dahulu.
" Dan, apapun yang akan terjadi disana aku akan tetap bertahan demi orang tuaku ini," Ucap Ziya gigih dalam hatinya untuk meyakinkan dirinya sendiri.
Karena, tidak ingin berlarut dalam kesedihan, akhirnya dengan cepat Ziya memberikan harapan terbaik untuk kedua orang tuanya dengan mengatakan bahwa orang tuanya cukup mendoakan supaya Zoya cepat kembali.
" Maafkan Ziya, Ma, Pa. Doakan saja semoga Zoya cepat kembali dan Ziya akan cepat kembali pada Mama dan Papa." Ucap Ziya yang meminta kepada orang tuanya dan pastinya berharap semoga Zoya cepat kembali.
Lalu, Ziya menghadap ke arah Erwin. Sementara itu, Erwin hanya menatap wajah Ziya dengan tatapan sendu. Dan, Ziya segera bertanya kepastian pada Erwin.
Apakah Pamannya itu bisa memegang janji atas dirinya yang mau mengikuti perintah dari Pamannya itu ?
" Paman jika Ziya disana, apakah Paman bisa memegang janji Ziya." Tanya Ziya pada Erwin saat ini.
" Janji apa, Ziya,," Tanya Erwin yang begitu penasaran.
" Ziya akan pergi kesana, asal Paman berjanji untuk tidak membunuh kedua orang tua Ziya, apapun yang terjadi nanti." Ucap Ziya yang membuat Erwin menganga kaget.
Walaupun Ziya menginginkan perjanjian yang begitu besar baginya ini, tidaklah penting bagi Erwin saat ini. Karena yang terpenting sekarang bagi Erwin adalah membawa Ziya ke istana Alexandre. Dan sangat terlihat di mata Erwin bahwa dirinya segera langsung menganggukkan kepalanya menandakan setuju atas perjanjian yang di pinta oleh Ziya.
" Baiklah, Paman janji, asal kamu bisa janji, untuk menjadi Zoya seperti dia selama ini di Istana Alexandre,," Bilang Erwin pada Ziya secara langsung dengan memberikan perjanjian juga.
Ziya segera mengangguk,,,
" Baik, Ziya akan turuti semua perintah Paman, bagaimana selama ini kehidupan Zoya disana, akan Ziya lakukan seperti itu juga." Ucap Ziya secara langsung yang menyetujui kehendak Pamannya itu.
" Baiklah, kalau begitu kita berangkat." Ucap Erwin yang membuat Ziya sangat terkejut.
Karena, Ziya pikir sekitar beberapa hari lagi dirinya akan pergi kesana, tapi ternyata hari ini juga dan detik ini juga. Ziya sangat kaget sekali pastinya.
" Apa Paman, sekarang," Ucap Ziya kaget yang membuat mulutnya ternganga.
" Ya, mau kapan lagi,," Jawab Erwin menjawab pertanyaan Ziya yang sangat kaget itu.
" Kenapa tidak beberapa hari lagi, Paman,," Pinta Ziya yang bingung atas semua keadaan di dalam istana Alexandre.
Ya, memang Ziya tahu bagaimana indahnya dan mewahnya kediaman Alexandre, tapi Ziya tidak tahu bagaimana sifat, cara, adat untuk tinggal disana.
" Memangnya, kamu mau membuat anak Alberto semakin menangisi kepergian Mommynya." Ucap Erwin menjelaskan keadaan genting yang terjadi di dalam kediaman Alberto saat ini.
" Tapi, aku tidak tahu siapa saja orang yang ada disana." Ucap Ziya yang membenarkan posisi dan keadaannya memang benar tidak mengetahui siapapun yang ada disana.
Karena, mendapatkan ungkapan Ziya seperti itu, dengan cepat Erwin menenangkan pikiran Ziya yang seakan kalut terhadap keadaan kediaman Alexandre dan orang-orang yang berada disana.
" Tenang, selama di perjalanan Paman akan menjelaskannya padamu, Paman tahu kau sangat pintar dalam sekejap kau pasti akan bisa mengenali karakter mereka semua yang berada di sana." Ucap Erwin yang sangat mengerti tentang Ziya yang sangat pintar itu.
Karena, mendengar ucapan Erwin yang begitu meyakinkan Ziya, akhirnya Ziya dengan segera mengangguk mengikuti semua perkataan dari Erwin saat.
" Baiklah Paman, kalau Paman begitu yakin pada Ziya, Ziya akan ikuti semua ucapan Paman." Ucap Ziya mengangguk merasa yakin atas semua ucapan Pamannya itu.
