Ziya begitu ingat sekali, disaat pernikahan Zoya beberapa tahun lalu dengan keluarga Alexandre yang sangat berperan dan berpengaruh besar di negara ini. Keluarganya, dilarang muncul dan datang di hari pernikahan Zoya bahkan publik. Karena, publik dan keluarga Alexandre hanya mengetahui bahwa Zoya adalah Putri kandung satu-satunya Paman Erwin, dan tidak memiliki saudara kembar seperti dirinya.
" James, Kamu harus menepati janji yang kamu ucapkan, Kamu lebih memilih menikah dengan Zalina, orang yang ditugaskan untuk membunuh aku. Aku mengizinkan Zalina hidup karena kalian sudah berjanji, kapanpun aku meminta kehidupan kalian. Kalian akan memberikannya.." Ucap Paman Erwin pada Papa yang masih duduk terpaku.
Saat itu Ziya pastinya tidak mengerti, maksud dari omongan Paman Erwin. Yang hanya di benak Ziya ternyata dulunya Papa dan Mamanya menikah tidak disetujui oleh Paman Erwin bahkan keluarga besar Papa.
Ziya tidak mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, Ziya tidak ingin memikirkannya lagi, karena apabila dia mengenang hal itu dan bertanya pada Mamanya hanya akan membuat Mamanya menjadi sedih.
Ziya bingung situasi yang dihadapinya sekarang. Yang jelas Ziya melihat tatapan mata mama sangat khawatir dan ketakutan. Ziya mengerti dengan posisi dan keadaan mamanya sekarang, Ziya langsung memeluk erat lengan tangan mamanya berusaha untuk menenangkan pikiran dan perasaan mamanya.
" Maksudnya, Paman apa,,?" Ucap Ziya yang masih bingung dalam hati.
Ziya saat ini masih diam saja, karena dia belum tahu apa penyebabnya dan apa yang sedang dibahas.
Kehilangan Zoya memang pukulan yang sangat berat bagi Zalina. Apalagi saat Zoya masih kecil sudah direnggut secara paksa oleh Paman Erwin oleh sebab itu menyimpan luka yang terdalam di hati Zalina.
" Apa yang kamu inginkan ? " Tanya Papa memecahkan keheningan yang terjadi di antara kami saat ini.
" Yang kuinginkan saat ini, tentunya kamu tahu,," Bilang Paman Erwin santai menghadap Mama dan Papa.
Ziya terlihat semakin menjadi cemas, apakah nanti Paman Erwin hendak membunuh Mamanya saat ini.
" Apa, katakan..?" Tanya Papa dengan sangat serius dan berani secara langsung kepada Erwin.
" Aku ingin Ziya menggantikan Zoya.." Ucap Paman Erwin yang membuat Ziya pastinya sangat terkejut.
Ziya sangat terkejut sekali saat mendengarkan ucapan Paman Erwin mengatakan bahwa dirinya akan segera menggantikan posisi Zoya.
" Apa... " Ucap Ziya secara spontan karena hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya yang sedang ternganga sekarang.
" Maksudnya posisi Zoya apa,,?" Tanya Ziya dalam hati.
Ziya sangat tidak menyangka bahwa Paman Erwin menginginkan dirinya untuk menggantikan Zoya disaat Zoya sedang menghilang sekarang.
" Ya ampuunnn,, kenapa Papa terlihat begitu kaget, sama seperti diriku,," Ucap Ziya yang menatap wajah Papanya dalam hati.
James terlihat sangat kaget, mendengar permintaan konyol dari Paman Erwin.
Apalagi Zalina, yang tadinya Ziya memegang lengan Mamanya hanya untuk membuatnya tenang, tapi saat ini Ziya sangat melihat wajah Mamanya pucat dan suhu tubuh Mamanya menciut berubah menjadi dingin.
" Mama,, kenapa Mama terlihat seperti ini,, Ziya tidak mau berpisah dengan Mama,," Ucap Ziya yang hanya bisa dilontarkan dalam hatinya.
Ketakutan dan luka yang telah tergores lama akhirnya terulang kembali. Mama Ziya syok mendengar permintaan Paman Erwin saat ini.
Bagaimana dengan Ziya ..?
Apa yang harus dilakukannya..?
Ziya berpikir dalam hatinya apakah maksud dari pamannya itu menggantikan posisi Zoya dalam hal apa ?
" Maksud Paman apa, menggantikan posisi Zoya dalam hal apa,,?" Tanya Ziya dalam hati, Ziya tidak berani membantah sedikitpun saat ini.
Karena, Ziya sangat tahu sekali perpecahan di antara Paman Erwin dan Papanya itu sudah berlangsung sangat lama. Sehingga membuat Ziya hanya bisa berdiam diri saja saat ini. Mendengarkan semua perkataan yang diucapkan oleh Paman Erwin
Tapi, apabila terjadi pertikaian secara berlangsung pastinya Ziya tidak akan tinggal diam.