" Gadis pintar,," Puji Erwin terhadap Ziya.
Namun pujiannya itu membuat tatapan mata Zalina dan James sangat tidak menyukai Erwin saat ini.
Dengan segera Ziya kembali menoleh dan melangkahkan kakinya menghadap Mama dan Papanya serta berpelukan dengan mereka. Di dalam pelukannya itu Ziya mengucapkan kata semangat untuk Mama dan Papanya yang akan ditinggalkannya.
" Mama dan Papa jangan khawatir ya, Ziya saja tidak khawatir dan tidak takut. Jadi Ziya harap Papa dan Mama jangan takut, dan jangan sedih kasih semangat buat Ziya." Ucap Ziya memeluk kedua orang tuanya.
" Jaga diri kamu sayang, semoga kamu selalu bahagia disana." Bilang Mama Zalina yang membelai lembut rambut Ziya.
Ziya mengangguk..
" Baik Ma,, Mama juga jaga diri Mama dan Papa, ya." Ucap Ziya sambil melihat ke arah Mama dan Papanya.
Setelah itu, Ziya menatap wajah Papanya dengan tatapan penuh kasih sayang, Ziya segera memberikan pesan kepada Papanya untuk selalu menjaga Mamanya.
" Pa, Jaga Mama untuk Ziya, tunggu Ziya kembali dan kita akan berkumpul lagi." Ucap Ziya memberikan pesan kepada Papanya untuk menyemangati Papanya.
Karena, mendengar ucapan Ziya yang memberikan pesan kepada James itu, secara langsung James memeluk putrinya dengan erat.
" Kamu yang harusnya jaga diri nak." Ucap James yang erat memeluk putrinya.
" Ziya janji akan selalu jaga diri, dan janji untuk bersama kalian lagi." Ucap Ziya yang menenangkan perasaan khawatir pada James
Setelah berpelukan dan mengucapkan kata-kata terakhir untuk berpisah. Dengan segera Ziya bersama Erwin pergi dari rumah meninggalkan Zalina yang menangis terduduk lemas di depan teras rumahnya. Ziya sama sekali tidak menitikkan air matanya karena, ia ingin menguatkan perasaan orang tuanya.
Ziya hanya tersenyum melambaikan tangannya menyemangati Mamanya, serta Papanya yang Ziya sangat kenal selalu kuat dan tegar, tapi, baru kali ini Ziya melihat Papanya menitikkan air mata saat Ziya pergi bersama Erwin.
Dari dalam mobil Ziya terus melihat Papa dan Mamanya yang menangis terduduk. Ziya ingin sekali menggapai Mamanya, tapi sayang saat ini Ziya telah berada di dalam mobil. Ziya sangat melihat Papanya duduk dan mengelus lengan Mamanya.
Mobil Erwin segera berjalan meninggalkan kediaman orang tuanya Ziya saat ini. Dan pastinya di dalam mobil Ziya tidak lagi bisa menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.
" Hiks,,, hiks,, hiks,,, hiks,, Mama,,, Hiks,, Papa," Suara tangis Ziya terpecah saat berada di dalam mobil.
Akhirnya air mata yang selama ini Ziya bendung pun mengalir deras. Ziya menangis sejadi-jadinya. Sehingga membuat Erwin yang duduk di depannya itu segera membujuk Ziya untuk tidak menangis seperti ini.
" Sudahlah, jangan menangis,, kamu disana jangan takut, tidak akan ada yang terjadi padamu, jika kamu bisa menjadi Zoya." Ucap Erwin yang membujuk Ziya menangis.
Sebenarnya Ziya bukan menangisi pergi ke istana Alexandre, melainkan menangisi kepergian dirinya meninggalkan kedua orang tuanya yang sangat mencintainya itu.
Ziya hanya terdiam mendengar ucapan Erwin yang sengaja membujuknya. Ziya tahu bahwa saat ini Erwin membujuk dirinya, tapi percuma saja bujukan Erwin sama sekali tidak membuat perasaan Ziya luntur dalam kesedihan.
" Siapa juga yang menangisi kepergian aku kesana,, aku menangisi orang tuaku,," Gumam Ziya dalam hati yang masih menangis.
Setelah hati Ziya dan perasaannya cukup tenang, Dengan segera Erwin menceritakan keadaan bagaimana kehidupan di istana Alexandre kepada Ziya.
Menurut cerita dari Erwin di dalam penjelasannya kepada Ziya sangatlah menarik, sehingga membuat Ziya merasa penasaran bagaimanakah kehidupan pengusaha sukses kaya raya seperti keluarga Alexandre itu.