Disaat Paman Erwin menginginkan diri Ziya untuk menggantikan Zoya, Pastinya Zalina sangat kaget, khawatir, cemas dan tidak akan menginginkan hal yang telah terjadi di waktu dahulu bisa terjadi lagi di waktu sekarang.
" Oh God,, apa yang harus kulakukan,," Bilang Ziya dalam hati saat melihat ketakutan di wajah Mama dan Papanya.
Apalagi disaat Ziya melihat James yang mulutnya menganga dan menggelengkan kepalanya serta mengeluarkan keringat dingin di pelipis keningnya, bingung harus melakukan apa.
" Pa,, Ziya takut,," Ucap Ziya dalam hati saat melihat ketegangan di wajah Papanya.
Terlihat begitu kasihan sekali Mama dan Papa Ziya detik ini, memangnya apa kesalahan kedua orang tuanya sehingga Paman Erwin semena-mena dengan kedua orang tuanya itu.
" Memangnya apa salah orang tuaku, Paman,," Ucap Ziya yang ekspresi wajahnya berubah menjadi cemas dan takut itu.
Suasana saat ini tiba-tiba terasa sangat dingin sekali. Perasaan yang sedang dirasakan oleh Ziya begitu mencekam dan berkecamuk, bercampur aduk menjadi satu, entah apa yang harus dilakukannya ?
Disaat suasana sedang tidak enak ini, Zalina langsung berdiri dari tempat duduknya, lalu dengan langkah gontai Zalina berjalan menuju tempat Erwin yang sedang berdiri.
" Mama,, apa yang mama lakukan,," Bilang Ziya dalam hati sangat cemas sekali atas tindakan Mamanya ini.
Karena, Ziya tahu atas sikap dan sifat dari Pamannya yanh begitu mudah sekali membunuh orang di hadapannya. Saat itu juga sangat jelas sekali di mata Ziya bahwa Zalina berlutut tepat di kaki Erwin. Karena, tindakannya ini membuat mata Ziya kaget dan tidak menyangka.
" Mama.." Ucap Ziya kaget dan hanya kata itu yang keluar dari mulut Ziya saat ini.
" Ya ampun, Ma,, apa yang Mama lakukan,," Ucap Ziya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Mamanya ingin sekali Ziya menggapai Mamanya.
Ziya tidak tega melihat Mamanya saat ini berlutut di depan kaki Pamannya itu. Tidak menyangka bahwa Mamanya akan melakukan hal ini, berlutut dan memohon pada Pamannya, agar Pamannya tidak mengulangi kejadian yang telah terjadi di waktu dulu.
" Aku tidak tega melihat Mama berlutut seperti itu,," Ucap Ziya yang tidak sanggup untuk melihat keadaan seperti saat ini.
Ziya segera beranjak bangun dan melangkah menuju ke arah Zalina yang sedang berlutut. Lalu, Ziya memeluk lengan Zalina agar Zalina tidak perlu berlutut di kaki Erwin.
" Ma,," Ucap Ziya spontan menggelengkan kepalanya menatap wajah Zalina.
Tapi, sayangnya sesaat kemudian Zalina menghempaskan tangan Ziya, lalu Zalina masih saja rela berlutut di kaki Erwin, hal itu sangat membuat Ziya semakin kaget.
" Bunuh saja aku kak,, aku rela,, jika sekarang Kakak membunuhku,," Ucap Zalina yang membuat Ziya terhenyak kaget.
" Aku tidak rela kalau kakak menghancurkan kehidupan anakku lagi, hiks... hiks..." Suara ucapan yang keluar dari mulut Zalina saat ini dan langsung terisak menangis.
Seakan terdengar di telinga Ziya bahwa selama ini berarti Paman Erwin selalu menghancurkan kehidupan anak-anaknya Zalina dan James.
" Maksud,, Mama,," Tanya Ziya dalam hati mendongakkan kepalanya menatap Mamanya tidak menyangka atas ucapan Mamanya itu.
Ziya tidak menyangka Mamanya akan memohon seperti itu, demi kebahagiaan Ziya anaknya yang hanya tinggal satu-satunya lagi, Mamanya rela berlutut seperti ini di bawah kaki Erwin.
Dalam sekejap Erwin terlihat seperti mengernyitkan dahinya dan secara langsung berkata pada Zalina.
" Menghancurkan,,? Hahahahahahahaha maksudmu apa, Zalina... Kau tahu semenjak kau membongkar rahasia itu, hidup keluarga ini semuanya sudah hancur.." Ungkap Erwin yang membuat Ziya tambah bingung.
Dan dalam seketika James teriak membentak Erwin disaat Erwin menertawakan perkataan Zalina.
" Cukup Erwin,,,!!!" Teriak James, membentak Erwin agar segera menghentikan ucapannya itu.
Ziya terkejut sekali saat mendengar bentakan yang keluar dari suara James Papanya itu.
Tapi tidak sama sekali membuat Erwin bergeming untuk menghentikan omongannya, dia masih saja melanjutkan pembicaraannya untuk mengingatkan masa lalu yang begitu buruk yang terjadi pada mereka semua.
" James,, apakah kau ingat,, semua ini terjadi karena kau,, Kau yang telah membuat situasi kita menjadi sulit,, dan kau juga yang membuat keadaan kita jadi begini,, Hancuurrrr,,," Ucap Erwin yang pedas, kata demi kata yang keluar dari mulutnya Erwin membuat James sangat marah dengan wajah yang memerah.
" Cukup Erwin, aku bilang cukup,," Bilang Papa dengan mata yang memerah.
Lagi-lagi James membentak Erwin tapi Erwin masih saja tidak bergeming mendengar ucapan James yang telah membentaknya itu.
" Pa,," Suara Ziya yang keluar dari mulutnya tapi sama sekali tidak terdengar oleh siapapun. Hanya Ziya yang bisa mendengarkan ucapannya.
Disaat itu Ziya belum bisa mengambil keputusan dan tindakan yang harus dilakukannya, karena Ziya masih bingung, kenapa saat dirinya pulang terjadi pembicaraan seperti ini, Paman dan Papa berbicara suatu hal yang sangat tidak diketahui olehnya.
" Asal kau tahu James,, jika kau tidak mengundurkan diri dari dunia hitam, aku tidak akan mengambil resiko besar seperti ini,," Ucap Erwin lagi-lagi mengingatkan James yang sedang berbalik ke arah jendela.
Ziya sangat kaget saat mendengar ucapan Erwin mengatakan bahwa dulunya James Papanya itu bekerja di dalam dunia hitam.
Maksudnya dunia hitam, apa ?
Sebuah Pertanyaan yang begitu membuat Ziya penasaran.
" Apa,, maksudnya dulu Papa bekerja di dunia hitam,, aku tidak mengerti maksudnya apa,," Tanya Ziya dalam hatinya sendiri yang bingung atas ucapan Pamannya.
Dan, dengan tiba-tiba Erwin lagi-lagi mengingatkan hal yang terjadi pada waktu dahulu, yang semakin menambah Ziya penasaran dan tidak mengerti.
" Dan kau harus ingat,, karena cintamu ini, kita kehilangan Ayah yang sudah membesarkan kita. Kau tahu itu, keluarga besar kita akan tenggelam dan kita semua akan mati tanpa tersisa,," Ucap Erwin yang membuat James semakin bergetar untuk melakukan sesuatu.
" Hah!! Apa Maksudnya Paman,," Tanya Ziya yang bingung atas semua ucapan Erwin saat terakhir mengatakan bahwa kedua orang tuanya menikah menyebabkan Kakeknya meninggal.
" Kau tahu Ziya, karena, Mamamu ini, Daddy kami meninggal,," Bilang Erwin yang begitu kasar pada Ziya.
Sontak Ziya kaget mendengar ucapan Erwin yang telah menjelaskan bahwa semua ini kesalahan dari orang tuanya.
" Cukup Erwin,," Teriak James yang membuat Ziya kaget.
Sesaat Ziya semakin dibuat James kaget yaitu disaat James mengambil pistol di dalam pinggangnya lalu mengacungkan pistol itu ke kepalanya sendiri.
" Papa, jangan,,,," Ucap Ziya sambil berlari menuju arah James dan coba mengambil pistol dari tangan Papanya, hanya untuk menghentikan tindakan James
" Pa, jangan,, Ziya mohon. Kalau Papa menembakkan diri Papa sendiri, maka selanjutnya Ziya yang akan menyusul Papa.." Ucap Ziya memohon pada James, untuk segera mengurungkan niatnya.
Dengan spontan, perlakuan James seperti ini, membuat Ziya dan juga Zalina berteriak histeris. Karena mendengar permohonan langsung dari putrinya itu hati James langsung luluh, lalu menurunkan pistol itu perlahan dari kepalanya yang telah diangkat sebelumnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 715 Episodes
Comments
Nenk dina Lia
kebanyakan ngomong dalam hati si ziya
2023-09-19
3
Kkdell Wonda
cerita nya bagus ☺️ tapi terlalu berbelit-belit kak
2023-05-18
1
chusni musfirah
terlalu banyak kata bilang terus bpaknya dari dunia hitam ko anaknya lemah penakut gitu
2023-05-04
0