Tapi, di dalam pikiran Ziya saat ini adalah kenapa, Zoya yang selama ini mata duitan serta hanya bisa menghambur-hamburkan uang itu bisa kabur tanpa sepengetahuan siapapun.
Yang tidak habis Ziya pikir saat ini, Erwin tadi pernah mengatakan bahwa di kediaman Alexandre saat ini Zoya telah memiliki seorang anak laki-laki yang masih kecil.
Kenapa Zoya bisa tega meninggalkannya sendiri disana ?
" Paman tadi bilang, Zoya sudah memiliki putra, tapi, kenapa Zoya kabur meninggalkan putranya itu ?" Tanya Ziya dalam hati yang membuat dirinya menjadi penasaran.
Dan bahkan membuat anaknya sendiri menangis merindukan dirinya.
" Heemmm Zoya, jika kau pulang maka aku akan memakimu, hanya Zoya seorang ibu yang tega kabur sendirian tanpa melihat ke belakang lagi untuk memikirkan anaknya." Ucap Ziya lagi dalam hati memaki kejahatan Zoya yang tega meninggalkan anaknya.
" Ibu macam apa dia,, yang tega meninggalkan anaknya." Gumam Ziya marah yang membuat Erwin kaget mendengar ucapan Ziya yang mengatakan Zoya jahat dan tega.
" Apa Ziya." Tanya Erwin sedikit kaget mendengarkan ocehan Ziya sendiri di belakang.
" Iya, yang aku bilang Ibu macam apa Zoya yang tega meninggalkan anaknya Demian masih kecil.." Ucap Ziya yang sangat marah atas kelakuan keji Zoya terhadap anaknya sendiri.
Erwin menelan salivanya, terlihat sekali sangat kaget dan terkejut atas ucapan Ziya. Cukup lama perjalanan yang Ziya rasakan saat ini. Pastinya karena, merasakan perjalanan yang cukup jauh itu sehingga membuat dirinya tak bisa menahan rasa kantuknya. Akhirnya Ziya pun tertidur.
Tak lama kemudian, Ziya merasakan heran dan sedikit terbangun karena mendengar suara Erwin yang telah membangunkannya.
" Ziya bangun,, kita sebentar lagi sampai." Bilang Erwin pada Ziya yang telah tertidur.
" Iya, Paman,," Jawab Ziya mulai membuka matanya perlahan-lahan.
Seketika Ziya kaget dan membuka matanya, tak terasa mobil yang dinaikinya sekarang sudah masuk ke dalam wilayah istana megah Alexandre. Dengan cukup cepat Ziya merapikan dirinya. Setelah merasa rapi, Ziya mulai melirik kiri dan kanan melihat-lihat suasana wilayah istana Alexandre.
Mulutnya menganga dan kagum melihat keindahan istana Alexandre.
" Jadi ini,, istana Alexandre.." Tanya Ziya yang masih melihat semua suasana taman istana Alexandre.
" Ya benar." Ucap Erwin mengangguk mengatakan bahwa mereka saat ini telah masuk ke dalam wilayah Istana Alexandre.
Ziya merasa cukup cemas, khawatir, takut perasaan itu bercampur aduk. Karena sebentar lagi ia akan tinggal di istana ini untuk menggantikan sosok Zoya yang telah hilang.
" Aduhhh sebentar lagi aku akan menghadapi mereka semua,," Ucap Ziya yang merasa khawatir dan bergetar dalam hatinya.
Tak lama kemudian sampailah mobil Erwin tepat di depan pintu masuk istana Alexandre. Dan, semakin membuat Ziya bertambah khawatir, cemas, dan takut.
" Aduuuhhh,, kenapa hatiku berdebar kencang seperti ini, bagaimana aku harus menghadapi ini semua,," Ucap Ziya dalam hati yang begitu cemas karena, saat ini mobil mereka telah memasuki area depan taman kediaman Alexandre.
Memang benar kediaman Alexandre ini begitu luas, besar dan pastinya sangat membuat kagum di mata semua orang yang telah melihat keindahan dan kesegaran pada wilayah taman istana ini.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 715 Episodes
Comments
Andika Krisnasunu
iya aku jg kayak pernah baca novel ini tp dimana aku uda lupa,tp ngak sampe habis bc nya,aku jd penasaran akhir nya gimana bakal seru nich kyk nya,emang aku uda lm cari nya tp lupa judul nya🤭🤭🤭
2023-04-07
0
neng aya
🤗
2022-03-22
1
Risdasyaqilanacwa
Ndak usa pake kata"bilang""
2022-03-14
2